Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

08 December 2009

Sarmi : Pengembangan Tanaman Pekarangan Perlu Diseriusi

(www.cenderawasihpos.com, 07-12-2009)
SARMI-Pengembangan tanaman pekarangan dinilai suatu kegiatan yang sangat positif dimasyarakat sehingga perlu untuk diseriusi. Hal ini diungkapkan Bupati Kabupaten Sarmi Drs.E.Fonataba .MM, terkait dengan penanaman sayur, buah dan tanamam lainnya."Saya mengharapkan agar kegiatan semacam ini berlangsung dengan terus menerus karena ini merupakan program yang sangat singkron dengan apa yang sudah dijalankan sekarang yaitu pembangunan rumah social untuk masyarakat," harap Bupati.


Dikatakan, pekarangan sekitar rumah diharapan dapat dimanfaatkan dengan menanam sayur-sayuran , umbi-umbian dan beberapa buah – buahan yang cocok dimana daerah itu berada . Untuk mendapatkan daya saing yang kompetetif ,kemampuan kapasitas lembaga, kesejahteraan dan kemakmuran serta perberdayaan penguatan kapasitas masyarakat.

Dan kedepan dapat menguasai pasar untuk sementara pasar local yang ada selanjutnya kita kuasai pasar nasional dan internasional. Menurut Bupati Fonataba, beberapa komoditas barang kebutuhan kita masih sebagian besar didatangkan dari luar, maka dari itu mulai dari yang kecil kebutuhan pokok makan kita agar dapat menjadikan generasi yang handal karena ditunjang dengan asupan gizi yang seimbang dari makanan yang cukup dari segala segi gizi, vitamin dan mineral serta protein .Pisang raja sangat bagus karena selain kandungan vitamin A juga dapat di sajikan dalam berbagai bentuk makanan, digoreng, dimakan dengan keju dan lain-lain.

Sukun sebagai pengganti beras / nasi cukup bagus dan tinggi kandungan protein dan gayang sebagai makanan tradisional kita orang Sarmi Hal ini disampaikan Bupati ketika mencanangkan pemberian bibit tanaman pekarangan dan pemberian alat pertanian kepada para petani di Kampung Waskey Tanggal 3 Desember 2009 .Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sarmi Marthen Luthe Sefa.SP mengatakan pembagian bibit tanaman kepada masyarakat ini didanai oleh APBD Kabupaten Sarmi lewat Dinas Pertanian DPA Tahun 2009.Jumlah Kampung yang mendapatkan bantuan sebanyak 15 Kampung , masing – masing kampung mendapatkan 50 bibit. Pisang raja, Mangga golek,Durian,Gayang dan sukun tanpa biji.

Ditunjuk sebagai PPTK ( Pejabat Pelaksana Tugas Kegiatan ) Bapak Selfianus Ama. Turut hadir dalam acara tersebut selain para petani perwakilan di beberapa Kampung antara lain, Wamariri,Bagesewar dan Waskey. (adi/nan)(scorpions

Biak : Terumbu Karang Rencana Masuk Kurikulum Muatan Lokal

(www.cenderawasihpos.com, 07-12-2009)
BIAK-Terumbu karang yang ada di wilayah Kabupaten Supiori, khususnya di wilayah Distrik Aruri tampaknya perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, karena kondisinya sudah mengalami kerusakan, bahkan dikhawatirkan jika tidak ada upaya-upaya pelestarian, kerusakannya bakal bertambah parah.

Salah satu cara yang telah dipikirkan Pemerintah Kabupaten Supiori adalah dengan melakukan kampanye penyelamatan terumbu karang dan berbagai biota di laut. Bahkan, anak-anak mulai dari tingkat SD, SMP bahkan tingkat SMA/SMK dinilai perlu diberikan pengetahuan khusus, melalui kurikulum muatan lokal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Supiori Ir Robert Matussy mengatakan, rencana akan memberlakukan kurikulum muatan lokal tentang pelajaran terumbu karang dan berbagai biota di laut dimaksudkan agar anak-anak sejak usia dini ikut memahami tentang pentingnya dilakukan pelestarian.

