Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

21 February 2007

Jayapura : Disnak Kab. Jayapura Siaga I, Antisipasi Flu Burung, Minta Warga Melaporkan Ada Unggas Mati Tidak Wajar

( Cenderawasih Pos, Selasa 20 Februari 2007 )
Guna mengantisipasi menyebarnya virus Flu Bu­rung di Kabupaten Jayapura, kini Dinas Peternakan Kabupaten Jaya­pura telah siaga 1, dengan langsung menyikapi jika ada laporan unggas yang mati tidak wajar dari masyarakat. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Peternakan Kabu­paten Jayapura Terianus Krey, MMT, yang ditemui di ruang kerjanya Senin (19/2) kemarin.

Menurut Terianus Krey, beberapa kasus kematian ternak ung­gas yang mati secara mendadak dengan gejala klinis sepeti penyakit flu burung, langsung ditindaklanjuti secara sigap dengan mengirim sample ke Balai Besar Veteriner Maros untuk diteliti lebih lanjut.

Dikatakan, bahwa berdasarkan laporan dari masyarakat, sampai saat ini pihaknya sudah dua kali mengirim sample dari ternak unggas yang dicurigai mati karena virus flu burung. Pengiriman sample pertama, dari kasus kema­tian unggas di Kampung Asei Kecil, dimana 2 Merpati, 2 bebek dan 1 ayam yang ditemukan mati secara mendadak. Yang terakhir, adalah laporan dari warga masyarakat di BTN Puskopad, dimana unggas yakni dua ayam dan I burung merpati juga mati secara mendadak.

"Samplenya langsung kita ambil dan kita kirimkan melalui drh. Jafar yang kebetulan hendak berangkat ke Maros,"tutur Teria­nus Krey yang mengaku sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil penelitian di laboratorium balai besar Veritener Maros tersebut.

Meski saat ini, pihak Dinas Peternakan sudah mengirimkan dua kali mengirimkan sample ter­nak unggas yang dikirim ke Maros, namun pihaknya tetap berharap agar masyarakat tidak panik dan segera melaporkan ke petugas dinas Peternakan bila mendapati ternak unggasnya mati secara tidak wajar "Virus flu burung ini sebenarnya mudah mati terkena sinar matahari, bahkan dengan disiram air deterjen juga bisa mati,"ujar Terianus Krey yang menyarankan agar para peternak unggas terus menjaga sanitasi kandangnya. (tri)

Merauke : Kebutuhan Ayam Beku dan Telur Terus Meningkat, Dari Sosialisasi Larangan Masuknya Unggas ke Merauke

( Cenderawasih Pos, Selasa 20 Februari 2007 )
Dalam beberapa bulan terakhir ini, kebutuhan ayam potong di Merauke, khususnya ayam yang telah dibekukan setiap bulannya terus mengalami peningkatan, Bila sebelumnya, saat kapal-kapal Thailand masih beroperasi di Laut Arafura yang membuat harga ikan masih murah, kebutuhan daging ayam beku berkisar antara 40-50 ton perbulannya, maka saat ini kebutuhan ayam potong antara 80-100 ton setiap bulannya.

'"Dalam beberapa bulan terakhir ini sejak kapal Thailand tidak ada, kebutuhan ayam beku di Merauke terus meningkat Sekarang dalam sebulan dari beberapa yang bergerak dalam usaha ini bila mendatangkan antara 80-100 ton,"ungkap Agus, salah satu pengusaha ayam beku saat Sosialisasi Instruksi Bupati tentang larangan memasukan, unggas dari luar Merauke, kemarin.

Selain meningkatnya kebutuhan ayam beku tersebut, juga kebutuhan telur buras terus me­ningkat. Dalam sebulannya, kata Agus, kebutuhan akan telur bisa mencapai 120 ton. Tentunya, kata Agus, dengan larangan memasukan unggas termasuk ayam beku dan telur tersebut sangat berdampak bagi masyarakat dimana akan berpengaruh pada harga barang lain.

