Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

23 March 2005

Artikel : Identifikasi Peluang Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Masyarakat Di Desa Papasena I Dan Kwerba Mamberamo

(CII Papua Program, 22 Maret 2005)
Penulis, Yoseph Watopa, Mamberamo Field Coordinator CII Papua Program

Disadari bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia sangat penting guna menunjang aktivitas manusia termasuk aktivitas konservasi. Tiap-tiap wilayah yang masuk dalam areal konservasi tentunya berbeda karakteristiknya termasuk perbedaan karakteristik ekonomi, social, budaya. Itu sebabnya perlu pendekatan yang berbeda pada tiap wilayah sehingga paling tidak akan memberikan dampak yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat diwilayah tersebut.

Tulisan ini mencoba untuk melihat lebih
dekat peluang-peluang kegiatan ekonomi produktif di tingkat local pada desa Papasena I dan desa Kwerba. Data-data yang digunakan adalah data hasil kegiatan Sosial Feasibility Study dan Kegiatan Multidisciplinary Landscape Assessment, yang telah dilakukan di dua desa tersebut dan juga data hasil observasi melalui kunjungan beberapa kali pada desa-desa tersebut.

Peningkatan pendapatan masyarakat akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan akan aktivitas lainnya, oleh kaena itu perlu dicari cara pengelolaan yang sustainable sehingga tidak mengurangi populasi dan merusak ekosistem, tetapi juga dapat memberikan penghasilan langsung kepada masyarakat.

Pada kedua desa ini terda
pat pasar tradisional dan beberapa warga yang memiliki kios sederhana dirumah-rumah mereka. Hal ini menunjukan adanya perputaran uang telah berlaku di desa-desa ini. Selain itu adanya ada beberapa warga yang berdagang keluar wilayah desa dengan membawa hasil tangkapan mereka ke pasar kecamatan dan bahkan ke Jayapura. Hasil alam yang dijual keluar biayasanya adalah kulit buaya dengan ukuran yang telah disepakati oleh FAO dan pelampung ikan sembilang. Pendapatan yang diperoleh dari hasil jualan kulit buaya dan pelampung ikan cukup tinggi.

1. Kondisi Desa
A. Desa Papasena I

Desa Papasena I menjadi desa administrative tahun 1971 dengan jumlah penduduk 377 jiwa atau 80 KK. Desa Papasena I termasuk dalam Distrik Mamberamo Hulu Kabupaten Sarmi. Ada lima (5) Suku yang mendiami wilayah desa Papasena ini yaitu : Suku Wardargo dengan marga utamanya adalah Dude I, Suku Kwaketai dengan marga utamanya adalah Dude II, Suku Batero dengan marga utamanya adalah Kawena, Suku Kawita dengan marga utamanya adalah Khu dan Suku Pokhourta dengan marga utamanya adalah Ewey sebagai pemilik utama hak ulayat di Desa Papasena. Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam, berburu dan meramu secara tradisional.

Suku-suku yang mendiami wilayah Papasena umumnya mempunyai sejarah dan asal-usul yang berbeda, namun setelah lama
tinggal bersama-sama maka merekapun kini telah menggunakan satu bahasa saja yaitu bahasa Papasena untuk berkomunikasi. Masyarakat masih memegang adat istiadat mereka, hal ini dapat terlihat dari sistim perkawinan yaitu sistim perkawinan tukar dan sistim kepercayaan tradisional mereka tentang penguasa alam sekitar mereka. Sebagian besar penduduk desa Papasena I bekerja sebagai petani dan berburu buaya dan menjual pelampung ikan. Dari hasil kuisionier dan wawancara diketahui bahwa penghasilan atau pendapatan masyarakat diperoleh dari mencari ikan dan pelampung ikan, menjual hasil kebun dan menjual kulit buaya. Dicatat pula ada 3 keluarga yang membuka kios dengan menjual beberapa barang kebutuhan sehari hari seperti garam, gula, rokok dan alat pancing seperti nilon dan kail.

Jumlah KK keseluruhan adalah 80 KK namun dalam pembagian menurut mata pencahariannya, ada yang bekerja lebih dari satu. Dalam proses ini hanya didata jumlah KK yang fokus pada salah satu mata pencaharian utama, sehingga totalnya 63 KK. Selain itu saat pengambilan data beberapa penduduk sedang berada di tempat mencari.

B. Desa Kwerba
Desa Kwerba merupakan desa
terakhir dari Kecamatan Mamberamo Tengah yang berbatasan dengan Desa Sikari di kecamatan Mamberamo Hulu. Secara administratif Desa Kwerba belum menjadi Desa dan masih termasuk dalam administrasi desa Burumeso Distrik Mamberamo Tengah.

Desa Kwerba berada pada kaki Pengunungan Foja dan merupakan satu-satunya desa terdekat dengan Pegunungan Foja. Tepat didepan desa Kwerba terbentang aliran sungai Mamberamo yang penuh dengan jeram, daerah ini dinamakan ”Batavia”. Selama musim hujan, perahu motor dapat mencapai pusat desa, namun ketika musim kemarau, dari Juni hingga Oktober, perahu semacam itu tidak dapat masuk melebihi mulut sungai Wiri. Dari sana dibutuhkan 45 menit sampai satu jam untuk berjalan kaki melewati beberapa bukit dan sungai kecil untuk mencapai areal pemukiman di pusat desa.

Penduduk desa Kwerba berjumlah 354 jiwa dengan 54 KK, semuanya telah tinggal dan menetap hidup sebagai masyarakat Kwerba. Dalam tatanan marga Kwerba terdapat 8 Marga yang berbeda dengan penggunaan lahan secara bersama-sama, dengan tidak melihat siapa sebagai pemilik tepat utama. Lokasi yang sekarang dijadikan desa adalah milik suku Maner yang datang dari gunung Foja. Suku besar lainnya adalah suku Tawane, Haciwa dan Meob.

Sama seperti desa lainnya di Mamberamo, masyarakat Kwerba mengenal budaya system perkawinan tukar. agama Kristen dominan di
anut oleh mereka walaupun ada beberapa warga yang masih menganut kepercayaan terhadap alam semeseta.
Beda dengan daerah Papasena, masyarakat Kwerba yang bermukim di daerah pegunungan lebih sering melakukan aktivitas berburu. Wa
lalupun mereka ada juga yang berkebun namun dalam skala kecil.

Penghasilan mereka berasal dari berburu, berkebun dan mencari ikan. Hasil buruan berupa daging babi, kasuari, laolao. Hasil kebun berupa ubi, pisang dan sayur. Ada juga beberapa warga yang bekerja sebagai mantri dan guru bantu serta pedagang kios. Pendapatan tunai penduduk lebih sering diperoleh dari hasil buruan dengan menjual burung cenderawasih, kakak tua dan kulit buaya.

2. Identifikasi Kegiatan Ekonomi Mas
yarakat
Untuk memperoleh pendapatan tunai, ada beberapa kegiatan pemanfaatan sumber alam yang dilakukan oleh masyar
akat. Dari hasil identifikasi melalui kegiatan MLA pengamatan langsung dan observasi yang dilakukan di kedua desa ini, dapat ditunjukkan beberapa kegiatan pemanfaatan hasil alam yang jika dikelola dengan baik akan menjadi kegiatan ekonomi produktif yang bersifat komunal bagi masyarakat guna peningkatan kesejahteraan.




