Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

28 December 2006

Sorong : Raja Ampat Sebagai Kawasan Konservasi Laut

( Media Indonesia, Rabu, 27 Desember 2006 )
Dua organisasi internasional bidang konservasi menyambut baik komitmen Pemda Sorong dan masyarakat Kabupaten Raja Ampat yang menetapkan enam kawasan penting sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL) pada Jumat (15/12).Dua organisasi tersebut ialah Conservation International (CI) Indonesia dan The Nature Conservancy (TNC). Regional Vice President CI Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, keenam kawasan tersebut yaitu Kofiau, Misool Timur Selatan, Waigeo Selatan, Teluk Mayalibit, Wayag, Sayang-Piai, dan Ayau, dengan luas lebih dari 550.000 ha atau 30%dari total luas wilayah Kabupaten."Keenam wilayah ini ditetapkan oleh Bupati Raja Ampat, Marcus Wanma, setelah masyarakat adat Raja Ampat memberikan mandatnya kepada pemerintah daerah untuk mengelola kawasan-kawasan tersebut bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.Menurut dua organisasi internasional itu menilai, penetapan keenam KKL ini sangat strategis bagi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Raja Ampat yang luas perairan lautnya tujuh kali lipat luas daratan. KKL itu juga memiliki pulau dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem bagus.


CI dan TNC menyambut baik inisiatif Pemerintah dan masyarakat Raja Ampat yang menetapkan beberapa wilayahnya sebagai kawasan konservasi. "Kami akan melanjutkan kerjasama yang sudah baik selama ini dengan masyarakat setempat termasuk Dewan Adat, pemerintah daerah dan pusat dalam menfasilitasi proses penetapan kawasan dimaksud untuk menuju tahapan pengelolaan KKL yang efektif sehingga memberi manfaat ekonomi pada masyarakat Raja Ampat dalam jangka panjang." papar Jatna Supriatna.

Sementara itu Country Director TNC Indonesia, Rili Djohani, mengatakan, hasil survey keanekaragaman hayati yang dilakukan baik oleh CI maupun TNC pada tahun 2001 dan 2002 menunjukkan perlunya jejaring kawasan konservasi laut multi-guna di Raja Ampat untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem laut yang dapat menjamin keberlanjutan sektor perikanan subsisten dan komersial jangka panjang."Enam KKL yang baru saja ditetapkan merupakan langkah awal yang strategis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Raja Ampat," ungkap Riri. (RO/OL-04)

20 December 2006

Publikasi : Enewsletter WWF-Indonesia Program Region Sahul Papua - Edisi IV / 2006 Bahasa Indonesia

Topik Bahasan
  • TransFly Ecoregion : Wilayah penting suku besar Malind Anim dalam tata ruang di Selatan Papua
  • Inisiatif penyediaan data dan informasi spatial New Guinea
  • Pilot Project CBSFM di Jayapura : Pengalaman Pengelolaan Hutan oleh Kopermas di Tanah Papua
  • Pilot Project CBSFM di Jayapura : 3 kampung belajar bersama untuk memetakan wilayah adat dan sumber daya alamnya
  • Pemetaan Partisipatif di Asmat : Penuh Tantangan dan Kesungguhan Hati
  • Konservasi Penyu Belimbing : 115 Ha wilayah Pantai Saubeba dan Warmandi area bebas peneluran Penyu Belimbing
  • Taman Nasional Teluk Cenderawasih : Melibatkan Masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam
  • Taman Nasional Teluk Cenderawasih : Speed boat untuk Menunjang aktifitas Konservasi di Teluk Cenderawasih
Untuk informasi lebih lanjut atau untuk mendapatkan elektronik newsletter ini silahkan menghubungi : Lie Tangkepayung (njtangkepayung@wwf.or.id ) atau Mardiana Warnares (mwarnares@wwf.or.id )
© 2007 WWF- Indonesia Region Sahul
Kantor Program WWF-Indonesia Region Sahul Papua
Jl. Raya Waena-Sentani No.1 Jayapura Papua Indonesia.
Telepon +62 967 574205 Faximile +62 967 574204

Jayapura : Stop Illegal Logging diPapua, Menhut: Semua Orang Asing yang Ada di Kawasan Hutan Harus Dikejar

( Cenderawasih Pos, Selasa 19 Desember 2006 )
Indikasi masih adanya kejahatan pembalakan liar atau kegiatan illegal logging di Indonesia, khususnya di Papua, merupakan salah salu masalah kehutanan yang menjadi perhatian pemerintah hingga 2009."Cukong-cukong kayu ini akan terus dikejar karena telah merugikan negara dan masyarakat. Kegiatan pembakalan harus dibasmi dan sama sekali tidak diperkenankan, karenanya ini menjadi salah satu program prioritas kami hingga tahun 2009 mendatang,"kata Menteri Kehutanan MS Ka'ban saat memberikan sambutan pada acara pencanangan rehabilitasi di Rinawen Buper, Waena, Senin (18/12) kemarin.

Selain pembasmian pembalakan liar, hal lain yang menjadi perhatian peme­rintah kata Ka'ban adalah kebijakan penuntasan pembagian kewenangan pengelolaan hutan yang masih terus dipersoalkan selama ini. Bahkan tentang itu merupakan salah satu program prioritas Departemen Kehutanan dari lima pro­gram hingga tahun 2009 mendatang. Meski mengakui itu tidak mudah, namun pihaknya akan melihat itu. "Penyelesaian konflik tentang kewenangan yang terjadi selama ini akan menjadi program prioritas kami. Batasan-basatan kewenangan antara pusat, daerah dan masyarakat harus diperjelas, sehingga pengelolaan hutan ini benar-benar memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,"paparnya.