Meski demikian, Agus dan beberapa pengusaha ayam beku dan telur yang hadir dalam sosialisasi tersebut menyatakan siap untuk menjalankan intruksi yang dikeluarkan Bupati tersebut untuk tidak memasukan unggas ke Merauke.

Kepala Dinas Peternakan Ir Bambang mengatakan kebutuhan ayam beku yang terus meningkat tersebut harus dicarikan jalan keluarnya. Untuk itu, kepada para pengusaha ayam beku dan telur, Bambang memberi tantangan baru untuk dapat beralih usaha menjadi produsen (mengembangkan sendiri, red) di Merauke, dimana pemerintah daerah akan memberikan bantuan modal untuk usaha tersebut. "Ini merupakan. peluang dan kesempatan emas bagi mereka yang ingin bergerak di bidang usaha ini. Karena selain untuk memenuhi kebutuhan di Merauke, juga bagi 3 kabupaten pemekaran ."kata Bambang memberi tantangan.

Beberapa pengusaha daging beku yang hadir menyatakan siap untuk membuka usaha ini. Namun, meminta kepastian dari Pemerintah Daerah untuk bisa memproteksi larangan tersebut. "Jangan sampai kami sudah bergerak dalam usaha ini pemerintah membuka' 'kran' lagi, sehingga sudah pasti kami akan merugikan,"kata Agus mewanti-wanti.

Menangapi hal tersebut, Bambang mengatakan bahwa, Pemerintah Daerah akan komit terhadap larangan mendatangkan unggas dan burung dari luar tersebut untuk mengantisipasi masuknya flu burung ke Merauke, "Selani pengusaha yang akan rugi, juga pemerintah. Kalau kita terus tergantung sama daerah lain, kapan kita maju. Jadi harus di mulai dari sekarang dengan membuka usaha ini," terang Bambang.'

Untuk diketahui, sejak kapal-kapal Thailand tidak beroperasi di sekitar Laut Arafura, harga ikan di Merauke terus melambung naik. Akibatnya, sebagian warga beralih mengkonsumsi 'ayam potong yang telah dibekukan yang selama ini didatangkan dari luar Merauke untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. (ulo)

10 February 2007

Wondama : Perairan Teluk Wondama Perlu Pengawasan

( Cenderawasih Pos, Jumat 09 Februari 2007 )
Perairan Kabupaten Teluk Wondama yang memiliki kekayaan alam perlu pengawasan yang ketat dari aparat terkait. Sebab, tidak menutup kemungkinan ancaman yang akan merusak kekayaan alam tersebut akan terjadi. Polres Teluk Wondama bersama instansi terkait lainnya mempunyai peranan penting untuk menjaganya. Wakapolres Teluk Wondama AKP Drs Matius Paken yang dikonfirmasi Manokwari Pos diruang kerjanya mengatakan sampai saat ini pihaknya belum memiliki Polisi perairan yang secara khusus menjaga kekayaan alam diwilayah Kabupaten Teluk Wondama. Namun, hal tersebut lanjut Paken bukan halangan baginya.

Pihaknya siap membackup pengamanan diwilayah perairan. Dikatakan, kalau ada laporan dari masyarakat pihaknya akan segera ke lokasi untuk mengecek kebenaran laporan tersebut. selanjutnya akan mengambil tindakan. Kemudian sebelum memproses pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait. Selama ini baru sekali menangani kasus dugaan pelanggaran diperairan. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lanjut Paken hanya kesalahan teknis, ijinnya tidak dicantumkan secara lengkap.

