Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

30 June 2007

Manca Negara : Jerman : Unggas Liar Diduga Sebarkan Virus Flu Burung di Eropa

Riems, Jerman (ANTARA News) - Para ilmuwan Jerman memastikan Kamis bahwa virus flu burung yang ditemukan pekan lalu di Jerman selatan memiliki sumber yang sama dengan virus yang dideteksi bulan ini di peternakan Ceko dan itu mungkin disebarkan oleh unggas liar.

Elke Reinking, seorang jurubicara lembaga kesehatan binatang Freidrich Loeffler (FLI) di pulau Baltik Riems, mengatakan "Kami menduga burung-burung liar yang terjangkit menulari baik peternakan Ceko maupun unggas air di Jerman."

Ia menyatakan, "sangat tidak biasa" daging yang dikirim dari peternakan Ceko membawa virus itu melewati perbatasan, seperti yang diperkirakan sebelumnya oleh para pejabat pertanian Jerman.

Sekitar selusin angsa di Jerman ditemukan mati karena H5N1, sebuah virus avian influenza yang dikhawatirkan para ahli bisa bermutasi menjadi influenza manusia dan menimbulkan bencana kematian besar-besaran di dunia.Reinking mengatakan, analisa DNA virus menunjukkan kecocokan 99,2 persen antara wabah flu burung di Ceko dan virus yang ditemukan di angsa yang mati di kota Nuremberg, Jerman.

Kedua sampel itu juga sangat mirip dengan DNA virus yang diambil di Kuwait dan diteliti di Weybridge, Inggris, lapor DPA.(*)

29 June 2007

FOTO : Pos Konservasi di desa Papasena, Mamberamo - Papua

Foto : Jance Bemei / CI
Pos Konservasi yang dibangun oleh Tim CII Papua - Mamberamo Program bersama-sama dengan masyarakat di desa Papasena, Mamberamo - Papua. Tujuan dibangunnya Pos Konservasi ini adalah untuk kepentingan kegiatan konservasi dan menjaga alam khususnya Mamberamo yang masih asri, hijau dan lebat. Masyarakat Desa Papasena bersama Tim CII Papua Program bersama-sama, bahu membahu, saling menjaga alam Mamberamo yang kaya akan keragaman hayatinya.

Merauke : Warga Merauke Akan Dikerahkan Buat Tanggul Pasir, Antisipasi Semakin Terkikisnya Pantai

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)
MERAUKE- Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, Pemerintah daerah akan mengerahkan seluruh masyarakat yang di Merauke untuk melakukan penanaman hutan bakau (magrove) dan pembuatan tanggul sementara dari pasir mulai dari pesisir Lampu I Merauke sampai ke Ndalir. Hal itu disampaikan Asisten II Setda Merauke Yulius Noya pada rapat Tim Satlak Kabupaten Merauke, kemarin. Rapat Tim Satlak Kabupaten Merauke tersebut, untuk menyikapi issu akan naiknya air laut akibat pemanasan global.

Menurut Asisten II, jika pesisir pantai tidak segera ditangani maka lambat laun Merauke akan tenggelam oleh karena pengikisan yang terus menerus terjadi. Apalagi, di sekitar Ndalir, kini terus mengancam Rawa Biru yang menjadi sumber mata air minum bagi masyarakat Kota Rusa Merauke. “Laporan dari WWF bahwa jarak antara pantai dengan rawa Biru sekrang tinggal kurang lebih 3 km. Ini benar-benar suatu ancaman besar bagi. Kita tahu bahwa Rawa Biru merupakan satu-satunya sumber mata air kita selama ini,” terangnya. Pembuatan tanggul pasir tersebut seperti yang dilakukan jaman Belanda saat itu yang dapat menahan gelombang laut dan masuknya air laut ke darat.

Tanggul-tanggul yang dibuat tersebut sampai saat ini sebagian masih bertahan tapi lebih banyak sudah hilang baik karena penggalian pasir maupun karena kikisan air laut. “ Kalau Belanda saat itu bisabuat, maka jaman sekarang kita juga harus bisa buat. Ini demikian kebaikan dan keselamatan kita semua bagi warga Kota Merauke,” kata Yulius Noya. Sementara untuk penanaman hutan magrove di sekitar pantai tersebut, Dinas Kehutanan dan instansi lainnya yang memiliki program penghijauan untuk mensinkronkan menjadi satu program untuk pernanaman hutan magrove di sekitar pantai tersebut. (ulo)

Merauke : Lagi, 4 Nelayan Asal Merauke Ditangkap di PNG

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)
MERAUKE- Nelayan asal Kabupaten Merauke sepertinya tak akan pernah kapok ditangkap di PNG akibat perburuan sirip ikan Hiu. Setelah sebelumnya beberapa nelayan asal Merauke ditangkap dan diproses hukum oleh Negara PNG, maka kembali 4 nelayan asal Kabupaten Merauke ditangkap. Keempat nahkoda dan ABK kapal tersebut adalah Jaya Frederick, (nahkoda,red), Ignasius Kaize, Josep Samkakai dan Anton S, ketiganya ABK. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perbatasan Kabupaten Marauke R. Gatot Marsigit, S.Sos, MM, ketika ditemui, kemarin membenarkan penangkapan 4 nelayan asal Kabupaten Merauke tersebut.

Menurut Gatot, keempat nelayan tersebut ditangkap pada 22 Mei lalu diDaruh, PNG, selanjutnya pada 23 Mei keempatnya dibawa ke Moresby untuk menjalani proses pengadilan.Dari proses pengadilan yang dijalani keempat ABK asal Kabupaten Merauke tersebut, lanjut Gatot keempatnya memperoleh hukuman. Nahkoda dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun sedangkan 3 ABK dikenakan kurungan badan selama 4 bulan. Disinggung langkah-langkah yang dilakukan Pemerntah daerah terhadap keempat ABK tersebut, Gatot mengungkapkan, Pemerintah Daerah menghormati proses hukum yang berlangsung di Negara tersebut. Apalagi,keempat nelayan tersebut melakukan pelanggaran batas wilayah dalam melakukan perburuan sirip Hiu.

“ Dalam aturan sendiri perburuan terhadap sirip Hiu tidak boleh dilakukan, apalagi itu dilakukan sampai ke Negara lain. Jadi kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan disana. Nanti kalau sudah waktunya bebas, baru minta bantuan untuk difasilitasi kembali ke Merauke,” jelasnya.Gatot sendiri berharap, para nelayan yang ada di Merauke untuk mematuhi batas wilayah dan tidak masuk ke dalam wilayah hokum Negara lain apalagi melakukan penangkapan. (ulo)

Jayapura : Disinyalir Banyak Usaha Galian Golongan C, Ilegal

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)
JAYAPURA-Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Jayapura, Drs. Hendrik Hamadi, mengatakan, sesuai hasil temuan pihaknya di lapangan, banyak usaha galian C, seperti pasir, kerikil batu ilegal. Dikatakan ilegal, sebab usaha bersangkutan izinya sudah habis masa berlakunya namun masih tetap menjalankan usahanya, ada juga yang tidak punya izin, termasuk tidak membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajibanya. Bukan itu saja, ada yang menjalankan usahanya tidak sesuai dengan izin yang diberikan dalam hal ini aktivitasnya tidak boleh merusak lingkungan, tapi harus melakukan penyelamatan dan memperindah lingkungan.

"Retribusinya tidak dipenuhi, proses pembayaran adminstrasinya juga tidak dilaksanakan serta kompensasi lingkungan lainnya diabaikan. Ini kan jelas ilegal,"ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu, (27/6) kemarin.Ironisnya lagi, banyak usaha galian C yang membuka usahanya sudah tanpa izin dan menjalankan usahanya sampai beberapa bulan, lalu pergi dengan meninggalkan berbagai kerusakan. Contohnya galian C yang terletak di jalan baru, tepatnya di belakang Kantor Dinas Otonom Kotaraja.Akibat ulah oknum yang melegalkan usahanya tanpa taat pada aturan yang ada, menyebabkan kerugian puluhan miliaran rupiah. Sebab, usaha ilegal tersebut beroperasi sudah sekian tahun lamanya.

"Sementara hasil kajian terhadap kelayakan hotel, kami masih menghimpun data-datanya," paparnya.Untuk masalah lingkungan ini, ia menyatakan, semua orang harus mempunyai tanggung jawab untuk memeliharanya, jangan hanya satu dua orang saja dibebankan. Sebab pemerintah dalam melakukan penanganan, tentunya memiliki keterbatasan baik dana maupun tenaga."Minimal setiap individu harus melakukan penanaman pohon di lingkunganya masing-masing, sesuai peruntukan lokasinya itu. Sebab pohon itu menghasilkan oksigen yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini,"tandasnya. (nls)

Sentani : 11 Investor Incar Bahan Tambang di Kab. Jayapura

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)
SENTANI - Potensi sumber daya alam yang dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura yang terdiri dari berbagai jenis bahan tambang, seperti Nikel, Emas, Pasir Besi dan Batu Bara, menarik perhatian sejumlah investor bidang pertambangan untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang tersebut. 11 Investor yang mengincar bahan tambang tersebut, Rabu (27/6) kemarin mulai mempresentasikan kesiapan mereka masing-masing.


Secara bertahap sesuai jadwal, satu-persatu perwakilan perusahaan investor tersebut melakukan pemaparan di hadapan jajaran Pemkab Jayapura dan juga sejumlah tokoh masyarakat sekitar lokasi tambang yang diundang. Menurut Kepala Disperindagkop Drs Mustaming, MM, dari 4 investor yang diberikan kesempatan pertama untuk pemaparan kemarin, yakni PT Sinar Indah Persada, PT Suriapilar Global Jaya, PT Trans Coalindo Megah.

“Satu perusahaan, yakni PT Sinar Kencana Multi Teknik kami anggap mengundurkan diri karena tidak memenuhi undangan presentasi sesuai jadwal,”ungkap Mustaming saat ditemui usai kegiatan yang digelar di aula lantai II kantor Bupati kemarin.Sementara untuk investor lain yang diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi pada hari ini dan besok, yakni PT Manunggal Papua Mining, PT Suriaduta Global Kencana, PT Tablasufa Nikel Mining, PT Globgalindo Sentra Prasarana, PT Duta Kencana Nusantara, PT Sinar Global Kencana dan PT Mutri Indah Persada.

Menurut Mustaming, masing-masing investor ini menyampaikan presentasi sesuai bidang keahlian masing-masing. Dari sejumlah investor tersebut paling banyak memang mengincar bahan tambang Nikel yang terdapat di daerah Tablasufa dan Tanjung Tanah Merah. Sementara untuk potensi Emas berada di wilayah Distrik Sentani Barat dan Ormu, dan biji besi di Distrik Demta.“Kami harapkan masing-masing investor ini serius, dan ada upaya tindak lanjut untuk eksplorasi dan eksploitasi terhadap potensi tambang yang kita miliki ini,”pungkasnya. (tri)

Jayapura : Pengembang Mulai Bernafas Lega, Menyusul Telah Adanya Suplay Kayu

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 27 Juni 2007)
JAYAPURA-Telah adanya suplay kayu yang masuk ke pengusaha penjual kayu lokal di Kabupaten dan Kota Jayapura membuat para pengembang anggota DPD REI Papua yang sedang membangun perumahan bernafas lega.

“Sebagai pengembang perumahan, tentu saja DPD REI Papua menyambut gembira dengan telah adanya supplay kayu ini,” ungkap Sekretaris DPD REI Papua, S.M. Poerbaraya ketika ditemui Cenderawasih Pos, Rabu (27/6) kemarin. Diakui Poerbaraya, adanya mogok kerja para pengusaha kayu lokal di Kota dan Kabupaten Jayapura dampaknya sangat dirasakan pengembang yang sedang melakukan pembangunan perumahan dan juga asosiasi lain yang bergerak dalam pembangunan perumahan serta masyarakat umum.Diungkapkan, selama 2 bulan beberapa perumahan yang dibangun anggota REI terbengkalai karena tidak bisa membuat atap mengingat tidak ada kayu untuk membuat kuda-kuda dan gording, sehingga penyelesaian rumah mengalami keterlambatan hampir 3 bulan.

