Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

30 November 2008

Foto : KKLD Kaimana

Foto udara Konservasi Kawasan Laut Daerah Kaimana.
Foto kiriman: Kusdiantoro, Sumber :http://foto.detik.com

Wamena : Muspida Jayawijaya Tanam Bibit Pohon

(www.papuapos.com, 29-11-2008)
WAMENA (PAPOS)- Jajaran Muspida Jayawijaya secara bersama-sama melakukan aksi penanaman bibit pohon di desa Holima, Jumat(28/11) dalam rangka 100 kebangkitan nasional. Kegiatan penanaman pohon ditingkat kabupaten Jayawijaya, dipimpin langsung Penjabat Bupati Jayawijaya, Washinton Turnip,SH,MM diikuti Danidm 1702, Kapolres Jayawijaya, Kejaksaan, Ketua Pengadilan Wamena dan unsur pimpinan SKPD.

Penjabat Bupati, Washinton Turnip saat membacakan sambutan Menteri Kehutanan mengatakan, aksi penanaman sejuta pohon yang dilakukan secara serentak di Indonesia sebagai upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan defortasi hutan dan lahan, serta kerusakan lingkungan yang mengakibatkan oenurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.

Selain itu dengan aksi ini, dapat menjadi pemicu semangat kebangsaan dan kebersamaan yang lebih kuat antar seluruh komponen bangsa.

Walau disadari dari aksi ini belum bisa memperbaiki kondisi hutan yang rusak di Indonesia saat ini. Namun demikian diharapkan bila kegiatan ini bisa dilakukan secara terus menerus dan dipelihara, bisa mengurangi kerusakan yang ada.

Karena saat ini manusia diseluruh bumi sedang mengalami tantangan hidup yang paling berat dengan keruskan alam yang ada.
Untuk itu dengan kegiatan ini, menteri kehutanan berharap semua pihak bisa berpartisipasi agar nanti bisa dinikmati hasilnya, menikmati kualitas lingkungan yang semakin baik. (rico)

Wamena : Penanaman 100 Juta Pohon Cegah Pemanasan Global

(www.cenderawasihpos.com, 29-11-2008)
WAMENA-Penjabat Bupati Jayawijaya, Washinton Turnip, SH, MM mengatakan, menamam pohon secara massal di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Jayawijaya setiap 28 November merupakan salah satu kontribusi nyata bangsa Indonesia terhadap perbaikan lingkungan.

Disadari bahwa penanaman 100 juta pohon secara serentak tak sebanding dengan luasnya hutan dan lahan yang telah rusak. Karena itu, upaya ini sangat berharga jika dilaksanakan terus menerus dan dipelihara secara sungguh-sungguh, sehingga setiap pohon yang ditanam dapat hidup dan tumbuh subur.

"Penanaman serentak 100 juta pohon dalam rangka peringatan seratus tahun kebangkitan nasional diharapkan dapat menjadi pemicu semangat kebangsaan dan kebersamaan yang lebih kuat di antara seluruh komponen bangsa," katanya saat membacakan sambutan tertulis menteri kehutanan HM S Kaban dalam gerakan penanaman pohon yang dipusatkan di Kampung Holkima, Jumat (28/11).

Tantangan lingkungan hidup paling berat yang dialami oleh umat manusia adalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan suhu di permukaan bumi. Hal itu berakibat ada bagian bumi yang curah hujannya berlebihan sementara di belahan bumi yang lain berkurang. Akibat lainnya makin banyak erosi dan tanah longsor serta musim kemarau yang berkepanjangan.

"Untuk mengantisipasi hal itu gerakan penanaman 1000 juta ini merupakan langkah yang sangat tepat dan dianggap paling ampuh untuk mencegah pemanasan global dan perubahan iklim,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos usai kegiatan itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan John Way, S.Hut melaporkan, tujuan diselenggarakannya gerakan penanaman 100 juta dalam rangka meningkatkan kepedulian berbagai pihak tentang pentingnya penanaman dan budaya pemeliharaan pohon yang berkelanjutan untuk mencapai pembangunan Indonesia bersih.

Sekadar diketahui gerakan penanaman pohon itu juga diikuti oleh Muspida, pimpinan DPRD dan SKPD, DWP Kabupaten Jayawijaya, Bhayangkari dan elemen masyarakat lainnya. (jk)

29 November 2008

Sorong : Dinas Peternakan Gandeng Karantina

(www.radarsorong.com, 28-11-2008)
SORONG- Masuknya hewan peliharaan yang didatangkan baik antar pulau maupun kabupaten ke kota Sorong akan membawa dampak negatif karena berpotensi membawa virus H2N1 atau flu burung. Kenyataan ini bisa dilihat beberapa waktu lalu Balai Karantina Pertanian Sorong menemukan unggas (ayam, red) yang terindentifikasi membawa virus sehingga dimusnahkan. Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Sorong, Marthinus Sesa, S.Sos, MH kepada Radar Sorong di ruang kerjanya belum lama ini.

Dikatakan, letak geografis Kota Sorong yang sangat sentral ini merupakan salah satu daerah yang kemudian berpotensi besar membawa hewan peliharaan secara bebas masuk. Untuk itulah pihaknya selalu berkoordinasi dengan instansi teknis terkait dalam hal ini Balai Karantina Pertanian untuk melakukan pencegahan melalui tindakan pemusnahan atau vaksin. Selain itu dukungan dari masyarakat pun diharapkan untuk memberikan informasi kepada dinasnya.

Sementara itu disinggung mengenai adanya isu penyakit rabies di Kota Sorong seperti yang disampaikan Balai Karantina Kelas II Jayapura beberapa waktu lalu, menurutnya, pihaknya telah menindaklanjuti dengan mengambil beberapa sampel anjing peliharaan untuk kemudian diuji di laboratorium hewan di Makassar. Berdasarkan dari hasil uji laboratorium ternyata Kota Sorong dinyatakan bebas rabies.(ris)

Manokwari : Hari Ini Pencanangan Tanam 100 Juta Pohon

(www.radarsorong.com, 28-11-2008)
MANOKWARI-Gubernur Papua Barat akan memimpin pencanangan Hari dan Bulan Menanam Indonesia dengan menanam anakan pohon. Untuk tingkat Provinsi Papua Barat, pencanangan akan dilaksanakan di Kampung Susweni Distrik Manokwari Jumat (28/11). Sedangkan tingkat nasional dipimpin Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilakukan di Provinsi Banten.
Ketua Panitia Hari dan Bulan Menanam Indonesia Ir.Yolanda Nahumury mengatakan, Pemprov Papua Barat dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunanan mempersiapkan 500.000 anakan berbagai jenis tanaman. Anakan ini akan disebar ke kabupaten/kota serta komponen masyarakat yang ikut berpartisipasi melakukan aksi penanaman.

Bibit tanaman yang siapkan adalah kombinasi antara tanaman kayu-kayuan seperti merbau, matoa, kayu besi dengan tanaman MPTS yang berfungsi ganda seperti durian, rambutan, langsat dan pinang. “Sekitar 500.000 bibit pohon yang kita siapkan untuk disebar ke kabupaten/kota,’’ ujarnya Kamis (27/11).

Dijelaskan, ada misi lain yang diharapkan Dishutbun dari program hari dan bulan menanam ini. Menurut Yolanda, pihaknya ingin mengembalikan sebutan Manokwari sebagai Kota Buah-buahan. Karena itu tanaman kayu-kayuan diselingi dengan bibit buah-buahan seperti durian, langsat, rumput dan lainnya. ‘’Ada tanaman unggulan dan bernilai ekonomis yang kita kembangkan. Harapan kita, mau kembalikan Manokwari sebagai kota buah-buahan,’’ jelasnya.
Dishutbun Papua Barat saat ini juga sedang mencari lokasi untuk Arboretum, rencananya akan dijadikan sebagai kebun raya. Untuk ini telah disiapkan bibit.

‘’Kami sedang lakukan koordinasi dengan Unipa karena punya kebun percobaan. Kalau memang tidak bisa mencari lokasi lain. Arboretum ini sebagai tempat untuk pembenihan. Bisa keluarkan benih baru,’’ tandasnya.(lm)

28 November 2008

Foto : KKLD Kaimana Diresmikan

(http://foto.detik.com, 27-11-2008)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numbery didampingi Bupati Kaimana Drs Hasan Achmad, M.Si dan Direktur Konservasi Laut Ditjen KP3K meresmikan KKLD Kaimana di Provinsi Papua Barat.
Foto kiriman: Kusdiantoro

27 November 2008

Jayapura : Kampung Pelestari Cendrawasih Dapat Bantuan Rp 20 Juta

(www.kompas.com, 26-11-2008)
JAYAPURA, - Bapedalda Provinsi Papua tahun 2008 menyediakan dana sebesar Rp 40 juta untuk mendorong pelestarian burung cenderawasih, penanaman hutan mangrove, serta pelestarian penyu belimbing di Pulau Yapen, Kabupaten Kepulauan Yapen.

Petugas Lapangan Bapedalda Papua, Melkianus Wamea di Jayapura Senin (24/11) mengatakan, bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat di Kampung Randawaya dan Kampung Barawai, Distrik Yapen Timur pekan lalu.

Menurut dia, jenis burung cenderawasih yang terindah di Papua hanya terdapat di Kampung Randawaya dan Barawai sehingga perlu dilestarikan agar tetap berkembang biak dengan baik.
Dikatakannya, populasi burung itu kini semakin punah sehingga pihaknya berupaya untuk melestarikannya dengan memberikan bantuan dana dimaksud kepada masyarakat setempat.

"Di Kampung Randawaya populasi burung cenderawasih saat ini sebanyak 370 ekor dan hidup di habitatnya seluas 300 hektare. Sementara di Kampung Barawai populasinya tinggal 42 ekor pada areal seluas 100 hektare," ujarnya.

Ia mengatakan, dana bantuan sebesar Rp20 juta untuk masing-masing kampung itu juga digunakan untuk upaya pelestarian hutan manggrove yang kini terancam punah, termasuk pelestarian penyu Belimbing di Kampung Barawai.
WAH
Sumber : Antara

Nasional : Kodok Merah Diusulkan Menjadi Satwa Dilindungi

(www.kompas.com, 26-11-2008)
BOGOR, RABU - Untuk mencegah dari kepunahan, kodok merah (Leptophyrne cruentata) diajukan sebagai satwa dilindungi. Kodok yang termasuk jenis endemik atau hanya hidup di Pulau Jawa itu sudah jarang sekali ditemui saat ini.

"Kodok merah akan diajukan untuk dilindungi, draft-nya sudah jadi," ujar Hellen Kurniati, peneliti kodok dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di sela-sela open house Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong, Bogor, Rabu (26/11).