Diakui dalam melaksanakan tugas pengamanan dilaut pihaknya kekurangan sarana transportasi berupa speed boat. Namun, kedepan lanjut dia pihaknya akan tetap mengupayakan sarana pendukung tersebut, mengingat wilayah perairan banyak memiliki kekayaan alam yang harus dijaga dan dilestarikan.(sr)

08 February 2007

Jayapura : Kekuatiran Ibu Rumah Tangga Soal Campuran Pemutih dan Pengharum Beras, Tetap Was-was, Minta Balai POM Kontrol ke Lapangan

( Cenderawasih Pos, Rabu 07 Febuari 2007 )
Terungkapnya kasus pengunaan bahan kimia sebagai bahan pemutih maupun pengharum beras di daerah Jawa yang dilansir oleh media elektronik baru-baru ini, ternyata berdampak timbulnya kekuatiran di kalangan ibu-ibu rumah tangga, khususnya yang ada di Kabupaten Jayapura. Bagaimana tanggapan mereka terkait dengan pengunaan bahan kimia pada beras tersebut?

Campuran pemutih dan pengharum yang terdapat dalam beras bermerek yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu di daerah Jawa, yang tidak tertutup kemungkinan akan disuplay ke luar daerah seperti Papua, pastinya akan menimbulkan rasa was-was bagi masyarakat khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga.

Campuran pemutih yang mengandung zat kimia ini dianggap akan mengganggu kesehatan dan jika dikonsumsi secara terus-menerus memang sangat membahayakan, karena akan merusak organ-organ dalam tubuh. Seperti Ny. Murni misalnya mengaku sangat kuatir dengan penemuan tersebut. Pasalnya, dia yang guru di SMA Negeri I Sentani ini, sangat doyan membeli beras-beras bermerek yang dijual di pasaran. Diakui, jika dilihat secara langsung beras bermerk ini jauh lebih baik kualitasnya dari beras jatah yang diterimanya sebagai pegawai negeri sipil setiap bulannya.

Tapi siapa yang bisa mengetahui kalau beras yang dibelinya tersebut bebas dari bahan kimia untuk pengharum maupun pemutih beras. "Maunya kita ingin beli beras yang enak, tapi kalau dicampur dengan bahan kimia seperti itu, kita jadi kuatir juga,"ungkap Murni. Meski sudah mendengar informasi tentang campuran bahan kimia dalam beras ini, namun diakui bahwa secara pasti belum bisa mengetahui cara membedakan beras asli atau sudah dicampur dengan bahan kimia.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pihak dinas/instansi terkait turun ke lapangan untuk memeriksa beras yang beredar di pasaran ini. "Kita harap Balai POM bisa turun dan memeriksa beras yang ada di pasaran, supaya kita tidak khawatir lagi untuk membeli beras bermerk ini,"tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ny. Wasliyah, Sekretaris di Badan Kesbang Linmas Kabuapten Jayapura, meski sudah ada beras jatah, namun untuk memberikan rasa yang lebih enak, sering kali dirinya membeli beras bermerk sebagai campuran beras jatah pegawai. Terkait dengan beras yang dicampur dengan pengharum dan pemutih beras ini, menurut Wasliyah memang harus diberikan penjelasan yang baik kepada masyarakat untuk membedakannya.

"Selama ini kita juga sering beli beras yang putih. Jangan-jangan selama ini, beras yang dicampur dengan bahan kimia ini sudah kita makan,"ujar Wasliyah yang mengaku mendapat informasi tersebut dari menonton televisi. Kekuatiran serupa juga disampaikan oleh Ny.Maryam Suebu, yang mengaku juga sering membeli beras yang bermerek yang dijual bebas di pasar, kios maupun toko.

Namun begitu, meski sudah mengkomsumsi beras bermerek tersebut, namun dirinya tetap berharap bahwa beras yang beredar di pasaran dan telah dikomsumsi itu benar-benar beras asli tanpa campuran pengharum maupun pemutih beras. Lepas dari ada atau tidaknya beras yang beredar di pasaran di Kabupaten Jayapura yang dicampur dengan bahan kimia pemutih dan pengharum beras.