Untuk mengatasi kejadian serupa, kata Poerbaraya, DPD REI Papua ke depan mengharapkan gubernur mengatur tata niaga kayu sehingga ‘Ayam yang bertelur di atas jerami tidak kelaparan’ artinya Papua yang memiliki hutan belantara ini untuk memperoleh kayu sangat sulit, padahal di Pulau Jawa mudah didapatkan dan dengan harga yang murah.(bat)

Jayapura : Pengusaha HPH dan Industri Kehutanan di Papua ‘Mati Suri’, Karena Belum Adanya Jaminan Kepastian Hukum

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)

JAYAPURA-Ketua Pelaksana Rapat Anggota APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) Komda Papua, Daniel Gerden mengungkapkan bahwa kondisi HPH, IPK dan IPHHK dan industri kehutanan di Papua dalam keadaan ‘Mati Suri’.

Menurut Daniel, kondisi ini disebabkan karena belum adanya jaminan kepastian usaha atau kepastian hukum bagi para pengusaha dan adanya perbedaan persepsi kebijakan pusat dan daerah tentang pengolahan hutan di Papua, sehingga para pengusaha yang menjadi korbannya.

“Selain itu, perdasus tentang kehutanan yang hampir 3 tahun ini disusun belum juga tuntas dibahas dan saat ini masih ada di DPR Papua,” ungkap Daniel disela-sela pembukaan Rapat Anggota APHI Komda Papua di Hotel Matoa, Rabu (27/6) kemarin. Tidak hanya itu, kata Daniel, pengusaha harus mengeluarkan biaya-biaya produksi yang cukup tinggi, belum lagi masih banyaknya pungutan-pungutan tidak resmi yang dibebankan kepada pengusaha dan potensi ekonomis hutan Papua yang dapat dan layak dipasarkan hanya 20 – 30 persen dari setiap hektarnya.

Selain itu juga permasalahan internal yang dihadapi pengusaha, terutama dalam managemen internal perusahaan dan disisi lain kebijakan Pemda Papua untuk pengolahan hutaan Papua berbasis hak ulayat dan berbasis kerakyatan tidak sesuai dengan UU Nomor 41. Dirut PT Mansinam Global Mandiri ini mengungkapkan, para pengusaha pemegang izin HPH dan IPK di Papua sebanyak 35 perusahaan, namun yang aktif hanya 15 perusahaan sampai saat ini. Lebih lanjut, Gubernur Papua menginginkan kayu log tidak boleh lagi keluar dari Papua tanpa lewat industri, hal ini tentu saja sangat beralasan untuk penciptaan lapangan kerja dan untuk memperoleh devisa serta untuk meningkatkan penerimaan PAD dari sektor kehutanan.

Daniel mengatakan bahwa Pemda Papua juga ingin menarik investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Papua. Namun, ujarnya, jika iklim investasi yang kondusif tidak dapat diciptakan, pihaknya mengkhawatirkan niat tersebut hanya sebatas retorika saja. Untuk itu, kata Daniel, pengusaha HPH, IPK, IPHHK yang telah beroperasi di Papua sekarang ini perlu diperhatikan, dibimbing dan dibina serta dilindungi. Jika ada kekurangan perlu diperbaiki, apalagi kehadiran para pengusaha HPH, IPK, IPHHK dan industri ini sebenarnya juga sudah memberikan andil yang besar pada pembangunan Papua, terutama di daerah pedesaan, khususnya membuka keterisolasian daerah dengan adanya jalan-jalan, dimana selama ini pemerintah sulit untuk menjangkaunya.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Ir. Ramandey meminta para pengusaha untuk tidak putus asa, karena saat ini Raperdasus tentang kehutanan sudah ada di DPR Papua. “Kalau untuk kebutuhan kayu lokal sangat mendesak, sehingga butuh kebijakan dari eksekutif dan legislatif. Kita tunggu saja Perdasus ini dalam 1 – 2 bulan ke depan. Di samping itu, akan dilakukan usaha dalam kesatuan unit pengelolaan hutan,” imbuhnya.(bat)

28 June 2007

Jayapura : Dinas Kehutanan Fokus Pada Pembenahan Pengelolaan Hutan

( Cenderawasih Pos, Senin 30 Januari 2006 )
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Ir Marthen Kayoi, pada anggaran 2006 ini, Dinas Kehutanan Pro­vinsi Papua akan memberikan. perhatian (fokus) pada penataan dan pembenahan pengelolaan sektor kehutanan, Hal ini diungkapkannya,saat menghadiri acara workshop penyusunan peraturan daerah Provinsi Papua bidang kehutanan dan konservasi di Ho­tel Sentani Indah, Jumat (27/1). "Perlu dilakukan kajian dan pe­nyusunan aturan tentang pengelo­laan hutan di Papua, ini sangat penting karena selama ini banyak masalah yang terjadi. Seperti pencurian kayu dan tidak adanya keberpihakan kepada masyarakat," katanya.

Penataan-penataan yang dimaksud seperti, pengendalian dan pengawasan. Selain itu, perlunya ada tata cara, mekanisme pertanggungjawaban (pusat dan daerah), kelembagaan pengawasan, objek pengawasan dan tindak lanjut pengawasan.

Hal yang lain, kata Kayoi, juga perlu diperjelas adalah tentang pe­ngelolaan hutan, bagaimana pengakuan terhadap masyarakat adat, bagi hasil penerimaan kehutanan dan perlunya memperhatikan aspek hukum. "Penanganan dan pengelolaan hutan ini sedang dipikirkan,"tandasnya. Khusus untuk pengakuan masyarakat adat, dinilai wajib untuk menghormati, melindungi, memberdayakan dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat (perorangan atau ulayat). Hal lainnya, masyarakat adat diberikan kewenangan yang jelas dan tegas dalam proses pemanfataan hutan. Pemberian kewenangan ini dimaksudkan, supaya jelas antara hak dan kewajiban. (ito)

Manca Negara : Alaska : Di Alaska, Merpati Dibantai Gagak

( Kompas, Kamis 02 Febuari 2006 )
Merpati-merpati yang bertengger di sekitar Juneau terlihat lesu dan malas sehingga begitu mudah diserang lawannya. Seorang penduduk melihat setengah lusin gagak menyerang seekor merpati yang tidak melakukan perlawanan saat diserang.

"Mereka membunuh seekor merpati dan mulai menyerang lainnya seperti sebuah pembantaian," kata Sharon Kelly yang lama tinggal di sana. Perilaku tersebut sempat memenuhi kiriman di situs chat yang membahas dunia burung lokal di sana.

Seorang karyawan toko roti Silverbow Inn and Bakery Dani Byers juga menjadi saksi mata kekejaman yang terjadi di sana. Saat berjalan pulang, ia melihat sayap-sayap burung tergeletak di jalan tanpa badan. "Saya tidak percaya jika hal tersebut dilakukan hewan lainnya atau sengaja dipotong-potong badannya oleh manusia," katanya.

Bahkan seorang fotografer Art Sutch melihat sendiri serangan gagak-gagak dari tokonya yang terletak di pusat kota. "Saya melihat salah satunya makan bagian yang mungkin anggota tubuh merpati bagian bawah sebab ia terlihat membawa kaki merpati dengan mulutnya," kata Sutch.

Ahli biologi di Departemen Perikanan dan Satwa Alaska Ryan Scott menghabiskan waktu hingga dua
harian untuk mengamati sampel merpati-merpati yang mati. Ia menemukan dua ekor dan mengirimkannya ke dokter hewan liar di Fairbanks untuk dilakukan nekropsi (otopsi pada hewan-red) .
"Ada sesuatu yang menyebabkannya namun kami belum mengetahui lebih jauh apa yang sedang terjadi," kata Scott. "Pantas diperhatikan sebab mereka memangsa merpati yang masih hidup," kata Scott lagi.

Perilaku gagak seperti itu juga jarang terlihat. Meskipun menurut Susan Sharbaugh, seorang ahli biologi senior dari Observatorium Burung Alaska di Fairbanks, gagak adalah pemangsa yang oportunis. "Jika sesuatu melambat, mereka akan menyerang dan mereka memangsa hampir apap un," katanya.

Di belahan bumi bagian utara, gagak memangsa lemming, sejenis marmut, pada musim semi. Mereka juga terlihat mencocok gelas dan puntung rokok. Merpati bukanlah hewan asli Alaska Tenggara. Diperkirakan merpati-merpati tersebut memakan garam yang digunakan untuk mencairkan salju, sehingga tubuhnya mengalami dehidrasi yang membuatnya lemah dan mudah diserang predator. Alasan lainnya, merpati mungkin lesu karena kondisi cuaca yang dingin, penyakit, atau bakteri yang menyebar melalui makanan yang dibuang manusia.

Hasil nekropsi terhadap jasad merpati yang telah mati baru akan diketahui dalam beberapa minggu ke depan. Tanpa penyebab yang jelas, para penduduk belum dapat melakukan langkah yang tepat untuk mencegah semakin banyaknya merpati yang mati.

Timika : Distan Salurkan Sarana Produksi Pertanian

( Radar Timika, Rabu 08 Febuari 2006 )
Sub Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Mimika, selama periode Oktober, Nopember, Desember 2005 telah memberikan bantuan sarana produksi pertanian kepada 10 kelompok tani di Timika. Ke-10 kelompok tani itu terdiri dari, empat kelompok wanita tani dan enam kelompok tani. Pemberian bantuan itu dimaksud untuk meningkatkan produksi pertanian di tahun 2006 ini.

Kepala Seksi Permodalan Usaha Tani, Sub Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Subianto,Amd kepada Radar Timika saat ditemui di kantornya, Selasa (7/ 2) kemarin menuturkan, bantuan sarana produksi pertanian yang telah disalurkan berupa, bibit sayuran, palawija, kacang-kacangan, parang dan sekop. Sepuluh kelompok tani yang mendapatkan bantuan tersebar di SP II, SP III, SP IV, Iwaka, dan Loqpon Kampung Pigapu.

"Dengan adanya bantuan sarana pertanian, kita berharap setidaknya membantu para petani mengolah lahan pertanian dengan baik. Karena dengan sarana yang mendukung dapat meningkatkan ketahanan pangan,"ujar Subianto. Dikatakan, pengadaan bantuan untuk kelompok tani didanai melalui anggaran yang disalurkan dari pemerintah provinsi Papua sebesar Rp 200juta. Dana tersebut langsung dikirim ke Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Mimika dan langsung disalurkan kepada kelompok tani.

Kepada empat kelompok wanita tani juga diberikan bantuan mesin penepung jagung dan mesin penepung kopi. "Bantuan ini bertujuan agar kelompok wanita tani dapat meningkatkan pendapatan keluarga tanpa memperluas lahan pertanian tetapi hanya mengolah hasilnva **

26 June 2007

Yahukimo : Peserta Belajar Mengolah Sagu ke Ambon, Dilepas

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 26 Juni 2007)
YAHUKIMO-Sebagaimana yang direncanakan sebelumnya, akhirnya program pengiriman masyarakat Dekai untuk belajar mengolah Sagu ke Ambon/Sisarua terwujud. Kepastian itu, seiring dengan telah dilakukannya pelepasan peserta pelatihan (Belajar) mengolah sagu oleh Bupati Ones Pahabol SE, MM di depan kantor Bupati Yahukimo di Dekai, kemarin.

Jumlah peserta pelatihan mengolah sagu ke Ambon ini berjumlah 36 orang. Sem,entara itu intuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan semisal ada peserta yang sakit atau tidak mau diatur, maka pada program pelatihan ke Ambon ini menyertakan pendamping yang antara lain terdiri dari tenaga medis, aparat keamanan dan panitia.