Ia mengatakan kodok merah termasuk satwa yang terancam punah. Sejak tahun 2004, spesies tersebut telah masuh dalam Red List International Union for Conservation of Nature dengan status CR (critically endangered) namun belum masuk dalam daftar satwa yang dilindungi.

Populasinya diperkirakan hanya tersisa di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Kodok merah hidup pada dataran tinggi pada ketinggian antara 1200-1500 meter di lingkungan dekat air yang jernih dan mengalir seperti air terjun.

"Saya setahun meneliti di sana hanya menemukan di satu lokasi itu pun cuma 4 ekor," ujar Hellen. Ia menemukannya saat melakukan observasi pada Agustus 2005. Jumlah populasi yang tersisa belum diketahui namun Hellen memperkirakan sudah sangat sedikit mengingat terdesaknya habitat khas yang dibutuhkan kodok tersebut untuk bertahan hidup.

Kodok merah termasuk jenis yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Di kawasan hutan yang terbuka di mana kubangan air tidak ada, kodok merah tak dapat ditemukan lagi. Hilangnya populasi kodok merah menurut Hellen merupakan salah satu indikator terjadinya kerusakan lingkungan di kawasan tersebut.
WAH

Nasional : Jangan Harap Bertemu Kodok Ungaran

(www.kompas.com, 26-11-2008)
BOGOR, RABU - Meski belum termasuk dalam daftar sebagai hewan yang telah punah, kodok ungaran (Philautus jacobsoni) hampir tidak dapat ditemukan lagi saat ini. Hal tersebut dikatakan Hellen Kurniati, peneliti kodok dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Bahkan sampel spesimennya juga kita tidak punya," katanya di sela-sela training pengenalan amfibi di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong, Bogor, Rabu (26/11). Satu-satunya sampel diambil tahun 1930-an dan disimpan di Museum Leiden, Belanda.

Bagaimana warna asli tubuh kodok tersebut pun Hellen mengaku tidak pernah melihatnya karena warnanya pudar setelah diawetkan. Sejak lebih dari tujuh dekade belum pernah ada yang melaporkan pernah melihat atau menemukannya kembali.

Kodok Ungaran merupakan spesies endemik yang dulunya hanya tinggal di dataran tinggi kawasan hutan Gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Ukuran tubuhnya termasuk kecil dan arboreal atau hidup di lubang-lubang pohon.

Menurut Hellen penyebab utama menghilangnya kodok Ungaran adalah perubahan habitat besar-besaran. Hutan alam yang asri sudah tak dapat ditemui di Gunung Ungaran dan kondisinya berbeda sekali dibandingkan puluhan tahun lalu.

Meski demikian untuk menyebutnya punah belum dapat dilakukan. Statusnya dalam daftar merah International Unionm for Conservatioj of Nature (IUCN) masih CR (critically endangered). Apalagi sampai saat ini belum pernah dilakukan survei secara menyeluruh untuk memastikan tak ada lagi spesies tersebut di sana.

Belum ada rencana dari LIPI untuk menggelar ekspedisi pencarian kodok Ungaran karena terbentur biaya dan tingkat urgensinya. Nah, apakah perburuan kodok Ungaran akan kembali kecolongan lagi oleh peneliti luar negeri?
WAH

Kaimana : Masyarakat Adat Kaimana Relakan Lautnya Untuk Konservasi

(www.tvone.co.id, 26-11-2008)
Warga masyarakat di delapan suku besar dalam wilayah Kabupaten Kaimana merelakan hak ulayat adatnya seluas 579.747 hektar untuk dijadikan pengembangan kawasan konservasi laut daerah di wilayah tersebut.

Pengembangan kawasan konservasi laut daerah tersebut dibangun atas kerjasama pemerintah daerah Kaimana dengan Conservation International Indonesia (CII). Kawasan konservasi yang diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi Senin kemarin, adalah kawasan laut yang berpotensi sebagai bank ikan di Indonesia. Selain itu, kawasan ini berpotensi sebangai kawasan konservasi laut terbesar di dunia.

Kawasan yang terletak di selatan Provinsi Papua Barat ini adalah salah satu kawasan yang memiliki biomassa ikan tertinggi di Asia Tenggara sebanyak 228 ikan per kilometer persegi, dengan 959 jenis ikan karang, 471 jenis karang serta 28 jenis udang mantis.

Freddy juga mengingatkan, agar pengembangan kawasan ini dikelola dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan namun tetap membuka akses bagi nelayan lokal dalam pemanfaatannya secara berkelanjutan.

Disinggung soal sambutan positif masyarakat adat yang merelakan hak ulayatnya bagi kepentingan konservasi, menurut Freddy kebijakan memang dibangun dengan menghormati hak-hak masyarakat adat.

26 November 2008

Foto : Ikan Sembilang dari Desa Kay, Mamberamo - Papua

Ikan Sembilang dari sungai Mamberamo ini jumlahnya melimpah ruah, oleh masyarakat desa Kay bersama-sama Conservation International Indonesia - Mamberamo Program menjadikan ikan ini produk makanan jenis Abon Ikan Sembilang (sumber : CII - Mamberamo Program)

25 November 2008

Kaimana : Kawasan Konservasi Laut Kaimana Diresmikan

(www.kompas.com, 24-11-2008)
KAIMANA, SENIN - Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di Kabupaten Kaimana, Papua Barat seluas 597.747 hektare, Senin (24/11) diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi.

Dalam sambutan peresmiannya, menteri mengatakan, pembentukan kawasan itu merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh kabupaten Kaimana dalam penyelamatan lingkungan laut. Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang membuat pembentukan kawasan itu terlaksana, terutama kepada masyarakat adat.

"Kita perlu apresiasi, terutama kepada masyarakat adat," katanya.

Menteri juga mengatakan, pencadangan KKLD oleh pemerintah kabupaten Kaimana merupakan komitmen pemerintah daerah mendukung program 10 juta hektare kawasan konservasi laut pada 2010.

Program itu disampaikan pada sambutan gertulis Presiden RI pada "Convention on Biological Biodiversity" di Brazil pada Maret 2006. Saat ini program itu sudah mencapai 8,7 juta hektare dengan dukungan dari 31 bupati di seluruh Indonesia.

Ia mengajak jajaran pemkab Kaimana, pemprov Papua Barat, LSM internasional, nasional dan lokal, para tokoh masyarakat dan usahawan untuk menyusun rencana aksi serta melaksanakan pengelolaan KKLD secara lestari dan bertanggung jawab.

Sementara itu, Bupati Kaimana Hasan Achmad mengharapkan agar masyarakat Kaimana dapat memperoleh BBM yang mudah dan murah. Karena itu, ia mohon agar di daerah itu dapat dibangun SPBU untuk masyarakat pesisir dan nelayan untuk memperllancar aktifitas perikanan oleh masyarakat.

Berdasarkan penelitian oleh Conservation International Indoneia (CII) pada 2006 menunjukkan bahwa Kaimana memiliki biomassa ikan tertinggi di Asia Tenggara yaitu sekitar 228 ton/km2. Selain itu "Kota Senja" itu juga memiliki 959 jenis ikan karang, 471 jenis karang, dan 28 jenis udang manis.

Pada 14 April 2008 di Pulau Umbrom di Teluk Triton, masyarakat adat dari delapan suku di Kaimana secara adat menyerahkan kawasan laut Kaimana sebagai kawasan konservasi. Sementara pada 17 Juli 2008, Bupati Kaimana mengeluarkan Peraturan Bupati No. 04 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Kaimana.
AC
Sumber : Antara

Jayapura : Tidak Benar Ada Pengrusakan Hutan Lindung, Celcius Watae Soal Pemasangan Police Line Oleh Polres Keerom Pada Alat Berat PT Korina Jaya

(www.cenderawasihpos.com, 24-11-2008)
JAYAPURA-Pemasangan Police Line oleh Polres Keerom pada alat berat PT. Korina Jaya di Keerom yang diduga melakukan pembongkaran pada area hutan lindung mendapat perhatian dari Bupati Keerom, Drs Celcius Watae. "Kami perlu meluruskan pemberitaan tersebut," kata Bupati Watae melalui Kabag Humas Pemda Keerom, Drs Markus Yaku didampingi Kepala Bappeda Keerom, Ir Rizal Aman MMT kepada Cenderwasih Pos.

Bupati Celcius Watae menjelaskan bahwa kegiatan pembangunan jalan dari dan menuju Ibukota Kabupaten Keerom merupakan kegiatan pemda yang dilaksanakan investor dalam hal ini PT Korina Jaya. Bahkan, kerjasama antara Pemda Keerom dan PT Korina Jaya dituangkan dalam suatu nota kesepahaman yang disetujui DPRD Keerom, dimana kegiatan ini dilaksanakan dengan pola multi year (tahun jamak), sehingga sebagai tindaklanjuti dari MoU itu, Pemda Keerom akan segera menandatangani kontrak kerjasama dengan PT Korina Jaya dalam bentuk kontrak induk dan anak.

"Dalam kunjungannya, Gubernur Papua dan Kapolda Papua ke lokasi pembangunan jalan pada 25 Juli 2008 lalu pada saat Turkam di Distrik Senggi, Gubernur telah melihat langsung kegiatan pembangunan jalan tersebut dan beliau sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh pemda tersebut," ujarnya.

Bupati mengatakan langkah-langkah yang konkrit ditempuh oleh pemda dalam mempercepat pembangunan ibukota Kabupaten Keerom, yakni dengan melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan menuju kota yang secara simultan dan parallel proses perijinan dilaksanakan juga yakni mulai proses perijinan di tingkat kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Kehutanan RI. "Kami selaku bupati telah bertemu langsung Menhut RI dan beliau telah memberikan arahan terhadap langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan," ujarnya.

Terkait hal tersebut, ujar Bupati, pemda akan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana proses dan mekanisme yang dilakukan ditempat berbeda atau daerah lain dalam pemanfaatan areal hutan.

"Kami telah melayangkan surat kepada Kapolres Keerom untuk membantu pemda membuka police line terhadap alat berat PT Korina Jaya, sehingga aktivitas pekerjaan di lapangan dapat berjalan dengan baik," ujar Bupati yang mengaku telah bertemu dan berkoordinasi dengan Kapolres Keerom untuk membicarakan hal tersebut untuk mencari solusi atau bersama-sama mencari jalan keluar terhadap kejadian tersebut, sehingga tidak merugikan semua pihak terutama masyarakat Keerom yang mendambakan percepatan pembangunan ibukota kabupaten yang baru.