Nampaknya, harapan ibu-ibu rumah tangga yang sering berbelanja beras ini, agar dinas/intansi terkait dalam peredaran bahan makanan ini untuk turun ke lapangan perlu untuk menjadi perhatian serius. "Yang penting ada kejelasan dari dinas/intansi terkait yang turun memeriksa di lapangan, supaya kita tidak lagi kuatir,"tegas ibu Murni. (*)

Jayapura : Manusia Harus Damai Dengan Lingkungan

( Cenderawasih Pos, Rabu 07 Febuari 2007 )
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Jayapura, Drs Hendrik Hamadi mengatakan, seruan damai dan pertobatan total yang disampaikan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu dan Uskup Jayapura, MGR DR. Leo Labaladjar, OFM (Cepos, 6/2) jangan hanya berkonotasi (disamakan) dengan damai untuk tidak boleh ada perang saja, namun harus dijabarkan secara lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Seruan damai itu jangan hanya sebatas pada hal-hal tidak boleh adanya perang, tidak boleh adanya kerusuhan dan perkelahian yang bernuansa SARA saja, tapi harus diartikan secara lebih luas,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos, di ruang kerjanya, Selasa, (6/2) kemarin. Dikatakannya, seruan damai itu juga setidaknya mencakup kedamian antara manusia dengan alam atau lingkungannya.

Dengan maksud bahwa manusia sebagai ciptaan yang termulia harus mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan alamnya dari kehancuran yang sebagian akibat ulah manusia itu sendiri. Damai berarti tidak boleh menghancurkan lingkungannya, dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang membahayakan lingkungan, seperti tidak melakukan penebangan pohon sembarangan, terutama di lahan-lahan kritis bukit dan gunung tidak boleh digusur.

Kemudian tidak boleh membuang sampah di sembarangan tempat, khususnya di saluran-saluran (darinase) serta bantaran-bantaran sungai yang ada di wilayah kota ini seperti Kali Acai, Kali Supragoni dan Kali Anafri. "Dengan adanya peringatan pekabaran injil di tanah Papua ini, maka itu suatu langkah positif dan harus dimulai dengan kedamaian antara masyarakat dan lingkungannya. Ada damai maka lingkungan tetap terpelihara secara baik,"imbuhnya.

Tentang pengamanan sampah di areal sungai atau Kali Anafri, Kali Supragoni dan Kali Acai, pihaknya telah mempersiapkan perangkat limbah sampah di areal itu. Dan untuk menjaga kelestarian lingkungan di kota ini, pihaknya terus melakukan pengawasan di lapangan serta ada beberapa program yang sudah disiapkan untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang ada. (nls).

Manca Negara : Amerika : Kepiting Raja Kembali ke Antartika

( Kompas, Rabu 07 Febuari 2007 )
Perubahan ekologis sepertinya tengah terjadi di kawasan Antartika. Karena naiknya suhu perairan akibat pemanasan global, kepiting raja kembali memasuki wilayah di sekitar Kutub Selatan yang tidak dijelajahinya selama sekitar 15 juta tahun.

Pergeseran lempeng tektotik di bagian paling selatan benua Antartika pada saat itu menyebabkan terbentuknya pola arus kutub yang sangat dingin dan mengelilingi benua Antartika. Suhu air mendekati nol derajat Celcius sehingga tubuh predator seperti kepiting raja tidak sanggup lagi hidup di sana. Karena fisiologi tubuhnya tidak sanggup menahan suhu beku, kepiting raja berpindah ke laut dalam di bawah 1.500 meter yang suhunya bertahan sekitar 2 derajat Celcius.

Namun, belakangan suhu air laut sekitar Atlantik yang lebih dangkal naik mendekati 1 derajat Celcius karena pemanasan global. Pada suhu 1 derajat Celcius, kepiting raja masih sanggup bertahan hidup. Maka para peneliti Inggris dari kapal penelitian James Clark Ross melakukan pengamatan menggunakan robot bawah air bernama Isis.