Dikatakan, perlunya pembagian kewenangan ini secara jelas mengingat masyarakat merasa dirugikan akibat kurang jelasnya batasan-batasan kewenangan. Kewenangan pengelolaan hasil hutan selama ini masih ditangani langsung oleh pihak pusat se­hingga kebijakan itu dinilai merugikan masyarakat setempat yang ada di daerah. Sekadar diketahui, empat pro­gram prioritas lainnya yang dimaksud Ka'ban adalah rehabilitasidan konservasi lahan-lahan kritis, pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat pemilik hutan, gerakan revitalisasi industri kehutanan dan gerakan pembasmian kegiatan pembalakan hutan (cukong kayu).

Sementara, disinggung soat maraknyu illegal logging di Papua. bahkan.masih terjadi selama ini seperti adanya temuan para pegusaha Papua dan pejabat Pemda Papua di China belum lama ini, Ka'ban berkelit dan mengatakan, kalau kayu-kayu itu asalnya dari Papua New Guinea (PNG). Meski disinggung soal label Papua yang masih melekat pada kayu log yang ditemukan di China itu, dia langsung berlalu dan jalan. "Kalau kayu itu (di China) adalah kayu dari PNG," ujarnya singkat.

Ka'ban lagi-Iagi tidak memberikan jawaban secara jelas saat disinggung soal izin-izin kayu yang terkesan merugikan masya­rakat Papua. Pertayaan yang diajukan Cenderawasih Pos itu tidak dipedulikan lalu menoleh ke wartawan lainnya dan berlalu ke mobilnya.

Kerja sama rehabilitasi lahan dan konservasi Departemen Kehutanan dengan DPD KNPJ Provinsi Papua dilakukan dalam penandatanganan Meomerandum of Understanding (MoU) di Rinawen, Bumi Perkemahan Waena, Senin (18/12) kemarin. Pe­nandatanganan itu dilakukan oleh Ketua DPD KNPI Provinsi Papua M. Rifai Darus, SH dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan Perhutanan Ir. Darori, MM. Acara penandatanganan itu disaksikan Menhut Ka'ban dan Kadishut Provinsi Papua Ir Marthen Kayoi.

Acara penandatangan yang dijadwalkan pukul 07.00 WIT molor hinggal pukul 11.45 WIT atau molor 5 jam lebih. Usai penandatangan dilanjutkan de­ngan pencanangan rehabilitasi dan konservasi lahan kritis ini ditandai penanaman pohon kayu marbau (kayu besi) oleh Menteri Kehutanan MS Ka'ban. Pencangan itu diguyur hujan se­hingga Ka'ban terpaksa menggunakan payung.

Usai pencanangan itu dilanjutkan dengan penanaman secara serentak 2000 pohon bibit kayu merbau. Kerja sama ini akan ditindaklanjuti pada rehabilitasi lahan-lahan kritis pada tahun-tahun yang akan datang. Pencanangan rehabilitasi dan konser­vasi ini akan terus ditindak­lanjuti.

Sekadar diketahui, lahan kritis di Papua saat ini menurut Marthen Kayoi berjumlah 3,6 juta Ha, sedangkan total lahan kritis di Indonesia 59,3 juta Ha. "Kerja sama ini harus ditindak­lanjuti secara terus-menerus, jangan ganti menteri lalu kerja sama ini tidak jalan lagi. Disisi lain, juga saya minta supaya KNPI Provinsi Papua benar-benar menindaklanjuti program ini dengan baik dan jangan hanya dalam bentuk seremonial seperti ini," papar Ka'ban.

Menhut juga mengatakan, ke depan nanti hasil hutan harus dimanfaatkan rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat sendiri. Hal itu dikatakan karena maraknya pembalakan hutan selama ini, sementara masyarakat sebagai pemilik tidak merasakan dari hasil hutan tersebut. "Kedepan hasil hutan harus dirasakan masyarakat dan untuk kesejahteraannya,"tandasnya.

Sementara itu Ketua KNPI Provinsi Papua M Rifai Darus mengatakan, pemuda siap akan mendukung kebijakan peme­rintah dalam berbagai pembangunan. Karenanya penanda­tangan MoU dibidang rehabi­litasi dan konservasi ini akan terus ditindaklanjuti kedepan de­ngan menggeraknya semua komponen pemuda yang ada di Papua.

"Kami melihat banyak pro­gram pemerintah selama ini hanya jalan di tempat, termasuk rehabilitasi. Terkait dengan itu pemuda melihat perlu ikut mengambil bagian, termasuk melibatkan masyarakat adat,"paparnya. "Kebijakan pembangunan di Papua harus mengedepankan pendekatan kasih karena selama ini masyarakat mendapat perlakuan yang kurang adil di sektor kehutanan secara khusus soal pengelolaan hasil hutan,"lanjutnya lagi,

Seusai di Buper dilanjutkan dengan pertemuan tertutup di ruang kerja gubernur yang diikuti sejumlah pejabat terkait dan para pejabat eselon I dari Departemen Kehutanan. Usai pertemuan, Menteri Kehutanan MS Ka'ban kepada Cenderawasih Pos mengatakan, bawa pihaknya menggelar pertemuan terbatas itu dalam rangka mensinergikan kebijakan yang terkait dengan penegakan hukum menyangkut pemberantasan kejahatan illegal logging di Papua.

Dikatakan, pengalaman lalu yang menunjukkan tingginya kasus illegal logging di Papua harus ditangani secara baik agar ke depan pelan tetapi pasti para pembalak liar yang beroperasi di Papua harus di hukum dan dihentikan kegiatannya. Pemerintah, khususnya pihaknya selaku departemen teknis;terkait akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas il­legal logging di daerah ini. "Pemerintah akan berusaha terus sampai pada titik maksimal bahwasanya kejahatan yang dilakukan para pembalak harus berhasil diberantas,"katanya serius.