3. Pemasaran
Pemasaran kulit buaya dan pelampung ikan dilakukan dengan cara :

  • Dari masyarakat ke pedagang pengumpul di Mamberamo yang berlokasi di Kecamatan dan pos-pos mencari. Di Mamberamo harga jual untuk pelampung ikan 1 kg Rp. 45.000 sedangkan di Jayapura 1 kg seharga Rp.90.000. Harga Jual kulit buaya di Mamberamo dan di Jayapura tidak mengalami perbedaan yaitu 1 inchi seharga Rp. 16.000.
  • Masyarakat menjual langsung ke Jayapura. Untuk menjual langsung ke Jayapura perlu biaya transportasi dan perhitungan jumlah hasil jualan yang matang dari masyarakat untuk mengembalikan biaya transportasi.
4. Kendala dan Potensi
Transportasi merupakan faktor penghambat dalam proses pemasaran hasil alam yang dilakukan oleh masyarakat pada kedua desa, baik dari segi jumlah alat transportasi maupun biaya sangat mempengaruhi.

Kedua desa masing-masing telah memiliki perahu motor milik desa, namun harga bensin yang cukup tinggi (1 liter Rp. 10.000, sampai Rp. 20.000) membuat mereka harus menunggu sampai beberapa orang untuk dapat menggunakan perahu bersama sehingga dapat menanggulangi harga bensin. Selain itu transportasi dengan menggunakan pesawat Cessna hanya dapat dilakukan jika pesawat sedang mengantar penumpang yang turun di desa dan itupun jarang dan hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang saja.

Kendala lainnya adalah jiwa usaha yang masih rendah. Perlu dibina bagaimana memutar hasil jualan untuk memperoleh kembali modal usaha dan laba. Hal ini perlu bagi mereka sehingga sedikitnya dapat merubah pola hidup dari subsisten ke pola hidup yang sedikit maju.

Tersedianya sumber alam yang melimpah merupakan potensi besar yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Dengan melakukan diversivikasi usaha seperti pelampung/perut ikan yang diambil, dagingnya dapat dibuat ikan asin, abon ikan atau pakan ternak. Juga kulit buaya yang diambil, dagingnya bisa dibuatkan dendeng. Selain itu upaya untuk membentuk kelompok usaha dapat dilakukan dengan pembinaan beberapa warga masyarakat yang dilihat telah memiliki jiwa usaha. Potensi yang tak kalah penting adalah peluang untuk membangun mitra usaha antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan pengusaha yang ada disekitar wilayah Mamberamo dengan system pendampingan usaha pada kelompok-kelompok usaha di masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kompensasi moral kepada masyarakat yang sumber daya alamnya telah dimanfaatkan lembaga-lembaga yang bergerak di Mamberamo.

5. Kesimpulan
Penduduk desa Papasena I dan desa Kwerba memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Kulit buaya dan pelamung ikan sembilang adalah sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai model usaha bersama dalam bentuk kelompok-kelompok usaha. Pendapatan tunai yang diperoleh cukup besar tergantung dari volume penjualan per bulan. Hal ini dilihat sebagai peluang yang dapat dikembangkan dan kelola secara baik bagi kelompok usaha masyarakat. Diperlukan pendampingan-pendampingan usaha kepada masyarakat, perlu dipikirkan proses pemasaran yang lancar untuk memudahkan masyarakat menjual hasil usaha mereka.

22 March 2005

Tips & Trik : Aneka Cara Hilangkan Zat Berbahaya dalam Air

(Media Indonesia, 21 Maret 2005)
BANYAK teknologi digunakan untuk menghilangkan limbah organik dan nonorganik pada air baku air minum. Teknologi yang biasa digunakan masyarakat, antara lain biofiltrasi, ultrafiltrasi, air heksagonal, ozon, dan sebagainya.

Menurut ahli air Arie Herlambang, ultrafiltrasi maupun ozon merupakan salah satu teknologi untuk mensterilkan air minum dari bahan-bahan organik dan nonorganik. ''Bakteri patogen, senyawa kimia dibunuh melalui sinar ultra violet kemudian disempurnakan dengan ozon.''
Teknologi semacam ini juga dilakukan pada daerah bencana alam, seperti di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Karena penduduk di sana membutuhkan air siap minum. Melalui teknologi ozon, pengeboran dilakukan sampai ditemukan air tanah. Kemudian alat produksi air bersih dipasangkan di dekat galian yang dilengkapi dengan selang dan pompa. Air tanah yang disedot ke atas langsung diproses melalui alat tersebut kemudian melalui penyinaran sinar ultra violet dan ozon.

''Bisa saja disedot kemudian langsung dibagikan ke masyarakat untuk dimasak. Tetapi air tersebut masih kotor sementara masyarakat butuh air siap minum hari itu juga.''
Sedangkan air heksagonal yang saat ini dipasarkan di masyarakat merupakan teknologi air minum menggunakan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik menghasilkan molekul air dengan rangkaian heksagonal (segi enam) yang identik dengan molekul cairan dalam sel tubuh.
Para ahli terapi air berpendapat perbedaan rangkaian molekul memengaruhi kemampuan penyerapan oleh sel tubuh. Rangkaian molekul mikro heksagonal mudah diserap, sehingga sangat bermanfaat untuk kesehatan.

''Namun, air heksagonal ini sangat tergantung dengan elektromagnetik. Apabila medan magnet rusak karena aus atau hal lain, tentunya air itu tidak bisa dibuat heksagonal. Untuk masyarakat padat seperti di Indonesia teknologi ini kurang efisien,'' ujar Arie.

Teknologi lain adalah biofiltrasi, yaitu menggunakan alat biofiltrasi terbuat dari plastik berbentuk kubus. Alat ini merupakan lembaran-lembaran plastik bergelombang kemudian disusun berlapis hingga tebal menyerupai kubus. Menurut Arie, untuk keperluan rumah tangga dibutuhkan satu kubik bioflitrasi.

''Biofiltrasi merupakan teknologi untuk menyaring limbah organik dan nonorganik yang larut di dalam air. Selama ini orang sibuk mematikan bakteri dan patogen lainnya dengan kaporit, khlor atau oksidator lainnya. Namun, senyawa kimia lainnya masih larut di dalam air. Besi, deterjen, nitrit, THMs masih ada di dalam air bersih.''

Alat tersebut diletakkan di dalam sumber air. Saat air mengalir maka limbah-limbah organik dan nonorganik akan menempel ke biofiltrasi. Alat tersebut bisa digunakan sampai bertahun-tahun lamanya. ''Ini upaya untuk mengendalikan penggunaan khlor berlebihan. Di samping itu, limbah organik ini nantinya berbentuk lumpur dan bisa dibersihkan suatu saat.''

Menurut Arie, saat ini instalasi air minum di Cilandak telah menggunakan biofiltrasi tersebut. Diakuinya, harga teknologi biofiltrasi bervariasi. Tergantung dari bahan dan bentuknya, mau yang seperti bola atau bantal. Harganya berkisar dari Rp800 ribu sampai Rp2,8 juta per kubiknya. Namun, biofiltrasi ini jauh lebih aman dibandingkan penggunaan zat kimia sebagai oksidator untuk membunuh bakteri.

Cara lain yang digunakan adalah menggunakan batu-batuan yang ditanam di pusat air dengan tujuan untuk menghambat limbah organik dan nonorganik masuk ke air minum. ''Kalau dulu orang memakai arang, tetapi ini sangat riskan. Arang mudah pecah dan larut. Sebaiknya batu lebih baik. Sebetulnya cara alamiah dengan menggunakan bahan alam jauh lebih aman bagi kesehatan,'' kata Nusa Idaman Said. (Nda/V-1)

15 March 2005

Tips & Trik : Lidah Buaya, Atasi Serangan Jantung dan Diabetes

(Sumber : Tabloid Senior, kamis 14 Maret 2005)
Selain menyuburkan rambut, lidah buaya juga dikenal berkhasiat untuk mengobati sejumlah penyakit. Di antaranya diabetes melitus dan serangan jantung. Lidah buaya atau Aloevera adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman ini sudah digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1875 SM. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal khasiat lidah buaya sebagai obat sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian. Seorang peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit. Misalnya bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, dan radang tenggorokan.Dalam laporannya, Fujio L. Panggabean, seorang peneliti dan pemerhati tanaman obat, mengatakan bahwa keampuhan lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Hasil penelitian lain terhadap lidah buaya menunjukkan bahwa karbohidrat merupakan komponen terbanyak setelah air, yang menyumbangkan sejumlah kalori sebagai sumber tenaga.