Sementara itu, Kepala Bappeda Keerom, Ir Rizal Aman MMT secara teknis menambahkan bahwa lokasi ruas jalan yang sedang dikerjakan saat ini oleh PT Korina Jaya yakni ruas jalan trans Senggi menuju titik nol statusnya adalah areal penggunaan lain (APL) dan sebagian hutan produksi konversi (HPK), sesuai peta kawasan hutan dan perairan Departemen Kehutanan RI, bukan pada hutan lindung.

"Jadi, untuk ruas jalan Trans Senggi menuju titik nol yang disinyalir hutan lindung ternyata setelah memperhatikan peta kawasan hutan dan perairan Dephut RI dan hasil suervey dilapangan ternyata bukan hutan lindung, melainkan kawasan tersebut adalah APL dan HPK," tegasnya. (bat)

24 November 2008

Nasional : Empat Tokoh Mendapat Habibie Award, Aktivitasnya Dinilai Berjasa bagi Bangsa dan Masyarakat

(cetak.kompas.com, 23-11-2008)
Jakarta, antara - Empat tokoh yang berjasa dan berinovasi di bidang ilmu pengetahuan dasar, ilmu rekayasa, teknologi, dan ilmu kebudayaan mendapatkan anugerah Habibie Award. Mereka dinilai dalam menjalankan aktivitasnya banyak memberi manfaat bagi masyarakat.

”Pemberian Habibie Award telah berlangsung selama sembilan tahun. Penghargaan ini diberikan pada perorangan dan badan yang dinilai sangat aktif dan berjasa dalam menemukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan berbagai kegiatan iptek yang baru,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan SDM-Iptek The Habibie Center, Wardiman Djojonegoro, Kamis (20/11).

Untuk bidang ilmu pengetahuan dasar, penghargaan diberikan kepada Jatna Supriatna dari Conservation International Indonesia. Jatna menemukan terjadinya intergradasi sekunder, yakni perubahan morfologi, perilaku dan genetik terhadap dua spesies hybrid monyet, Macaca maura dan Macaca tonkeana, yang hidup di Sulawesi Selatan.

Untuk ilmu rekayasa, penghargaan diberikan pada Dr Herawati Soedoyo yang telah melakukan inovasi di bidang Forensik Deoxyribonucleic Acid (DNA). Metode tersebut digunakan untuk mengenali korban ledakan bom atau kecelakaan.

Penghargaan untuk kategori bidang teknologi diberikan kepada Bambang Widiatmoko, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah menciptakan produk alat penghancur jarum suntik yang dikembangkan dengan teknologi sederhana.

Sardono W Kusumo, Rektor Institut Kesenian Jakarta, mendapat penghargaan bidang ilmu budaya. Sardono berkiprah sebagai koreografer kreatif selama 30 tahun.

Penghargaan akan diserahkan pada 25 November 2008, bertepatan dengan Ulang Tahun Habibie Center. Para pemenang akan mendapatkan medali, piagam, dan uang senilai 25.000 dollar AS. (Kompas.com/INE)

23 November 2008

Jayapura : Danau Sentani Tercemar, Berdasarkan Penelitian Mengandung Timbal dan Cadmium yang Tinggi

(www.cenderawasihpos.com, 22-11-2008)
JAYAPURA-Semakin menipisnya pasokan air PDAM kepada masyarakat/pelanggan akibat sumber air yang semakin kurang membuat PDAM berupaya menjadikan Danau Sentani sebagai sumber air tambahan. Namun keinginan itu tampaknya tidak bisa terwujud akibat Danau Sentani sudah tercemar.

"Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, kini tidak bisa dipakai PDAM sebagai sumber air minum karena sudah tercemar logam berat yang sudah melebihi ambang batas," jelas Dirut PDAM Jayapura Ir. Gading Butar-butar, di tempat kerjanya, Jumat (21/11).

Menurut Gading pihaknya yang sempat berniat menjadikan Danau Sentani sebagai tambahan sumber air baru bagi pelanggan mereka mengurungkan rencana tersebut.
Pasalnya, berdasarkan survey pihaknya di dua titik pengambilan sampel, yaitu dekat muara yang mengarah langsung ke danau tersebut, masing masing di sekitar Gelanggang Remaja Expo Waena dan sekitar Tanjung Bebek dekat Jembatan Dua, berdasarkan hasil penelitian laboratorium memiliki kandungan Timbal dan Cadmium yang tinggi.

Untuk timbal mencapai 20 kali lipat dan Cadmium 10 kali lipat dari ambang batas sesuai dengan referensi dari Departmen Kesehatan. Pihaknya hingga saat ini belum mengetahui persis penyebab adanya pencemaran logam berat tersebut, hanya saja analisa awal bisa jadi disebabkan banyaknya aktifitas pertambangan emas rakyat di atas aliran muara tersebut yang berasal dari Buper.

"Tidak mungkin kita mau menempuh resiko mendistribusikan air yang trcemar logam berat," kata Gading. Menurutnya kedua logam berat itu jelas akan membawa dampak buruk bagi kesehatan sekali pun dalam jangka panjang baru terasa. Ketidakmungkinan penggunaan air yang tercemar logam berat, menurutnya sudah merupakan standart baku PDAM. Sebab pada instalasi pengolahan air yang canggih sekalipun tidak akan bisa menghilangkan kandungan logam berat pada air yang diolah.(cr-151)

Jayapura : Pendulangan di Buper Diminta Dihentikan, Sampai Ada Hasil Kajian Lebih Lanjut

(www.cenderawasihpos.com, 22-11-2008)
JAYAPURA-Aktivitas pendulangan emas di kawasan Buper Waena, nampaknya menjadi perhatian serius dari Walikota Jayapura. Bahkan, untuk mencegah dampak negatif yang mungkin ditimbulkan akibat aktivitas pendulangan emas tersebut, Walikota Drs MR Kambu, MSi secara tegas meminta agar aktivitas pendulangan di kawasan tersebut dihentikan untuk sementara waktu, sampai ada hasil kajian lebih lanjut terhadap dampak positif dan negatif aktivitas pendulangan tersebut.

"Untuk sementara, aktivitas pendulangan dihentikan dulu, sampai ada hasil kajian lebih lanjut, apakah dilarang atau diizinkan dengan perlakuan khusus,"ujar walikota saat membuka pertemuan yang membahas masalah aktivitas pendulangan emas di ruang rapat walikota, Jumat (21/11) kemarin.

Lebih lanjut walikota mengungkapkan, potensi yang ada ini harus dikelola baik dan benar, sebab bila tidak akan sangat berdampak buruk bagi warga di sekitar perairan sungai maupun di Danau Sentani, mengingat kawasan ini berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, maka sangat diharapkan peran dari pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Pertambangan untuk mengkaji persoalan ini secara bersama-sama dengan instansi terkait.

"Ada dua kepentingan yang perlu diperhatikan yakni untuk sumber pendapatan ekonomi, juga pengaruh negatif yang perlu diwaspadai terutama dampak B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),"tutur walikota yang mengaku harus dikelola baik supaya tidak timbulkan bahaya di sepanjang aliran sungai dan warga yang bermukim di pinggiran Danau Sentani yang banyak bermata pencaharian mencari ikan.

Oleh karena itu, dari hasil kajian yang dilakukan nanti, diharapkan bisa dikeluarkan rekomendasi, pertama apakah aktifitas tersebut dilarang karena hasilnya tidak sebanding dengan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Atau kedua, diizinkan adanya aktivitas pendulangan dengan perlakukan khusus. "Oleh karena itu, ini harus dikaji dengan baik, jika perlu melibatkan tenaga ahli untuk meneliti lebih lanjut. Untuk itu, saya minta kegiatan di tempat tersebut dihentikan dulu,"ujarnya yang juga mengharpakan batas waktu untuk informasi balik apakah bisa atau tidak aktivitas pendulangan dilanjutkan. (tri)

22 November 2008

Nasional : Monyet Terkecil Masih Hidup di Hutan Sulteng

(www.kompas.com, 21-11-2008)
WASHINGTON, RABU - Beratnya hanya sekitar 50 gram sehingga tarsius kerdil (Tarsius pumilus) sering dikenal sebagai monyet terkecil dunia meski sesungguhnya bukan termasuk monyet. Makhluk langka dan eksotis yang diduga hanya tinggal tersisa di hutan-hutan Sulawesi Utara ternyata masih hidup di Sulawesi Tengah.

"Ada banyak lusinan ekspedisi untuk mencarinya, semuanya gagal. Saya merasa harus pergi dan berusaha melihat langsung apakah mereka benar-benar ada atau telah punah," ujar Sharon Gursky-Doyen, profesor antropologi dari Texas A&M University, AS.

Usaha Gursky-Doyen membuahkan hasil setelah proposal ekspedisinya didanai National Geographic. Setelah menunggu selama dua bulan, para ilmuwan berhasil menjerat empat ekor tarsius di rimbunnya hutan Gunung Rore Katimbo yang termasuk dalam Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Tarsius tak ditemukan lagi di kawasan tersebut selama 80 tahun terakhir.

Satu di antaranya berhasil lolos dari jeratan. Sementara ketiganya kembali dilepaskan setelah dikalungi pemancar radio agar dapat dilacak pergerakannya. Tak mudah menangkap primata yang besarnya tak lebih dari segenggam tangan sehingga saat memasang alat pelacak tersebut, Gursky-Doyen sempat digigit salah satu tarsius.

Meski ukuran tubuhnya kecil, tarsius memiliki mata besar. Sosoknya dipakai sebagai salah satu karakter dalam film Gremlin tahun 1984. Hewan tersebut termasuk jenis nokturnal atau aktif malam hari dan memangsa serangga.

Tarsius kerdil tak lagi ditemukan di Sulteng sejak tahun 1921 meski masih ada sekitar 1800-an di Sulawesi Utara. Pada tahun 2000, seorang ilmuwan Indonesia tanpa sengaja menemukannya dalam keadaan mati terjerat dalam jebakan tikus. Namun, sejak saat itu tidak pernah ada yang melihatnya hidup-hidup di kawasan tersebut.

Tim yang dipimpin Gursky-Doyen melihat tarsius pertama kali pada Agustus 2008 pada ketinggian 2000 meter. Habitat yang membuatnya bertahan saat ini masih berupa hutan lebat yang berkabut dan sangat dingin.

"Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali interaksi antara penduduk dan hewan yang hidup di sekitar Lore Lindu," ujar Gursky-Doyen. Hal tersebut merupakan cara mempertahanakn eksistensi satwa langka yang unik tersebut.

WAH
Sumber : National Geographic News

Nasional : Irwandi Bintangi Film Konservasi

(Rubrik: Serambi , Topik: Aktifitas Masyarakat, 21-11-2008)
BANDA ACEH - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, didaulat untuk memaparkan konsep Aceh Green dalam sebuah film konservasi yang diproduksi Conservation International (CI). Pengambilan gambar film ini berlangsung pada hari kedua (terakhir) Pertemuan Gubernur Sedunia tentang Perubahan Iklim Global di Kalifornia, Amerika Serikat, Rabu (19/11), atau Kamis (20/11) WIB.