Bupati Yahukimo, Ones Pahabol SE, MM mengaku, senang dengan program ini. Karena itu, ia mengharapkan agar para peserta bersatu dan serius untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini. ''Kalian semua ini akan menjadi contoh, karena apa yang anda dapatkan di sana nanti harus ada masukannya dan bisa dibuat di Dekai ini,''pesan bupati.

Pemberangkatan kali ini adalah sebagai pilot projek, sehingga jika memang para peserta bisa mengikuti secara baik apa yang disampaikan instruktur (Pemandu) pengolahan sagu, dan ketika tiba di Dekai nanti bias mengimplementasikan ilmunya yang baru itu, maka akan dikembangkan terus menerus. ''Diharapkan kedepan ada kegiatan lain untuk magang keluar daerah seperti ini juga,''ujarnya.

Bukan hanya itu, tapi diharapkan, suatu saat nanti ada orang berkunjung ke Dekai, dapat menikmatisagu khas Dekai. ''Kalau sudah demikian, maka ada manfaat ekonomi masyarakat,''katanya.Usai pelepasan peserta, Ketua Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Yahukimo, Gasper Liauw MSi kepada Cenderawasih Pos kembali menegaskan bahwa program ini lahir dari sebuah potret realita terhadap potensi sumber ekonomi/kehidupan masyarakat lokal dan bagaimana membalik opini bahwa dengan adanya pemekaran hanya untuk kepentingan pejabat yang naik Garuda, dalam artian masyarakat jangan hanya sebagai penonton, karena pada esensinya uang adalah milik rakyat.

Menurut Gasper, setelah dilepas bupati kemarin, peserta akan meninggalkan Dekai 27 Juni ke Wamena, selanjutnya 28 Juni ke Jayapura dan 30 Juni berangkat ke Ambon. Adapun kegiatan ini baru akan selesai 5 Juli nanti dan sekitar 9 Juli baru sampai di Dekai.''Dana yang kami gunakan untuk pembiayaan kegiatan ini dari dokumen pelaksanaan anggaran (DPA Bappeda) di Bappeda Yahukimo. Kenapa dari Bappeda, karena terkait dengan bidang sosial budaya dan merupakan pilot projek,''ujarnya. Selama di Ambon, mereka bukan hanya mendapatkan teori cara mengolah sagu, tapi akan melihat langsung bagaimana cara mengolah sagu yang baik, sehat, hingga menjadi aneka kue. (jko)

Yahukimo : Buka Lahan Percontohan Untuk Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

(www.cenderawasihpos.com Selasa 26 Juni 2007)
Ditanami Sayuran dan Palawija, Masyarakat Mulai Ada Penghasilan
YAHUKIMO-Pelan tapi pasti. Sejak memiliki Kepala Distrik difinitif yakni sejak pelantikan Oktober 2006 lalu, maka saat ini kehidupan masyarakat di Distrik Dekai (Ibukota Kabupaten Yahukimo) terus mengalmi perubahan.

Sebagai contoh, masyarakat yang dulu masih primitif (tradisional), namun dengan gebrakan Pemda untuk terus menggulirkan program pembangunan di Dekai, sehingga masyarakat Dekai sudah mulai memahami dan tanggap tentang pembangunan. ''Kalau boleh saya katakan, mereka awalnya hidup dari zaman yang meramu dan kini sudah ke zaman yang terprogram,''kata Kepala Distrik Dekai, Akso Balingga SPd.

Dan itu tidak gampang. Menurut Akso, bisa dibayangkang mereka dulu hidup berpindah-pindah dengan berburu di hutan, sekarang mulai hidup menetap dengan kehidupan yang juga lebih baik. Demikian halnya soal gizi.

''Apa lagi dari sisi ekonomi, dulu mereka susah dapat uang, sehingga kepala distrik mencari pola yang tepat bagi masyarakat Momuna ini. Khusus untuk pola pengembangan ekonomi, maka kita buka lahan percontohan di 12 kampung yang ada di Dekai ini,''tandasnya.

Contoh di Desa Kuari, mereka diajari menanam jagung, sayuran (Terong, Kacang Panjang) dan lain sebagainya. ''Hasilnya, selain untuk dikonsumsi sehari-hari, juga sudah ada yang dijual, sehingga perbulannya rata-rata mereka bisa memperoleh penghasilan Rp 3 jutaan,''ujarnya lagi.

Memang awalnya sempat mengalami kendala soal dana, namun dengan dana yang sudah ada (minim) dan bekerja sama dengan dinas dan badan terkait di lingkungan Pemkab Yahukimo, maka akhirnya tetap ada jalan. Yakni distrik menyiapkan lahan, lalu pihak dinas dan badan yang membantu bibitnya.

''Dan lambat tapi pasti, akhirnya masyarakat yang mau bekerja ini ada kemajuan dan peningkatan pendapatan serta mendorong ekonomi masyarakat,''katanya.Bukan hanya di bidang ekonomi, tapi juga pendidikan. Pengembangan atau pembangunan pendidikan yang juga dinilai penting bahwa saat ini sedang berjalan program, dimana lewat APBD, sedang memperbaiki fasilitas sekolah-sekolah.Bukan hanya, tapi melalui program UNDP yang menolong dalam hal pendidikan pemberantasan buta aksara dan buta huruf, juga sudah dilakukan.

''Kemudian membuka sekolah paralel di kampung-kampung seperti di Kampung Kuasirama, Kiribun, Keike, Sokamu dan Kampung Kokomu. Demikian halnya di Tokuni, juga ada program pemberantasan buta huruf yang dibantu oleh pihak penginjil (Misi), lalu kedepan akan dibangun gedung sekolah untuk anak-anak usia sekolah,''paparnya.Itu menjadi prioritas, karena anak-anak yang dekat dengan kota (Dekai) sudah bisa menikmati pendidikan, tapi yang jauh belum bisa. ''Itu tantangan bagi kami untuk meningkatkan kualitas pendidikan,''ungkapnya.

Ditambahkan bahwa UNDP melalui Yayasan Yasuma (Yayasan Sosial Untuk Masyarakat Terpencil), mulai bulan ini (Juni) programnya sudah berjalan. ''Kami harapkan semua bisa berjalan dari semua sisi pembangunan ini. Tentu saja, kami harapkan semua program yang datang ke distrik Dekai ini bisa menolong masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka (Masyarakat),''katanya.

Lebih jauh dikatakan, hal-hal yang dibutuhkan masyarakat Momuna saat ini adalah pengarahan, pengetahuan dan pembekalan. Dalam arti dibangun manusianya dulu (Karena Hakekat Pembangunan adalah Manusia Seuituhnya) guna mengenalkan cara-cara hidup yang mandiri.

Adapun program yang sedang dicoba, salah satunya dengan memberikan lahan percontohan, seperti yang dijelaskan ditasa tadi. ''Jadi kami pelajari dulu pola yang cocok untuk Momuna, yakni mengembangkan pertanian dengan membuka lahan percontohan,''tandasnya.

Tetapi diakuinya, untuk mempercepat pembangunan di Dekai, tidak bisa jalan sendiri, tapi harus dengan yang lain baik untuk dukungan meteriil maupun moril yakni dari Tripika (Koramil dan polsek), masyarakat.

''Kerja sama ini penting yakni dengan semua pihak termasuk dengan Pemkab,''ujarnya.Menyinggung soal SKPD (Satuan Perangkat Kerja daerah), pola yang dipakai dalam program dan penyusunannya karena distrik menjadi SKPD, maka distrik menyusun program sesuai dengan kondisi pelayanan pembangunan untuk diajukan ke Pemkab. Artinya program dibuat di distrik, tapi pembiayaannya oleh Pemkab.

''Kalau bisa, tahun lalu Munsrenbang, maka tahun depan program disusun di distrik, sehingga distrik bukan hanya nonton. Hal itu untuk disesuaikan dengan kondisi kebutuhan di tingkat distrik. Hal ini juga untuk menghindari ketidakcocokan. Sehingga apa yang dibangun di tingkat distrik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada, sehingga tidak mubazir,''paparnya panjang lebar.

Bukan berarti untuk menggurui, agar distrik bisa membuat program yang pas bagi rakyatnya, maka ia menyarankan kepada para kepala distrik di Yahukimo lainnya, bisa menghargai kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada diri mereka sebagai kepala distrik, sehingga kepala distrik tersebut menjalankan tugas dengan baik (tetap ada di tempat).

''Kalau bukan sekarang kapan lagi kita berbuat, dan kalau bukan kita-kita yang dipercayakan, siapa lagi yang mau melihat kondisi riil masyarakat kita,''katanya.Menurutnya, sukseskan pembangunan, bukan hanya tanggung jawab bupati, tapi semua unsure masyarakat termasuk para kepala distrik yang dipercayakan memimpin pemerintahan terbawah. (jko)

Merauke : Pemkab Merauke - Aero Biotech Tandatangani MoU

(www.cenderawasihpos.com, Senin 25 Juni 2007)
MERAUKE- Setelah melakukan peninjauan di sejumlah lokasi di Merauke baik dengan darat maupun lewat pemantauan udara, akhirnya, Aero Biotech Group, salah satu perusahaan terkemuka asal Tirai Bambu China, berkomitmen untuk melakukan investasi di Merauke.

Komitmen itu dengan menandatangi perjanjian kerjama kedua belah pihak dalam bentuk Momerandum of Understanding (MoU), Minggu kemarin. Dari pihak Pemkab Merauke, MoU ditandatangi langsung Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, sedangkan dari Aero Biotech Group ditandatangani President Director Aero Biotech Group Hwong Hua.

Pihak Aero Biotech, sepakat untuk menginvestasikan modalnya di Merauke dalam bidang pertanian khususnya persawahan mulai dari pembibitan sampai paska panen dan teknologinya guna membantu petani padi di Merauke.

President Director Aero Biotech Hwong Hua, mengungkapkan, persahabatan antara Indonesia dan China selama ini sudah terjalin dengan baik dan pihaknya ingin meningkakan persahabatan itu melakukan kerjasama pada bidang pertanian guna memperbaiki perekonomian petani di Merauke. Menurutnya, kerjasama yang dilakukan tersebut hanya satu tujuan yakni untuk mentransfer teknologi pertanian yang dimilikinya dan ternyata Pemerintah daerah memiliki visi yang sama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat petani di daerah ini.

Dari kunjungannya ke beberapa titik, Hwong Hua menilai, petaninya sangat rajin dan hidup sederhana. Soal potensi pertanian, Hwong Hua tidak meragukan hal tersebut, karena selain luas dan rata, juga tanahnya subur. ‘’Sepulang dari sini (Merauke,red), kami akan segera menyusun langkah-langkah selanjutnya, program awal apa’yang akan kami lakukan termasuk berapa besarnya investasi yang akan kami tanamkan,’’ terangnya dalam’’bahasa Mandarin yang ditanslate dalam bahasa Indonesia.

Sementara itu, Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze menyambut baik kerjasama yang dilakukan tersebut dan menurutnya dengan kerjasama ini akan semakin mempererat hubungan antara China dan Indonesia khususnya Merauke.Menurut Bupati, kerjasama ini merupakan salah satu hasil kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Negara berpenduduk sekitar 2 milliar tersebut belum lama ini, yang aplikasinya sudah dilakukan di Merauke. ‘’Setelah ini kami akan segera laporkan ke Bapak Presiden atas upaya beliau dalam menarik investor dari China,’’ terangnya.