Terbukti, robot yang dikendalikan jarak jauh untuk mengamati lempeng benua Antartika berhasil merekam keberadaan kepiting raja pada kedalaman 1.100 meter pada 25 Januari lalu. Sebuah kepiting raja berdiameter 50 centimeter terlihat merambat di dasar batuan dekat Antartika di kedalaman yang mustahil terlihat sebelumnya.
Dari atas kapal Dave Turner, teknisi dari Pusat Oseanografi Nasional Universitas Shouthampton (NOCS) dengan sigap mengendalikan lengan robot Isis untuk menangkap kepiting tersebut dan measukkannya ke dalam kantung sampel. DNA-nya akan diperiksa dan dibandingkan dengan DNA kepiting dari wilayah lainnya agar diketahui asalnya.

"Jika ini awal invasi, maka selanjutnya menjadi awal perubahan komunitas di Semenanjung Antartika," ungkap Sven Thatje, seorang ekolog laut dari NOCS. Sejak seekor kepiting tertangkap di sana, 22 peneliti yang ada di kapal bergantian tiap 4 jam untuk mengamati lempeng benua Antartika untuk mencari kepiting lainnya. Namun, sampai ekspedisi diakhiri pada 6 Februari tidak ditemukan kepiting lainnya.

Jayapura : Pemprov Akan Bangun Drainase Terintegrasi di Arso

( Cenderawasih Pos, Rabu 07 Febuari 2007 )
Dalam rangka mengantisipasi bencana banjir yang kerap melanda Arso dan sekitarnya di wilayah Kabupaten Keerom, Pemprov Papua melalui instansi teknis terkait berencana akan membangun suatu jaringan drainase yang terintegrasi dan komprehensif. Hal itu diungapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ir Adwin Ratulangie kepada Cenderawasih Pos di Gedung Negara, kemarin.

"Untuk mengantisipasi banjir di Arso, ke depan ada rencana untuk membangun suatu jaringan drainase yang terintegrasi,"ungkapnya. Hanya saja, kata dia, sebagai tindakan awal, rencana tersebut akan dimulai dengan dilakukannya studi oleh konsultan ahli di bidangnya untuk mengidentifikasi penyebab banjir dan bagaimana penanganannya secara menyeluruh. Hal ini mengingat adanya rencana Pemerintah Kabupaten Keerom yang akan memindahkan ibu kota kabupatennya ke tempat lain.

"Kita akan lakukan identifikasi secara menyeluruh sekaligus dipadukan dengan rencana pemindahan ibu kota kabupaten Keerom ke tempat yang baru," katanya. Lanjut Adwin, rencana identifikasi menyeluruh itu diupayakan akan dilakukan pada 2007 ini juga, sehingga diharapkan 2008 mendatang, pihaknya sudah bisa melaksanakan kegiatan inti.

Sebab kegiatan pembangunan drainase yang cukup besar dan akan memakan biaya yang tidak sedikit itu akan bisa dilakukan jika sudah ada hasil atau rekomendasi dari hasil identifikasi. "Aktion akan dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari identifikasi menyeluruh itu," jelasnya.

Studi tersebut akan dilakukan oleh Dinas PU, namun tentunya akan bekerjasama dengan pihak swasta yakni konsultan ahli yang benar-benar profesional, sehingga akan didapatkan hasil yang akurat yang nantinya dapat diketahui tindakan atau bentuk bagaimana yang akan digunakan untuk dalam membangun drainase tersebut. "Jadi kuncinya sangat tergantung dari bagaimana hasil identifikasi yang akan dilakukan itu,"tandasnya. (ta)

07 February 2007

Manca Negara : Asia : Menjadi Gampangan Saat Pejantan Jarang

( Kompas, Rabu 07 Febuari 2007 )
Kupu-kupu betina menjadi makin bernafsu untuk kawin dan tak pilih-pilih pasangan saat jumlah pejantan di populasinya berkurang. Agar dapat melayani tawaran kawin yang semakin sering ini, pejantan yang tersisa pun menjadi lebih hemat sperma dengan mengeluarkannya sedikit demi sedikit setiap kali kawin.