“Film tersebut akan digunakan sebagai materi pendidikan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di berbagai negara di dunia. Dalam film itu Gubernur Irwandi menjelaskan tentang visi Aceh Green,” kata Koordinator Tim Asistensi Gubernur Aceh, Teuku Rafli Pasya, seperti dikutip tim komunikasi, Alfian Kandang, kepada Serambi di Banda Aceh, Kamis (20/11).

Sebelum pengambilan gambar untuk film yang menceritakan tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup itu, Gubernur Irwandi Yusuf diundang khusus oleh pemimpin tertinggi (CEO) CI, Peter Seligmann. Keduanya mendiskusikan kemungkinan kerja sama dalam merealisasikan konsep Aceh Green (Aceh Hijau).

Rafli menyebutkan, Seligmann mengindikasikan bahwa visi Gubernur Irwandi yang diartikulasikan dalam Aceh Green adalah sebuah gagasan yang sangat penting untuk didukung oleh CI. Hal ini juga sepenuhnya sesuai dengan misi yang disetujui oleh Dewan Direktur CI pada rapat satu minggu sebelumnya.

“Mr Seligmann pun menawarkan kepada Gubernur Irwandi untuk bertemu dengan salah satu Dewan Direktur CI yang berada di sekitar Hollywood. Seperti Harrison Ford yang tertarik terhadap visi Aceh Green dan kisah pribadi Gubernur Irwandi. Mr Seligmann juga bersedia membantu memfasilitasi pertemuan dengan lembaga donor lainnya seperti Moore Foundation, Hewlett Foundation, dan Packard Foundation,” ungkap Rafli.

CI adalah organisasi nirlaba yang kantor pusatnya terletak di Washington DC, Amerika Serikat. Organisasi ini berusaha melindungi “titik-titik api” keanekaragaman hayati bumi, yaitu daerah-daerah yang masih liar dan mengandung keanekaragaman hayati yang sangat kaya, serta daerah-daerah perairan laut yang penting di seluruh dunia. Kelompok ini juga terkenal karena kemitraannya dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat setempat serta masyarakta pribumi.

CI didirikan tahun 1987 dan kini mempunyai staf yang jumlahnya lebih dari 900 orang. Kegiatannya dilangsungkan di lebih dari 40 negara, terutama di negara-negara berkembang di Afrika, di Tepian Pasifik (Pacific Rim), dan di hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Rafli Pasya menambahkan, setelah mengisi pengambilan gambar untuk film konservasi, Gubernur Irwandi bergabung bersama para gubernur lain untuk makan siang dengan Gubernur California, Arnold Schwarzenegger, sebagai tuan rumah. Gubernur Irwandi melakukan pertemuan informal dengan beberapa pemimpin dunia selama momentum tersebut.

Gubernur Irwandi bersama dengan Gubernur Kansas, California, Wisconsin, Jakarta, Amazonas, Para, Mato Grasso (tiga terakhir merupakan provinsi dari negara Brazil), juga hadir dalam diskusi panel yang difasilitasi oleh Scott Pelly. Diskusi itu membahas tentang bagaimana para pemimpin dunia yang diundang dalam pertemuan tersebut melakukan aksi dalam menjawab persoalan lingkungan di wilayahnya.

Rafli mengatakan, pemaparan Gubernur Irwandi tentang inovasi Aceh Green mendapat sambutan dan applause beberapa kali dari peserta yang hadir, termasuk ketika menjelaskan tentang moratorium logging (jeda tebang hutan). Pertemuan tersebut dihadiri sekitar 700 orang, termasuk delegasi dan perwakilan dari berbagai belahan dunia.

Sore harinya, Gubernur Irwandi menandatangani Global Climate Solutions Declaration yang dihadiri pemimpin dari Brazil, Kanada, India, Indonesia, Mexico, dan Amerika Serikat.
Dalam deklarasi tersebut disebutkan bahwa para pemimpin akan berkomitmen untuk “bekerja sama melalui kemitraan antarstate-provinsi untuk mendukung upaya international di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change.

“Ke depan, Aceh akan memegang peranan penting di tingkat internasional dalam upaya perlindungan lingkungan hidup,” tukas mantan suami Tamara Bleszensky itu.
Sehari sebelumnya, Gubernur Irwandi Yusuf dan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, bergabung dengan 24 gubernur dan kepala negara bagian lainnya dari enam negara di dunia, untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengurangan emisi gas rumah kaca dan degradasi lahan. (nal)

21 November 2008

Manca Negara : Jepang : Advokasi Lingkungan, Al Gore Diganjar Doktor Kehormatan Jepang

(www.kompas.com, 20-11-2008)
TOKYO, RABU - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore menerima penghargaan Doktor Honoris Causa bidang hukum dari Universitas Waseda, Jepang. Gelar tersebut diberikan atas jasanya yang gigih dalam melakukan advokasi mengenai perlindungan lingkungan dan persoalan perubahan iklim global.

Upacara penganugerahan dilakukan di auditorium utama universitas ternama Jepang itu di Tokyo, Rabu (19/11), disaksikan sekitar 700 orang, termasuk jajaran civitas akademika, angota keluarga kerajaan Jepang, dan sejumlah kalangan diplomat di Jepang.

Rektor Universitas Waseda Katsuhiko Shirai dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Al Gore dan juga pemamaparannya soal kegiatan perlindungan lingkungan hidup di dunia akan membuka wawasan yang luas bagi para mahasiswa.

"Sumbangan pemikirannya yang progresif memberikan kontribusi besar bagi Universitas Waseda dalam menelaah persoalan-persoalan lingkungan hidup global," katanya.

Sementara itu, Al Gore dalam pidatonya menyebutkan bahwa situasi krisis, termasuk krisis ekonomi yang kini melanda dunia, selalu memiliki dua sisi, yaitu kondisi yang berbahaya (dangerous), namun di sisi lain juga menimbulkan peluang (opportunity). Begitu juga dengan persoalan perlindungan lingkungan hidup dan pemanasan global, selain menimbulkan ancaman berbahaya namun pada kesempatan yang sama justru menciptakan peluang.

"Kita memerlukan green global stimulus sekaligus upaya untuk mempromosikan saling pengertian bersama," kata penulis buku "Ecologi and Human Spirit" itu.

Pria kelahiran Washington tahun 1948 itu sebelumnya kerap mendapat kecaman dan kritik bahkan disikapi skeptis oleh banyak kalangan atas kebijakannya untuk mengurangi pemanasan global. Namun ia tetap maju terus dan tidak memperdulikan pengkritiknya. Pada akhirnya aktivitas mampu menggugah kepedulian dunia terhadap isu lingkungan hidup.

Upaya gigih dari peraih penghargaan Nobel Perdamaian 2007 itu dapat disaksikan dalam film "An Inconvenient Truth" yang meraih penghargaan Academy Award pada tahun 2006 sebagai film dokumenter terbaik. Film tersebut menggambarkan dampak pemanasan global yang kian meresahkan sehingga membutuhkan kerja sama seluruh negara-negara di dunia.
WAH, Sumber : Antara

Nasional : Indosat Jajaki BTS Bertenaga Biji Jarak di Sumbawa

(www.kompas.com, 20-11-2008)
JAKARTA, KAMIS - BTS dengan sistem hibrida yakni gabungan pembangkit listrik tenaga surya dan angin dan PLN mulai diujicobakan oleh Indosat bekerja sama dengan PT LEN dan PT LAPAN. Penghematan konsumsi energi dari pasokan PLN bisa dihemat hingga 70 persen melalui penggunaan energi surya dan angin.

"Saat ini kami telah mengembangkan uji coba dua BTS yakni sistem hibrida (gabungan tenaga surya dan angin) di Girisari, Bali dan Labuan, Lombok untuk penggunaan biofuel yang mampu mengurangi emisi CO2 equivalen sebesar 2,4 juta ton. Seluruh sistem yang dikembangkan itu produk dalam negeri semua," tutur Corporate Secretary Indosat, Strasfiatri Auliana dalam peluncuran Indonesia Hijau di Gedung Indosat, Jakarta, Kamis (20/11).

Sedangkan menurut Direktur Utama Indosat Johnny Swandi Sjam, pembangunan BTS ini akan dikembangkan sebanyak 50 BTS. Selain itu, Indosat juga terbuka bagi operator lain yang akan menggunakan model BTS berenergi alternatif ini untuk bekerja sama.

"Kami berencana menambah BTS ini yang memang tersedia energi alternatif seperti biji jarak. Untuk menjamin ketersediaan biji jarak, kami akan kerjasama dengan petani lokal Sumbawa untuk budidaya tanaman ini," ujarnya.

Sementara itu, program sejuta pohon untuk Indonesia juga dimulai dengan penanaman pohon di kantor Indosat dan menghijaukan kembali lereng Gunung Rinjani untuk membantu peresapan air di kawasan tersebut.
MYS

Keerom : Alat Berat Milik PT. Korina Dipolice Line, Diduga Lakukan Pelanggaran Terhadap Hutan Lindung

(www.cenderawasihpos.com, 20-11-2008)
KEEROM-Akibat diindikasikan membuat pelanggaran terhadap hutan di wilayah Distrik Senggi-Waris, akhirnya alat berat milik PT. Korina di police line (Garis polisi) oleh pihak aparat keamanan Polres Keerom.

Kapolres Kabupaten Keerom, AKBP. Drs. Bambang Ricky, mengatakan, pihaknya memberikan police line, karena kontraktor yang dipercayakan oleh Pemerintah Kabupaten Keerom untuk membuka ruas jalan dari Trans Senggi ke Titik Nol Ibu Kota Kabupaten Keerom terindikasi membuat pelanggaran hukum.

Adapun pelanggaran hukum yang dilakukan yaitu pembongkaran terhadap hutan lindung dan dilarang oleh pemerintah untuk tidak boleh dilakukan aktivitas apapun pada areal hutan lindung tersebut.

"Untuk saat ini kami masih lakukan penyelidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada, yang terkait dengan masalah tersebut," terangnya kepada Cenderawasih Pos, di Kantor Bupati Keerom, Rabu, (19/11).

Dijelaskannya, untuk membuktikan terjadinya pelanggaran-pelanggaran tersebut, maka pada saat ini pembangunan ruas jalan tersebut untuk sementara dihentikan. Hal ini demi kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Ditegaskannya, apabila dalam penyelidikan nanti, bila ada pelanggaran, jelas kontraktor tersebut akan ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku. Dan berat hukumnya tentunya akan disesuaikan dengan pelanggaran yang dibuat, dan itu jelas akan diputuskan di pengadilan.
"Jadi untuk sementara kami masih lidik. Kami bukan menghambat proses kegiatan pembangunan, tapi prinsipnya kami selalu mendukung setiap pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh siapapun" imbuhnya.