Selain bidang pertanian (persawahan,red), Bupati’juga memaparkan tentang potensi perkebunan tebu di Merauke dan berharap jika suatu saat perusahaan tersebut dapat membuka usahanya di bidang perkebunan tebu. (ulo)

Biak : Pengrajin Kerang di Biak Terkendala Modal dan Peralatan

(www.cenderawasihpos.com, Senin 25 Juni 2007)
Sejumlah pengrajin kerang-kerangan yang ada di Kabupaten Biak Numfor saat ini mengalami kendala modal dan peralatan untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Meskipun bahan baku kerang yang cukup tersedia di wilayah Kabupaten Biak Numfor, namun para pengrajin sering terbentur masalah modal dan peralatan untuk meningkatkan kegiatan usaha. Hal ini diungkapkan oleh Max Rumbino salah satu anggota Kelompok Ukir-ukiran Benyar di Samofa.Dikatakan, jumlah kelompok ukir-ukiran khususnya yang menggunakan bahan baku kerang tersebar di beberapa distrik. Namun kegiatan industri rumah tangga tersebut sulit untuk berkembang akibat kurangnya modal dan peralatan.


Selain itu masalah pemasaran hasil kerajinan masyarakat juga sering dikeluhkan para pengrajin.” Kami harap pemerintah daerah bisa memberikan dukungan modal, peralatan serta membantu dalam pemasaran. Untuk itu kami beharap ada tindak lanjut dari kegiatan yang telah kami ikuti ini,”ungkap Max rumbino usai mengikuti pelatihan kerajinan kerang-kerangan yang dilaksanakan Disperidag Provinsi Papua di Kabupaten Biak Numfor.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Biak Numfor, Abdul Kahar, SE, MM yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos secara terpisah mengakui masih banyak kendala yang dihadapi para pengrajin dalam mengembang kegiatan usahanya. Kendala yang paling pokok dialami yaitu masalah permodalan. Hal tersebut menurutnya tetap akan menjadi perhatian pemerintah daerah.”Masalah itu tetapi akan kami perhatikan. Sebab keberadaan para pengrajin ini juga sangat menunjang visi dan misi untuk menjadikan Biak sebagai Kota Jasa,”ungkapnya usai menutup kegiatan pelatihan.

Selain masalah permodalan dan peralatan, kendala lain yang dihadapi para pengrajin yaitu masih minimnya penguasaan dalam memproses serta pengembangan desain produk. Hal ini mengakibatkan hasil karya pengrajin di Biak sulit bersaing dengan pengrajin lainnya yang terus melakukan pengembangan desain. ”Untuk itu kita berterima kasih kepada pemerintah provinsi yang telah mendatangkan instruktur dari Cilacap untuk berbagai ilmu dengan pengrajin kita di Biak, ”tambahnya.(nat)

24 June 2007

Sorong : SMAN 4 Satu-satunya Berwawasan Kelautan

(www.radarsorong.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Patut menjadi kebanggaan karena SMA Negeri 4 Sorong di Pulau Dum sekalipun baru berdiri selama empat tahun ternyata menoreh keberhasilan yang luar biasa. Lantaran dari seluruh SMA se-Papua Barat dan Papua merupakan satu-satunya sekolah yang berwawasan lokal dan kelautan. Hal ini tidak lepas kepercayaan yang diberikan oleh Dirjen Perikanan dan Kelautan kepada SMAN 4 tersebut. Penegasan tersebut seperti yang disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMAN 4 Sorong Bagian Kurikulum, Petrus Lelmalaya, A.Md, PAK kepada Radar Sorong Jumat (22/06) kemarin saat ditemui di ruang kerjanya.

"Dan luar biasanya dari 100 SMA se-Indonesia yang diberikan kepercayaan oleh Dirjen Perikanan dan Kelautan untuk dipercayakan sebagai SMA yang berwawasan keunggulan lokal dan kelautan hanyalah SMAN 4 Sorong yang bertempat di Sorong Kepulauan yaitu Pulau Dum,"ujarnya.
Dikatakan, menyangkut kualitas dan kuantitas itu bukan menjadi persoalan karena SMAN 4 sendiri sudah merasa siap dan mampu untuk bersaing dengan SMA yang lainnya. Hal ini tidak lepas karena semuanya dibangun dengan kepercayaan yang sangat tinggi dan motivasi yang sangat besar sehingga dapat menunjukkan kepada Pemda dan seluruh masyarakat.

"SMAN 4 walaupun tempatnya di pulau tetapi kualitas pendidikannya bukan kualitas pulau. Karena kami di sini akan tetap eksis dan loyal,"ungkapnya.
Ditambahkan, SMAN 4 yang diberikan predikat berwawasan keunggulan lokal dan kelautan dari Dirjen Periakan dan Kelautan ini karena output dari SMAN 4 langsung bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan untuk mengharapkan pekerjaan. Kenyataan tersebut terkait dengan pada SMAN 4 para siswa mendapatkan kurikulum berbasis kompetensi dan dilatih khusus untuk bekerja.

"Kami disini mengajarkan kepada para siswa misalnya bagaimana cara membudidayakan kerambak taripang. Pelatihan untuk membuat kerambah taripang ini kami lakukan di Pulau Sop. Kami di sini memberdayakan para siswa,"jelasnya.

Diterangkan, pelatihan khusus untuk bekerja tersebut mendapat bantuan dana dari pusat sebesar Rp 100 juta. Dan untuk soal pembayaran uang sekolah setiap bulannya itu, SMAN 4 Sorong selalu berbasis kepada kemampuan masyarakat yang tinggal di Pulau Dum.(yan)

Sorong : BPMigas Tolak Hadir, Pertemuan Deadlock

(www.radarsorong.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Pertemuan membahas penyelesaian masalah tuntutan ganti rugi yang diajukan warga Kampung Kabra
Distrik Salawati,Kabupaten Raja Ampat menemui jalan buntu. Hal ini lantaran BPMigas, sebagai pengambil keputusan dalam masalah pembayaran tuntutan ganti rugi yang dilayangkan masyarakat sengaja tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Pertemuan yang berlangsung di Lantai II Hotel Tanjung semalam dipimpin oleh Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Raja Ampat Pdt Albert Mayor dan didampingi Wakil Ketua II Abbas Umlati.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut tokoh masyarakat Kabupaten Raja Ampat Djafar Umpain, Drs M Umpain Dimara, BA selaku kuasa dari masyarakat Kabra Distrik Salawati, Yan Waromi dan dari JOB Petrochina yang diwakili Humas JOB Pertrochina Sonratho Marolla,SH.

Rangkaian pertemuan membahas tuntutan ganti rugi berlangsung alot. Pasalnya dari pihak masyarakat tetap menuntut agar JOB Petrochina maupun BPMigas harus segera menyelesaikan tuntutan ganti rugi senilai Rp 17 Miliar lebih.
Jika masalah ini tidak diselesaikan, warga pun mengancam untuk memperluas aksinya dengan memalang kegiatan operasi minyak JOB Peterochina.

Dimana setiap sumur minyak yang ada di Distrik Salawati akan dipalang. Termasuk rumah- rumah staf Petrochina maupun Kepala Perwakilan BPMigas Maluku Papua juga terancam dipalang.
Sementara itu Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Raja Ampat Albert Mayor dalam penjelasannya mengharapkan dalam pertemuan yang sudah beberapa kali difasilitasi oleh dewan, berharap dapat diselesaikan secara baik tanpa ada yang dirugikan baik dari pihak perusahaan maupun dari warga masyarakat.

Soal ketidak hadiran pihak BPMigas,dari alasan yang disampaikan, terungkap kalau undangan yang diserahkan pihak DPRD mendadak.
Karenanya BPMigas meminta agar DPRD mencari waktu yang baik, disesuaikan dengan jadwal DPRD.
Sementara itu Humas JOB Petrochina Sonratho Marolla,SH mengatakan, soal kepastian penyelesaian tuntutan ganti rugi itu bukanlah merupakan kewenangan pihaknya maupun perusahaan.
Menurut Sonrantho, pada prinsipnya JOB Petrochina siap menyelesaikan tuntutan ganti rugi yang diajukan masyarakat, terutama menyangkut galian C.

Hanya saja seluruh pembayaran ganti rugi atau mengeluarkan dana satu sen pun yang dikeluarkan perusahaan minyak yang beroperasi di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia harus mendapat persetujuan pembayaran dari BPMigas.
"Yah kita lakukan pertemuan pun juga tapi kalau tidak dihadiri BPMigas maka kami minta maaf. Info terakhir yang kami terima kepala perwakilan BPMigas Maluku Papua tiba dari Jakarta hari Senin mendatang. Tapi kalau disepakati yah mungkin kita akan kembali melakukan pertemuan pada hari Kamis mendatang,"ujarnya.

Menariknya dalam pertemuan tersebut terkait dengan pembayaran ganti rugi, dimana terjadi pro dan kontra mengenai munculnya dua surat kuasa dalam penyelesaian masalah ini.
Atas kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Raja Ampat Albert Mayor minta agar masyarakat menyelesaikan semua persoalan dulu dan dicari satu kata kesepakatan antara 2 kelompok yang bertikai tersebut. Sehingga dalam pembicaraan yang akan digelar Kamis mendatang dengan pihak BPMigas dan JOB Petrochina, tak ada lagi ‘dua’ suara.

Sebagai wakil rakyat, Albert Mayor mengatakan dirinya tidak ingin melihat perpecahan terjadi di masyarakat, oleh karena itu jika masalah antar 2 kelompok yang bertikai soal pemberian kuasa yang pemilik ulayat atau adat maka sebaiknya DPRD Raja Ampat mundur dan tidak akan memfasilitasi lagi pertemuan tersebut.
Dengan adanya pernyataan keras dari Wakil Ketua I DPRD Raja Ampat tersebut, maka kelompok yang bertikai bersedia menyelesaikan segala persoalan yang ada .

Hasil dari pertemuan dua kelompok tersebut dibacakan oleh D. Dimara dihadapan Wakil Ketua I dan II DPRD Raja Ampat, Humas JOB Pertrochina dan semua yang menghadiri pertemuan bahwa kedua belah pihak sepakat dan setuju tetap memakai satu surat kuasa atas nama Drs. D Umpain Dimas BA,dengan catatan surat kuasa tersebut akan memakai addendum dengan memasukan semua nama- nama kelompok yang ada.
Hasil kesepakatan tersebut akan dibuat dalam berita acara dan juga dibuat dalam kesepatakan bersama yang akan ditandatangani oleh dua kelompok yang bertikai.

PALANG BERLANJUT, BPMIGAS LUMPUH
Hari ketiga pasca dipalang, sampai kemarin, Kantor BPMigas Maluku-Papua lumpuh total. Kantor yang bermarkas di Jalan Krakatau Puncak Patra Bahari, itu masih dipalang dengan bambu yang dipaku berselang-seling dan diikat kain merah.
Dari pantauan Koran ini di Kantor BPMigas kemarin, hanya terlihat petugas Satpam yang berjaga-jaga dan dua orang staf yang sedang membersihkan depan halaman Kantor BP Migas.
Menurut staf yang enggan dikorankan, saat ini pimpinan BP Migas masih berkoordinasi dengan perwakilan massa atas tuntutan yang diajukan. Seperti terungkap dalam aksinya Rabu lalu, warga Pulau Kabra Distrik Samate Kabupaten Raja Ampat menuntut ganti rugi atas tanah yang belum dibayar oleh JOB Pertamina-PetroChina Salawati sekitar Rp 17 Miliar.

Dalam hal ini, BPMigas dianggap tidak berperan dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan Migas yang dianggap merugikan rakyat. Selain soal tuntutan atas tanah yang telah disurvei, massa juga menyuarakan soal penggunaan tenaga kerja yang mengabaikan tenaga lokal. Hal yang sama dimana soal tenaga lokal yang diabaikan pihak perusahaan juga mendorong massa memalang Kantor Pir Oil.

Sampai kemarin, aksi palang di Kantor BPMigas dan Pir Oil masih berlanjut. Dari pantauan Koran ini di Kantor Pir Oil yang terletak di belakang Hotel Intercity, suasana tampak sunyi senyap. Sesekali terlihat orang yang keluar masuk ke dalam kantor tersebut dengan melalui pintu samping. Hal ini karena pintu depan terpalang oleh bambu yang diikat kain merah.