‘’Tahap awal kami akan menggelar worshop dengan menghadirkan semua guru-guru, tentunya ini akan bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Supiori. Pelaksanaan worshop untuk memberikan pembekalan bagi para guru tentang pentingnya kurikulum muatan lokal tentang pelestarian terumbu karang," ujarnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Dengan adanya kurikulum muatan lokal tentang terumbu karang ini, lanjutnya, diharapkan ke depan ada kesadaran semua komponen masyarakat tentang pentingnya dilakukan tindakan pelestarian secara nyata di lapangan, khususnya lagi anak-anak sejak usia dini dan itu dimulai dari sekolah.

‘’Kami juga mengajak semua masyarakat ikut memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kelestarian yang ada di laut. Hal ini sangat penting karena terkait dengan kelangsungan hidup yang akan datang,"imbuh Robert Matussy.(ito/ary)(scorpions)

Jayawijaya : Kabupaten dan Kota Diminta Hasilkan Produk Unggulan

(www.cenderawasihpos.com, 07-12-2009)
JAYAWIJAYA-Papua adalah wilayah yang memiliki banyak potensi, terutama potensi Sumber Daya Alam (SDA), akan tetapi sampai sekarang ini potensi tersebut belum dikelola secara maksimal. Dari beberapa potensi yang ada, potensi yang paling menjanjikan jika dikembangkan baik akan menghasilkan nilai tambah bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah di sektor perkebunan dan peternakan.


"Saya sampaikan kepada 29 Kabupaten/kota, kabupaten baru hasil pemekaran harus bekerja lebih keras agar dapat menghasilkan produk unggulan yang bermanfaat bagi perkembangan daerah masing-masing,"kata Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo S.Sos saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Papua Barnabas Suebu SH pada penutupan Rapat Evaluasi Program kerja Pembangunan perkebunan dan peternakan se-Papua, di Gedung Sosial GKI Wamena, Kamis (5/11)Hal ini perlu dilakukan, agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat meningkat, juga dapat mewujudkan tercapainya kemandirian daerah masing-masing, sehingga mengurangi ketergantungan kepada daerah lain.

Dalam pengembangan kawasan lanjutnya, fokus komoditi harus jadi prioritas di masing-masing daerah. Setiap daerah yang telah ditentukan hendaknya dikembangkan secara serius, agar pembangunan dapat fokus pada komoditas yang telah ditentukan. "Kita harus mampu meningkatkan produk-produk yang dapat diekspor, misalnya hasil dari komoditas perkebunan seperti Kakao, Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Buah Merah, Buah Naga dan komoditas lain"ungkapnya.

Sedangkan dari sisi peternakan, kata dia, sampai saat ini masih tergantung dari luar, dimana masih banyak bahan pangan asal hewan yang dimasukan dari luar daerah, untuk itu sub sektor pertenakan perlu bekerja keras dengan sentuhan teknologi agar menghasilan bahan pangan asal hewan, sehingga mengurangi ketergantungan dari luar. "Kita punya banyak potensi, tinggal bagaimana kita bekerja keras untuk memanfaatkan potensi tersebut, jika ini dapat dikelola dengan baik, maka dapat memberikan nilai tambah bagi kita semua,"ujarnya.

Bupati Wempi menambahkan, pada kesempatan ini pihaknya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Perkebunan dan Peternakan karena memilih Wamena sebagai tempat kegiatan, dimana dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dukungan dan dorongan demi pengembangkan potensi yang ada di daerah Pegunungan Tengah Papua. (lmn/ary)(scorpions)

Jayapura : Gerakan Wajib Tanam Kakao Akan Dievaluasi

(http://www.cenderawasihpos.com/, 07-12-2009)
SENTANI- Kebijakan Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae, S.Sos, MM untuk pemberdayaan masyarakat melalui program Gerakan Wajib Tanam Kakao (GWTK), akan segera dievaluasi. Alasannya, sejak kebijakan itu digulirkan tahun 2006 lalu, sampai saat ini Bupati belum pernah mendapatkan laporan mengenai hasil (output) keberhasilan dari GTWK tersebut.

Bupati Habel mengungkapkan, setiap kebijakan yang dikeluarkan tentunya harus diimbangi dengan hasil atau keberhasilan-keberhasilannya. Jangan sampai kebijakan itu dinilai sangat bagus, tapi hasilnya belum dirasakan masyarakat." Saya minta SKPD-SKPD terkait harus bisa memberikan laporan ke saya selaku yang mengeluarkan kebijakan sejauh mana keberhasilan-keberhasilan dari GWTK. Jangan sampai GWTK seluas 1000 hektare yang kita dengung-dengungkan selama ini hasilnya tidak ada," ujar Habel kepada Cenderawasih Pos, pekan kemarin.