Terkait dengan itu, tambah Kapolres, apabila izin pengelolaan hutan yang diusahakan Pemerintah Kabupaten Keerom ke pemerintah pusat telah dikeluarkan, maka dengan sendirinya police line itu dibuka, dan proses pembangunan ruas jalan itu dapat dikerjakan kembali.(nls).

Nasional : Pemulihan Pencemaran Laut Raja Ampat Tak Diindahkan

(www.sinarharapan.co.id, 20-11-2008)
Jakarta–Meskipun penyebab pencemaran lingkungan oleh perusahaan penambangan nikel PT Kawei Sejahtera Minning (KSM) di wilayah Raja Ampat, Papua telah ditutup, dampak pencemaran dari aktivitas penambangan tersebut masih terasa hingga kini. Diperkirakan dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk memulihkan wilayah konservasi tersebut.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Conservation International Indonesia (CII) Jatna Supriatna di sela acara pameran 150 tahun Perjalanan Lapangan dan Penemuan Teori Evolusi Wallace di Nusantara, Rabu (19/11). "Sekarang belum ada tindakan apa pun yang dilakukan untuk memulihkan wilayah laut Raja Ampat yang terkontaminasi penambangan nikel beberapa waktu lalu," urai Jatna.

Semenjak kasus penutupan PT KSM, tidak ada satu pun proses pemulihan yang dilakukan. Hal ini lantaran pemerintah ataupun perusahaan tidak ada yang dimintai pertanggungjawaban. Hingga November 2008, dampak kontaminasi buangan limbah bekas penambangan nikel tersebut memang belum terasa. Namun ditakutkan, ketika arus laut berubah arah, dampak kontaminasi tersebut mulai terasa akibatnya.

"Rencananya akan dibiarkan secara alamiah sampai wilayah tersebut kembali normal seperti dahulu," tambah Jatna lagi. Dengan proses alamiah itu, diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun hingga wilayah tersebut kembali pulih.

Kenyataan tersebut juga disayangkan oleh Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). "Wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah penting. Bukti bahwa kekayaan hayati dan ekologi Indonesia mampu menstimulasi pemikiran beberapa ilmuwan kaliber dunia," paparnya.

Salah satu bukti dari ucapannya merupakan kegiatan yang pernah dilakukan Alfred R Wallace, sekitar 150 tahun lalu di Pulau Waigeo, Papua. Dari pulau tersebut, Wallace menemukan berbagai spesies penting yang hanya ada di wilayah itu. Melalui berbagai aktivitas penelitian di daerah timur Indonesia, termasuk Sulawesi, Papua, dan Kalimantan, Wallace dikenal sebagai salah satu pelopor lahirnya ilmu evolusi, seperti Charles Darwin. (sulung prasetyo/cr-4)

Nasional : Pentingnya Penelitian Mola mola di Nusa Penida

(www.indosmarin.com, 20-11-2008)
Nusa Penida - Seperti halnya Bali, Nusa Penida merupakan bagian dari segitiga karang dunia (coral triangle) yang menjadi pusat keanekargaman hayati karang. Terumbu karang yang sehat tentu akan berdampak pula pada keanekaragaman spesies ikan di Nusa Penida.

Menilik potensi yang luar biasa ini, Conservation International Indonesia (CII) berinisiatif mengundang Emre Turak dan Lyndon Devantier, pakar terumbu karang dunia, serta Gerry Allen, pakar ikan karang dunia untuk datang dan melakukan inventarisasi keanekaragaman terumbu karang dan ikan di Nusa Penida.

Menurut Direktur Program Kelautan CII, Ketut Sarjana Putra, “Ini bukan kali pertama CI Indonesia mengajak peneliti asing dalam programnya, sebelumnya kami pernah mengajak mereka untuk melakukan Marine Rapid Assessment Program di Papua dan berhasil mendata keanekaragaman karang dan ikan disana. Beberapa spesies ikan baru juga berhasil kami temukan”.

Marine Rapid Assessment Program (MRAP) merupakan suatu kajian cepat mengenai kondisi keanekaragaman hayati ekosistem pesisir dan laut. MRAP akan menghasilkan data keanekaragaman hayati yang terkandung di kawasan perairan Nusa Penida, sebagai salah satu acuan dalam merencanakan pengelolaan kawasan khususnya dalam menentukan posisi zona yang berfungsi sebagai areal perlindungan dan pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

Pada umumnya kajian kelautan dilakukan pada ekosistem pesisir yang meliputi ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Kajian ini penting untuk dilakukan guna menginventarisasi kekayaan hayati yang tersimpan di bawah laut kita.

Nusa Penida Marine RAP akan difokuskan pada penilaian keanekaragaman hayati karang dan biomassa ikan yang diperkuat dengan data oseanografi.

Sedikitnya 20 titik pengamatan telah ditentukan berdasarkan pertimbangan ilmiah. Nusa Penida Marine Rapid Assessment ini akan dilengkapi dengan pengambilan data sosial ekonomi masyarakat di Kepulauan Nusa Penida. Kombinasi ketiga informasi ini dapat menjadi rekomendasi yang akurat dalam menyusun rencana pengelolaan wilayah berbasis ekosistem.

Adapun aktifitas Nusa Penida Marine RAP ini terselenggara atas kerjasama CI Indonesia dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Balai Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan, The Nature Conservancy (TNC), juga didukung oleh, Balai Konservasi Laut Daerah (BKSDA), Southeast Asia Center for Ocean Research and monitoring (SEACORM), Pemerintah Propinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Yayasan Bahtera Nusantara, Universitas Udayana, dan Universitas Warmadewa. Keterlibatan banyak pihak dalam Marine RAP ini menjadi bukti kepedulian dalam menjaga keanekaragaman hayati yang ada di Nusa Penida(*)

20 November 2008

Nasional : 10 Danau di Indonesia Rusak

(www.kompas.com, 19-11-2008)
PALEMBANG, SENIN - Sedikitnya 10 danau di Indonesia rusak, sehingga fungsinya menurun . Hal tersebut akibat penggundulan hutan dan sedimentasi. Oleh karena itu, persoalan tersebut harus ditangani secara serius, tidak hanya oleh pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan, Widi Agoes Pratikto, usai Pembukaan Konferensi Internasional Perairan Pedalaman Indonesia 2008 di Hotel Arya Duta Palembang, Senin (17/11). Menurut Widi, saat ini banyak danau yang pada waktu hujan tidak bisa menjadi reservoir (tempat penyimpan air).

"Justru danau tersebut memberikan limpahan banjir. Sementara pada saat surut atau kemarau, danau tidak dapat menjadi tempat bekerja karena terisi lumpur atau sedimentasi. Danau yang rusak kurang lebih 10 yang besar," ujarnya.

Menurut Widi, penyebab kerusakan danau yaitu pengundulan hutan. Selain itu, akibat ditebanginya mangrove atau pepohonan di sekitar area tangkapan. Penebangan mangrove mengakibatkan lumpur mengalir ke danau, sehingga menimbulkan sedimentasi. Persoalan sedimentasi tersebut, ditemukan di hampir semua tempat.

Masih menurut Widi, departemen kelautan tidak dapat menyelesaikan sendiri persoalan itu, tetapi harus bekerja sama dengan direktorat sumber daya air. "Selain itu, ia juga mengimbau pemerintah daerah agar terlibat dalam penanganan danau. Regional harus digalakkan, tidak bisa semua tergantung pusat," katanya.

Ia berharap, Konferensi Internasional Perairan Pedalaman Indonesia 2008 yang dilaksanakan selama dua hari tersebut akan merumuskan konservasi, tidak hanya habitat hidup, tetapi juga sungai dan perairan lainnya.

Jawa dan Sumatera
Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Ali Suman mengatakan, selain 10 danau yang mengalami rusak total, terdapat danau-danau lain yang menurun fungsinya. Danau-danau yang rusak total terdapat di Jawa dan Sumatera.

Menurut dia, kerusakan danau juga mengakibatkan penurunan populasi ikan. Saat ini, populasi ikan di 10 danau tersebut hanya tinggal 10 persen dari yang seharusnya. Untuk memperbaiki ekosistem ikan, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima tahun.
Siwi Nurbiajanti

Lowongan Pekerjaan (19/11/08) : Posisi : Senior Marine Communication Specialist, Lokasi : Bali

(LOWONGAN SUDAH DITUTUP TANGAL 05 DESEMBER 2008)

Conservation International Indonesia is a non-profit organization with head office in Crystal City, Arlington USA and whose mission is to conserve the Earth’s living heritage, our global biodiversity, and to demonstrate that human societies are able to live harmoniously with nature.

Senior Marine Communication Specialist

Conservation International (CI) is deeply dedicated to conserving Indonesia’s remarkable marine ecosystems, which lie in the center of the world’s coral triangle—the very epicenter of marine biodiversity on the planet. During the last three years, the CI Indonesia Marine Program has been growing rapidly and includes several large-scale marine conservation initiatives, including the Bird’s Head Seascape initiative, the Sulu-Sulawesi Seascape initiative, the Nusa Penida MPA initiative in Bali and CI’s Indonesian sea turtle conservation initiative. CI aims to develop conservation in a manner that protects biodiversity, sustains fisheries, and maintains tourism potential, thereby generating considerable sustained benefits for local communities.

CI firmly believes that communication is a pivotal in all of our conservation efforts. Strong conservation outreach and education programs create the enabling environment for all conservation successes. With that understanding, the CI Indonesia Senior Marine Communication Specialist will play a critical and wide-ranging role in the development of all outreach, education, and media programs for the exciting and ambitious Indonesia marine portfolio. This position is based in Bali and may include occasional travel to CI Indonesia’s field sites and head office.

