Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

27 May 2009

Nasional : Siapa Pun Presidennya, Hutan Harus Lestari

(www.kompas.com, 26-05-2009)
JAKARTA, KOMPAS.com — Siapa pun presidennya, hutan Indonesia harus lestari. Itulah salah satu hal yang dibahas dalam Seminar Nasional Pemberantasan Penebangan Liar dalam Era Pemerintahan SBY-JK di Jakarta, Selasa (26/5).

Berdasarkan foto satelit, tercatat deforestasi pada 2002-2003 seluas 2,3 juta hektar. Namun, pada 2006-2007 luas deforestasi berkurang menjadi 1,2 juta hektar. "Pencapaian ini karena percepatan penanganan illegal logging berdasarkan Instruksi Presiden No 4 Tahun 2005 mengenai pemberantasan penebangan kayu secara ilegal," kata Andi Amir Husry, Ketua Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Pemberantasan Penebangan Kayu secara Ilegal saat ditemui sebelum seminar.

Seminar yang dihadiri oleh perwakilan Menteri Kehutanan, Kapolri, ICW, Jaksa Agung, dan Hakim Agung ini diselenggarakan untuk mengevaluasi penerapan Inpres No 4/2005 dan memberikan rekomendasi terhadap pemerintahan baru dalam menyikapi penebangan kayu secara ilegal. Menurut Andi, hutan Indonesia diperuntukkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. "Artinya, bagaimana memanfaatkan hutan untuk kepentingan masyarakat sekitar hutan dan tetap menjaga kelestarian," ungkap Andi.

Dengan demikian, lanjutnya, diperlukan pengawasan yang serius dalam memanfaatkan dan menjaga hutan. Setidaknya ada tiga strategi yang perlu diterapkan untuk ke depan. Pertama, melakukan pemantapan administrasi pengelolaan hutan tanaman rakyat. Caranya, masyarakat sekitar hutan diberi penyuluhan tentang memanfaatkan hasil hutan dengan tetap melestarikannya. "Penyuluhan ini sampai sekarang belum dilakukan," ungkap Andi.

Kedua, melakukan penataan tata batas hutan. "Ada beberapa kabupaten baru terbentuk, tapi ibu kotanya berada di kawasan hutan, misalnya Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat," tutur Andi. Ketiga, melakukan pengawasan secara ketat terhadap pemberian izin hak pengelolaan hutan.

Harapannya, kemajuan yang dicapai dalam pengurangan deforestasi pada lima tahun terakhir bisa ditingkatkan lagi. "Siapa pun presidennya, harus memperhatikan pelestarian dan pemanfaatan hutan Indonesia," kata Andi.

26 May 2009

Manca Negara : Indonesia : 120 Juta Dollar untuk Selamatkan Terumbu Karang

(www.kompas.com, 25-05-2009)
JAKARTA, KOMPAS.com - Dana hibah 120 juta dollar untuk pemeliharaan terumbu karang di Indonesia sebagai hasil pertemuan Coral Triangle Initative (CTI) di Manado belum bisa disalurkan, kecuali untuk propinsi yang selama ini telah melakukan pemeliharaan. "Untuk daerah baru belum ada yang mendaftar. Yang akan diberi adalah yang sudah berjalan (pemeliharaan terumbu karang) seperti daerah seperti NTT," kata Freddy Numberi, Menteri Kelautan dan Perikanan yang ditemui setelah Rapat Pleno Hasil World Ocean Conference di ruang rapatnya, Jakarta, Senin (25/5).

Proses pengucuran dana tersebut, lanjutnya, menunggu berdirinya Sekretariat CTI. "Yang kedua menunggu kepastian tempatnya mau di mana (sekretariat tersebut)," katanya. Menurut Freddy, dari 6 negara anggota CTI, Indonesia dipilih sebagai tempat Sekretariat CTI. Ada dua pilihan yang sampai saat ini masih dibicarakan, Bali atau Manado.