Makanan Kesehatan Menurut seorang pengamat makanan kesehatan (suplemen), Dr. Freddy Wilmana, MFPM, Sp.FK, dari sekitar 200 jenis tanaman lidah buaya, yang baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis miller. Lidah buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh.Di antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.Mengingat kandungan yang lengkap itu, lidah buaya menurut Dr. Freddy bukan cuma berguna menjaga kesehatan, tapi juga mengatasi berbagai penyakit. "Misalnya lidah buaya juga mampu menurunkan gula darah pada diabetesi yang tidak tergantung insulin. Dalam waktu sepuluh hari gula darah bisa normal," katanya.Mengandung AntioksidanMenurut Dr. Freddy, beberapa unsur mineral yang terkandung dalam lidah buaya juga ada yang berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami. Misalnya vitamin C, vitamin E, dan zinc. "Bahkan hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan asal Amerika Serikat menyebutkan bahwa dalam Aloevera barbadensis miller terdapat beberapa zat yang bisa berfungsi sebagai antioksidan," ujarnya. Antioksidan itu berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan beberapa penyakit degeneratif. Lidah buaya bersifat merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam lendir lidah buaya terkandung zat lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit. Lendir ini akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak cepat kering dan terlihat awet muda.Selain wasir, lidah buaya bisa mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk, dan luka. Lidah buaya juga membantu mengatasi sembelit atau sulit buang air besar karena lendirnya bersifat pahit dan mengandung laktasit, sehingga merupakan pencahar yang baik. Sejauh ini, menurut Dr. Freddy, penelitian belum menemukan efek samping penggunaan lidah buaya. Jika ada masalah, itu hanya berupa alergi pada mereka yang belum pernah mengonsumsi lidah buaya. "Tapi, sejauh ini dari pasien saya yang mengonsumsi suplemen berbahan dasar lidah buaya, reaksi yang muncul adalah karena daya kerja obat yang melawan penyakit," katanya.Namun, yang perlu diingat, menurut Dr. Freddy, sifat tanaman lidah buaya hampir mirip dengan buah apel yang bila habis digigit langsung berwarna cokelat. Hal itu bisa menjadi tanda lidah buaya telah teroksidasi, sehingga beberapa zat yang dikandungnya rusak."Memang tidak semua unsurnya rusak, tapi siapa yang mau hanya mendapat ampas? Karena itu, sebaiknya segera konsumsi ramuan lidah buaya, baik yang diracik atau yang sudah diolah, agar lebih terasa manfaatnya," lanjutnya.@ Suharso Rahman
Ramuan Lidah Buaya
Radang tenggorokan Cara Meramu: 1 daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong-potong atau diblender. Tambahkan 1 sendok makan madu murni. Minum 3 kali sehari.Ambeien Cara Meramu: Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dibuang durinya, dicuci, lalu diparut. Beri setengah (1/2) gelas air panas, kemudian peras. Tambahkan 2 sendok makan madu. Dalam keadaan hangat, minum 3 kali sehari. Sembelit Cara Meramu: Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong kecil-kecil. Seduh dengan setengah (1/2) gelas air. Beri 1 sendok makan madu. Hangat-hangat dimakan 2 kali sehari. Diabetes melitus Cara Meramu: 2 batang daun lidah buaya, dicuci, dibuang durinya, dipotong-potong. Rebus dengan 3 gelas air, lalu saring. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing setengah gelas.Penurun kadar gula darah Cara Meramu: 1 pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.Penyubur rambut Cara Meramu: 2 pelepah lidah buaya dicuci lalu kupas. Isinya digosokkan pada kulit kepala yang telah dikeramas pada sore hari. Bungkus dengan kain. Keesokan harinya rambut dibilas. Lakukan setiap hari selama 3 bulan.Batuk (yang membandel) Cara Meramu: 20 g daun lidah buaya dicuci, dikupas, dipotong-potong. Beri 2 sendok makan madu murni. Minum 2 kali sehari. Ulangi selama 10 hari. @

11 March 2005

Jayapura : Dinas Peternakan Fokuskan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

( Cenderawasih Pos, Kamis 10 Maret 2005 )
Sebagai salah satu wujud pemberdayan ekonomi yang berbasis kerakyatan, anggaran 2005 ini, Dinas Peternakan Provinsi Papua akan memberikan prioritas terhadap pengembangan bibit sapi bakalan dan sapi bibit.

Pengembangan ekonomi kerakyatan ini akan terfokus ke program agrobisnis, yang sepenuhnya memberikan kepercayan kepada masyarakat petani sebagai pelaku utama untuk mengelola bantuan bibit ternak itu.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Papua, drh. Didik Radjasa, M.MT mengatakan, selain itu pada anggaran ini, pihaknya akan mengembangkan program pemberdayaan ekonomi kerakyatan secara langsung melalui bantuan bibit babi, bibit kelinci, dan lebah madu.

"Program yang kami buat terfokus pada program agrobisnis melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Namun rencana anggaran sebesar Rp 11 milliar yang akan diberikan melalui belanja langsung dan belanja tidak langsung, tentunya akan melibatkan masyarakat peternak dengan pola penanganan secara agrobisnis, ujarnya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (9./3) kemarin.

Dijelaskan, pemberian bantuan usaha ke petani ternak ini tentu dengan syarat-syarat tertentu. "Program 2005 ini tidak langsung diberikan begitu saja kepada masyarakat, namun harus melalui survei dilapangan dimasing-masing kabupaten / kota,"tandasnya.

Lebih jauh dijelaskan, khusus untuk kabupaten Waropen akan diberikan bantuan bibit sapi bakalan, bibit babi untuk Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Wamena, pengembangan bibit kelinci untuk Kabupaten Yakuhimo dan pengembangan lebah madu untuk Kabupaten Wamena, Yapen Waropen dan Kota Jayapura. (ito)

Jayapura : Budidayakan Sagu, Pemprov Lakukan Pemetaan Areal

( Cenderawasih Pos. Kamis 10 Maret 2005 )
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua Ir. Leo A. Rumbarar mengatakan, sebagai upaya untuk membudidayakan tanaman sagu di wilayah Papua, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua telah melakukan pemetaan areal sagu yang akan dijadikan sebagai lokasi pengembangan tanaman sagu.

"Sebenarnya potensi lahan sagu di wilayah Papua sangat luas arealnya. Hanya saja potensi lahan sagu itu belum di identifikasi secara baik mengenai lahan tanaman sagu tersebut. Tapi dari data yang ada, luas areal sagu yang ada diwilayah Papua sekitar 760 ribu hektar, yang tersebar di Wilayah Timur, Selatan, dan Utara,"katanya kepada Cenderwaih Pos, kemarin.

Terkait dengan hal itu, Pemprov Papua telah mengambi berbagai langkah teknis guna membudidayakan dan pengembangan tanaman sagu, diantaranya dengan melakukan pengolahan sagu dengan cara profesional lewat penyediaan berbagai peralatan penunjang.

Selain itu juga, pihaknya telah mengadakan semacam aksi gerakan atau kampanye masal bahwa sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua. Dengan begitu maka, masyarakat tidak harus menggantungkan dirinya kepada makanan pokok lain seperti beras.

"Untuk pembudidayaan tanaman sagu ini, TA 2004 lalu Pemprov telah memberikan bantuan kepada tiga kabupaten, yakni Yapen Waropen, Supiori dan Jayapura. Bahkan pada tahun ini juga pemerintah masih akan memberikan perhatian kepada kabupaten tersebut guna mendorong pengembangan produksi sagu lewat pengusaha-pengusaha atau pengrajin pembuatan kue / makanan sagu,"tandasnya.