Menurut Bupati Habel, sekarang ini orientasi Pemkab Jayapura bukan lagi soal kebijakan-kebijakan, tapi harus berorientasi pada keberhasilan.Sejak kebijakan ini dikeluarkan empat tahun lalu, minimal sudah ada laporan, berapa hektare yang sudah panen, apakah warga sudah menikmati hasilnya dan berapa harga per kilonya.

Sebab, untuk apa bangga dengan kebijakan, tapi hasilnya tidak ada. Begitupun dengan kebijakan-kebijakan melalui Otsus, setiap SKPD harus bisa membuktikan keberhasilannya kepada masyarakat." Kami membuat kebijakan GWTK ini bukan sekadar kebijakan saja, tapi memiliki tujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.

Diharapkan melalui tanaman kakao ini, masyarakat memiliki kepastian pendapatan. Disamping itu, setelah Otsus ini berakhir, masyarakat sudah berdaya dan memiliki kemandirian untuk memenuhi kebutuhannnya sendiri melalui hasil tanaman kakao. (mud/tri) (scorpions)

05 December 2009

Jayapura : Jayapura Terancam Krisis Air, Akibat Tingginya Tingkat Kerusakan Hutan

(www.cenderawasihpos.com, 04-12-2009)
JAYAPURA-Dalam 5 atau 10 tahun kedepan wilayah Kabupaten/Kota Jayapura diprediksi akan mengalami krisis air bersih. Kepala Bidang Cipta Karya dan Air Bersih Dinas PU Provinsi Papua, Adilison Sinaga, mengatakan, ancaman krisis air tersebut disebabkan aktivitas perambahan dan pengurusakan hutan khususnya di wilayah Cagar Alam Cycloop cukup tinggi. Selain wilayah Kabupaten/Kota Jayapura, Adilison mengatakan beberapa wilayah di Provinsi Papua juga terancam mengalami krisis air akibat kondisi yang sama.


"Aktivitas perambahan dan pengrusakan hutan yang cukup tinggi terjadi secara merata di seluruh wilayah Papua. Ini diakibatkan pembangunan yang semakin pesat sehingga pembukaan areal baru terus terjadi untuk kepentingan pembangunan, seperti pemekaran wilayah dan sebagainya," ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, usai Upacara Bulan Bhakti Pekerjaan Umum ke-64 di Halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Kamis, (3/12).Dikatakan, apabila kondisi ini terus dibiarkan dan tidak segera ditanggulangi, maka debit air akan semakin menurun.

Apalagi bila tingkat pengrusakan hutan semakin besar maka dapat menimbulkan bencana kekeringan. "Contohnya mata air di Kali Anafri yang dulunya mampu menyediakan air sebanyak 200 liter per detik, tapi kini telah turun menjadi 71 liter per detik," ujarnya. Kondisi ini menurutnya akan semakin bertambah parah dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di wilayah Kota Jayapura yang tentunya akan berdampak pada peningkatan kebutuhan air bersih. "Menteri PU menghimbau agar dilakukan penyelamatan hutan untuk penyediaan air baku kedepannya. Sebab kalau dibiarkan terus maka debit air semakin menurun," ucapnya.(nls/nat)(scorpions)

Merauke : Masyarakat Kampung Yepem Panen Kacang dan Umbi-Umbian

(www.cenderawasihpos.com, 04-12-2009)
MERAUKE- Jika mendengar adanya panen kacang dan umbi-umbian di Kabupaten Asmat bagi mereka yang sudah pernah ke Asmat, mungkin akan bertanya. Sebab, Asmat sendiri hampir seluruhnya adalah rawa dan perairan yang dipengaruhi air laut. Tapi itulah yang terjadi di Kampung Yepem Distrik Agats, Kabupaten Asmat. Atas berbagai usaha dan kegigihan yang dilakukan petugas PPL dan masyarakat di kampung tersebut, pada 25 November lalu telah dilakukan panen kacang tanah dan umbi-umbian.


Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Asmat Ir Widiyanto, ketika dihubungi Cenderawasih Pos ke Agats, Asmat kemarin mengungkapkan, panen kacang tanah dan umbi-umbian yang dilakukan tersebut cukup bagus. Bahkan, penduduk kampung tersebut merayakannya dengan iringan tifa dan tari-tarian yang meriah saat akan memulai dan selesai panen.

Rombongan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Asmat yang diundang untuk menghadiri panen tersebut juga disambut dari dalam Jew (rumah adat orang Asmat) selanjutnya menuju lahan pertanian melalui Jalan Usaha Tani Mandiri sepanjang 600 m yang sudah dihiasi janur kuning dan berbagai hasil pertanian. Diungkapkan, panen yang berlangsung cukup meriah itu selain sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, juga untuk menghormati adat orang Asmat, untuk memberikan dorongan dan semangat serta penghargaan kepada masyarakat kampung Yepem yang sudah mau melakukan usaha tani, dengan cara yang lebih maju di bawah bimbingan PPL dan berhasil panen dengan baik. Ia berharap, keberhasilan yang diraih warga Kampung Yepem itu dapat menjadi contoh dan diikuti oleh kampung-kampung lainnya yang ada di Kabupaten Asmat.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyerahkan bantuan dana untuk pembangunan Jalan Usaha Tani di Kampung Yepem, sehingga mempermudah petani pergi ke lahan dan membawa hasil panen ke kampung.(ulo/ary) (scorpions)

04 December 2009

Keerom : Generasi Muda Harus Sadar Akan Manfaat dan Pentingnya Pohon, Pesan Bupati Saat Gerakan Penanaman Pohon One Man One Tree di Keerom

(www.cenderawasihpos.com, 03-12-2009)
KEEROM- Bupati Kabupaten Keerom Drs.Celsius mengungkapkan, pohon memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Pohon-pohon di hutan dapat mendaur ulang hujan dan membangun serta menjaga iklim mikro. Oleh karena itu, memandang besarnya manfaat pohon bagi kehidupan kita, sudah tentu semua pihak wajib menanam, menjaga dan pengelola pohon dengan baik, terutama generasi muda.

Demikian diungkapkan bupati, saat gerakan penanaman pohon One Man One Tree atau satu orang satu pohon, yang dipusarkan di Kampung Wulukubun, Arso XIV, Distrik Skanto, Rabu (2/12), kemarin siang. menanam.

"Satu orang satu pohon merupakan kegiatan nyata masyarakat Kabupaten Keerom untuk memperbaiki lingkungan dan menanggulangi pemanasan global. Karena dampak pemanasan global sudah kita rasakan sekarang. Untuk, bagi anak-anak, orang tua, semua msyarakat saya berharap untuk menanam pohon, kita akan tuai hasilnya diwaktu yang akan datang,"ungkapnya.

Kata Bupati, kesadaran akan pentingnya pohon haruslah ditularkan kepada masyarakat secara luas, utamanya pada generasi muda agar kecintaan menanam dan memelihara pohon menjadi suatu kebiasaan yang positif, sekaligus sebagai warisan budaya yang memiliki nilai guna yang tinggi"Indonesia Hijau".

Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan dan Kehuatan Ir.Sidik Pujiadi,M,Si mengatakan, sejak ditetapkan kegiatan satu orang satu pohon pada 1 Februari 2009 lalu, sampai dengan Desember 2009, khusus di Kabupaten Keerom direncanakan penanaman pohon sebanyak 100.000 pohon, yang tersebar di 25 lokasi, mulai dari SMU 1 Aeso sampai dengan Kampung Wulukubun.

"Kami harapkan kepada semua eleman masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga tanaman-tanaman ini, sebab kami akan tetap melaporkan ke pusat mengenai perkembangan dari penanaman pohon di Keerom,’ungkapnya.Program satu orang satu pohon tersebut, juga dihadiri Kapolres Keerom, AKBP.A.Kowenip, Ketua TP PKK Keerom Ny.Fransiska Ni Made Santun Watae, perwakilan dari masyarakat, murid SD, SMP, SMU/SMK, serta para muspida Pemda Keerom.(cak/ary)(scorpions)