Menurut keterangan yang dihimpun Koran ini, sejak pagi situasi di kantor tersebut memang sepi dan pada pagi hari terlihat beberapa karyawan yang tinggal di tempat tersebut keluar dengan membawa tas seperti akan mengungsi. (boy/fer/iin)

Biak : Masyarakat Diminta Mendukung Program Rehabilitasi Lahan

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Masih luasnya lahan kritis di wilayah Kabupaten Biak Numfor yang secara keseluruhan diperkirakan mencapai 17.000 Ha membutuhkan perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah dan masyarakat di Biak. Untuk itu Kepala Dinas Kehutanan Biak Numfor Ir.Adreas F Lameky mengharapkan, dukungan dari masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan dan secara bersama-sama merehabilitasi lahan kritis.


Ditemui Cenderawasih Pos usai kegiatan penanaman 1.000 pohon di Desa Yenusi Distrik Biak Timur yang dilakukan Persatuan Isteri Karyawan Perum Angkasa Pura (Periskapura) I cabang Bandara Frans Kaisiepo, AF Lameky mengatakan, kepedulian yang dilakukan oleh Periskapura dalam melakukan kegiatan rehabilitasi lahan hendaknya dapat dicontoh oleh kelompok masyarakat lainnya.

”Kegiatan ini sangat positif dan Dinas Kehutanan siap memberikan dukungan dengan menyiapkan bibit dan lahan untuk ditanam.Namun kita berharap ada tindak lanjut dari kegiatan penanaman ini yaitu pemeliharaan tanaman,”ungkapnya.

Mulai munculnya dukungan yang diberikan masyarakat atau kelompok masyarakat dalam melakukan rehabilitasi hutan dan lahan, Dinas Kehutanan akan berupaya untuk memotivasi kelompok masyarakat lainnya untuk lebih peduli dengan kondisi lingkungan di sekitar mereka. Sebab selama ini terjadinya degradasi atau penurunan kualitas lahan disebabkan oleh ulah manuasia sendiri yaitu dengan melakukan okupasi lahan, illegal logging dan kegiatan lainnya yang dapat merusak lingkungan.(nat)

Tolikara : Pemkab Serahkan 150 Bibir Ternak Babi

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Bupati Tolikara John Tabo secara simbolis menyerahkan 150 ekor bibit ternak babi yang diterima kepala dinas peternakan Ir. Yusmin Timang, di Tolikara Kamis (21/6) kemarin. Humas Tolikara dalam releasenya yang disampaikan Cenderawasih Pos Jumat ( 22/6) siang kemarin, disebutkan, bahwa Bupati John Tabo pada prinsipnya menitik beratkan pada pembangunan disektor pertanian dalam arti luas. Sebaba, dengan cara itudapat mengangkat harkat dan martabat orang pegunungan, khususnya di Tolikara di tengah-tengah pelaksanaan pembangunan saat ini.


” Untuk membangun Tolikara kearah masa depan yang lebih baik, hanya dapat dilakukan oleh orang Tolikara sendiri dan bukan orang lain,” tegas Bupati Tabo. ” Hal itu hanya bisa terwujud bila ditunjang dengan kemauan dan kerja keras serta motivasi untuk membangun disemua lini,” tambahnya.Menurut bupati Tabo, ada dua hal yang sangat penting diperoleh masyarakat dalam mengembangkan ternak babi yaitu masyarakat dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dan menambah penghasilan untuk hidup sejahtera. Sementara itu kepala dinas peternakan Tolikara Ir. Yusmin Timang menambahkan bantuan ternak babi itu sifatnya tidak bergulir, melainkan bantuan murni dari pemkab Tolikara secara cuma-cuma dan pihaknya akan melakukan pengawasan dilapangan. (jk

Biak : DAP Wilayah Teluk Cenderawasih Bahas Proteksi SDA

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Masih minimnya kontribusi yang diterima masyarakat adat Papua terkait dengan kegiatan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di wilayah Teluk Cenderawasih, mendorong Dewan Adat Papua Wilayah II Saireri untuk membicarakan upaya perlindungan terhadap SDA milik masyarakat pribumi.

Koordinator Dewan Adat Papua Wilayah II Saireri Mananwir Yan Pieter Yarangga kepada wartawan disela-sela pembukaan Temu Konsolidasi DAP Wilayah II Saireri di Hotel Irian mengatakan, dalam kegiatan konsolidasi yang akan berlagsung beberapa hari, komponan adat di wilayah Teluk Cenderawasih yang meliputi Biak, Yapen, Waropen dan Nabire akan merapatkan barisan untuk mengidentifikasi serta memberikan proteksi terhadap kekayaan alam milik masyarakat pribumi.

“Pertemuan ini semata-mata untuk melakukan konsolidasi untuk mengevaluasi proses perjuangan dan pembangunan yang menyangkut hak-hak dasar pribumi juga kaitan dengan investasi hingga eksploitasi SDA. Sebab proses yang terjadi selama ini di Papua khususnya di kawasan Teluk Cenderawasih sumbangsih bagi masyarakat pribumi belum Nampak,”tegasnya.

Pembahasan mengenai proteksi terhadap kekayaan alam yang ada di wilayah Teluk Cenderawasih diakui oleh Mananwir Yan Pieter Yarangga sedikit terlambat dan baru dapat dibahas tahun 2007 ini. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yang dihadapi oleh dewan adat.Ketika disinggung mengenai bentuk proteksi yang akan dilakukan, Yan Pieter Yarangga mengatakan, hal itu tidak terlepas dari aturan-aturan adat yang selama ini dipegang teguh oleh masyarakat adat Papua khususnya di wilayah Teluk Cenderawasih.

”Hasil ini akan kita juga akan sampaikan dalam Konferensi Besar Dewan Adat Papua yang akan digelar di Port Numbay pada awal Juli 2007,”tambahnya.Sementara itu kegiatan Temu Konsolidasi Dewan Adat Papua Wilayah II Seireri diikuti sekitar 30 orang peserta dan dibuka oleh Sekretaris Pleno Dewan Adat Papua Welem Bonay.(nat)

Merauke : Di Merauke, Puluhan Ekor Unggas Mati Mendadak

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 23 Juni 2007)
Hasil Pemeriksaan, Bukan Karena Tertular Virus Flu Burung MERAUKE - Sekitar 40 ekor ayam dan 20 ekor itik dan bebek (entok) milik peternak Iriyanto di Kampung Sidomulyo, Distrik Semangga Merauke, ditemukan mati secara mendadak. Kondisi ini membuat warga di distrik tersebut menjadi resah, pasalnya mereka khawatir, uanggas itu mati karena terserang virus flu burung.

‘’Memang ada laporan ke kami bahwa puluhan ekor unggas milik Iriyanti di Kampung Sidomulyo, mati mendadak. Kami sudah turunkan Tim untuk mengecek penyebab kematian unggas-unggas tersebut,’’ terang Kepala Dinas Peternakan dan Kehewanan Kabupaten Merauke, Ir Bambang Dwiatmiko, kepada Cenderawasih Pos, Jumat (22/6) kemarin. Puluhan ekor ayam, itik dan bebek itu ditemukan pemiliknya mati mendadak sejak Sabtu (16/6) pekan lalu hingga Kamis (21/6) kemarin.

Menurut Bambang, tim yang diturunkan ke lapangan membawa beberapa bangkai dari unggas tersebut untuk dilakukan emeriksaan lebih lanjut. ‘’Dari pemeriksaan patologi anatomi (bedah bangkai,red) serta uji cepat flu burung yang kami lakukan, hasil kesimpulan sementara yang diperoleh negative virus AI atau tidak menunjukan gejala flu burung,’’ terangnya.

Hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya, lanjut Bambang, disimpulkan bahwa kematian puluhan unggas tersebut disebabkan karena faktor lingkungan dan perlakuan pemeliharaan. Terkait dengan itu, Bambang menghimbau kepada peternak unggas dan seluruh masyarakat Merauke untuk tidak panik dan resah serta tidak perlu menanggapi isu negatif yang disampaikan oleh siapapun, karena sampai saat ini Kabupaten Merauke masih dinyatakan bebas dari flu burung. Selain itu, tidak membiarkan ternaknya berkeliaran secara bebas tapi dikandangkan.

‘’Kami juga mengharapkan warga apabila menemukan unggas atau ternaknya mencurigakan untuk segera melaporkan ke Posko Flu Burung. Apa yang sudah dilakukan oleh pak Iriyanto dengan melaporkan unggasnya yang mati mendadak sudah tepat untuk kami segera melakukan tindakan selanjutnya,’’ harapnya. (ulo)

Merauke : Investor China Akan Tanam Modalnya di Merauke

(www.cenderawasipos.com, Sabtu 23 Juni 2007)
MERAUKE- Potensi pengembangan perkebunan dan pertanian yang dimiliki Kabupaten Merauke, mulai dilirik sejumlah investor baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya, adalah pebisnis terkemuka dibidang pertanian asal Tirai Bambu Cina, Aero Biotech Group.


Komitmennya untuk melakukan investasi dibidang teknologi pertanian di Merauke tersebut ditindaklanjuti pihak petinggi Aero Biotech Groupdengan melakukan kunjungan ke beberapa lokasi selama 2 hari di Merauke, yang dimulai Jumat kemarin. Mereka adalah Presiden Director Mr. Hwong Hua, Director Mr Paul Qian, Director Mr Alan Lai, Chief TecnologiOfficer Mr Julian Xu Hang dan Executive Director Texas Pasific Group (Asia Region) Mr Xiao Hu Yang. Termasuk 2 Senior Engginernya.

Kedatangan rombongan petinggi Aero Biotech Group tersebut, langsung disambut Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze dan jajaran Dinas Tanaman Pangan dan Pertanaman Kabupaten Merauke.Sebelum melakukan peninjauan ke beberapa lokasi, Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze memberikan paparan tentang kondisi daerah dan potensi pengembangan pertanian di Kabupaten Merauke yangsangat cocok untuk pengembangan pertanian.

‘’Menurut hasil penelitian, bahwa hamparan datar yang sangat luas di Kabupaten Merauke ini sangat cocok untuk pertanian. Bahkan di jaman Belanda sudah dikembangkan pilot project yang disebut Padi Kumbe yang mana saat itu hasil panen mampu memenuhi kebutuhan untuk Papuadan Pasifik,’’ terangnya.

Dipaparkan, luas lahan basah 1.937.291 ha, sedangkan lahan kering 554.531 ha. Dari luas lahan tersebut yang baru dimanfaatkan seluas34.750 ha terdiri dari sawah seluas 21.742 ha, ladang seluas 12.158 ha dan rawa seluas 850 ha. Sementara itu, pihak Aero Biotech Group menjelaskan, perusahaannya merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Negara Bambu Tirai tersebut yang bergerak dalam bidang pengembangan varitasjagung, bulu domba dan varitas lainnya. ‘’Produk-Produik kami berorientasi pada teknologi dan juga kepada pasar,’’ terangnya yang ditraslate dalam Bahasa Indonesia.