Ketika ditanya wartawan kapan kepastian sekretariat itu berdiri, Freddy menjawab masih menunggu. Pembicaraan kembali dilakukan pada bulan Juni. CTI sendiri beranggotakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua New Guinea, Timor Leste dan Kepulauan Solomon. Negara-negara ini, dalam pertemuan yang diselenggarakan di tengah WOC 11-15 Mei 2009, menegaskan komitmennya untuk menyelamatkan terumbu karang seluas 75.000 kilometer persegi dengan penyediaan dana internasional sebesar 250 juta dollar untuk keenam negara.

08 May 2009

Wamena : Penyakit Hewan Patut Diwaspadai

(www.papuapos.com, 07-05-2009)
WAMENA (PAPOS)- Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Jayawijaya dalam melaksanakan program kerjanya lebih memfokuskan pada bidang pencegahan penyakit hewan ternak, mengingat belakangan ini banyak ditemukan penyakit hewan seperti Flu Burung dan Flu Babi. 

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Jayawijaya, drh. I Made Putra di Wamena menjelaskan, penyakit Hockolera paling sering dijumpai menyerang pada hewan ternak Babi, hal ini merupakan suatu tantangan bagi dinas untuk memberikan penyuluhan pada peternak, bagaimana mencengah dan mengatasi penularan penyakit tersebut dengan baik pada hewan ternak.

“Saat ini kami sudah mendatangkan vaksin Hockolera dan telah melakukan vaksinasi secara rutin pada hewan ternak Babi dan juga vaksinasi bagi ternak ayam yang ada,” jelas I Made kepada Papua Pos di ruang kerjanya, Rabu (6/5) kemarin.

Menurutnya, apa yang dilakukan dengan cara vaksinasi dinilai belum cukup, sehingga akan dilakukan pula penyemprotan disinfektan pada kandang ternak serta penyuluhan-penyuluhan yang lebih intensif bagi para peternak, agar pemeliharaan kebersihan kandang dan merawat hewan ternaknya dilakukan masyarakat secara rutin.

Adanya penyakit baru pada hewan ternak seperti Flu Babi, dapat saja dikarenakan peternak tidak dapat memelihara dan memberikan perlindungan yang baik pada ternaknya, dia mencontohkan seperti di daerah Pegunungan Tengah ini masih banyak hewan ternak yang berkeliaran untuk mencari makan sendiri. 

Ditambahkan, mengenai ada hewan yang dalam keadaan tidak hidup lagi lalu diperjual belikan di pasar seperti Kuskus atau Tikus Tanah, maka disarankan agar jangan di konsumsi lebih dari satu hari, karena bisa saja hewan itu akan mengalami proses pembusukan yang mengandung bakteri penyakit dan dampaknya justru kepada masyarakat yang biasa mengkonsumsinya.(iwan)

05 May 2009

Jayapura : Ikan Laut Terus Berkurang

(www.papuapos.com, 04-05-2009)
JAYAPURA (PAPOS)-Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Jayapura Ir Partono HS mengatakan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya saat ini aktifitas warga yang berprofesi sehari-hari sebagai nelayan yang mencari ikan di danau atau laut sudah mulai berkurang, bila dibandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya. 

Hal ini kata Partono disebabkan semakin berkurangnya populasi ikan yang hidup diperairan Jayapura sehingga jumlah nelayan yang mencari ikan dilaut maupun di danau menjadi berkurang, kondisi ini terjadi sejak awal tahun 2009 lalu. Kesadaran nelayan dalam mencari ikan dengan menggunakan bom untuk menangkap ikan sangat berkurang.

“Terus terang saat ini jumlah nelayan yang mencari ikan di wilayah perairan kota Jayapura sangat berkurang, jika dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya, karena banyak ikan yang sudah mati akibat di bom oleh nelayan,” terang Partono saat di temui wartwan di ruang tunggu Setda kota Jayapura, Rabu (29/4) kemarin.