Menurutnya, rupanya keberadaan tanaman sagu itu mulai diminati negara-negara dari kawasan Asia Pasifik. Bahkan mereka ini mulai tertarik untuk berinvestasi di Papua. Hal itu akan ditandai dengan akan diadakan seminar intenasional sagu yang akan di ikuti oleh negara-negara tersebut, guna kepentingan pengembangan sagu kedepan.

"Tanaman sagu ini perlu dikembangkan terus, sebab kalau tidak maka keberadaan tanaman sagu itu akan terancam punah, apalagi saat ini pola kehidupan masyarakat sudah mulai bergeser dan mulai meninggalkan makanan khasnya yakni sagu,"katanya. (mud)

10 March 2005

Papua : Mengenal Keragaman Hayati (Flora & Fauna) Papua

Dengan luas wilayah 421.981 km2 , Papua merupakan propinsi terluas di Indonesia. Lebih dari 250 suku bangsa yang memiliki tradisi bahasa dan budaya yang beragam hidup di Papua. Kawasan hutan di Papua seluas 42.148.100 hektar dan memiliki beragam flora dan fauna yang unik dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.

Conservation International (CI) mulai aktif di Papua sejak tahun 1992, yaitu dalam kegiatan pemetaan hutan masyarakat di Asmat, dan membantu Yayasan Rumsram di Biak. Sebelum memulai kegiatan konservasi jangka panjang di Papua, CI mengadakan Lokakarya Penentuan Prioritas Kawasan Konservasi di Papua pada Januari 1997, di Biak.

Lokakarya tersebut menyimpulkan bahwa Papua memiliki tingkat keanekaragaman hayati dan endemisitas yang tinggi dan unik. Perhitungan baru memperkirakan sekitar 20-25.000 spesies tumbuhan berkayu (55% endemik), 164 spesies mamalia (58% endemik), 329 spesies amphibia dan reptilia (35% endemik), 650 spesies burung (52% endemik), dan 1.200 spesies ikan laut. Diperkirakan ada sekitar 150.000 spesies serangga, dan ratusan spesies hewan avertebrata air tawar dan laut.
Ini berarti, Papua memiliki lebih dari separuh keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Kembali ke menu

Kumbang Biru ( Eulophis Geoffroyi )
Kumbang Biru ini termasuk dalam Leptoniidae yang merupakan genus satwa yang besar dipulau Irian (Papua). Beberapa spesies dari genus ini merupakan kumbang yang indah di dunia, termasuk genus Eupholus. Ada juga Spesies yang memiliki warna metalik dengan ukuran tubuh antara 18-23 mm.

Kumbang berhubungan erat tumbuhan, terutama tumbuhan berkayu. Hampir semua bagian tumbuhan merupakan makanan dan tempat peneluran kumbang, tapi kebanyakan merupakan atau akar. Umumnya kumbang dewasa adalah pemakan daun, sementara larvanya memakan akar dan batang tumbuhan. (sumber : Buku RAP, Mengenal Keragaman Hayati Irian Jaya, Conservation International Indonesia)

Jayapura : Tanaman Sagu Terancam Punah, Perlu Perhatian

( Papua Pos, Rabu 09 Maret 2005 )
Sagu merupakan makanan produksi di Papua, namun saat ini tanaman tersebut terancam punah akibat tidak adanya pembudidayaan (penanaman) kembali dari masyarakat. Hal itu dapat dilihat secara langsung di kebun-kebun sagu yang ada di daerah ini, dimana pada waktu lalu luas kebun sagu di Papua cukup luas namun saat ini kebun sagu sudah semakin sempit bahkan ada yang sudah dijadikan perkampungan.

Melihat hal itu, maka Pemerintah Provinsi Papua bekerja sama dengan lembaga penelitian pusat telah dilakukan berbagai kegiatan dalam mengantisipasi punah atau habisnya ladang-ladang sagu tersebut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Ir. Leo. A. Rumbarar kepada Papua Pos mengatakan, untuk pembudidayaan tanaman sagu di Papua ini telah dilakukan pemetaan areal yang akan dijadikan pengembangan tanamam sagu, yaitu di bagian utara, selatan dan timur.

Kemudian lanjut Leo, pada bulan April akan ada seminar internasional yang akan diikuti oleh pakar dari seluruh dunia yang memberikan konsentrasi terhadap tanaman sagu dengan sasaran begaimana pengembangan industri sagu kedepan, selain itu juga Gebuernur Provinsi Papua memberikan perhatian kepada pengembangan tanaman sagu oleh masyarakat.

Bahkan kedepan pemerintah akan memberikan perhatian dalam pengembangan sagu dengan menyiapkan alat-alat produksi pengolahan sagu dan putihan sagu. Dan dalam bidang tanaman pemerintah akan membantu masyarakat dalam memberikan perhatian dalam pemupukan dan perluasan areal sagu.

Dikatakan, potensi lahan sagu di Papua cukup luas, namun kebun sagu rakyat yang ada belum teridentifikasi secara riil, tetapi potensi yang sebenarnya cukup luas, sekitar 760.000 ha yang tersebar di seluruh wilayah Papua Timur, Selatan maupun Utara. Oleh sebab itu Gubernur Provinsi Papua mengambil langkah-langkah untuk instansi teknis melakukan budidaya, juga untuk melakukan pengolahan secara profesional yang di back-up dengan pemberian peralatan, kemudian dengan mengadakan gerakan masal bahwa sagu adalah makanan pokok. Sehingga masyarakat tidak lagi tergantung dengan beras atau makanan lainnya.

Selain itu perlu dicarikan pasar yang jelas, sehingga sagu bisa di antar pulaukan dan dapat di jual di pusat-pusat perbelanjaan di seluruh wilayah Indonesia, hal ini yang belum dilakukan sehingga kedepan perlu disampaikan.

Dikatakannya, bahwa pada tahun lalu ada 3 kabupaten di Provinsi Papua yang di berikan bantuan oleh pemerintah Provinsi Papua, yaitu Yapen Waropen, Pupiori dan Jayapura, kemudian tahun ini masih akan di berikan, guna mendorong adanya produksi sagu putih dari pengrajin-pengrajin pengolahan makanan. (RP-02)

Sentani : Penanganan Cyclop Perlu Disosialisasikan

( Cenderawasih Pos, Rabu 09 Maret 2005 )
Keprihatinan terhadap kawasan Cagar Alam Cyclop ini, nampaknya juga menjadi perhatian serius dari pihak dewan. Menurut Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Jayapura Achmad Jumadi Kamto, SPd, MPd, masalah penanganan kawasan cagar alam cyclop ini perlu sosialisasi dari sekarang kepada masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

"Ini memang perlu di sosialisasikan dan di komunikasikan secara baik dengan masyarakat, langkah-langkah yang mau di ambil maupun ketentuan yang harus ditaati masyarakat untuk melindungi cagar alam ini,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos.

Diakui bahwa apabila tidak dilakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sejak sekarang, dikhawatirkan kerusakan yang akan timbul akan semakin luas. Dampaknya, lanjut Jumadi, tidak hanya bagi masyarakat di kawasan kaki Gunung Cyclop saja melainkan seluruh masyarakat di kota maupun kabupaten Jayapura. Pasalnya kawasan Cagar Alam Gunung Cyclop saja melainkan seluruh masyarakat di Kota maupun Kabupaten Jayapura. Pasalnya kawasan Cagar Alam Gunung Cyclop ini merupakan sumber mata air yang dibutuhkan ribuan masyarakat.