‘’Kami harap dapat melakukan kerjasama yang saling menguntungkan karena kami membawa pengalaman dan teknologi untuk petani diMerauke dalam meningkatkan pendapatannya,’’ kata Hwong Hua penuh harap.Selain melakukan peninjauan ke UPT Wasur dan Rumah Pemotongan Hewan dan kebun Nilai Wasur, rombongan yang didampingi langsung Bupati tersebut juga melakukan kunjungan ke Kampung Wapeko , BBU dan BBI Padi Kurik. Rencananya malam ini, Sabtu (23/6) akan dilakukan penandatangan kerjasama antara kedua belah pihak dalam bentuk MoU. (ulo)

Jayapura : Masyarakat Diminta Tetap Waspadai Flu Burung

(Cenderawasih Pos, Sabtu 23 Juni 2007)
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Papua drh Didik Radjasa, M.MT mengatakan, penemuan kasus flu burung atau avian influenza (AI) di Kotaraja, perlu disikapi oleh masyarakat dengan tetap waspada. "Masyarakat diharapkan agar tetap mewaspadai kasus flu burung itu. Jika ada kasus yang ditemukan cepat dilaporkan ke instansi terkait sehingga langsung ditindaklanjuti,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (22/6) kemarin.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewaspadai kasus flu burung, menurut didik, antara lain tetap waspada terhadap flu burung, jika punya ayam atau unggas supaya dikandangkan, jika melakukan kontak dengan unggas mencuci tangan atau badan khususnya bagian yang kontak langsung dengan menggunakan sabun.

Selain itu, lanjut Didik, jika ada orang yang mendatangkan unggas atau ayam perlu ditahu asalnya dari mana. "Jika ayam tersebut dibawa dari luar Papua maka perlu ditanya tentang kelengkapan dokumennya, jika dokumennya tidak lengkap maka itu perlu dimusnahkan,"tandasnya,.

Dikatakan, teori penularan penyakit flu burung biasanya memang melaluii unggas atau daging, namun khusus untuk manusia tidak semuanya orang bisa langsung tertutar. Penularan itu dapat terjadi, jiak blester (gen) orang itu tidak cocok dengan ayam yang menularkan virus tersebut.Dicotohkan, ada ribuan ayam milik peternak di daerah Jawa mati namun para peternaknya tidak apa-apa pada hal mereka selalu melakukan kontak langsung. Meski begitu, dia tetap mengingatkan masyarakat tetap waspada dan mencegah penurahan virus AI tersebut.

"Sebenarnya untuk daging ayam atau unggas lainnya kalau dimasak dengan baik sebenarnya tidak apa-apa. Sebab virus AI ini tidak bisa hidup pada suhu tinggi, misalnya mati pada suhu 60 derajat celsius, cuma dikwatirkab bisa tertular lewat korotan ayam namun kalau suhunya juga tidak cocok virus tersebut tetap mati,"kata Didik.(ito)

23 June 2007

Merauke : Jangan Jadi Pemburu, Pesan Bupati Bagi Pengurus Asosiasi Tanaman Hias dan Peternak Ayam

Foto : Yulius Sulo - Cenderawasih Pos
( Cenderawasih Pos, Jumat 22 Juni 2007 )
Jangan jadi pemburu. Kalimat singkat tersebut disampaikan Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze sebagai peringatan, saat melantik pengurus Asosiasi Tanaman Hias dan Asosiasi Peternak Ayam, pada Pameran Tanaman Hias yang digelar di Mopah Lama Merauke, dalamrangka Hari Bhakti Tani, Kamis (21/6) kemarin.
Menurut Bupati Gebze, proses pemusnahan dan pelestarian hayati berjalan tidak seimbang. Disatu sisi, pemusnahan berjalan begitu cepat, sementara usaha pelestarian hayati berjalan dengan kecepatan deret ukur, sehingga dengan perbedaan tersebut, pasti ada yang hilang.
‘’Tapi, moga-moga dengan pelantikan pengurus ini ada upaya pelestarian keanekaragaman anugera Tuhan yang yang telah kita miliki,’’ harap Bupati.
Bupati berharap, wadah yang baru dibentuk tersebut sungguh-sungguh menjiwai makna dari misi pembentukan kedua asosiasi tersebut. Meski disatu sisi ada nilai komersial, namun disisi lain yang terpenting adalah kelestariannya. ‘’Jangan semata-mata berburu nilai komersialnya, tapi yang lebih penting adalah memelihara kelestariannya. Karena tumbuhan dan burung bisa menjadi teman yang ramah dan akranb bagi manusia.
Berkaitan dengan peringatan Hari Bhakti Tani tersebut, menurut Bupati sebagai bukti eksistensi kelompok relawan yang terus tekun melakukan pekerjaan petani. Kendati saat ini pekerjaan tani tidak lagi popular karena tidak memberikan kesejahteraan bagi petani. Pada hal, Negara kita dikenal sebagai Negara agraris.
Lanjut Bupati, tidak populernya pertanian saat ini, karena Pemerintah sendiri kurang memberikan kebijakan yang berpihak kepada petani. Akibatnya, Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris harus mengimpor beras dari Negara lain dan lebih mensejahterakan petani Negara lain.
Dampak lain dari ketidakberpihakan pemerintah terhadap pertanian, yakni banyaknya petani meninggalkan Indonesia dan menjadi tenaga kerja illegal di Malaysia. Di lain pihak, anak-anak dari keluarga petani tidak lagi tertarik dengan pertanian dan lebih memilih masuk ke kota. ‘’Itu karena mereka rasakan bahwa jadi petani tidak memberikan jaminan kesejahteraan dikemudian hari,’’ terang Bupati. (ulo)

Merauke : 14 Nelayan Asal Merauke Tertangkap di PNG, Dipulangkan

( Cenderawasih Pos, Jumat 22 Juni 2007 )
Jika sebelumnya 23 nelayan asal Kabupaten Merauke tertangkap di PNG karena melanggar batas Negara dan berhasil dipulangkan, maka hal yang sama dilakukan bagi 14 nelayan asal Merauke yang tertangkap di PNG sekitar bulan Maret 2007.


Ke-14 nelayan yang dipulangkan tersebut seluruhnya telah tiba di Merauke dengan selamat. 7 Diantaranya tiba dengan selamat pada 15 Juni 2007 dengan menggunakan longboat dan telah dikembalikan ke keluarga masing-masing, sedangkan 7 lainnya baru tiba di Merauke Kamis (21/6) siang kemarin. ‘’Jadi yang 7 nelayan itu baru tiba hari ini di Kampung Tomer,’’ ungkap Kepala Kesatuan Bangsa dan Perbatasan Kabupaten Merauke R. Gatot Marsigit, S.Sos, MM, kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Pemulangan ke 14 nelayan yang tertangkap aparat keamanan PNG tersebut, difasilitasi Konsulat Indonesia yang ada di Vanimo PNG bersama Pemerintah Kabupaten Merauke.

Gatot menjelaskan, adanya selang waktu pemulangan bagi 14 nelayan tersebut, karena cuaca yang buruk. ‘’Yang 7 nelayan sebelumnya karena bisa tembus sedangkan 7 lainnya yang baru tiba hari ini karenasaat itu tertahan dengan cuaca yang buruk,’’ terang mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Merauke ini.

Pemulangan puluhan nelayan asal Merauke tersebut, lanjut Gatot Marsigit, setelah menjalani penahanan kurang lebih 3 bulan di Negara tersebut. Selain penahanan, 2 unit kapal dan seluruh fasilitas alattangkap disita dan dimusnahkan .

‘’Barang bukti berupa 2 unit kapal serta alat tangkap itu dimusnahkan,’’ jelasnya. Diungkapkan, ke-14 nelayan asal Merauke yang menggunakan 2 kapal tersebut ditangkap oleh Pemerintah PNG karena melakukan pelanggaran batas wilayah dimana, kapal mereka sudah melakukan penangkapan ikan di wilayah PNG.

Gatot menjelaskan, berbagai faktor yang membuat nelayan asal Merauke tertangkap di PNG diantaranya kapal yang digunakan kurang dilengkapi dengan peralatan petunjuk, rambu-rambu suar di perbatasan kedua Negara tidak ada, terutama dari Negara PNG. Selain itu tingkat kemampuan dari nahkoda dan ABK sangat minim. ‘’Kapal mereka tidak sama dengan kapal asing yang dilengkapi dengan fasilitas. Sementara nelayan-nelayan kita ini kurang dilengkapi. Dan mereka tidak mampu bersaing dengan kapal asing yang dilengkapi peralatan alat tangkap yang canggi. Mereka ini karena tuntutan menghidupi keluarga,’’ jelasnya.

Meski demikian, tambah Gatot Marsigit, ke-14 nelayan yang dipulangkan tersebut nantinya akan dikumpulkan untuk diberikan pembinaan. (ulo )

22 June 2007

Biak : Ketika Pariwisata Biak Dipromosikan Melalui Program Fieldtrip Wisata Bahari dan Wisata Sejarah Jadi Andalan

( Cenderawasih Pos, Rabu 21 Juni 2006 )
Wisata Bahari dan Sejarah PD II bisa Menjadi Andalan Untuk lebih memperkenalkan potensi wisata di Kabupaten Biak Numfor kepada masyarakat luas, Badan Pengurus (BP) KAPET Biak menggandeng sejumlah media baik cetak maupun elektronik untuk mengikuti perjalanan wisata. Obyek wisata mana saja yang ditawarkan ?

Obyek wisata khususnya wisata bahari yang ada Kabupaten Biak Numfor sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat mengundang wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara berkunjung ke Kabupaten Biak Numfor. Potensi wisata ba­hari dengan pemandangan bawah laut yang tidak kalah menariknya dibading Bunaken di Provinsi Sulawesi Utara, lebih diperkuat dengan potensi wisata sejarah khususnya menyangkut Perang Dunia II. Namun potensi besar yang dimiliki Ka­bupaten Biak Numfor tersebut sampai saat ini belum dapat mendongkrak sektor pariwisata di daerah ini. Guna lebih menghidupkan sektor pariwisata di daerah ini khususnya di Kawasan Teluk Cenderawasih, Badan Pengurus (BP) KAPET Biak bersama Pemkab Biak Numfor menggandeng sejumlah media baik nasional dan lokal untuk mem­perkenalkan potensi tersebut kepada masya­rakat luas melalui program Fieldtrip. Dalam kegiatan fieldtrip yang dilaksanakan selama dua hari yaitu Senin (19/6) dan Selasa (20/6) para peserta diajak melakukan kegiatan menyelam atau diving dan snorkeling di sekitar kawasan Kepulaun Padaido.

Selain memperkenalkan potensi wisata bahari, dalam kegiatan fieldtrip tersebut, beberapa potensi wisata sejarah khususnya yang terkait Perang Dunia II juga diperkenalkan seperti lokasi peninggalan PD II khususunya tentara Sekutu di Pulau Wundi dan Pulau Owi, peninggalan PD II dari tentara Jepang seperti Goa 5 Kamar, Monumen PD II dan Goa Jepang.

Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen, S.Sos, MM, yang sempat menyambut para peserta Fieldtrip di Desa Opiaref Distrik Biak Timur mengakui bahwa dunia kepariwisataan di Kabupaten Biak Numfor belum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun sejak tahun 2004 ketika dirinya dilantik sebagai Bupati Biak Nurnfor bersama Adrianus Kafiar sebagai Wakil Bupati, pembangunan sektor pariwisata secara bertahap mulai dihidupkan.

"Untuk meningkatkan kesejahteraan ma­syarakat di Biak, kami hanya mempunyai dua mesin penggerak perekonomian yaitu Bandar udara dan pelabuhan laut Oleh sebab itu kami mencoba untuk menghidupkan mesin-mesin penggerak perekonomian di setiap daerah diantaranya melalui sektor pariwisata,"terangnya.

Untuk lebih menghidupkan dunia pariwisata di Kabupaten Biak Numfor menurut bupati salah satu upaya yang telah dirintisnya sejak tahun 2004 yang lalu yaitu menghidupkan kembali Hotel Marau disampingi itu mulai melakukan promosi dan peningkatan sarana dan prasrana penunjang lainnya.