Duties and Responsibilities:
  1. Develop and implement the communication and outreach program strategies and activities related to marine conservation within CI-Indonesia, and supervise the implementation of marine conservation education program
  2. Create and build the capacity of a regional network of marine communicators and educators among CI Indonesia’s staff and partners.
  3. Liaise with other program staff and partners to develop appropriate communication and conservation education strategies for the marine program using participatory methodologies.
  4. Design and organize awareness campaigns to reach key stakeholders with conservation messages on species, MPA, corridor, or Seascape initiatives.
  5. Develop, produce and distribute appropriate communication tools and outreach materials for marine program based on strategies developed;
  6. Establish and maintain a network of contacts with existing media organizations.
  7. Develop relationships with local media outlets (radio, print, and TV) and form key partnerships to support the dissemination of conservation messages.
Qualifications and Skills Required:
Preference would be for a candidate with the following qualifications and experience:
  • A degree in communications with a minimum of 5-year experience working in communication, journalism, and/or promotional activities;
  • Sound oral communication and negotiation skills, and superlative writing and editing skills in Bahasa Indonesia and English.
  • An ability to work in a team and create communications strategies that are effective at reaching the program’s target audiences.
  • Experience in the use of photographic, audio/visual equipment, graphic design programs and presentations are helpful.
  • Demonstrated experience with the communication media, especially with news placement and awareness campaigns.
  • Computer skills and experience in relevant software (i.e. Publisher, PowerPoint, PageMaker, Photoshop and/or similar media programs).
  • Familiar with or have some background experience working with conservation NGOs
  • Literate on and/or familiar with marine and coastal/species conservation issues.
The preferred candidate will be self-motivated, a team player, able to travel in the region, and be able to meet project deadlines often under difficult circumstances.

Include a cover letter and a CV of no more than 3 pages. Separately list at least two referees with recent experience supervising your work should be sent to: hrd@conservation.or.id

Closing date for the application is 5th December 2008
(Only short-listed candidates will be notified)

Video : Hiu Berjalan dan Keragaman Hayati Laut di Kepala Burung - Papua



Jika video tidak tampil klik link disini

Video ini menyajikan keragaman hayati bawah laut di Teluk Cendrawasih di bagian “tengkuk” kepala burung Pulau Papua dan di Fak-Fak - Kaimana yang terletak di ‘Tembolok” bagian Selatan Papua. Ini merupakan hasil survei tim kelautan alias Marine Conservation Team yang terdiri dari para ilmuwan Conservation International, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan, Universitas Negeri Papua (UNIPA), Balai TN Cendrawasih, BKSDA Papua II, dan WWF Indonesia.

Kawasan Bentangan Laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape), merupakan nama yang diberikan pada kawasan paling Ujung Pulau Papua yang memang berbentuk seperti ‘kepala burung’. Kawasan ini dipertelakan memiliki kekayaan 1.200 spesies ikan dan 600 spesies terumbu karang yang masih sehat dan tentu saja jumlah jenis ini adalah 75 persen dari keanekaragaman spesies hayati bawah laut yang ada di dunia.

Di antara 52 jenis spesies baru terdapat dua jenis hiu yang unik. Sebab, kedua jenis yang termasuk jenis hiu bambu ini terlihat seperti berjalan dengan sirip-siripnya. "Mereka sering terlihat di dasar laut yang tidak begitu dalam dan menggerak-gerakkan siripnya untuk bergerak seperti mau jalan," kata Mark Erdmann yang merupakan penasihat senior Conservation International Indonesia yang memimpin survai di Teluk Cendrawasih dan perairan Fal-Fak - Kaimana. Ikan hiu ini tidak banyak berenang, namun lebih banyak menghabiskan waktu di atas pasir di dasar laut.

Jayapura : Lagi, 150 Kg Daging Babi Ilegal Disita

(www.cenderawasihpos.com, 19-11-2008)
JAYAPURA-Setelah memusnahkan ratusan Kg daging babi yang disita di Pelabuhan Jayapura, Balai Karantina Pertanian Klas I Jayapura kembali menyita 150 Kg daging babi ilegal yang diduga akan diselundupkan ke Kota Jayapura melalui KM Sinabung yang sandar di Pelabuhan Jayapura, Senin (17/11).

Penggagalan pemasukan daging babi ilegal ini dilakukan setelah para petugas Balai Karantina Pertanian melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap barang bawaan penumpang yang turun.

Saat itu, petugas menemukan 3 karton yang mencurigakan dan setelah dicek ternyata terdapat daging babi ilegal. Setelah dicek, ternyata barang itu dengan pengirimnya dari Bitung bernama Ellen Pua dan penerimanya di Jayapura bernama Buang.

"Pemiliknya sudah ketiga kali memasukkan daging babi ilegal dan selalu kami sita," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Klas I Jayapura, drh Abdul Kadir Jailani didampingi Kasie Pengawasan dan Penindakan, Boaz Henry Lumbaa kepada Cenderawasih Pos, Selasa (18/11).
Jailani menegaskan, penyitaan daging babi ilegal ini karena tanpa dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Apalagi, daging babi tersebut didatangkan dari daerah endemis yakni di Sulawesi Utara, padahal di Papua sudah tidak ada lagi kasus hoc collera, sehingga pihaknya berupaya agar Papua tetap bebas dari virus hoc colera yang menyerang ternak babi.

Dirinya mensinyalir bahwa pemasokan daging babi ke Jayapura ini karena disparitas harga sehingga membuat pedagang tertarik untuk mendatangkannya termasuk dari daerah endemic hoc colera. "Tindakan tegas Balai Karantina Pertanian Klas I Jayapura ini, mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Karantina yang meminta kepada seluruh Balai Karantina di seluruh Indonesia melakukan upaya serupa, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya guna mencegah hama penyakit dan organisme pengganggu tanaman dengan mengambil langkah tegas,"tandasnya. (bat)

19 November 2008

Nasional : Hutan di Mukomuko Dirambah Besar-besaran

(www.kompas.com, 18-11-2008)
BENGKULU, SENIN - Kawasan Hutan Produksi(HP) di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, sampai sekarang terancam gundul dan sudah berubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit, akibat dirambah secara besar-besaran oleh penduduk setempat.

"Kawasan hutan produksi itu terdiri atas hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas, namun kondisinya sekarang sudah sangat memprihatinkan, sedangkan fungsinya sebagai kawasan hutan resapan air dari belasan ribu hektare areal persawahan," kata Kasubdin Konservasi Alam, Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Muslim Ghodang, Senin (17/11).

Menurut dia, berdasarkan hasil tim terpadu ke lapangan belum lama ini, kawasan HP yang sudah rusak berat itu, terjadi di lima kawasan yang luas seluruhnya sekitar 82.980 ha dan 80 persen sudah rusak.

Kelima kawasan HP adalah Hutan produksi terbatas/tetap(HPT) Air Manjonto, HPT Air IPUH I dan II, HPT Air Dikit dan HPT Air Teramang, namun yang paling parah kawasan HPt Teramang. Di kawasan HPT Teramang itu sebagian besar lahan kebun dimiliki pejabat daerah tingkat dua dan bahkan pejabat datang dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu.

Urutan nama-nama pejabat yang memiliki kebun di kawasan itu, bila disebutkan satu persatu sangat tidak logis dan sekarang masih dalam proses penyidikan pihak kehutanan provinsi Bengkulu.

Komoditi yang ditanam dalam kawasan HPT di kabupaten Mukomuko itu sebagian besar adalah jenis kelapa sawit, dengan ketinggian rata-rata sudah di atas 700 meter dari permukaan laut. Uniknya, kata Muslim, dalam kawasan lahan HPT itu sudah diusulkan untuk diterbitkan sertifikat program nasional (Prona), namun sampai sekarang belum ada realisasinya.

Sebelumnya, Suparjo salah seorang warga di SP4 Penarik, Mukomuko, mengatakan, kawasan HPT Gunung Paku, Bukit Makmur, di satuan pemukiman SP4 penarik, Kecamatan Teras Terunjam setempat dikapling pejabat untuk dijadikan kebun kelapa sawit. Hutan penyanggah Taman Nasional Krinci Seblat (TKNS) itu bahkan diduga sudah dilakukan pengukuran oleh oknum tertentu untuk disertifikatkan, sedangkan pemiliknya sudah ada.

Lahan itu, kata dia, selama ini sangat dilindungi, karena sebagai penyanggah bagi kawasan hutan TNKS di atasnya, disamping sebagai daerah aliran sungai (DAS) Manjonto. Selama ini lahan itu, tidak ada yang berani membukanya termasuk perusahaan perkebunan PT Agro Muko milik Penanam Modal Asing (PMA), karena sebagai hutan penyanggah, namun akhir-akhir ini banyak perjabat yang masuk dan mengukur dalam kawasan itu.

Informasinya, petugas yang mengukur lahan itu merupakan utusan dari pejabat calon pemilik melalui Kepala Desa Dusun Baru Maril, ujar sumber itu.
AC, Sumber : Antara

Manokwari : Pansus MRP Turun LNG Tangguh

(www.radarsorong.com, 19-11-2008)
MANOKWARI-Majelis Rakyat Papua (MRP) Pansus LNG Tangguh Kabupaten Teluk Bintuni melakukan kunjungan kerja ke Manokwari. Pansus yang diketuai Ir.NA Maidepa, M.App.Sc tiba di Manokwari Senin (17/11). Rombongan yang berjumlah 6 orang anggotanya langsung berkunjung ke Unipa, LP3BH. Bahkan Selasa (18/11) Pansus berencana berkunjung ke Pemprov Papua Barat dan akan melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Teluk Bintuni untuk bertemu Bupati.

Direktur LP3BH Yan Christian Warinussy, SH yang dikonfirmasi Koran ini di ruang kerjanya mengakui ada Pansus dari MRP yang berkunjung ke LP3BH. Menurutnya kedatangan tim tersebut ke kantornya termasuk mendadak. Sebab hari Senin surat tiba hari itu juga dilakukan pertemuan. Namun LP3BH menganggap pertemuan tersebut penting, sehingga LP3BH tetap menyiapkan waktu.

Warinussy memberikan masukan kepada tim dari MRP bahwa apapun kegiatan yang dilakukan di tanah Papua akan menjawab kesejahteraan rakyat Papua. Bukan semata-mata karena proses produksi tetapi yang paling penting, dalam UU Otsus sudah mengatur bagian Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemkab dan Investor. Hanya saja aturan-aturan pokok yang terdapat UU Otsus tersebut. Untuk itu LP3BH mendesak MRP untuk melaksanakan tugas utamanya untuk mendorong agar segera terciptanya regulasi pelaksanaan UU Otsus berupa Perdasus.
Dalam pertemuan tersebut dirinya menjelaskan kepada tim MRP bahwa LP3BH adalah lembaga yang berpihak pada pembelaan hak asasi manusia dan penegakan hukum yang terkait dengan kehidupan sosial masyarakat di tanah Papua.

LP3BH bermitra dengan BP LNG Tangguh karena menjalankan usahanya mempunyai komitmen dalam penegakan hukum dan HAM yang jelas, dalam arti mengadopsi prinsip-prinsip HAM internasional. Terutama yang telah dijadikan sebagai dokumen hukum dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Warinussy juga menyampaikan kepada MRP kalau LP3BH mendampingi masyarakat adat yang berada diwilayah Distrik Aranday, Weriagar dan distrik-distrik lainnya. LP3BH mendampingi mereka untuk memperkuat kelembagaan adat. Tentunya kalau lembaga adat sudah kuat maka lembaga adat yang akan menfasilitasi masyarakat untuk melakukan negosisasi untuk mempertahankan hak-hak ulayat.