Disinggung menyangkut wacana pihak pemerintah daerah yang berencana untuk memindahkan masyarakat yang menurut laporan sekitar 6.000 jiwa penduduk ini. Menurut Jumadi bahwa upaya-upaya penanganan penduduk maupun cagar alam cyclop ini jangan dilakukan secara gegabah. Yang terpenting menurut Jumadi, perlu sosialisai dan komunikasi yang baik pihak pemerintah, sehingga antara masyarakat penghuni kawasan Cyclop, masyarakat adat dan pemerintah sendiri ada satu pemahaman terlebih dulu terhadap kelestarian alam.

"Perlu kesadaran dari masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Oleh karena itu dinas-dinas atau pihak terkait perlu melakukan sosialisasi yang baik,"paparnya. (tri)

09 March 2005

Tips & Trik : Murbei bisa dibuat Teh

(www.republika.co.id, 8 Maret 2005)
Murbei (Morus alba L) dikenal sebagai makanan utama ulat sutera. Namun, kegunaan tanaman yang berasal dari Cina dan dinamai sangye ini tidak terbatas dimanfaatkan oleh peternak ulat sutera. Dari sisi medis tanaman yang dikenal oleh orang Sumatra sebagai kerta, atau kitau ini, juga berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Untuk keperluan mengobati penyakit, yang digunakan adalah bagian daun, ranting, buah, dan kulit akarnya. Pada iptek.net.id disebutkan daun murbei berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit demam karena flu dan malaria, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, rematik, darah tinggi (hipertensi). Juga untuk penyakit kencing manis (diabetes mellitus), kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah), sakit kulit bisul, radang mata merah, memperbanyak air susu ibu (ASI), muntah darah, dan batuk darah akibat darah panas.

Kulit akar murbei bisa menyembuhkan sakit gigi, tidak datang haid, batuk berdahak, sesak napas (asma), muka bengkak (ederna), kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan cacingan. Sementara buahnya berkhasiat menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung berdebar (palpitasi), kencing manis, rasa haus dan mulut kering, sukar tidur (insomnia), batuk berdahak, pendengaran berkurang dan penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo), hepatitis kronis, dan sembelit pada orang tua.

Ranting murbei memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit rematik, tangan dan kaki terasa sakit, sakit pinggang (lumbago), kram pada tangan dan kaki, tekanan darah tinggi, dan menyuburkan pertumbuhan rambut. Untuk pengobatan ini ada dua cara yang bisa digunakan.
Dengan cara diminum dan sebagai obat luar. Jika diminum, pilih bagian tanaman murbei lalu dibersihkan dan dikeringkan. Jika yang digunakan akar ambil sebanyak 10-15 gram. Jika yang pakai daun, ambil seberat 5-10 gram, direbus, disaring, kemudian diminum.

Sedangkan untuk pemakaian luar daun murbei yang masih segar dilumatkan sampai halus kemudian ditempelkan pada bagian kulit yang sakit (terkena gigitan serangga atau luka). Tanaman murbei bisa dibuat teh. Mengkonsumsi teh murbei secara teratur bisa memperkuat daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit, dan membuat awet muda. Teh murbei tidak mengandung zat racun tehine maupun peptisida karena daun murbei yang digunakan adalah daun murbei alami yang biasanya dijadikan makanan ulat sutra.

Kalau di Jawa disebut murbei atau besaran, di Vietnam dinamakan may mon atau dau tam. Di Inggris tanaman ini memiliki banyak nama, di antaranya morus leaf, morus bark, morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark, mulberry twigs, white mulberry, dan mulberry. Bunga murbei termasuk kategori bunga majemuk yang berbentuk tandan. Sedangkan buahnya mengandung air dan rasanya enak. Tanaman murbei tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut. Agar bisa tumbuh dengan baik murbei membutuhkan sinar matahari yang cukup. ( jar/berbagai sumber )

08 March 2005

Sentani : Ancaman Kerusakan Kawasan Gunung Cyclop Perlu Diseriusi, Chris Tokoro : Perkebunan dan Penebangan Liar Perlu Ditertibkan

( Cenderawasih Pos, Senin 07 Maret 2005 )
Ancaman kerusakan kawasan Cagar Alam Cyclop, nampaknya juga mendapatkan perhatian serius dari Kepala Distrik Sentani Drs. K Tokoro, MSi. Perubahan dan kerusakan lingkungan yang telah terjadi ini, sudah terasa dan dikhawatirkan kalau tidak ditangani secara serius akan menggangu kehidupan masyarakat Sentani yang tinggal dikawasan kaki Gunung Cyclop.

"Apabila tidak ditangani secara serius dengan peraturan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh, kerusakan Gunung Cyclop ini akan menjadi ancaman serius bagi kota Sentani,"ujarnya saat ditemui seusai melantik Mabigus Kwaran Sentani di aula distrik, Sabtu (5/3) kemarin.

Di ungkapkan, perubahan kerusakan lingkungan ini sudah terasa dengan hampir semua sungai yang ada kering airnya, dan meluap saat terjadi hujan. Bahkan meski hujan sebentar, namun air minum terlihat sudah kabur atau keruh oleh endapan lumpur. Hal ini menurutnya, akibat aktivitas penebangan hutan dan pembukaan kebun secara liar di kawasan Cagar Alam Gunung Cyclop.

Secara khusus, di distrik Sentani sendiri melarang bagi masyarakat untuk membuka lahan dan bermukim disebelah atas jalan baru yang ad di kaki Gunung Cyclop. "Tidak ada yang boleh membangun dan berkebun di sebelah atas jalan baru,"tegasnya.

Lebih lanjut Chris, mengharapkan agar pemilik tanah disekitar kaki Gunung Cyclop ini tidak mengijinkan masyarakat yang tidak jelas identitasnya untuk berkebun dan menebang pohon dikawasan kaki Gunung Cyclop. Awal dari kegiatan liar seperti perkebunan dan penebangan hutan untuk pembukaan lahan ini, menurut Chris, kesalahan dari pemilik tanah dimana memberikan ijin kepada orang-orang yang datang untuk menempati kaki gunung berkebun, akhirnya di kota dikaki gunung banyak yang tidak mempunyai identitas jelas bermukim disana.

Sementara upaya pemantauan yang telah dilakukan menurut Chris sejauh ini dikendalikan melalui masalah perijinan. Dikatakan bahwa pihaknya sangat selektif dalam memberikan ijin pembangunan disekitar kawasan kaki Gunung Cyclop.

"Beberapa pembangunan disana tidak ada IMB, kalau penduduk asli silahkan saja, sebab mau tinggal dimana lagi, namun begitu tetap harus memperhatikan aturan yang berlaku tentang kawasan cagar alam Cyclop,"jelasnya. (tri)

03 March 2005

Tips & Trik : Makan Ikan Dapat Perpanjang Usia Lima Tahun

(Sumber : Media Indonesia)
Pola makan yang kaya akan ikan, buah-buahan serta sayur-sayuran dapat membantu orang-orang di negara kaya untuk memperpanjang usia mereka lima tahun di atas usia rata-rata, demikian laporan satu hasil penelitian ilmiah yang diumumkan Jumat.

Para dokter berupaya mempopulerkan pola makan yang disebut sebagai Polymeal yang terinspirasi oleh gaya makan dari wilayah kawasan laut tengah kepada masyarakat menengah atas di Amerika Serikat, AS.

Dengan menggunakan komputer para ahli telah memperhitungkan populasi orang dewasa di AS yang terkena penyakit jantung akan berkurang sebanyak 76% apabila menjalani pola makan itu.

Para wanita akan memiliki usia lima tahun diatas rata-rata panjang usia hidup dan bagi laki-laki umur mereka akan diperpanjang 6,6 tahun dibandingkan dengan mereka-mereka yang tidak mengikuti pola diet tersebut.

Hal itu diperoleh berdasarkan penelitian yang membuktikan pola makan yang terdiri dari ikan, sayur dan buah-buahan menurunkan tekanan darah.