Dijelaskan olehnya, berkurangnya jumlah nelayan yang memancing di laut maupun danau saat ini dikarenakan jumlah ikan yang semakin berkurang akibat nelayan yang suka mengunakan bom saat memancing ikan sehingga sumber ikan pun berkurang. Menurutnya sumber ikan saat ini masih ada untuk mencukupi kebutuhan masyarakat kota Jayapura namun untuk mendapatkan ikan nelayan harus berlayar hingga ke lautan luas yang jarang di gunakan sebagai pusat pencarian ikan dengan menggunakan bom, karena saat ini di perairan dangkal semua jenis ikan telah punah akibat ledakan bom yang digunakan nelayan dalam mencari ikan.

Sementara itu untuk tetap menjada populasi dan kelestarian ikan di laut maka sejak awal tahun 2009 pihak Perikanan sudah mulai meningkatkan patroli laut yang bekerjasama dengan pihak keamanan guna menangkap nelayan yang masih menggunakan bom untuk mendapatkan ikan, dimana dari partoli ini juga diungkapkan jumlah nelayan yang menggunakan bom ikan juga relatif berkurang dari jumlah tahun lalu.(lina)

04 May 2009

Merauke : Balai TN Wasur Dapat Bantuan Pesawat Patroli

(www.papuapos.com, 03-05-2009)
MERAUKE (PAPOS)- Guna mengoptimalkan dan meningkatkan patroli secara terus menerus, Balai Taman Nasional (TN) Wasur mendapatkan sebuah pesawat Ultratex dengan merk Aguile yang merupakan bantuan dari Departemen Kehutanan (Dephut) RI. 

Kepala Balai TN Wasur, Ir. Tri Siswo Rahardjo, M.Si yang ditemui Papua Pos di ruang kerjanya, Kamis (30/4) mengatakan, pesawat tersebut telah tiba di Merake dan untuk sementara belum dapat dipergunakan untuk melakukan operasi atau patroli, karena masih menunggu bahan bakar jenis Petramax yang didatangkan dari Surabaya.

“Bahan bakar sebanyak 2.000 liter, rencananya akan dibawa dengan kapal laut, namun hingga saat ini belum sampai meskipun telah dilakukan koordinasi dan menyurati secara langsung kepada pimpinan PT Pertamina Cabang Merauke,” pinta Rahardjo.

Dikatakan, dalam pengoperasian Pesawat yang diberikan tersebut, saat ini sedang dilakukan uji coba Pesawat. Sedangkan untuk Pilotnya, Taman Nasional Wasur telah mempersiapkannya sendiri dengan salah satu Pilot yang telah mengikuti pelatihan sejak 2008 lalu.

“Belum bisa dipastikan kapan Pesawat ini akan terbang untuk patroli, karena masih menunggu bahan bakar,” katanya.

Ditambahkan, Pesawat tersebut hanya memiliki dua tempat duduk diantaranya satu untuk pilot dan satu untuk penumpang. Dalam sehari, diperkirakan pesawat tersebut akan terbang 3 hingga 4 jam yang disesuaikan stok bahan bakar.(frans)

03 May 2009

Merauke : Perburuan Liar Masih Terjadi di Lokasi TN Wasur

(www.papuapos.com, 02-05-2009)
MERAUKE (PAPOS)- Kepala Balai Taman Nasional (TN) Wasur, Ir. Tri Siswo Rahardjo, M.Si mengungkapkan, hingga saat ini perburuan secara liar oleh masyarakat lokal disekitaran Taman Wasur masih dilakukan. Meski demikian, petugas terus melakukan pendekatan secara kekeluargaan untuk meminta masyarakat agar tidak melakukan perburuan rusa maupun ternak serta habitat lainnya secara berlebihan. 