Untuk itu, Menteri meminta agar orang asing yang tinggal di sejumlah wilayah di hutan Papua harus dikejar dan diwaspadai, ja­ngan sampai melakukan pembalakan liar ataupun melakukan tindakan terpuji terhadap hutan di Papua.

"Dan, kita minta supaya semua orang asing yang ada di dalam kawasan hutan di Papua itu harus dikejar," tukasnya lagi dengan mimik serius. Dikatakan juga bahwa seiring dengan gencarnya upaya pembe­rantasan illegal logging oleh pemerintah sejak beberapa tahun terakhir ini, Menteri menilai adanya penurunan frekwensi terhadap kasus illegal logging. "Sebenarnya harus diakui ada jumlah yang menurun khususnya dari frekwensi illegal logging, tapi berapa nilainya itu saya kira tidak seperti dulu lagi. Tapi pada prinsipnya pemerintah berupaya supaya kejahatan illegal loging di Papua bisa berhenti, itu targetnya,"paparnya mantap.

Soal berapa banyak kayu yang sudah dicuri dari Papua oleh pembalak-pembalak liar itu, Menteri Ka'ban mengaku lupa dengan angka persisnya, namun ia memastikan sudah cukup banyak Negara dirugikan karena illegal logging ini pada masa beberapa tahun yang lampau.

Ditanya berapa orang pusat dan daerah yang ia ketahui terlibat dalam illegal logging di Papua, ia hanya mengatakan banwa hal itu sangat tergantung dari polisi dan jaksa, sebab itu bukanlah tugas, dan wewenangnya. Meski begitu ia akan terus melakukan koordinasi dengan pihak Pemda. "Tapi sekarang ini kita berusaha terus dan soal para pelaku illegal logging yang lolos di Pengadilan akan kita koordinasikan dengan Pemerintah Daerah supaya yang menjadi sasaran para cukong-cukong itu,"tandasnya seraya bergegas ke mobil. (ito/ta)

Sorong : Danau Ayamaru Obyek Wisata Menarik, Perlu Dikelola Investor

( Papua Pos, Kamis 19 Desember 2006 )
Salah satu obyek wisata di Kabupaten Sorong Selatan yang sampai saat ini masih menjadi lahan tidur (lahan belum tergarap,red) adalah Danau Ayamaru. Danau ini memang unik dan pemandangannya pun sangat menarik apalagi danau tersebut terbentang luas bagaikan laut bebas yang sangat menyenangkan.

Disamping itu, danau tersebut juga masih menyimpan kekayaan berupa habitat air seperti ikan, udang dan lainnya yang masih utuh. Obyek wisata yang sangat menjanjikan kiranya dapat dikelola secara. professional oleh para investor sehingga dapat menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Sorsel dan juga memberikan pendapatan/ penghasilan bagi masyarakat Sorsel khususnya masyarakat Ayamaru.

Apalagi danau tersebut terbentang luas di antara 2 Distrk Ayamaru dan Ayamaru Utara yang jika dikelola dengan baik maka akan memberikan PAD maupun tambahan bagi masyarakat di dua distrik tersebut.

Seperti di ungkapkan oleh Kepala Distrik Ayamaru Utara, Samuel Jitmau bahwa danau Ayamaru Utara yang merupakan satu bagian dari danau Ayamaru ini memang menjadi kebanggaan orang Ayamaru.

Katanya, ada sebagian warga yang mencari nafkah di danau tersebut misalnya menangkap ikan dan udang, namun mereka menangkap dengan cara-cara sederhana sehingga hasil danau itu masih tergolong utuh.
"Danau Ayamaru memang kaya dengan ikan dan udang, masyarakat biasanya tiap pagi dan sore hari pergi menjala dan memancing, tapi hanya sebatas mencukupi kebutuhan makan dan minum sehari-hari.

Jadi terus terang danau Ayamaru itu kekayaannya sangat banyak,"ungkapnya saat berbincang-bincang dengan Fajar Papua di Teminabuan Sabtu (14/01). Ia menuturkan, danau tersebut jika dikelolah dengan baik maka hasilnya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat, ia bahkan menyebutkan jika danau tersebut di kelolah secara professional oleh para pengusaha akan keuntungannya akan berlipat ganda yang penting katanya, harus memberikan keuntungan juga bagi masyarakat sekitar. (/fpblf)

Jayapura : Pengelolaan Lingkungan Perlu Keseragaman

( Cenderawasih Pos, Selasa 19 Desember 2006 )
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Papua, Drs D F Dimara, MM mengatakan, keseragaman pemahaman dan pelaksanaan standar pelayanan minimal di bidang pengelolaan lingkungan hidup, perlu menjadi perhatian serius oleh pemerintah kabupaten/kota, khususnya yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Hal ini sangat penting supaya kebijakan pengendalian dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan tepat. Pasalnya dikhawatirkan jika pengelolaan lingkungan hidup dan pengendaliannya itu salah sasaran maka akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.

"Standar pelayanan minimal di bidang lingkungan hidup ini perlu ada keseragaman, ini sangat penting agar setiap program yang dibuat tidak sia-sia,”ujarnya saat membuka acara sosialiasi standar pelayanan minimal bidang ling­kungan hidup di Kota Jayapura, Senin (18/12) kemarin.