MRP juga mempertanyakan apakah LP3BH mengetahui dokumen kontrak karya antara LNG Tangguh dengan pemerintah Indonesia, Warinussy langsung menjelaskan untuk perusahaan Migas tidak menggunakan kontrak karya, tetapi menganut sistem kontrak bagi hasil.(sr)

Nasional : Siaran Pers Greenpeace Dipertanyakan

(www.antara.co.id, 18-11-2008)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Smart tbk, pengelola perkebunan kelapa sawit Sinar Mas di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Daud Dharsono, Selasa malam, mengatakan, pihaknya mempertanyakan isi siaran pers organisasi kampanye global Greenpeace yang menyatakan perusahaan itu mengancam kelestarian Danau Sentarum.

"Ancaman macam apa?" kata Daud Dharsono melalui telepon seluler.

Greenpeace menuding perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, Sinar Mas, sebagai ancaman besar bagi integritas dan keanekaragaman hayati Taman Nasional Danau Sentarum, lahan basah di Kalimantan Barat.

Menurut Greenpeace, dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa, Sinar Mas telah mengancam kawasan hutan lindung tersebut dengan terus melanjutkan deforestasi di batas-batas taman nasional tersebut, sebagai bagian dari perluasan perkebunan mereka.

Daud mengatakan, kawasan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu kepada pihaknya merupakan daerah berstatus areal pengunaan lain, yaitu kawasan yang boleh dibuka untuk perkebunan atau budidaya lain.

Sinar Mas, katanya, sebelum membukan kawasan itu juga sudah melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). "Saat ini kami baru pembibitan," katanya.

Yang lebih penting, katanya, selain juga sudah menjalani amdal, mereka melakukan identifikasi nilai konservasi tinggi (HCL), yang merupakan ketentuan dari Konferensi untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan (RSPO).

"Selama identifikasi itu berjalan maka belum ada areal yang dibuka, baru kegiatan awal. Jadi, tuduhan itu juga tidak masuk akal," katanya.

Menurut dia, kalau identifikasi nilai konservasi tinggi mengatakan bahwa areal bakal kebun sawit itu boleh dibuka dengan syarat tertentu, misalnya areal 300an meter di pinggir sungai tidak boleh dibuka atau kawasan gambut dengan ketebalannya lebih dari tiga meter juga tidak boleh dibuka, maka pihaknya bakal mengikuti.

Mengenai kelestarian Danau Sentarum, lahan basah di Kalbar yang dilindungi Konvensi Ramsar, Daud mengatakan, pihaknya juga sudah dan akan terus memperhatikan hal itu.(*)

Manca Negara : Australia : Gen Kanguru Menyerupai Gen Manusia

(www.kompas.com, 18-11-2008)
CANBERRA, SELASA — Kanguru Australia secara genetika serupa dengan manusia dan mungkin pertama kali berevolusi di China.

Beberapa ilmuwan Australia, Selasa (18/11), mengatakan, mereka untuk pertama kali telah memetakan kode genetika hewan khas Australia tersebut dan mendapati kebanyakan gen itu serupa dengan gen manusia. Demikian keterangan Centre of Excellence for Kangaroo Genomics, lembaga yang didukung pemerintah.

"Ada sedikit perbedaan, kami memiliki beberapa tambahan ini, kurang dari itu, tapi semuanya adalah gen yang sama dan banyak di antaranya memiliki susunan yang sama," kata Direktur lembaga tersebut Jenny Graves kepada wartawan di Melbourne.

"Kami mulanya mengira semuanya akan tercampur penuh, tetapi ternyata tidak. Ada banyak potongan genome manusia yang berada tepat di dalam genome kanguru," kata Graves, sebagaimana dilaporkan AAP.

Manusia dan kanguru terakhir memiliki nenek moyang yang sama setidaknya 150 juta tahun lalu, demikian temuan para peneliti tersebut, sementara tikus dan manusia berpisah satu sama lain hanya 70 juta tahun lalu.

Kanguru pertama kali berevolusi di China, tapi pindah melewati dataran Amerika ke Australia dan Antartika. "Kanguru adalah sumber informasi yang sangat besar mengenai seperti apa kita 150 juta tahun lalu," kata Graves.
ONO, Sumber : Ant

Manokwari : Gubernur Terkesan Bahan Bakar Biogas

(www.radarsorong.com, 18-11-2008)
MANOKWARI-Gubernur Papua Barat Bram Atururi terkesan dengan penggunaan biogas sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah. Ketertarikan orang nomor satu di Pemprov Papua Barat ini setelah menyaksikan demonstrasi memasak menggunakan bahan bakar biogas di salah satu rumah penduduk di Distrik Prafi.

Makin sulitnya mendapatkan minyak tanah serta harganya yang cukup mahal membuat masyarakat mencari bahan bakar alternatif. Masyarakat di Prafi, umumnya warga eks transmigrasi kini mengembangkan bahan bakar alternatif biogas dan pemanfaatan biji buah pohon Jarak. Bahkan untuk biji Jarak, Musa, seorang warga di Kampung Udapi Hilir (eks SP IV) juga membuat kompor khusus.

Gubernur Bram didampingi Wakil Bupati Manokwari Ir.Dominggus Buiney, MM; Kepala BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Dr Ir Harry Uhi serta Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Manokwari menyaksikan dari awal proses memanfaatan biogas di rumah warga Kartinem. Gubernur Bram mencicipi telur dadar yang dimasak menggunakan bahan bakar biogas ini.

Biogas ini berasal dari kotoran sapi. Kartinem mengaku memiliki 12 ekor sapi. Kesulitan mendapatkan minyak tanah serta harganya yang mahal membuat ia mencari alternatif lain. Kebetulan ia memiliki beberapa ekor sapi dan kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar biogas. “Saya sudah setahun pakai ini (biogas). Tidak beli, cukup pelihara sapi saja,’’ tandasnya.

Ketika berkunjung ke Prafi pekan lalu Gubernur juga menyempatkan diri melihat dari dekat proses penggilingan beras. Selain Oransbari dan Masni, Distrik Prafi selama ini dikenal sebagai penghasil beras. Atururi berharap agar produksi padi di daerah terus bertambah. (lm)

Sorong : Unggas Pembawa Virus Dimusnahkan, Diamankan dari KM Labobar dan KM Sinabung

(www.radarsorong.com, 18-11-2008)
SORONG - Guna mencegah menyebarnya penyakit flu burung, Karantina Pertanian Kelas I Sorong Senin Sore (17/11) memusnahkan 9 unggas yang diduga kuat pembawa virus Avian Influensa (AI). Sembilan unggas yang terdiri dari 8 ekor ayam dan 1 ekor burung dara itu dimusnahkan dengan cara dibakar sampai hangus.

Acara pemusnahan 9 unggas bermasalah itu digelar di depan Kantor Karantina Pertanian Km 7- dekat Pasar Sentral Remu- ini dan turut dihadiri dua orang saksi dari anggota Polsek KP3 Laut Sorong.

Selain binatang unggas tersebut juga turut dimusnahkan kandang yang sebelumnya dipakai sebagai tempat memasukkan unggas tersebut ke Sorong.

Dari acara pemusnahan ini, didapatkan data kalau 8 ekor ayam, diantaranya tiga ekor ayam aduan (1 ayam Bangkok dan 2 ayam Filipin) dan burung dara itu diamankan petugas Karantina dari penumpang KM Labobar dan KM Sinabung yang masuk ke pelabuhan Sorong minggu lalu.
Unggas yang dibawa oleh 4 orang pelaku terpaksa diamankan petugas karena tidak dilengkapi dokumen resmi dari daerah asalnya baik itu dokumen bebas virus AI (Avian Influensa) maupun dokumen karantina lainnya. Padahal unggas tersebut diketahui sebagai pembawa virus Avian Influensa yang di daerah lain sudah menyebar ke manusia.

Dihubungi Koran ini melalui telepon selulernya kemarin, Kepala Kantor Karantina Pertanian Kelas I Sorong melalui Kasubsi Pelayanan Operasional, drh Taufik Kurniawan menjelaskan, tindakan menyita unggas yang dimasukkan masyarakat ke Sorong dari luar Papua yang kemudian dilanjutkan dengan pemusnahan ini guna mencegah virus Avian Influensa (AI)- penyebab penyakit flu burung- masuk ke Papua khususnya ke Sorong.

“Diharapkan kepada masyarakat untuk tidak membawa unggas dewasa dan unggas kesayangan (ayam petarung) ke Sorong karena bisa sebagai media pembawa penyakit AI (Flu Burung, red), karena kita tidak ingin terjadi kasus seperti di daerah lain yang sudah memakan korban manusia,”ujar Taufik Kurniawan.

Dari pantauan Koran ini, usai memusnahkan 8 ekor ayam dan seekor burung dara itu dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pemusnahan oleh saksi dari aparat Polsek KP3 Laut Sorong. (ian)

Manokwari : Tanam Kacang, Gubernur Canangkan PUAP

(www.radarsorong.com, 18-11-2008)
MANOKWARI-Gubernur Papua Barat Bram Atururi menyerahkan dana Rp 3 Miliar kepada sejumlah gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kampung Inkuisi, Distrik Prafi Kabupaten Manokwari. Pada kesempatan ini pula Gubernur mencanangkan kegiatan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), ditandai dengan penanaman kacang tanah.

Dana yang diserahkan ini merupakan bantuan langsung masyarakat (BLM) sektor pertanian untuk pengembangan usaha agribisnis. Secara total Provinsi Papua Barat mendapat alokasi dana Rp 230 Miliar untuk disalurkan ke 8 kabupaten. Setelah pencanangan di Manokwari, gubernur menjadwalkan untuk berkunjung ke daerah untuk menyerahkan dana PUAP tersebut.

Aksi pencanangan kegiatan PUAP disaksikan masyarakat setempat, Wakil Bupati Manokwari Ir D Buiney, MM; Kepala BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Provinsi Papua Barat Dr.Ir.Harry Uhi; Kepala STPP; Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Manokwari; Kasubdivre Bulog dan pejabat lainnya.

Sebagai tanda pencanangan, Gubernur bersama Wabup Manokwari serta pejabat lainnya melakukan penanaman kacang tanah di lahan milik kelompok tani Cenderawasih seluas 17 hektar.
Gubernur Bram menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah memperhatikan petani. Memang sudah seharusnya para petani diperhatikan sebagai tumpuan pembangunan.

‘’Program ini hanya diberikan pada 8 kabupaten, Kota Sorong tidak dapat. Kita harapkan pada tahun-tahun berikut, kalau Bapak SBY kembali memimpin negara ini, program ini terus berlanjut,’’ ujarnya.