“Saya memahami jika perburuan yang dilakukan masyarakat dengan menggunakan busur dan anak panah agar bisa menghidupi keluarga mereka, namun perlu dipahami juga hal itu dilakukan maka akan menimbulkan kepunahan habitat di areal TN Wasur,” ujar Rahardjo. kepada Papua Pos di ruang kerjanya, Kamis (30/4) kemarin.

Rahardjo menjelaskan, perburuan dengan peralatan tradisional masih hingga kini masih dilakukan, tetapi sangat dilarang keras jika perburuan menggunakan senjara organik. Untuk tahun-tahun sebelumnya, banyak orang beramai-ramai berburu rusa dengan senapan, tetapi sekarang telah dilarang keras.

“Kami sudah melakukan pertemuan dengan aparat keamanan, baik TNI maupun Polri untuk membicarakan masalah ini dan telah disepakati agar tidak ada oknum yang membawa senjata menembak di lokasi TN Wasur,” tegasnya.

Ditambahkan, saat ini terdapat kurang lebih 1700 jiwa penduduk yang berada disekitar lokasi TN Wasur atau sekitar 10 kampung. Mereka menggeluti berbagai pekerjaan, seperti berburu dan mengolah lahan untuk bisa menghidupi ekonomi keluarga.(frans)

02 May 2009

Jayapura : Di Papua 4 Kabupaten Masuk Program Kakao Nasional

(www.papuapos.com, 01-05-2009)
JAYAPURA (PAPOS)-Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua Ir Melkias Monim mengatakan ada sebanyak 4 kabupaten di Papua yang saat ini sedang di programkan untuk mengikuti program pusat Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk program kakao Nasional. Empat kabupaten tersebut diantaranya Jayapura, kepulauan Yapen, Keroom dan Sarmi. 

Pasalnya potensi produksi dan potensi pemasaran Kakao di Papua sangat besar sehingga mendorong pemerintah pusat untuk menindaklanjuti lebih jauh salah satunya yakni dengan mengikut sertakan beberapa kabupaten yang dianggap titik potensial Kakao untuk berperan dalam program berskala nasional tersebut .

 “Program ini adalah program khusus yang di kembangkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, program ini berlaku selama 3 tahun dengan total areal 10.000 hektar, program kakao nasional mulai dari Sulawesi Selatan sampai Papua. Pemerintah pusat juga akan menfasilitasi program ini dengan dana APBN,” ujarnya.

Lebih lanjut di sampaikan, luas areal untuk program tersebut yakni sebanyak 1.400 hektar, masing-masing kabupaten tersebut secara rinci Jayapura 500 hektar, kepulauan Yapen 500 hektar, Keroom 200 hektar dan Sarmi 200 hektar. Semua fasilitas di lengkapi pemerintah pusat mulai dari mobil penyuluhan, pembangunan fasilitas laboratorium untuk hama penyakit dan lain sebagainya. “Di Papua Kakao berorientasi pada perkebunan rakyat. Saya melihat pemasaran Kakao sangat terbuka dan potensial sekalipun fluktuasi harga terjadi”. tandasnya

Dikatakannya terkait hal tersebut pihaknya telah merekrut tenaga sarjana sebanyak 4 orang dan 4 orang dari lulusan SMA yang saat ini sedang belajar di Lembaga Pendidikan Perkebunan di Jogja selama 23 hari. “Mereka ini akan mendampingi dalam program Kakao nasional untuk 4 kabupaten itu, mereka akan di sediakan fasilitas kendaraan sepeda motor dan itu untuk 1 tenaga 1000 hektar,” imbuhnya.

Dia menambahkan pihaknya mempunyai program teknologi dari Direktorat Jenderal Perkebunan dimana pada program tersebut satu tahun diperuntuhkan 120 juta bibit Kakao yang akan dikembangkan di sebanyak 40 kabupaten di 9 Provinsi wilayah Indonesia Timur termasuk Papua. (cr-47)