Terkait dengan itu, kata Dimara, sumber daya manusia khusus­nya di bidang aparatur pengelo­laan lingkungan hidup yang berkualitas perlu menjadi perha­tian serius. Di sisi lain, kerja sama antar daerah dalam memberikan pelayanan pengelolaan lingku­ngan hidup adalah sangat penting, Sekadar diketahui, selain pemateri dari Bapedalda Provinsi Papua juga nadir Deputi Tata Lingkungan Hidup; Ir Arie D. Djoekardi, MA dan Ir. Indra Soekarjo. Kegiatan ini diikuti 65 orang dari kalangan LSM, perguruan tinggi, Bapedalda dan Bappeda dari kabupaten/kota Se-Provinsi Papua dan instansi teknis terkait lainnya. (ito)

15 December 2006

Jayapura : BP Migas dan Irian Potroleum Akan Survey di Manokwari, Diduga Dataran Sururey Mengandung Migas

( Cenderawasih Pos, Kamis 14 Desember 2006 )
Kabupaten Manokwari tepatnya di dataran Distrik Sururey dan sekitarnya diperkirakan mengandung potensi migas (minyak dan gas alam). Dugaan ini mengundang BP Migas bekerja sama dengan Irian Petroleum Ltd merencanakan akan melakukan survey sesmik di sekitar Distrik Sururey, Didiho dan Testega serta di wilayah Distrik Merdey, Kabupaten Teluk Bintuni.

BP Migas bersama Irian Petroleum Ltd, Rabu (13/13) bertempat di ruang rapat bupati, mempresentasikan rencana kegiatan sesmik tersebut dihadapan Bupati Manokwari Drs Dominggus Mandacan serta para kepala instansi. Hadir Kepala Perwakilan BP Migas Wilayah Papua Maluku, Edmon Simorangkir. Sedangkan dari pihak Irian Petroleum yang merupakan anak perusahaan China National Oil and Gas Exploration and Developmen Coorporation (CNODC), presiden direkturnya Li Lanzhong dan Manajer Human Relation Helmy Bustami.

Dipaparkan Kepala Perwakilan BP Migas Wilayah Papua-Maluku, Edmon Simorangkir, kawasan yang akan menjadi sasaran sesmik diduga memiliki kandung migas sehingga pihaknya bekerjasama dengan Irian Petrolium akan turun untuk melakukan survei lapangan. Sesmik diperkirakan memakan waktu selama setahun, mulai November 2006 dan diperkirakan berakhir Desember 2007.

Wilayah yang menjadi tujuan sesmik yakni Distrik Sururey, Didiho dan Testega di Kab Manokwari serta di Distrik Merdey Kab Teluk Bintuni. Lokasi sesmik diperkirakan seluas 1.580 km dan dibagi dalam 3 blok (2 blok di Manokwari dan 1 blok di Kab Teluk Bintuni). ''Tim akan mencari data bawah permukaan dengan metode sesmik yang nantinya data diproses dan dianalisa sehingga dapat diperkirakan ada atau tidaknya kandungan minyak dan gas di dalamnya,'' papar Simorangkir dihadapan Bupati dan pejabat Pemkab Manokwari.(lm)

Jayapura : Pemkot Terus Berdayakan Petani Ikan

( Cenderawasih Pos, Kamis 14 Desember 2006 )
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura untuk memberdayakan masyarakatnya, salah satunya adalah memberikan bantuan usaha bagi petani ikan baik petani budidaya ikan tawar maupun petani nelayan. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kota Jayapura, Ir Piet Nerekouw mengatakan, bantuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat petani budidaya ikan yang selama ini menjalankan usahanya.

Dikatakannya, bantuan tersebut merupakan anggaran belanja tambahan (ABT) APBD 2006 Kota Jayapura serta anggaran dari provinsi. Bantuan tersebut berupa oven asar ikan bagi masyarakat budi daya ikan di Koya Koso dan ibu-ibu nelayan khususnya yang mengalami musibah kebakaran di eks Pasar Hamadi, empat motor ketinting, dua motor tempel (motor jhonson) serta 2 kulbox atau friser untuk menampung ikan.

"Bantuan dari ABT kota diprioritaskan bagi ibu-ibu di Pasar Hamadi yang tempat jualannya terbakar waktu itu, juga masyarakat Koya Koso yang waktu itu juga mengalami bencana banjir. Sementara bantuan motor ketinting yang sumber anggarannya dari provinsi diberikan kepada masyarakat yang berada di wilayah pesisir pantai yaitu mulai dari Dok 9 sampai ke tiga kampung di Skow. "Bantuan ketinting itu dikhususkan bagi kelompok nelayan yang selama ini penangkapan ikannya tidak ramah lingkungan yaitu menggunakan bahan peledak,"paparnya.

Diharapkannnya, bantuan yang diberikan itu, setidaknya dapat meningkatkan mutu dan kualitas ikan yang dipasarkan atau dijual ke masyarakat. Untuk program pemberdayaan nelayan ikan ke depan, pihaknya merencanakan akan mendirikan sebuah koperasi nelayan yang bertugas selain menampung dan menyalurkannya ke pasaran, juga sebagai tempat penyaluran kredit usaha bagi nelayan. (nls)

Manca Negara : China : Ditemukan, Mamalia yang Pertama Terbang

( Kompas, Kamis 14 Desember 2006 )

Mamalia ternyata menjelajahi angkasa setidaknya 70 juta tahun lebih awal dari dugaan semula. Sebuah fosil yang ditemukan di China membuktikan hal itu. Fosil tersebut menunjukkan bahwa mamalia sudah mencoba terbang bersamaan -- atau lebih dahulu -- dibanding burung, demikian diungkapkan tim peneliti dalam journal Nature.
Hewan seukuran bajing ini diperkirakan hidup setidaknya 125 juta tahun lalu. Mereka menggunakan selaput berlapis bulu untuk melayang di udara. Menurut para peneliti, makhluk ini sangat unik, sehingga dimasukkan dalam order baru mamalia.

Tim peneliti gabungan AS-China menamainya Volaticotherium antiquus, yang berarti "hewan melayang purba". Mereka termasuk keluarga kuno yang sudah punah dan tidak berkerabat dengan mamalia terbang modern seperti kelelawar atau marsupial terbang.

