Kapal Pendidikan Lingkungan Kelautan . Foto : doc/CII-R4
(Conservation International Indonesia - Raja Ampat)
Setelah menempuh perjalanan selama tujuh hari dari Benoa-Bali, akhirnya Kapal Pendidikan Lingkungan Kelautan yang diberi nama “Kalabia” tiba di perairan Kabupaten ratusan pulau. Kapal pendidikan lingkungan kelautan untuk anak-anak yang disponsori oleh Conservation International dan The Nature Conservancy diresmikan pengoperasiannya oleh Bupati Kab.Raja Ampat,di kampung Saonek,distrik Waigeo Selatan, kab.Raja Ampat ( 28/2 ).
”Berlayar sambil Belajar,” di Kalabia. Itulah motto pendidikan lingkungan kelautan yang tertulis di badan kapal Kalabia. Nama Kalabia oleh penutur bahasa Ma’ya yakni etnis Ma’ya penghuni pulau-pulau Raja Ampat berarti ikan hiu berbentuk kadal yang berjalan dengan siripnya ketika mencari makan di atas karang-karang. Sedangkan penduduk suku Biak-Raja Ampat mengenalnya dengan nama ”Mandemor,” sementara kebanyakan orang menyebutnya dengan istilah ”walking shark.” Lingkungan akademik,khususnya para pakar ikan sering memanggil Kalabia dengan istilah ”Bamboo Shark, atau Hemiscylliidae.”
Kapal Pendidikan Konservasi dengan nama Kalabia. Foto : doc/CII-R4
Kalabia merupakan ikan endemik yang hidup diperairan laut teluk Cenderawasih, kepulauan Raja Ampat dan Kaimana di sekitar teluk Triton. Kalabia sekaligus melambangkan kebanggaan penduduk Papua di Propinsi Papua Barat yang memiliki tingkat keaneragaman hayati laut yang terkaya di dunia.
Selain itu, sebanyak 30 orang anak secara maksimum dapat berpartisipasi di atas kapal dari 3 hari program pendidikan di satu kawasan. Kapal yang sarat dengan media belajar itu,dilengkapi dengan dua kapal tender yang bisa digunakan untuk membawa anak-anak snorkling dan menjangkau kawasan hutan manggrove. Perpustakaan,peralatan audio dan video merupakan fasilitas lain yang tersedia diatas kapal. Fasilitas support kapal sangat mendukung untuk tetap merasa home,misalnya tersedia 16 tempat tidur untuk penumpang dan delapan tempat tidur untuk awak kapal, toilet,ruang meeting kecil, gudang dan dapur. Kelengkapan media belajar pendidikan konservasi seperti masker,snorkel,boneka dan beragam media bantu belajar menambah kelayakan dari sebuah kapal pendidikan lingkungan bergengsi.
Kalabia menandakan dimulainya upaya yang serius untuk menyelamatkan biota-biota laut endemik yang sangat langkah dan tidak dijumpai di tempat lain di belahan bumi. Biota-biota laut endemik itu dan kekayaan alam laut Raja Ampat serta bentangan laut Papua di Propinsi Papua Barat merupakan asset kekayaan seluruh orang Papua dan masa depannya. Program pendidikan Lingkungan di kapal Kalabia diarahkan untuk membentuk perubahan perilaku yang pro kepada konservasi. Karena itu, anak-anak merupakakan target jangka panjang apabila kita hendak membicarakan isu perubahan perilaku konservasi bagi ketersediaan sumber-sumber alam secara berkelanjutan,artinya diharapkan generasi Papua masa datang akan sungguh-sungguh berkomitmen pada pembangunan yang berwawasan ekologi,sehingga pemanfaat sumber-sumber daya alam itu akan berpihak pada dukungan ekologi yang berkelanjutan, ujar Alberth Nebore, Raja Ampat Program Manager.
Sementara itu, dalam sambutan peresmian kapal Kalabia, bupati kab. Raja Ampat mengatakan, ”hari ini, kab.Raja Ampat melangkah lebih maju. Kehadiran kapal Pendidikan kelautan menunjukan bahwa betapa pentingnya laut dan keanekaragaman hayati perairan itu dijaga. Karena masyarakatlah yang akan menikmati seluruh kekayaan alam laut yang ada di kab.Raja Ampat ini.”