Program PUAP diharapkan memiliki nilai tambah bagi masyarakat petani di pedesaan. Namun pemerintah pun diminta untuk memperhatikan pemasaran hasil pertanian. Sebab sering terjadi pemerintah hanya menurunkan program tapi kurang memperhatikan pemasaran.

‘’Saya juga minta agar PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) harus diperhatikan. Mereka inilah berada di garis terdepan dalam membangun negara ini. Mereka ini harus bagus,’’ ujarnya.
Kepala BPTP Dr.Ir.Harry Uhi, MSi sebagai Sekretaris Tim PUAP Provinsi Papua Barat melaporkan pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian (Deptan) menyalurkan dana Rp 22,8 Miliar untuk program percepatan pengembangan usaha agribisnis (pertanian) di wilayah Provinsi Papua Barat.

Dana sebesar itu akan dibagikan kepada kelompok tani di 228 kampung pada 8 kabupaten. Setiap kampung akan mendapat alokasi dana Rp 100 Juta. Dana BLM program PUAP merupakan langkah untuk memacu dan memberi kontribusi bagi upaya pengentasan kemiskinan di pedesaan. (lm)

18 November 2008

Nasional : 30 Penyakit Baru Muncul Akibat Pemanasan Global

(www.kompas.com, 18-11-2008)
JAKARTA, SABTU - Berdasarkan Data Organisasi Kesehatan dunia (WHO) sebanyak 30 penyakit baru yang muncul sepanjang tahun 1976-2008 akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Staf Khusus Menteri Lingkungan Hidup, Amanda Katil Niode mengatakan munculnya penyakit ini karena temperatur suhu panas bumi yang terus meningkat.

"Yang paling jelas kelihatan penyakit demam berdarah, kolera, diare, disusul virus ebola yang sangat mematikan," katanya di sela-sela penganugerahan Raksaniyata 2008 di Jakarta, Jumat (14/11). Menurut dia, masalah kesehatan akibat pemanasan global memang sangat dirasakan parahnya oleh negara-negara berkembang yang sebagian masih miskin karena minimnya dana sehingga tak mampu lagi melaksanakan berbagai program persiapan dan tanggap darurat.

Untuk mengatasi dampak buruk perubahan iklim terhadap kesehatan manusia itu, tidak bisa dilakukan sendiri oleh masing-masing negara. Upaya itu baru akan berhasil jika dilakukan melalui kerja sama global, seperti misalnya meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyakit-penyakit infeksi, memastikan penggunaan air tanah yang kian surut, dan mengkoordinasikan tindakan kesehatan darurat.

"Itu semua penting dilakukan, karena perubahan iklim jelas-jelas akibat dari kegiatan manusia yang tak peduli terhadap keseimbangan alam, yang kemudian berimplikasi serius terhadap kesehatan publik," ujarnya.

Selain menyebabkan gangguan kesehatan, perubahan iklim juga mengakibatkan berbagai bencana alam yang sangat besar. Sepanjang tahun 2006 telah terjadi 390 bencana besar di dunia yang banyak menelan korban.

"Amerika Serikat paling banyak terjadi bencana dibanding negara-negara lain, tetapi untuk jumlah korban paling banyak saat tsunami terjadi di Aceh pada 2004 lalu," jelasnya.

Di Indonesia sendiri, kata dia, bencana alam banyak terjadi akibat kesadaran masyarakat yang lemah, seperti pembalakan liar, kebakaran hutan, dan pembuangan karbon dioksida (CO2). Agar bencana alam dapat diminimalisir diperlukan sinkronisasi antara pemerintah, dunia usaha dan individu.
WAH, Sumber : Antara

Sorong : Papua Penuh Mujizat, Numberi: Ada Hal-hal Ajaib yang Sering Terjadi

(www.cenderawasihpos.com, 17-11-2008)
SORONG- Bangga sebagai putera Papua, Menteri Kelautan dan Perikanan Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi mengakui, kekayaan alam yang ada di tanah Papua ini (tanah Papua disebutnya Papua dan Papua Barat) merupakan karunia Tuhan yang patut disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya.

Selain memiliki kekayaan alam yang begitu berlimpah, Freddy Numberi juga mengatakan di Papua ini sesuatu bisa terjadi diluar akal pikiran manusia.
Ia pun mencontohkan salah satu keajaiban yang pernah ditemui adalah ketika dirinya menjabat sebagai gubernur Papua. Dimana saat itu (sekitar tahun 1997) negeri kini dilanda krisis ekonomi, namun tanpa diduga tiba-tiba masyarakat di Jayapura dikejutkan dengan munculnya emas di beberapa tempat (seperti di kawasan Paldam dan di Waena Jayapura).

"Jadi saat itu masyarakat di Jayapura dulang emas dimana-mana sampai air kali itu coklat semua. Mau dihentikan juga susah karena itu memang karunia, ada emas yang tiba-tiba muncul. Itu saat saya menjabat sebagai gubernur, tapi setelah saya tidak menjabat, emas itu sudah tidak ada lagi,"ucap Freddy Numberi saat tampail dalam pertemuan dengan civitas akademika Universitas Viktory, Sorong, Sabtu (15/11).

"Jadi Papua ini negeri penuh mujizat. Ada hal-hal ajaib yang sering terjadi. Karena itu dengan kekayaan alam yang kita miliki, kita harus bekerja keras untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang kita miliki,"tandas Freddy Numberi.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, Menteri Kelauatan dan Perikanan mendorong pengembangan budi daya rumput laut.

Dikatakan Freddy Numberi, rumput laut merupakan salah satu bentuk investasi yang paling murah yang dapat mendatangkan keutungan yang berlipat ganda.
Betapa tidak, dari dari budidaya rumput laut dapat diolah menjadi bahan kosmetik dan bahan bakar minyak etanol. Dengan mampu memproduksi mintak etanol kata menteri alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1971 ini, masyarakat pun tidak akan bergantung sepenuhnya pada bahan bakar minyak (BBM) yang harganya kian melambung.

Di Jerman, sebut Freddy Numberi, budidaya rumput laut kini sangat digalakkan. "Kalau di Jerman itu 1 tahun panen 6 kali, kita di Indonesia ini yang punya banyak rumput laut bisa panen setiap tahun. Untuk pengembangan rumput laut itu, kami (Departemen Kelautan dan Perikanan) siap bantu untuk berikan bibit. Ini investasi yang paling murah, hanya dengan tali rapia dan botol Aqua, rumput laut itu sudah bisa dikembangkan. Siapkan mesin dan sebagainya kita bisa produksi etanol,"ujar putera kelahiran Serui, 15 Oktober 1947.

Selain di Universitas Viktory, dalam kunjungannya di Sorong, Sabtu, Freddy Numberi juga tampil memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Papua (UKIP).
Dalam usaha peningkatan sumber daya manusia (SDM), kepada para dosen (di Universitas Viktory di UKIP, Freddy Numberi berharap untuk terus mengembangkan diri dengan menguasai berbagai ilmu sehingga pada akhirnya mampu mendorong kreatifitas mahasiswa.
Di tengah makin ketatnya persaingan, yang dibutuhkan adalah bagaimana kita jeli melihat peluang usaha. Berbicara soal peningkatan kualitas SDM pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Intinya bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah manusia yang cerdas, trampil dan pada gilirannya mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Menekankan pentingnya peningkatan kualiatas SDM bagi para generasi muda di Papua, Freddy Numberi yang mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) di era kabinet Persatuan mengatakan , kesemua ini juga kembali kepada elit-elit politik di tanah Papua.

Jangan sampai setelah jadi pejabat malah uang rakyat dikorupsi. Untuk memajukan Papua, kuncinya adalah mewujudkan SDM yang berkualitas.
"Terjadi perpecahan antar suku itu salah satunya karena SDM yang rendah,"tandas Freddy Numberi.

Dikesempatan itu, suami dari Anna Antoinette juga menekankan perlunya memperhatikan kelangsung planet bumi ini. Pemanasan global (global warming) yang terjadi di bumi ini harus disikapi secara serius.

Akibat penebangan hutan yang tidak terkenali, Freddy Numberi menyebutkan, diluar kejadian tsunami yang meratakan Aceh tahun 2004 lalu, saat ini Indonesia telah kehilangan 24 pulau.
Untuk saja pulau-pulau yang terkikis habis itu merupakan pulau tak berpenghuni sehingga kejadian ini tidak sampai diributkan banyak orang.

Sementara itu saat mengupas soal otonomi khusus (Otsus) di Papua, mantan Komandan Lantamal V ini mengatakan saatnya kini putera asli Papua menjadi tuan di negerinya sendiri. Kesempatan putera Papua menjadi kepala daerah (bupati/walikota) hendakanya dimanfaatkan secara baik dengan lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat di Papua.
Kepada segenap mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum di UKIP, Freddy Numberi pun memberikan tip kepemimpinan yang berkaca pada angsa yang cantik, yakni jeli , bijak, memiliki integritas dan ramah.

Menggalakkan penanaman sejuta pohon, dalam kunjungannya di Universitas Viktory, Freddy Numberi dan anggota DPR RI Robert Kardinal berkesempatan menanam pohon sukun. Selain itu Freddy Numberi juga memberikan kenang-kenangan berupa buku hasil karyanya kepada Ketua Yayasan Viktory Pdt Eduard Kalami.

Hal yang sama juga dilakukan di UKIP, hanya saja karena Sore itu hujan deras, untuk penanaman 400 pohon yang sediakan akan dilakukan secara simbolis oleh Menteri Freddy Numberi batal dilaksanakan sehingga pertemuan terakhir pun ditandai dengan tukar menukar cindera mata yang diterima dari Rektor UKIP Prof Dr E Sasmoko.

Kuliah umum di UKIP yang dipandu moderator Ferdinan Taa, SH MSi bertajuk 'pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pengelolaan sumber daya alam pada era Otsus di wilayah tanah Papua', Freddy Numberi yang berbicara penuh semangat tampak menarik perhatian para dosen dan mahasiswa UKIP.

Ini terlihat ruang yang disediakan penuh sesak, serta antuasiasnya mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan kepada Menteri Freddy Numberi. Namun sayangnya karena waktu terbatas, hanya dua mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaannya.

Dalam kunjungannya di Sorong, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi didampingi Walikota Drs JA Jumame, MM, serta turut hadir Wakil Walikota Hj Baesara Wael, S.Sos MH, Danlanal Kol Laut (P) Yudo Margono dan pejabat lainnya.

Usai memberikan kuliah umum di UKIP, Freddy Numberi juga mendapat kehormatan untuk menutup Raper Kerja (Raker) ke III Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua yang berlangsung di BLK Km 9. (ris)