Pemakan serangga malam hari
Fosil Volaticotherium antiquus ditemukan di Mongolia Dalam, wilayah China. Lapisan batuan tempatnya digali berumur setidaknya 125 juta tahun, dari era Mesozoic, saat ketika dinosaurus menguasai daratan. Dengan panjang 12-14cm dan bobot sekitar 70 gram, hewan ini hampir sama ukuran dan bentuknya dengan bajing terbang dunia modern. Ia memiliki selaput kulit yang membentang antara kaki depan dan kaki belakangnya.

Selaput ini, digabungkan dengan kecilnya bobot hewan itu, menjadi petunjuk bahwa Volaticotherium adalah penerbang yang lincah, walau mungkin tidak cukup tangkas untuk bisa menangkap mangsanya sembari melayang.

Hewan-hewan ini memiliki kaki-kaki panjang seperti mamalia terbang jaman sekarang. Tulang belulangnya menunjukkan adanya ekor yang kaku, yang mungkin dipakai sebagai pengendali ketika melayang.

Para peneliti meyakini hewan ini adalah pemanjat pohon, aktif di malam hari, dan giginya yang tajam menunjukkan bahwa mereka adalah pemakan serangga. Penemuan ini menempatkan Volaticotherium antiquus sebagai mamalia terbang paling awal yang diketahui. Dr Jin Meng, palaeontolog dan penulis laporan ini meyakini bahwa hewan tersebut hidup antara 130 dan 165 juta tahun lalu.

Dibanding jenis burung yang terbang paling awal, Archaeopteryx, hidup sekitar 150 juta tahun lalu, Volaticotherium antiquus bisa jadi lebih dahulu bermain-main di udara. Catatan mengenai keberadaan kelelawar paling awal yang bisa mengendalikan cara terbangnya, berangka tahun 51 juta tahun lalu. Sedangkan sebelum temuan ini, mamalia terbang paling awal yang diketahui adalah sejenis pengerat yang hidup 30 juta tahun lalu pada periode akhir Oligocene

Manca Negara : Jerman : Kampanye Bela Hak Reproduksi Badak di Berlin

( Kompas, Kamis 14 Desember 2006 )
Sebuah kelompok penyayang binatang di Berlin, Jerman menggelar kampanye untuk membela hak reproduksi badak. Mereka menolak rencana pembangunan sebuah menara roda raksasa, dekat kebun binatang Berlin, yang diyakini akan menggangu hidup keseharian badak, termasuk kehidupan seksual binatang yang dilindungi itu.

Sebelumnya, grup penanam modal setempat berencana mendirikan monumen roda raksasa setinggi 175 meter dengan biaya mencapai 120 juta euro. Diharapkan bangunan ini akan menyerap minat wisatawan untuk datang ke Berlin di tahun 2008. Bangunan ini pun ditargetkan akan melebihi monumen observasi the London Eye yang diklaim sebagai menara observasi tertinggi di dunia, dengan tinggi 135 meter.

Namun, para penyayang binatang ini menolak rencana tadi. Mereka menilai, bagian dari monumen yang berbentuk roda raksasa dengan cahaya berpendar akan menghambat program pengembangbiakan badak. "Kami khawatir, hewan dilindungi ini tidak akan berkembang biak lagi. Hal ini akan menghambat program perlindungan hewan tersebut," demikian pernyataan itu diungkapkan dalam salah satu bagian siaran pers mereka.

1997 berhasil menemukan 13 penampakan Baiji di sepanjang Sungai Yangtze. Seorang nelayan juga mengaku melhat seekor Baiji pada tahun 2004.

Populasi Baiji turun drastis sejak tahun 1980-an saat China memulai reformasi pasar bebas yang telah memajukan perekonomiannya sampai sekarang. Saat itu jumlah Baiji di alam diperkirakan tinggal 400 ekor. Pertumbuhan industri yang begitu tinggi harus dibayar dengan kepunahannya.

Meski demikian, tim ekpedisi tetap berharap dapat melihatnya di hari terakhir dengan mengamati aliran dekat kawasan industri Wuhan, di mana baiji terakhir dilihat atau pada kesempatan berikutnya. Kementrian Agrikultur China yang mendanai ekspedisi ini berharap konservasi baiji dapat mengangkat citranya sebagai
simbol China, seperti panda, yang populasinya tumbuh kembali.

Populasi baiji diperkirakan telah muncul di Yangtze sejak 20 juta tahun lalu. Penduduk lokal di China memuliakannya sebagai simbol Dewa Sungai Yangtze

Manca Negara : China : Lumba-lumba Baiji Mungkin Punah

( Kompas, Kamis 14 Desember 2006 )
Nasib lumba-lumba putih yang hidup di Sungai Yangtze mungkin telah berakhir. Suatu tim ekspedisi internasional yang mencoba mencarinya di sepanjang sungai paling timur daratan China selama enam minggu tidak menemukan satu pun.

Bahkan tim tersebut di akhir ekspedisi, Rabu (13/12), menyatakan bahwa spesies yang dikenal dengan nama lokal Baiji itu dinyatakan punah secara fungsional. Polusi, perburuan liar, dan trafik lalu lintas air yang semakin padat di sepanjang sungai mungkin menjadi penyebab utama kepunahannya.

"Mungkin masih ada satu atau dua ekor namun mereka tidak akan tahan hidup lama," ujar August Pfluger, seorang ekonom Swiss yang beralih menjadi naturalis. Pria yang tergabung dengan 29 ilmuwan dan kru dari China, AS, dan empat negara lainnya telah menjelajah sejauh 1.600 kilometer untuk mencari bukti-bukti keberadaan Baiji.