02 December 2009

Jayapura : Permukiman di Kawasan Konservasi Jayapura Ancam Banjir, Longsor

(www.antara.co.id, 01-12-2009)
Jayapura (ANTARA News) - Banyak warga Kota Jayapura membangun rumah dan bermukim di daerah perbukitan dan areal konservasi, sehingga dikhawatirkan menjadi acaman bencana alam banjir dan tanah longsor.Pantauan ANTARA Jayapura, Minggu, sebagian areal dalam kawasan konservasi telah berubah menjadi kawasan pemukiman penduduk dan pembukaan areal pertanian tradisional.Kawasan konservasi tersebut adalah Cagar Alam Pegunungan Cycloops, Taman Wisata Teluk Yotefa dan Hutan Lindung Abepura.Kawasan Cagar Alam (KCA) Pegunungan Cycloops yang luasnya 2,5 juta hektar itu terbentang dari Kota Jayapura dan sebagian distrik di Kabuten Jayapura.

Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloops telah ditetapkan menjadi situs warisan dunia oleh badan suaka marga satwa Internasional yang berkedudukan di Jenewa, Swiss tahun 1987.Kawasan Taman Wisata Teluk Yotefa berbatasan dengan KCA Pegunungan Cycloop di Distrik Jayapura Selatan dan Hutan Lindung Abepura di Distrik Abepura dan Distrik Heram di Waena.Daerah itu beberapa tahun terakhir berdiri rumah beton dan pemondokan para penduduk yang berimigran dari pedalaman Provinsi Papua dan Papua Barat serta imigran dari luar Papua.

Warga membuka lahan pertanian seperti tanaman holtikultura, talas, pisang, singkong dan beraneka tanaman keras jangka panjang.Mereka tampaknya kurang menghiraukan ajakan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura dan Dinas Kehutanan Provinsi Papua yang telah memasang papan nama "Dilarang Menebang Pohon dan Membuka Perkebunan".Pemerhati Masalah Lingkungan Yunus Paelo, yang juga pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Jayapura, ketika ditanya ANTARA, menyatakan sangat prihatin masyarakat urbanis dan imigran yang datang mendirikan rumah dan membuka lahan pertanian di dalam kawasan konservasi di KCA Pegunungan Cycloops, Taman Wisata Teluk Yotefa dan Hutan Lindung Abepura.

Padahal ketiga kawasan itu menjadi sumber air bersih bagi penduduk di Kota Jayapura dan sebagian distrik di Kabupaten Jayapura."Para pejabat Pemkot Jayapura dan Pemda Kabupaten Jayapura harus mengambil langkah-langkah menertibkan penduduk yang bermukim di ketiga kawasan tersebut guna menghindari kemungkinan bencana alam yang terjadi seperti banjir dan tanah longsor," kata Yunus.Dia juga mengharapkan dinas terkait untuk menempatkan tenaga polisi kehutanan (Polsus) yang menjaga di dalam areal taman konservasi itu."Hal ini harus di seriusi karena bisa berdampak pada kerusakan alam," terangnya.(*)

01 December 2009

Nasional : Teliti Terumbu Karang, Siswa Kupang Juara Kontes Inovator Muda

(www.kompas.com, 30-11-2009)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanasan Global yang terjadi belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Namun apakah pemanasan global juga mempengaruhi ekosistem yang ada di bawah air? Berangkat pertanyaan itulah tiga tiga siswa dari SMA Negeri I Kupang Margaretha L. Bunga Naen, Maria P Bunga Naen dan Gabriel J.P Ghewa melakukan penelitian terhadap Pengaruh Efek Rumah Kaca Terhadap Aktivitas Fotosintesis Makroalga pada Sistem Eksosistem Terumbu Karang. "Penelitian ini ingin mencari jawaban apa efek rumah kaca juga berpengaruh pada ekosistem terumbu karang," ucap Maria L Bunga Naen, mewakili teman-temannya, di Jakarta, Sabtu (7/11).


Dalam penelitiannya, Margaretha dan teman-temannya menggunakan metode eksperimen. Penelitian tersebut dilakukan di Pantai Teluk, Kupang, mulai 15-20 Juli 2009 lalu. Alat yang mereka gunakan sangat sederhana, yaitu gelas ukur, baskom, termometer, neraca Ohaus dan kotak plastik. Setelah alat-alat lengkap, mereka menyiapkan Makroalga. Makroalga dimasukkan dalan gelas ukur yang telah diisi air laut, lalu letakan di tempat yang terkena sinar matahari. "Lalu dilakukan pencatatan suhu pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00.