Diharapkan dengan upaya yang dilakukan pemerintah daerah saat ini untuk lebih menghidupkan dunia pariwisata, masyarakat dapat memberikan dukungan dan respon positif untuk turut serta dalam pengembangan dunia pariwisata.***

Sentani : Proyek Kebun Bibit Kakao Maribu, Dibatalkan

(www.papuapos.com, Kamis 21 Juni 2007)
Kendati proyek-proyek pembangunan pemerintah Kabupaten Jayapura tahun 2007 ini, belum semuanya berjalan di lapangan, namun terkesan ada proyek yang sudah dipaksakan berjalan. Proyek yang dikategorikan proyek fiktif ini ditemukan pada satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura, yakni proyek pembuatan sarana kebun bibit di Maribu yang fokusnya untuk pembibitan Kakao.

Dugaan proyek fiktif ini dilaksanakan tidak sesuai dengan aturan yang ada, dimana proyeknya tidak melalui proses pelelangan tender, pembentukan panitia dan prosedur lainnya, namun sudah dikerjakan.Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura Ir. Tasrief Thayeb, yang dihubungi wartawan mengakui kalau pihaknya sudah mendapatkan perintah dari Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae, S. Sos, MM untuk membatalkan pengerjaan proyek tersebut."Ya, kami sudah mendapat perintah dari Bupati untuk membatalkan proyek ini, dan selanjutnya kita sudah koordinasi dengan pihak pemimpin kegiatan atau kontraktor proyek tersebut,"imbuhnya.

Menurutnya, proyek pembuatan pembibitan kakao ini dibiayai dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebasar Rp 1,37 miliar, yang dalam pelaksanaannya harusnya diklasifikasikan menjadi 8 lelang tender proyek secara keseluruhan dan ditangani oleh beberapa kontraktor.Lanjut dia dari beberapa kegiatan tersebut, lainnya sudah berjalan sesuai dengan mekanisme pelelangan proyek dan semuanya ditangani oleh pihak ketiga, namun ada kontraktor yang menangani bagian pembuatan jalan dan drainase saat ini sedang berjalan tanpa melalui prosedur yang sebenarnya.

"Dalam pembuatan kebun pembibitan ini, ada beberapa kegiatan yang ditangani oleh pihak ketiga, masing-masing sudah ajukan tender dan prosedur proyek yang wajar, namun kontraktor yang menangani bagian pembuatan jalan dan drainase yang sebelumnya tidak melalui prosedur seperti pelelangan, pembentukan panitia tiba – tiba sudah berjalan dan saat ini sedang berlangsung, sehingga kami diperintahkan untuk memberhentikan proyek tersebut," tukasnya, kemarin.Indikasi pelaksanaan proyek yang ditangani oleh kontraktor yang bersangkutan, berdasarkan SPK yang diberikan oleh PLH Kabupaten Jayapura, sementara semua proyek pembangunan berjalan setelah pelantikan pejabat eselon II dan III di lingkungan pemerintah Kabupaten Jayapura, sehingga hal tersebut dinilai tidak sesuai mekanisme yang berlaku.**

Biak : Disnak Biak Awasi Kapal dari Jayapura

(Cenderawasih Pos, 21 Juni 2007)
Terkait dengan munculnya kembali kasus dugaan flu burung di wilayah Kota Jayapura, Satgas Flu Burung Dinas Peternakan Kabupaten Biak Numfor meningkatkan pengawasan terhadap kapal yang berlayar dari arah Jayapura. Hal itu menurut Kepala Dinas Peternakan Biak Numfor Absalom Rumkorem, S.Pt, MM dilakukan untuk mencegah masuknya virus flu burung ke wilayah Kabupaten Biak Numfor.

Pengawasan terhadap kapal yang sandar di Pelabuhan Biak, kata Absalom rumkorem selama ini hanya difokuskan pada kapal-kapal yang berlayar dari arah barat. Namun dengan adanya kasus dugaan flu burung di wilayah Kota Jayapura, pengawasan terhadap kapal baik itu kapal putih dan kapal perintis yang tiba dari Jayapura akan mendapat perhatian.

“Pemasukan unggas atau daging dari Jayapura selama ini belum pernah ditemukan. Tetapi kita harus mewaspadai masuknya daging atau telur ayam yang telah kita tolak di atas kapal sengaja dilarikan ke Jayapura kemudian dibawa kembali dari arah Jayapura. Sehingga pengawasan terhadap kapal yang masuk baik dari arah barat maupun timur tetap kita lakukan,”ujarnya.

Dalam melakukan pengawasan di pelabuhan, Dinas Peternakan bekerjasama dengan Karantina Hewan dan KP3 Laut selaku instansi teknis yang memiliki kewenangan di wilayah pelabuhan. Dalam melakukan pengawasan, selain memeriksa kelengkapan dokumen, juga dilakukan pemeriksaan secara fisik terhadap barang juga dilakukan.

Disinggung tentang kemungkinan adanya laporan kasus dugaan flu burung, Absalom Rumkorem mengatakan, sampai saat ini Dinas Peternakan belum menerima adanya laporan dari masyarakat terkait dengan adanya ayam atau unggas yang mati mendadak. “Meskipun demikian kewaspadaan terhadap masuknya virus flu burung perlu senantiasa mendapat perhatian masyarakat,” jelasnya.(nat

Jayapura : Forum Kemitraan Lingkungan Hidup Digalakkan

(Cenderawasi Pos, 21 Juni 2007)
JAYAPURA-Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Papua nampaknya menyadari penuh perlunya keterlibatan semua pihak dalam pengendalian dan pencegahan kerusakan lingkungan. Karena itu, Forum Kemitraan Lingkungan Hidup yang telah terbentuk akan kembali digalakkan.


"Saya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membicarakan tentang pengendalian kerusakan lingkungan," kata Kepala Bapedalda Provinsi Papua Drs Wiro Yosep Watken kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/6) kemarin.

Dikatakan, forum kerja sama itu sebenarnya sudah berjalan, namun perlu ditingkatkan lagi sehingga memberikan hasil yang nyata, mengingat tingkat kerusakan lingkungan makin parah. Karena itu, dia menilai keterlibatan semua instansi teknis terkait seperti LSM, perguruan tinggi dan tokoh masyarakat atau adat sangat penting.

Dalam forum kerja sama ini, lanjut Watken, pihaknya akan melihat berbagai aspek lalu ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama sesuai dengan peran instansi terkait masing-masing. Dari aspek itu akan dicari suatu pola yang tepat dalam melakukan pengendalian atau pencegahan.

"Instansi atau komponen yang ada dalam forum ini tentunya memiliki peran yang berbeda, untuk itu peran tersebut perlu dipadukan untuk mencapai satu tujuan," tandasnya.(ito).

21 June 2007

Tips & Trik : Teh Campur Susu, Nikmat Tapi Kurang Sehat

( Kompas, Selasa 09 Januari 2007 )
Secangkir teh dicampur susu memang nikmat, apalagi disajikan panas-panas. Tapi tunggu dulu, meski nikmat namun campuran susu dalam segelas teh bisa menghalangi manfaat teh untuk menjaga kesehatan jantung. Mengapa begitu?

Berbagai penelitian telah membuktikan minum secangkir teh hitam bisa membuat syaraf lebih rileks dan menjaga tekanan darah tetap normal.

Namun, manfaat teh hitam tersebut akan terhalang oleh caseins, protein yang terdapat dalam susu, jika dicampurkan. Demikian seperti dilaporkan tim peneliti asal Jerman dalam European Heart Journal.

Tim peneliti melakukan riset untuk melihat manfaat teh terhadap 16 manusia dan jaringan pada tikus. Menurut tim peneliti, molekul dalam teh yang disebut catheins, akan memperlebar pembuluh darah dengan memproduksi senyawa kimia yang disebut nitric oxide. Nah, caseins yang berasal dari susu akan menghalangi manfaat tersebut dengan cara mengurangi konsentrasi catheins.

Hasil penelitian tersebut mendapat berbagai tanggapan, salah satunya dari anggota British Heart Foundation (BHF), June Davison yang mengatakan bahwa menjaga kesehatan jantung bisa dilakukan dengan banyak cara lain yang efeknya lebih besar, seperti tidak merokok serta menjaga pola makan yang sehat. Ia juga mengkritik sedikitnya responden dalam penelitian tersebut belum bisa membuktikan dampak dari sedikit campuran susu pada secangkir teh.

Namun anggota peneliti menyebutkan bahwa riset ini sangat kompleks, karenanya baru bisa dilakukan pengujian pada sedikit responden. Pihak yang kontra dengan hasil riset tersebut menyebutkan bahwa teh adalah minuman yang sangat menyehatkan dan mengandung 200 zat bioaktif, sehingga sedikit campuran susu tidak akan mengurangi manfaat zat-zat tersebut. Lagipula menurut mereka, tambahan susu bisa meningkatkan asupan kalsium.

Biak : Disnak Biak Perketat Pengawasan, Terkait Kembali Maraknya Kasus Flu Burung diLuar Papua

( Cenderawasih Pos, Jumat 19 Januari 2007 )
Maraknya kembali kasus flu burung di beberapa daerah di Pulau Jawa, mendorong Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Biak Numfor lebih memperketat pengawasan peredaran unggas serta produk-produk unggas lainnya dari luar daerah.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Biak Numfor Absalom Rumkorem, S.Pt, MM, mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya virus flu burung ke Kabupaten Biak Numfor, pengawasan di pintu masuk seperti pelabuhan dan Bandar udara semakin diperketat.

"Satgas yang telah kita bentuk tetap kita aktifkan untuk melakukan pengawasan di wilayah pabean bekerjasama dengan isntansi terkait lainnya seperti karantina. Dalam melakukan pengawasan tersebut kita tetap berpedoman pada SK Gubemur Nomor 158 Tahun 2004 mengenai larangan pemasukan unggas dan produk unggas lainnya,”ungkapnya saat menghadiri pencanangan penanaman sejuta pohon jarak di Biak Barat.

Selain melakukan pengawasan di wilayah pelabuhan dan Bandar udara, pemantauan di lapangan khususnya pada ternak unggas milik masyarakat tetap diintensifkan. Meskipun saat ini usaha peternakan berskala besar belum ada di Kabupaten Biak Numfor, namun pengawasan peternakan masyarakat yang bersifat usaha keluarga kata Absalom tetap dilakukan."Kedepan mungkin kita akan memprogramkan penyemprotan disinfektan untuk mengantisipasi penularan virus flu burung,"tambahnya.

Saat disinggung tentang temuan kasus yang berkaitan dengan flu burung, Absalom mengatakan sampai saat ini Dinas Peternakan belum menemukan adanya kasus yang berkaitan dengan flu burung seperti unggas yang mati mendadak.

Meskipun demikian, Absalom meminta agar masyarakat lebih tanggap terhadap munculnya gejala-gejala yang mengarah kepada flu burung dan segera melaporkannya untuk dilakukan upaya penanganan sedini mungkin. (nat)

Jayapura : Penyaluran Bantuan Ternak Sapi Dipersiapkan

( Cenderawasih Pos, Kamis 14 Desember 2006 )
Bantuan ternak sapi dari Kementrian Koperasi bagi masyarakat Kabupaten Jayapura yang berjumlah 200 ekor, yang rencananya mekanisme penyalurannya akan dilakukan melalui dua koperasi, kini mulai dipersiapkan. Pengadaan ternak sapi Peranakan Ongole (PO), saat ini mulai ditawarkan kepada para pengusaha di bidang peternakan.

Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Jayapura Drs Samuel Padollo, MM mengatakan, dua koperasi ternak yang ditetapkan sebagai penyalur ternak bantuan tersebut, yakni Koperasi Ternak Anugerah di Kemtuk dan Koperasi Ternak Naung di Nimboran.

"Proses pengadaan ternak sapi ini sudah dimulai, masing-masing ketua dari dua koperasi itu sudah melakukan pengumuman bagi para pengusaha bidang ternak yang berminat untuk pengadaan ternak ini,"tutur Samuel Padollo, Senin kemarin.