Ekpedisi serupa yang dilakukan pada tahun 1997 berhasil menemukan 13 penampakan Baiji di sepanjang Sungai Yangtze. Seorang nelayan juga mengaku melhat seekor Baiji pada tahun 2004. Populasi Baiji turun drastis sejak tahun 1980-an saat China memulai reformasi pasar bebas yang telah memajukan perekonomiannya sampai sekarang. Saat itu jumlah Baiji di alam diperkirakan tinggal 400 ekor. Pertumbuhan industri yang begitu tinggi harus dibayar dengan kepunahannya.

Meski demikian, tim ekpedisi tetap berharap dapat melihatnya di hari terakhir dengan mengamati aliran dekat kawasan industri Wuhan, di mana baiji terakhir dilihat atau pada kesempatan berikutnya. Kementrian Agrikultur China yang mendanai ekspedisi ini berharap konservasi baiji dapat mengangkat citranya sebagai simbol China, seperti panda, yang populasinya tumbuh kembali.
Populasi baiji diperkirakan telah muncul di Yangtze sejak 20 juta tahun lalu. Penduduk lokal di China memuliakannya sebagai simbol Dewa Sungai Yangtze.

14 December 2006

Merauke : Di Merauke, 56 Kapal Penangkap Ikan Ilegal Ditangkap, Sejak Januari Hingga Nopember 2006

( Cenderawasih Pos, Rabu 13 Desember 2006 )
Pelanggaran atau penangkapan ikan secara ilegal di sekitar Perairan Arafura tampaknya cukup tinggi. Pasalnya, sejak Januari hingga akhir Nopember 2006, total kapal penangkap ikan ilegal yang berhasil ditangkap dan digiring ke Merauke sebanyak 56 kapal.

''Jumlah kapal illegal yang berhasil kita tangkap dengan dioperasikannya KRI di sekitar perairan Arafura sebanyak 56 kapal,'' ungkap Danlanal Merauke Letkol Laut (P) Ken Tri Basuki, kemarin. Menurut Danlanal, jika nantinya ada KRI khusus melakukan operasi dan pengawasan di sekitar Laut Arafura, maka kemungkinan Laut di kawasan tertimur Indonesia itu akan aman dari pencurian ikan baik oleh kapal-kapal asing maupun kapal milik Indonesia sendiri.

Hampir seluruh dari kapal yang ditangkap tersebut disidangkan dan diberi hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dibuatnya. Sebagian diantaranya dirampas dan sebagian dengan denda uang. Menurut Danlanal, terbukanya daerah sekitar Laut Arafura selama ini memungkinkan bagi kapal-kapal asing untuk melakukan penangkapan ikan secara illegal. Apalagi, selama I ini kawasan Arafura tidak didukung dengan sarana prasarana kapal (KRI) karena masih terbatasnya prasarana tersebut.

Diakuinya, Laut Arafura merupakan sumber ikan yang paling Top (ikan paling laku) di dunia. Tak heran, sebagian besar kapal-kapal asing berusaha untuk datang melakukan penangkapan di sekitar Laut Arafura.
''Kapal-kapal ikan di dunia larinya ke sini (Arafura) untuk mencari. Dan tidak hanya kapal asing tapi juga kapal-kapal berbendera Indonesia juga berusaha untuk menagkap secara ilegal,'' terangnya.

Karena potensi ikan laut sangat besar, maka menurut Danlanal, juga rawan terhadap penangkapan ikan secara illegal. Oleh karena itu, perlu dijaga melalui pengawasan atau patroli secara intensif sehingga kekayaan laut Indonesia tidak dikuras begitu saja oleh negara asing tanpa memberikan konstribusi bagi negara. (ulo)

13 December 2006

Manca Negara : Amerika : Fosil Plesiosaurus Kecil Ditemukan di Antartika

( Kompas, Selasa 12 Desember 2006 )

Selasa - Tulang belulang seekor anak plesiosaurus telah ditemukan di sebuah pulau di Antartika, demikian diungkapkan para peneliti, Senin (11/12). Semasa hidupnya, sekitar 70 juta tahun lalu, hewan sepanjang 1,5 meter itu menyerupai Nessie, monster legendaris yang konon menghuni Loch Ness.

Fosil tersebut merupakan salah satu yang paling lengkap dari jenisnya yang pernah ditemukan. Ia akan dipamerkan hari Rabu di Museum Geologi Sekolah Pertambangan dan Teknologi di South Dakota. Plesiosaurus muncul selama jutaan tahun di perairan (yang dulu) hangat sekitar Antartika. Hewan yang bisa mencapai panjang lebih dari 10 meter ini memiliki sirip berbentuk wajik, sehingga mereka bisa "melayang" di air seperti penguin.

Menurut para ilmuwan yang menemukannya, bagian perut hewan itu terawetkan dengan baik, termasuk bagian rusuk dan batu-batu perut yang mungkin dipakai untuk mengambang atau membantu pencernaan. Menurut cerita, para penggalinya harus berjuang melawan dinginnya suhu dan angin yang bertiup kencang hingga 110 km/jam. Sedangkan untuk membawa fosil itu dibutuhkan helikopter karena beratnya fosil.

Tulang belulangnya sendiri ditemukan di wilayah yang ditutupi abu vulkanik. Hal ini memunculk
an dugaan bahwa plesiosaurus muda itu terbunuh akibat letusan gunung, baik secara langsung, atau akibat debu yang jatuh ke lautan.

12 December 2006

Manca Negara : Swizterland : Belut Laut Berburu Bersama Ikan Kakap

( Kompas, Senin 11 Desember 2006 )
Belut laut raksasa (Gymnothorax javanicus) dikenal sebagai predator soliter yang umumnya berburu sendiri saat mencari mangsa di kegelapan malam. Namun, baru-baru ini para ilmuwan menemukan bahwa predator air ini juga berburu di siang hari, bahkan saling bekerja sama dengan ikan kakap, predator lain yang juga dikenal soliter.
Ini merupakan bentuk kerja sama antarpredator yang pertama kali diketahui terjadi pada jenis ikan. Kerja sama dalam berburu mangsa selama ini hanya diketahui pada manusia dan anjing atau lumba-lumba serta mamalia dan burung.