Diet gabungan tiga bahan makanan tersebut telah diteliti yang terdiri dari ikan yang dikonsumsi empat kali seminggu, coklat murni 100gr perhari, buah-buahan dan sayur-sayuran sebanyak 400gr per hari, bawang putih 2,7 gr serta kacang almond 68 gr per hari.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada majalah Kedokteran Inggris edisi Sabtu oleh Oscar Franco seorang peneliti di pusat penelitian kesehatan Erasmus di Rotterdam.
Para peneliti menganjurkan pola makan tersebut yang dibuktikan lebih aman, lebih enak dari pola makan polypill.

Polypill adalah pola menu makan yang diperkenalkan tahun lalu yaitu pola diet empat sehat namun dengan tambahan yang menyertakan obat-obatan yang dapat mengatasi kelebihan kolesterol dan unsur-unsur lainnya yang menjadi penyebab penyakit jantung.

Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu dinegara-negara maju selain juga menunjukkan peningkatan pesat jumlah penderitanya di negara-negara berkembang. (AFP/Ant/O-2)

01 March 2005

Jayapura : Ikan Paus Raksasa Terdampar di Skouw Mabo

( Papua Pos, Senin 28 Febuari 2005 )
Masyarakat Skouw Mabo distrik Muara Tami, Sabtu pagi (26/2) dikejutkan oleh penemuan se-ekor ikan Paus raksasa berkelamin betina yang terdampar dipesisir pantai Skouw Mabo.

Menurut keterangan Ondoafi Skouw Mabbo, Yanes Maikel Mallo kepada Papua Pos, Minggu siang (27/) bahwa asal mula ditemukannya ikan Paus raksasa dengan ukuran panjang 10 meter 70 centi, dengan diameter badan kurang lebih 3 meter. Pertama kali ditemukan warga masyarakat yang hendak pergi ke dusun (kampung) lewat pantai.

Saat mengetahui ada ikan paus dengan ukuran sangat besar, warga yang pertama kali melihat langsung berlari menuju kampung dan melapor peristiwa penemuan ikan Paus itu kepada warga yang lain, lalu warga beramai-ramai melapor peristiwa itu kepada Ondoafi.

“Pertama kali ada warga masyarakat yang hendak mau ke dusun (kampung) sekitar pukul 07.00 WP lewat pantai melihat ikan Paus itu. Lalu mereka ke kampung dan melapor kepada saya,”kata Ondoafi Skouw Mabo Yanes Mallo menceritakan asal mula ditemukannya ikan Paus yang sudah terdampar selama dua hari itu.

Lebih lanjut Maikel menceritakan, setelah menerima laporan, bersama-sama masyarakat kampung pergi menuju pantai, ingin melihat terdamparnya ikan paus tersebut.

“Setelah menerima laporan saya bersama warga kampung langsung pergi ke pantai melihat sekaligus mencek kebenaran soal ikan Paus itu,”aku Maikel Mallo sambil menunjuk kearah ikan paus yan terbaring kaku dibibir pantai Skouw Mabo.

Maikel menambah kalau penemuan ikan Paus yang sudah mengeluarkan bau tak sedap itu, bukan yang pertama kali. Sebelumnya pada tahun 2004 pernah juga ditemukan ikan Hiu yang terdampar dengan ukuran kecil. Dibawah tahun 2004, tepatnya tahun 1986 juga warga Skouw menemukan ikan Paus.

“Jadi penemuan ikan paus ini bukan yang pertama, sebelumnya tahun 1986, masyarakat kampung Skouw pernah menemukan ikan Paus namun ukurannya juga tidak terlalu besar,”terang Mallo kepada wartawan.

“Ikan Paus yang ditemukan warga tahun 1986 itu, sedang berputar-putar dipinggir Rep (bahasa orang Papua, pertemuan antara laut yang dangkal dan dalam-red). membuat masyarakat sempat panik, terutama para nelayan yang tidak bisa kelaut mencari ikan,”kata Mallo mengenang kembali peristiwa penemuan ikan Paus ditahun 1986, sembari menambahkan ikan Paus itu oleh warga disepakati untuk dibunuh. Dan akhirnya seorang polisi menembak ikan Paus dimaksud hingga mati, lalu dikuburkan masyarakat kampung Skouw.

Kembali pada penemuan ikan Paus oleh masyarakat Skouw Mabo, Sabtu kemarin (26/2), Yanes Mallo mengakui setelah melihat keberadaan ikan Paus itu dipantai, bersama seluruh warga langsung bergegas hendak menolong ikan Paus itu kembali ke laut.

“Setelah melihat langsung ke pantai, kami bergegas ingin menolong ikan Paus itu kembali kelaut. Namun, berat dari ikan Paus tersebut di taksir sekitar 3 ton (3000 KG) lebih membuat masyarakat tak mampu mengangkatnya,”kata Maikel menjelaskan.

Karena tidak bisa di tolong untuk kembali ke laut, ikan Paus tersebut semula masih dalam keadaan hidup saat ditemukan pertama kali, akhirnya tidak bernyawa lagi saat kembali dilihat masyarakat pada hari minggu (27/2) pagi.

“Saat ditemukan nampak ikan Paus masih hidup, ini nampak dari ekornya yang masih bisa digerak-gerak-an. Karena masyarakat sulit mengangkatnya ke laut dalam, hari minggu pagi saat dilihat kembali sudah mati dan menimbulkan bau yang tak sedap,”ungkap Mallo.

Rencana Pagi Ini Dikubur
Sementara ikan Paus raksasa yang sudah mengeluarkan bau tak sedap itu, menurut rencana pagi ini, Senin (28/2) oleh warga masyarakat kampung Skouw Mabo akan dikubur. Menurut Yanes Maikel Mallo, selaku Ondoafi, pihaknya akan meminta bantuan Walikota Jayapura lewat Kadistrik Muara tami mencari alat berat (Eksavator) untuk mengangkat bangkai ikan Paus untuk dikubur.

“Karena sudah bau dan tidak bisa dikubur masyarakat karena beratnya (ikan Paus), kami akan meminta bantuan alat berat dari perusahaan disekitar sini lewat pak Walikota, agar secepatnya masyarakat bisa mengubur bangkai ikan paus itu,”ungkap Yanes Maikel Mallo.

Bisa Bertanda Baik dan Buruk
Terdamparnya se-ekor ikan Paus berukuran besar dipesisir pantai Skouw Mabo oleh masyarakat kampung Skouw Mabo, menurut adat warga setempat bisa bertanda baik dan buruk. “Menurut adat masyarakat sini (Skouw Mabo) dengan terdamparnya ikan Paus, bisa pertanda baik dan buruk,”kata Yanes Maikel Mallo.

Terdamparnya ikan Paus dipesisir pantai Skouw Mabo, mengingatkan kembali masyarakat setempat akan kejadian serupa yang terjadi tahun 1986,”saat itu ada se-ekor ikan Paus yang juga sempat terdamapar beberapa hari. Ikan Paus itu berputar disekitar pantai , hal itu membuat takut masyarkat. Karena merasa takut, diputuskan agar dibunuh. Dan lewat bantuan seoang polisi ikan Paus itu dibunuh dan dikubur masyarakat,”kata Yanes mallo mengisahkan peristiwa serupa terdamparnya ikan Paus tahun 1986.

Ondoafi yang cukup akrab itu mengatakan dengan diketemukannya ikan Paus yang terdampar dipantai, hal ini pertanda kalau akan timbul sesuatu kejadian. “Menurut kepercayaan atau adat masyarakat, ini menjadi satu tanda akan terjadi sesuatu, bisa hal yang baik atau hal yang buruk,”ucap Mallo.