Perilaku yang unik ini terlihat pada kupu-kupu jenis Hypolimnas bolina yang hidup menyebar di pulau-pulau sekitar Asia Selatan dan Pasifik. Penyebab utamanya mungkin invasi bakteri Wolbachia yang membunuh embrio-embrio kupu-kupu jantan sebelum sempat menjadi dewasa.

Sebab, di beberapa pulau yang tidak terserang bakteri, perilaku seks yang menyimpang seperti itu tidak terlihat.
Untuk mengamati frekuensi kawin kupu-kupu jenis tersebut para peneliti tidak perlu mengamatinya setiap waktu. Greg Hurst dari Universiy College London, Inggris dan koleganya cukup menangkap 25 sampel kupu-kupu dari setiap pulau yang berbeda. Kemudian, perutnya dibedah dan dihitung jumlah kantong sperma yang ada di dalamnya. Dengan menghitung kantong sperma di dalam perut kupu-kupu jantan dapat diketahui seberapa sering kupu-kupu betina melakukan perkawinan. Sebab, tiap kali kawin, kupu-kupu betina akan menerima paket sperma dari pejantan dan kantungnya yang telah kosong akan dibiarkan di dalam perut sampai kupu-kupu tersebut mati.

Menjadi gampangan
Hasil pengamatan menunjukkan kupu-kupu betina yang hidup di tengah-tengah pejantan yang populasinya banyak hanya melakukan kawin sekali sepanjang hidupnya. Sedangkan, kupu-kupu betina di pulau yang terinfeksi bakteri pembunuh embrio jantan rata-rata kawin lima kali. Meskipun lebih sering kawin, kapasitas sperma di setiap kantung yang diterima kupu-kupu betina tiap kali kawin menjadi lebih sedikit. Ukuran paket sperma bisa turun menjadi setengahnya saja dibandingkan kondisi normal. Mungkin pejantan kelelahan karena harus menghadapi tawaran kawin yang luar biasa sering.

Temuan ini tentu saja membingungkan para penelitinya. Sebab, dengan pejantan yang terbatas, kupu-kupu betina bisa menemukan pasangan kawin beberapa kali. Di beberapa pulau bahkan hanya ada satu pejantan berbanding 40 betina. Secara umum, dengan berkurangnaya pejantan maka peluang kupu-kupu betina seharusnya turun.

Hal ini menunjukkna bahwa kupu-kupu betina menjadi gampangan dan tak pilih-pilih pasangan sebagai strategi untuk bertahan hidup di saat rasio populasinya terganggu. Selain itu, infeksi bakteri juga tidak selamanya mengganggu populasi kupu-kupu.

Manca Negara : Filipina : Ribuan Jenis Hewan Lunak Baru Ditemukan

( Kompas, Selasa 06 Febuari 2007 )
Tim ekspedisi kelautan Prancis mengaku telah menemukan ribuan spesies baru hewan lunak (mollusca) dan udang-udangan di perairan Filipina. Tim yang terdiri dari sekitar 80 peneliti, teknisi, mahasiswa, dan sukarelawan dari 19 negara itu meneliti perairan sekeliling Pulau Panglao, Filipina, antara tahun 2004 hingga 2005. "Banyak spesies yang kami teliti dan kami foto. Banyak di antaranya baru pertama kali terlihat, dan diperkirakan sekitar 150 hingga 250 udang-udangan serta 1.500 hingga 2.500 mollusca adalah spesies baru yang belum dikenal sebelumnya," begitu bunyi pernyataan pemimpin tim Philippe Bouchet dari Museum Sejarah Alam Nasional, Selasa (6/2).

"Meski begitu masih dibutuhkan pembandingan dengan semua spesies yang pernah diberi nama untuk meyakinkan apa yang kami temukan benar-benar baru bagi dunia," katanya. "Dan ini adalah proses yang panjang dan lama."

Tim ekspedisi mengatakan bahwa survei yang mereka lakukan telah ditemukan lebih dari 1.200 spesies udang-udangan berkaki delapan - dalam kelompok ini termasuk juga kepiting, udang, lobster - serta 6000-an spesies mollusca.