Belut laut dewasa jenis ini memiliki tubuh sebesar paha manusia dan dapat tumbuh hingga sepanjang 3 meter. Hewan ini biasanya bersembunyi di celah-celah batu karang sambil menunggu mangsa yang terjebak masuk. Cara ini terlihat efektif daripada berenang memburu mangsa.

Di lain pihak, ikan kakap berburu mangsa di perairan terbuka pada siang hari. Artinya, cara efektif untuk menghindari serangan ikan kakap adalah berlindung di celah-celah batu karang.

Untuk mempelajarinya, pakar ekologi perilaku Redouan Bshary dari Universitas Neuchatel Swiss menyelam ke dasar Laut Merah untuk mengamati tingkah laku keduanya. Sesekali ikan kakap mendekati mulut belut untuk memangsa parasit.

"Saat pertama kali melihat seekor ikan kakap memajukan moncongnya ke dekat mulut belut, saya kira dua predator utama sedang berkelahi. Jadi saya sangat terkejut saat melihat keduanya kemudian berenang saling bersisian," ujar Bshary.

Ia dan koleganya menemukan bahwa ikan kakaplah yang sering berinisiatif mengajak kerja sama dalam berburu. Ikan kakap akan memburu mangsa yang berada dekat celah batu karang tempat persembunyian belut.
Ia akan berburu mangsa hingga jarak 2,5 centimeter atau lebih dekat ke mulut belut. Jika mangsa gagal ditangkap karena masuk ke celah batu karang, giliran belut yang mengambil alih.

Jika belut tidak menemukannya, ikan kakap akan memandunya ke celah tempat mangsa bersembunyi. Ikan kakap kadangkala mengangkat dan mengangguk-anggukkan kepalanya untuk menunjukkan kepada belut di mana mangsa bersembunyi.

Para peneliti belum mengetahui apakah kemampuan bekerja sama ini bawaan atau bentuk adaptasi perilaku. Meski demikian, Bshary memperkirakan ini sebagai bentuk adaptasi mengingat adanya variasi tingkat kemampuan bekerja sama terutama pada belut laut.

"Mungkin merefleksikan pengalaman pribadi," ujar Bshary yang melaporkan temuannya dalam jurnal Public Library of Science Biology. Ia berencana mempelajari apakah perilaku tersebut hanya terlihat di tempat tertentu atau di seluruh komunitas di Laut Merah.

11 December 2006

Manca Negara : Amerika : Kelelewar Ikuti Medan Magnet Bumi

( Kompas, Minggu 10 Desember 2006 )
Kelelawar tidak hanya bisa menghindari rintangan di kegelapan, tapi juga dapat menjelajah ke tempat yang jauh dan kembali ke sarangnya tanpa kehilangan arah. Bagaimana mereka bisa melakukannya, mungkin berkaitan dengan kompas magnetik Bumi.
Kelelawar diperkirakan memiliki sistem internal yang dapat mendeteksi arah berkas medan magnet Bumi. Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Nature, para ilmuwan menyatakan kemampuan tersebut melengkapi sistem sensor suara yang digunakan hewan malam tersebut untuk menghindari rintangan.

Pada jarak dekat, kelelawar memantulkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mengatur arah terbangnya di kegelapan. Proses yang disebut echolocation ini digunakan untuk menentukan lokasi mangsa dan menghindari rintangan.

Namun, sistem ini tidak begitu berguna untuk menentukan letak suatu benda pada jarak jauh. Para ilmuwan tidak yakin cara inilah yang juga dipakai kelelawar untuk menentukan arah jalan pulangnya setelah semalaman berburu.

Kompas
Hewan-hewan lain seperti merpati, burung-burung migran, kadal air, dan kura-kura, misalnya memanfaatkan medan magnet Bumi untuk menentukan arah. Apakah cara seperti ini juga dipakai kelelawar? Untuk mempelajarinya, Richard Holland dari Universitas Princeton, AS mengamati perilaku 15 ekor kelelawar coklat besar (Eptesicus fuscus) yang umumnya hidup di Kanada dan Amerika Utara. Kelelawar jenis ini secara rutin melakukan perjalanan hingga 100 kilometer untuk mencari tempat hibernasi selama musim dingin.

Pada pengujian yang dilakukan, setiap kelelawar diberi pemancar radio dan dilepas 20 kilometer dari sarangnya dan diamati dari pesawat kecil. Sebagian diberi sejenis helm yang menghasilkan medan magnet yang tidak searah dengan medan magnet Bumi, sedangkan sebagian lainnya tidak. Satu persatu kelelawar yang tidak diberi gangguan kedan magnet terbang ke arah sarangnya dengan tepat. Namun, kelelawar yang diberi gangguan medan magnet kebanyakan membelok ke tempat lain, hanya sebagian yang sampai ke sarang dengan tepat.

Hal ini menunjukkan kelelawar mungkin memanfaatkan medan magnet Bumi sebagai navigasi. Mereka kemungkinan juga bisa mengetahui bahwa ’kompas’ internalnya melakukan kesalahan dan melakukan reorientasi dengan mengubah ke mekanisme lain.

Para peneliti berencana mempelajari mekanisme lain yang mungkin dipakai kelelawar untuk navigasi. Mereka tengah mengembangkan pelacak berbasis satelit agar dapat memantau terbang kelelawar lebih luas. Perangkat global positioning system (GPS) standar yang ada saat ini masih terlalu berat dipasang pada tubuh kelelawar.