Itu sebabnya sebagai tetua adat (Ondoafi) Skouw Mabo Maikel Mallo mengutarakan bahwa masyarakat akan menggelar ritual upacara adat dan doa bersama. Sehingga masyarakat bisa hidup tenang, tanpa memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan. “Masyarakat kampung akan berdoa agar tidak terjadi apa-apa,”katanya.

Perubahan Musim
Sementara itu, dari kaca mata ilmu pengetahuan, terdamparnya ikan paus bisa disebabkan karena pergantian musim. Demikian hal ini diutarkan. Yohanis Yopi Epa mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan) Fakultas Mipa, jurusan Geografi Uncen.

Menurut Yohanis Epa, perubahan musim bisa menjadi penyebab terdamparnya ikan Paus. “Yang saya ketahui berdasarkan ilmu pengetahuan perubahan musim bisa menjadi salah satu penyebab,”ungkapnya.

Saat ini musim angin barat, sehingga ombak sangat besar beda kalau musim angin timur, cuaca dilaut teduh. Dan hal ini turut mempengaruhi para nelayan yang ingin melaut,”sambung salah satu warga Skouw Mabo saat melihat ikan Paus kemarin, Minggu (27/2).

Menurut Yohanis Epa yang pernah ikut terdamparnya ikan Paus di Kabupaten Biak Numfor, saat ditemukan masyarakat disalah satu kecamatan menurut pangakuan sebagian warga yang masih percaya pada adat dan mitos para tua-tua adat kalau akan ada sesuatu bencana yang terjadi.

Dan terbukti, bencana dahsyat gempa dan tsunami yang melanda masyarakat di Biak menelan korban puluhan ribu orang terjadi berselang beberapa hari kemudian.

Terlepas dari semua pandangan masyarakat, telebih menyimak peristiwa-peristiwa besar yang belakangan ini terjadi dan sudah banyak merenggut banyak nyawa manusia dan harta benda. Sebagai orang beriman kita harus berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan semoga ini tidak ada hal yang tidak baik yang terjadi,” tambah Maikel Mallo, Ondoafi Skouw Mabo. (RP-04)

Siaran Pers : Kawasan TN Teluk Cenderawasih sebagai Media Pendidikan dalam Menyiapkan dan Membangun SDM di Papua

SIARAN PERS : Balai Taman Nasional Teluk Cenderawasih


Percepatan Pembangunan dewasa ini dalam berbagai aspek pembangunan sesungguhnya memerlukan SDM yang handal dan profesional. Untuk itu kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan salah satu fungsinya telah berjalan sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya yaitu pendidikan dan penelitian serta laboratorium alam, digunakan sebagai media dalam upaya untuk menghasilkan SDM dimaksud, maka Perguruan Tinggi merupakan lembaga akademisi yang senantiasa mencetak SDM yang handal dan profesional. Salah satu proses yang ditempuh adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu mata Kuliah dalam Kurikulum Jurusan Biologi FMIPA UNIPA.

PKL mahasiswa Biologi FMIPA UNIPA pada kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Kampung Isenebuay Distrik Rumberpon Kabupaten Teluk Wondama saat ini merupakan kegiatan PKL yang kedua kalinya di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih, sebelumnya dilaksanakan di pulau Yoop Mios. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak yakni Pemda Kabupaten Teluk Wondama, Balai Taman Nasional Teluk Cenderawasih, WWF Sahul Papua Marine Program dan Yalhimo Manokwari.

PKL ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari s.d 23 Februari 2005 dengan jumlah mahasiswa 23 orang, dibuka secara resmi pada tanggal 18 Februari 2005 oleh Setda Kabupaten Teluk Wodama Drs Wim Fimbay. Dalam sambutannya dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama sangat mendukung kegiatan ini, karena besarnya perhatian Jurusan Biologi FMIPA UNIPA Manokwari terhadap potensi keanekaragaman Hayati dan membantu masyarakat yang berada di Distrik Rumberpon Kabupaten Teluk Wondama.

Secara khusus saat ini Pemda Kab. Teluk Wondama telah merencanakan Pembangunan MCK bagi 7 Kampung dan mengupayakan pengumpulan data desa yang berada di Distrik Rumberpon. Oleh sebab itu, mewakili Pemda Kab. Teluk Wondama saya mengharapkan adanya dukungan dari Pihak UNIPA yang bekerja sama dengan BTNTC, WWF Sahul Marine Program dan Yalhimo dalam melaksanakan PKL ini hendaknya juga memberikan perhatian , lanjut Fimbay.

Dengan demikian diharapkan seluruh mahasiswa PKL akan memperoleh pengalaman dalam bekerja bersama masyarakat nantinya. Oleh sebab itu, PKL ini merupakan momentum dalam menyiapkan dan Membangun SDM dalam mengisi Pembangunan di Tanah Papua.

Kontak Person:
Keliopas Krey (Supervisi Mahasiswa PKL). Telp. 0986-213089
John L. Sroyer (Koordinator Lapangan BTNTC). Telp. 0986-212303

Jakarta : Kapolri Warning Kapolda dan Kapolres, Untuk Serius Tangani Kasus Illegal Logging

(Cenderawasih Pos, 28-2-2005)
Kapolri Jendral Da'i Bachtiar mengeluarkan instruksi sekaligus peringatan kepada para kapolda, kapolres, serta kapolwil se-Indonesia termasuk di Papua supaya serius mengusut tuntas berbagai laporan dan temuan dugaan illegal logging di daerahnya. Bila dalam jangka waktu enam bulan belum juga tampak hasil nyata, Kapolri mengancam karir kepala polisi yang bersangkutan akan dipertimbangkan kembali.

Direktur V Tipiter Bareskrim Mabes Polri Brigjen (pol) Soeharto mengatakan, kepala polisi yang dinilai asal-asalan mengungkap kasus illegal logging di daerahnya, sangat mungkin karirnya mandek. "Apalagi, kalau kepala polisi tersebut terbukti ikut terlibat, jadi beking, alias berkolusi dengan jaringan pelaku dan cukongnya. Pasti diproses secara pidana," ungkap Soeharto setelah menjadi pembicara dalam diskusi tentang illegal logging di Mario's Place, Jakarta, Sabtu pekan lalu.

Instruksi dan peringatan bernada ancaman dari Kapolri kepada para anak buahnya itu, kata Soeharto, dikirim melalui sebuah telegram rahasia. Namun, dia tidak menyebutkan nomor telegram yang biasa berlaku di lingkungan kepolisian tersebut.

Soeharto menjamin bahwa semua nama yang diduga merupakan pelaku illegal logging akan ditindaklanjuti oleh tim terpadu. Termasuk, nama-nama cukong yang diserahkan Menteri Kehutanan MS Kaban dan sejumlah nama yang pernah dilaporkan mantan Dirjen Kehutanan Soeripto ke Mabes Polri. Beberapa orang pelaku sudah ditangkap dan diproses secara hukum karena saksi dan bukti mencukupi. Sisanya, ada yang kabur ke luar negeri dan masuk dalam DPO (daftar pencarian orang).

Untuk itu, pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak intelijen dan interpol untuk terus memburu. "perlu banyak pihak yang mem-back up kami," ujarnya. Siapa saja cukong illegal logging yang diduga kuat kabur ke luar negeri dari 32 nama yang pernah disodorkan Soeripto?
Soeharto menolak menyebutkannya. Dia tampak sangat hati-hati menanggapi pertanyaan wartawan. Berkali-kali dia mengatakan bahwa statemen resmi kepolisian seharusnya dimintakan kepada bagian Humas Mabes Polri. Namun, beberapa statemennya dalam diskusi dua jam sebelumnya justru sudah masuk ke ruang publik karena disiarkan langsung oleh beberapa stasiun radio di Indonesia.