"Kepada para pengusaha di Kabupaten Jayapura dalam bidang pengadaan bibit ternak sapi Peranakan Onggole (PO) agar yang berminat dapat memasukkan perkenalan kepada pengurus kedua koperasi ternak tersebut,"tutur Padollo sebagaimana surat tembusan pengumuman lelang yang disampaikan pengurus dua koperasi tersebut.

Sesuai mekanisme yang ada di Kabupaten Jayapura maka bantuan ternak sapi dari kementrian koperasi ini menurut Padollo diharapkan, dilakukan perguliran kepada peternak sapi yang lain. Oleh karena itu, keterlibatan koperasi dalam penyaluran bantuan ternak ini, juga merupakan upaya pemberdayaan dan pembinaan koperasi. "Kita berharap melalui kegiatan koperasi ini,usaha ternak khususnya produksi ternak sapi di wilayah Kabupaten Jayapura dapat terus meningkat,"tambahnya.(tri)

Jayapura : Tiga Kabupaten Jadi Wilayah Percobaan Untuk Demonstrasi Pupuk Saputra Nutriens

(Cenderawasih Pos, 20 Juni 2007)
JAYAPURA-Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Ir. Leo Rumbarar, mengatakan, untuk tahun anggaran 2007 ini, pihaknya menjadikan tiga kabupaten sebagai wilayah percobaan/demonstrasi pupukSaputra Nutriens.Tiga kabuten tersebut, diantaranya, Kabupaten Biak, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Mimika. Ketiga wilayah bersangkutan, masing-masing akan mengembangkan pupuk tersebut diatas lahan seluas 10 hektar.


“Tahun ini, kami programkan untuk mulai melakukan uji coba pupuk tersebut pada tiga wilayah itu. Kami sudah lakukan MoU dengan pihak Saputra untuk percobaan pupuk ini,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos,KM. Papua Empat, disela-sela Turkam bersama Gubenur Suebu Minggu, (17/6) kemarin.Untuk mendukung program tersebut, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 400 juta bagi ketiga kabupaten itu.

Alasan pihaknya memilih ketiga kabupaten tersebut, tidak lain adalah ketiga wilayah itu memilikikarakteristik dan struktur tanah yang mewakili kabupaten/kota lainnya, seperti lahan kering dan lahan basah/subur.Untuk Kabupaten Biak dikembangkan tanaman kacang panjang, dan sayuran kol. Kabupaten Jayawijaya, dikembangkan tanaman sayuran dan juga umbi-umbian, sementara Kabupaten Mimika, khusus dikembangkan tanaman sayur-sayuran.Dikatakannya, andaikan percobaan pupuk bersangkutan hasilnya bagus pada tanaman-tanaman yang dijadikan uji coba itu, maka pada 2008 mendatang, pihaknya memprogram untuk seluruh wilayah pedesaan, terutamadesa pertanian dan peternakan di tanah Papua ini.

Sementara itu, pada kegiatan turun kampung (Turkam) Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu, SH, sejak 4 Juni 2007 lalu, hingga kini, ada sejumlah permasalahan yang ditemui baik dilapangan maupun acara dialog antara gubernur, kepala dinas/badan/kantor danmasyarakat, salah satunya masalah pertanian.Dan bertolak dari permasalahan tersebut, PemerintahProvinsi Papua, mengembangkan sekaligus mencanangkan program tanaman pertanian terpadu.Program tanaman pertanian terpadu tersebut meliputi kegiatan pertanian sendiri, peternakan serta kegiatan perlindungan konservasi hutan. Dalam kegiatan pertanian terpadu itu, tanaman yang dikembangkanadalah sayuran-sayuran, umbi-umbian dan buah. (nls)

Mimika : Pascabanjir, 11 Sumur Air Mengering

(Cenderawasi Pos, 20 Juni 2007)
MIMIKA - Banjir yang melanda Kota Timika dan sekitarnya Jumat pekan lalu, tidak saja merendam sejumlah rumah dan merusak harta benda. Dampak lain pascabanjir yakni, membuat puluhan warga di dua kampung yakni, Kebun Siri dan Goronggorong, Distrik Mimika Baru kekurangan air bersih.Data yang berhasil di himpun Radar Timika (group Cenderawasih Pos), Selasa (19/6) dilaporkan sudah 11 sumur air mengering, semantara yang lain, debetnya airnya menipis.

Lukas Sinmiansa, warga Kebun Siri menuturkan, pengurangan debit air sumur warga sudah terjadi sejak, Jumat (15/6). Ketinggian air diperkirakan hanya mencapai 30 Cm, bila dihitung dari dasar sumur. Padahal sebelum banjir, debit air sangat besar yakni mencapai sekitar dua hingga tiga meter.“Sekarang kalau timba air sangat susah dan harus sabar menunggu. Itupun air yang bisa ditampung tidak banyak, yah hanya untuk masak dan cuci saja,”ujar Lukas yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Timika.

Ny. Ani Wakum warga lainnya menyampaikan, sumur miliknya sama sekali kehabisan air. Untuk memenuhi kebutuhan seperti mandi dan mencuci terpaksa dilakukan di bendungan. Sedangkan untuk air minum dan membersihkan peralatan dapur menggunakan air gallon. “Kami ibu-ibu dalam tiga hari ini kalang kabut. Bagaimana tidak sumur tidak air lagi. Kami terpaksa menampung air hujan untuk memasak. Untuk cuci terpaksa di bendungan, “ujar Ny. Ati, warga lainnya.Pantauan wartawan Koran ini kemarin, kondisi yang sama tidak saja dialami warga Kebun Siri dan Goronggorong, tetapi juga warga di sekitar Bambu Kuning, kompleks Biak, kompleks Manado dan Kampung Pisang. “Kami di sini (Kampung Pisang-Red) terpaksa ke kali untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus),”kata Melkias Awom. (krg)

20 June 2007

Jayapura : Giliran di Kotaraja Ditemukan Flu Burung

(Cenderawasih Pos, 19 Juni 2007)
* 30 Ekor Ayam Warga Mati Berturut-turut
JAYAPURA-Kasus flu burung atau yang dikenal dengan nama virus Avian Influenza (AI) kembali ditemukan. Jika beberapa waktu lalu merebak di daerah Dok-IX Jayapura dan di Kabupaten Jayapura (Sentani), maka kasus tersebut kini giliran ditemukan di daerah Cigombong Kotaraja, tepatnya di rumah warga samping SD Kotaraja.

Setidaknya 30 ayam milik warga dinyatakan mati, secara berturut-turut sejak minggu lalu, dengan gejala-gejala mirip flu burung. Antara lain, ditemukan keluar lendir, kaki ada bercak-bercak merah, dan jenger beberapa ayam berwarana biru keungu-unguan. Dengan gejala-gejala itu, sehingga ayam-ayam tersebut, diduga karena terserang flu burung.

Untuk menindaklanjuti kasus tersebut, Senin siang kemarin sekitar pukul 11.30 WIT petugas Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Dinas Peternakan Provinsi Papua, dan pihak Dinas Pertanian Kota Jayapura mendatangi tempat kejadian.

Setelah berada di tempat kejadian, pihak petugas yang terdiri dari dua dokter hewan, yakni drh, M Nadeak dan drh,Nyoman, langsung mengambil sampel berupa kotoran unggas tersebut dari 4 ekor ayam yang sudah mati. Hasilnya, dari pemeriksaan cepat yang dilakukan oleh dua dokter hewan tersebut, ternyata ada dua uanggas diduga kuat terserang penyakit flu burung, sementara 2 ayam tidak terbukti.

Namun untuk lebih memastikan hal itu, hasil dari kotoran ayam tersebut akan dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBV) Maros Makassar, dan hasilnya akan diterima sekitar 2 minggu mendatang.

Kronologi penemuan
Asal mula ditemukannya kasus tersebut berawal ketika seorang warga bernama Kanus Pasallik, warga Samping SD Kotaraja, mendapatkan satu unggasnya mati tepatnya Senin (18/6), sekitar pukul 07.30 WIT pagi hari kemarin. Namun sebelum ayam tersebut mati, satu hari sebelum kejadian yakni Minggu (17/6), 4 ayamnya juga telah mati, sehingga saat melihat 1 ayamnya tersebut telah mati lagi, dirinya langsung curiga ayamnya terserang kasus flu burung, karena itu dirinya melaporkan ke Puskesmas Kotaraja. "Ayam saya dua hari ini, berturut-turut mati, totalnya berjumlah 5 ayam, sehingga saya langsung melaporkan ke puskesmas Kotaraja, takut terjadi apa-apa,"jelasnya.

Hal yang sama juga dialami seorang tentangganya, yakni Ibu Kusna, dimana ayamnya kurang lebih 25 ekor telah mati berturut-turut sejak minggu lalu, yakni Rabu (13/6). Ayam tersebut semuanya sudah dimusnahkan dengan cara dikubur sendiri, sedangkan 5 ayam kambali lagi mati Senin (18/6) subuh kemarin, dengan demikian total ayam yang mati di daerah tersebut berjumlah 30 ayam (data sementara dari Dinkes Kota Jayapura).

" Ayam saya sejak minggu lalu sudah mati secara berturut-turut, pikir saya hanya karena racun atau sakit biasa, sehingga saya langsung kubur saja di belakang rumah saya, ternyata setelah petugas turun dan memeriksa beberapa ekor ayam dari tetangga saya, ternyata ada dugaan kuat terserang penyakit flu burung, sehingga saya juga takut ayam saya terserang penyakit flu burung,"jelasnya.

Hasil Pemeriksaan sementara
Sementara itu menurut dokter hewan dari Dinas Peternakan Provinsi Papua, drh, M Nadeak, pihaknya sudah memeriksa kotoran dari 2 ayam, ternyata dari uji cepat tesebut menunjukkan ayam-ayam tersebut terserang penyakit flu burung, namun sebagai bahan perbandingan untuk pemeriksaan lebih lanjut di BBV Maros, pihaknya juga sudah mengambil kotoran dari 2 ayam yang lain. Sampel itu rencananya akan dikirim bersama-sama dengan 2 ayam peratam yang sudah diperiksa kotorannya, untuk diperiksa di BBV Maros.

" Kami sudah lakukan uji cepat terhadap kotoran dari 2 ekor ayam, yang telah mati, ternyata hasil tes menunjukkan gejala-gejala kuat ayam-ayam tersebut mati karena terserang penyakit flu burung,"tambahnya.

Lebih jauh diterangkan, pihaknya juga akan berkordinasi dahulu dengan Kepala Dinas Peternakan Provinsi untuk meminta pesetujuannya, guna mengirim hasil kotoran hewan yang mati tersebut, untuk dilakukan pemeriksaan di Maros.

Sedangkan Kasubdin P2M Dinas Kesehatan Kota Jayapura,Ny, Petronela Anitu Basik-Basik,SKM, yang juga langsung turun ke TKP, menyarankan agar warga di sekitar TKP harus berhati-hati dan lebih waspada, jika ada warga dicurigai terserang flu burung dengan ciri-ciri deman tinggi yang tidak turun-turun sampai 38 C serta sakit tenggorokan, batuk, nyeri otot, sakit kepala dan infeksi pada mata agar segera melapor ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura, atau ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan pertolonga. Untuk pertolongan kepada warga tersebut tidak dipungut biaya.

"Untuk bisa menghindari virus ini menyebar dari ayam ke manusia, saya himbau agar warga lebih berhati-hati. Sedangkan untuk mereka yang peternak saat kontak lansung dengan unggasnya, saya sarankan agar mempergunakan masker dan sarung tangan," ajaknya.Setelah dilakukan pengambilan sampel dari ayam-ayam tersebut, petugas bersama dengan warga setempat, langsung mengumpulkan bangkai ayam-ayam tersebut dalam 1 lobang, dan selanjutnya membakarnya. Sedangkan petugas yang lain, melakukan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang milik warga setempat, serta di sekitar halaman rumah milik warga. Penyemprotan itu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi menularnya kasus tersebut.(cak)