Setelah melakukan analisa data dengan menggunaka hukum perbandingan volume," kata dia. Dari eksperimen tersebut didapat bahwa kenaikan suhu udara mengganggu kehidupan terumbu karang. Kenaikan suhu udara juaga cenderung menyebabkan peningkatan pemanasan global. "Semakin tinggi suhu udara harian maka aktivitas fotosintesis makrolaga pada ekosistem terumbu karang semakin berkurang. Volume gas CO2 yang diserap dan volume O2 yang dihasilkan kecil," ujar Margaretha, Hal tersebut, lanjutnya, harus diminimalisir dengan mencintai lingkungan. Caranya adalah dengan bakti lingkungan dan menanam pohon. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mengurangi penggunaan plastik dan mengurangi penggunaan sampah plastik.


Raih Penghargaan Penelitian yang dilakukan tiga Siswa asal Kupang itu tidak sia-sia. Mereka mendapat penghargaan sebagai juara pertama Kontes Inovator Muda IV yang diselenggarakan Lembaga Penelitaian Indonesia (LIPI). Ketiganya mengalahkan 167 peserta lain dari seluruh Indonesia dan berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp12.000.000. Adapun, pemenang kedua pada Kontes Inovator Muda adalah siswa SMA Negeri Depansar yang meraih nilai 336 poin disusul pemenang ketiga siswa SMA 11 Makasar dengan raihan 317,5 poin.
RDIEditor: acandra

Nasional : Greenpeace Gugat Peraturan Alih Fungsi Hutan di Riau

(www.kompas.com, 30-11-2009)
PEKANBARU, KOMPAS.com - LSM lingkungan Greenpeace berencana menggugat Permenhut P.14/Menhut-II/2009 ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Peraturan terkait pemberian izin alih fungsi hutan alam menjadi perkebunan akasia itu dinilai menyebabkan kerusakan lingkungan di Provinsi Riau."Permenhut itu mengakibatkan kerugian dari kerusakan lingkungan karena mengakibatkan hutan alam terutama di kawasan gambut dalam di Riau rusak dan beralih fungsi demi kepentingan perusahaan," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, di Pekanbaru, Minggu (29/11).

Bustar menjelaskan, peraturan tersebut diterbitkan oleh MS Kaban beberapa saat sebelum masa jabatannya berakhir sebagai Menteri Kehutanan pada tahun 2009. Peraturan itu membuat izin rencana kerja tahunan (RKT) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) tidak lagi ditandatangani oleh Kepala Dinas Kehutanan Riau dan diambil alih oleh Dirjen Bina Produksi Departemen Kehutanan.Sejak dikeluarkannya peraturan tersebut, sekitar 318.360 hektar hutan alam di Provinsi Riau berubah fungsi menjadi kebun akasia untuk hutan tanaman industri. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Riau, alih fungsi ratusan ribu hektare hutan alam tersebut berlandaskan pada 24 RKT IUPHHK-HT pada tahun 2009 yang langsung dikeluarkan oleh Dephut.

Potensi kayu yang berada di areal RKT hutan alam tersebut sangat besar karena mencapai 12,28 juta meter kubik."Menhut menilai peraturan itu dibuat karena adanya stagnasi RKT di Riau, namun Kepala Dinas Kehutanan Riau membantah hal itu dengan mengirimkan surat ke Menhut bahwa keputusan tidak mengeluarkan RKT dikarenakan lokasinya di hutan alam dan kawasan gambut yang dalamnya lebih dari tiga meter yang seharusnya dilindungi," katanya.

Selain itu, peraturan itu juga menjadi masalah baru akibat perizinan terhadap RKT yang diberikan diduga cacat hukum dan mengakibatkan konflik antara masyarakat di sekitar hutan dan perusahaan. Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau Zulkifli Yusuf mengatakan kerusakan hutan di Riau disebabkan aturan yang dibuat tumpang tindih terutama aturan yang dibuat oleh pemerintah pusat.

"Karena Menteri yang lama (MS Kaban) pada mei 2008, tidak akan ada lagi penambahan HTI di Riau. Tapi mengapa tahun 2009 'meledak' masih ada lagi izin yang keluar. Apalah daya saya," kata Zulkifli Yusuf.
WAH, Editor: wah Sumber : ANT