Sekadar mengingatkan, Soeripto pernah menyebut nama Abdul Rasyid sebagai cukong kayu ilegal di Kalimantan Tengah. Nama Abdul Rasyid yang mantan anggota MPR itu juga masuk dalam black list Dephut. Kemungkinan besar, Abdul Rasyid saat ini berada di Singapura. Soeripto juga menyebutkan nama Trio Kwek Kwek yang terdiri atas tiga orang. Mereka merupakan bagian dari jaringan pembalakan liar di wilayah Papua. Inisialnya Trio Wek Wek itu adalah HY, JO, dan RK. Nama terakhir kini masih berstatus sebagai anggota aktif DPR.

Pada diskusi kemarin, Soeharto sempat mengungkapkan bahwa Mabes Polri juga akan melibatkan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan) dalam tim terpadu penanganan illegal logging ke Papua yang operasionalisasinya langsung dipimpin Kapolri. PPATK yang dipimpin Yunus Hussein itu sudah menghadiri rapat pertama di Mabes Polri, hari Jumat lalu.

"PPATK kami libatkan untuk menyusuri adanya aliran dana yang mencurigakan di rekening orang-orang yang disebut-sebut menjadi cukong kayu ilegal, pemodal, maupun penadahnya. Semua data itu kan bisa menjadi petunjuk dalam pengusutan. Bahkan bisa menjadi bukti," bebernya. Terbuka kemungkinan, Polri dibantu PPATK juga akan memeriksa rekening para pejabat yang terindikasi kuat berkolusi dengan sindikat kayu ilegal tersebut.

Selain diisi oleh perwakilan dari PPATK dan Polri, tim terpadu yang rencananya diberangkatkan ke Papua pada pekan depan itu terdiri dari unsur-unsur Departemen Kehutanan, TNI, Bea Cukai, kejaksaan, Imingrasi, dan pemda. Kapolri saat ini masih menggodok komposisi dan personel keanggotaannya. Yang pasti, tim ini akan memiliki anggota cukup besar mengingat areal operasi yang sangat luas. Tim tersebut akan memfokuskan diri untuk memburu dan menyidik kegiatan para cukong yang namanya ada dalam daftar hasil investigasi dari sejumlah LSM di Papua.

Setiap kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu di Papua akan disisir satu persatu dan ditanya izinnya, apakah lokasinya sesuai dengan keterangan yang ada di surat ijin. Pembentukan tim terpadu ini merupakan tindak lanjut perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Kapolri menyusul adanya laporan illegal loggging di Papua yang disebut-sebut merugikan negara hingga triliunan rupiah. Presiden sendiri men-deadline Kapolri dua pekan untuk mematangkan rencana aksi pemberantasan illegal logging di Papua. Instruksi SBY merupakan responnya atas laporan illegal logging di Papua yang diungkap LSM Telapak dan Environment Investigation Agency (EIA).

Dalam laporannya, Telapak dan EIA antara lain membeberkan bahwa kayu gelondongan dari Papua diangkut dengan kapal laut ke Malaysia, selanjutnya diolah di China. Per tahunnya , jumlah kayu yang diselundupkan mencapai 50 hingga 60 juta meter kubik dengan potensi kerugian negara Rp 30 triliun-45 triliun.

Ada 32 nama cukong sindikat internasional yang dibahs dalam rapat kabinet terbatas di kantor kepresidenan 22 Februari lalu. Diantaranya berinisial W, AP, Hk, Rb, DV (warga Malaysia), BK, P, JS, AS, dan AB (laporan Kejagung). Mereka disebutkan dibekingi aparat pemerintah dalam aksi penyelundupan sekitar 300 ribu meter kubik kayu di Papua. Diantaranya, personel Armada RI Kawasan Timur, Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Trikora, Kepolisian Daerah Papua, Pemerintah Daerah Papua, Departemen Kehutanan, Imigrasi, broker, dan sindikat kayu internasional.

Lima nama yang dibawa Kejagung ke rapat terbatas merupakan hasil penyisiran dari 20 nama yang sebelumnya terdata. Namun, menurut Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, 15 pelaku lainnya saat ini sudah, kemungkinan besar ke luar negeri, seperti Malaysia.

Di Sorong, kasus penebangan kayu ilegal yang merugikan negara Rp 12 miliar, melibatkan mantan Kapolres Sorong AKBP Faisal A.N. dan Aiptu Ansar Johar. Kasus ini juga menyeret nama mantan Wakapolda Papua Rajiman Tarigan.

Selain menyiapkan tim ke Papua, Mabes Polri pun bakal mengirim tim ke Kalimantan untuk mengusut kasus illegal logging di sana. Berbeda dengan tim ke Papua yang terdiri dari unsur gabungan, tim ke Kalimantan lebih banyak diisi anggota Polri. Pertimbangannya, kasus illegal logging di Papu diindikasikan kuat banyak melibatkan aparat, mulai dari kepolsiian, TNI, hingga pemda.

Hingga akhir pekan lalu, Mabes Polri dan Kejaksaan Agung belum mengajukan permohonan cekal atas nama para cukong illegal logging yang merugikan negara triliunan rupiah per tahun itu. Otomatis, Imigrasi Indonesia pun belum mengeluarkan daftar cekalnya.

Setidaknya, sudah ada 20 nama pelaku illegal logging yang saat ini sudah dikantongi Kejaksaan Agung. Mereka sedangd alam proses penyidikan bersama antara Kejagung dan Mabes Polri. Pihak Kejagung sendiri optimistis proses penyidikan tidak membuat peluang bagi para pelaku illegal logging untuk kabur ke luar negeri menjadi semakin lebar.
DPR Bentuk Pansus

Anggota Komisi IV DPR yang antara lain menangani masalah kehutanan, Suryama M. Sastra mengungkapkan, dalam waktu dekat DPR akan membentuk Pansus Illegal Logging untuk mendukung upaya operasional yang dilakukan pemerintah. Pansus fokus ke kasus illegal logging di Papua karena itulah yang membuat geger dan diketahui -sementara ini- sebagai kejahatan terbesar yang melibatkan semua lini aparat pemerintah dan TNI/Polri sehingga disebutnya "total football".

Rencana pembentukan pansus ini akan dimatangkan dalam rapat komisi pekan depan dan segera diajukan kepada pimpinan DPR. Secara taktis, kata Suryama, pembahasan pansus akan diikuti masyarakat. "Ibaratnya, DPR itu kan rumah kaca. Semua proses di dalamnya bisa diikuti dan terbuka," terang Suryama yang juga menjadi pembicara dalam diskusi di Mario's Place.

Dia menjanjikan, semua data mentah tentang dugaan praktik illegal logging yang saat ini ada di tangan para anggota DPR akan dibedah dan dibuka dalam forum rapat pansus dengan memanfaatkan hak imunnitas anggota dewan. Meskipun data itu tidak matang dan nama-nama yang disebutkan ternyata tidak bersalah, setidaknya, indikasinya bisa dipertimbangkan untuk kasus serupa. Suryama sendiri mengaku memiliki belasan laporan temuan illegal logging di Kalimantan dan Indonesia timur.

Pada akhirnya, selain memberikan beberapa data baru tentang kasus illegal logging untuk ditindaklanjuti pemerintah, pansus juga akan mengeluarkan rekomendasi. Misalnya, rasionalisasi industri kayu domestik, pengendalian perdaganagn kayu, dan optimalisasi otda."Pemerintah juga semestinya gencar mengampanyekan "perang" terhadap illegal logging segencar kampanye anti narkoba," ujar Suryama.

Menurut kepala departemen komunikasi dan jaringan Partai Keadilan Sejahtera itu, pemerintah memang harus melakukan sejumlah terobosan politik dan hukum dalam menangani maraknya praktik illegal logging. Sebanyak 70 peraturan perundang-undangan sudah cukup banyak untuk menjerat para pelakunya, baik melalui pasal penyelundupan maupun pasal korupsi. (arm)