10 December 2006

Merauke : Jauh dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Putusan Majelis Hakim Atas Kapal Tanker MT Star-VII

( Cenderawasih Pos, Senin 09 Oktober 2006 )
Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Marauke yang diketuai Eduar Manalip,SH dengan Hakim Anggota Rahmat Selang,SH dan Wempi WJD, SH terhadap kasus dugaan illegal fishing yang melibatkan Kapal tengker MT Star-VII ternyata jauh dari tuntuna Jaksa Penuntut Umum. Sidang putusan itu digelar di Pengadilan Negeri Merauke, Jumat (6/10) pekan kemarin.

Pasalnya meski Majelis Hakim menyatakan kapal tersebut terbukti bersalah, namun Mejelis Hakim memberi putusan atas kapal tersebut jauh dari tuntutan jaksa penuntut umum, yakni hanya berupa denda sebesar Rp 300 juta, sedangkan barang bukti berupa sebuah Kapal Tanker MT Star-VII, solar 2,213 ton dikembalikan kepada terdakwa Nahkoda Kapal Pepen Marhtin Pepen Ratana (27) yang menjadi terdakwa I dan Kepala Kamar Mesin Joseph Kadari (61) yang menjadi terdakwa II.

Majelis Hakim berpedapat, kedua terdakwa tersebut hanya terbukti dengan dakwaan kedua yang diajukan oleh jaksa penuntut umum, Suparno,SH dan Candra,SH. Sebelumnya, jaksa penuntut umum mengajukan tuntutan berupa pidana masing-masing 5 tahun ditambah denda masing-masing Rp 1 milliar subsider 6 bulan kurungan.

Sedangkan barang bukti berupa Kapal Tanker MT Star-VII, solar 2,213 ton dan dokumen kapal dirampas untuk negara. Jaksa penuntut umum itu sebelumnya telah berpendapat bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan illegal fishing dengan cara menyiapkan dan mensuplay BBM kepada kapal-kapal penangkap ikan illegal yang melakukan penangkapan ikan di teritorial dan mensuplay BBM 10 kali. Atas putusan itu, jaksa penuntut umum menyatakan pikir-pikir dan menyatakan banding.
Sebagaimana terungkap, kapal asing tersebut ditangkap KRI Layang -805 14 Juli 2006 sekitar pukul 08.00 WIT. Saat itu MT Star-VII sedang dikelilingi banyak kapal penangkap ikan. Ketika terdeteksi KRI Layang, kapal tanker tersebut mencoba melarikan diri dengan mengubah haluan ke laut Australia dengan menambah kecepatan.

Awalnya KRI Layang memberi tembakan peringatan, namun kapal tanker tersebut tidak berhenti. Namun setelah dilakukan penembakan meriam sebanyak 2 kali, kapal tersebut barulah berhenti. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan solar 2,213 ton diatas kapal itu.

Selain itu dalam melaksanakan kegiatannya, kapal itu ternyata tidak dilengkapi dengan ijin dari pemerintah Indonesia dan kegiatan yang dilakukan tersebut dilakukan tanpa berdasarkan persetujuan internasional dengan pemerintah Indonesi serta muatan 2.213 ton solar yang dimuat itu tanpa Dilevery Ordeo (DO). Selain itu, kapal ini juga telah 10 kali melakukan transfer BBM sebelum penangkapan tersebut didasarkan pada jurnal laut/long book yang ditemukan diatas kapal itu. (ulo).

08 December 2006

Nabire : Di Nabire, Kelompok Tani Kendala Transportasi, Untuk Pasarkan Hasil Pertanian

( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Salah seorang Warga masyarakat Pedalaman Nabire, Timo Kotouki dari Moanemani mengatakan, selama ini warga bercocok tanam dan memiliki kelompok tani, namun untuk memasarkan hasil pertanian, mereka mengalami kendala sarana dan prasarana transportasi untuk memasarkan hasil pertanian mereka dari Moanemani ke Nabire atau dari Moanemani ke Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai.

Disinggung adanya soal kendaraan Dinas Ektrada atau jenis L.200 milik kepala distrik, kata Timo, kendaraan itu tidak pernah melayani masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian mereka. “ Apa lagi kalau ikut kendaraan dinas itu ke Nabire atau kembali ke Moanemani dan Ikrar selalu ditagih uang, padahal itu plat merah (Dinas).Jumlah yang ditagih sebesar Rp 150.000/ perorang,” ungkapnya. Sedang untuk carter kendaraan umum perunit mencapai Rp 4.500.000.

“Ini suatu kendala besar bagi kami petani. Sehingga hasil pertanian kami dijual saja di pasar lokal, bahkan ada yang busuk karena terlalu banyak. Penyuluh pertanian di Distrik Kamu dan Ikrar, Yakobus Dogomo yang dikonfirmasi Rabu (6/12) kemarin membenarkan peryataan masyarakat tersebut. Kata Yakobus, Distrik Kamu,Ikrar dan Mapia masing – masing memiliki dua kelompok Tani, seperti di Ikrar Kelompok Tani Gopuye,di Moanemani Kelompok tani Keringat dan Pakoya dan di Mapia ada dua kelompok juga.” Untuk tahun 2006 ini kami mendapatkan iformasi, masing – masing kelompok tani yang ada mendapatkan bantuan dan yang bersumber dari dana DIPA namun hingga kini belum ada realisasi dari Pemerintah. Sementara di lapangan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani selalu mendatangi saya dan tanyakan kapan dananya akan direalisasikan,” ungkapnya. (jon)

Nabire : BBI Moanemani Siap Melayani Masyarakat Petani Ikan

( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Penyuluh pertanian Distrik Kamu,Ikrar dan Mapia Yakobus Dogomo mengungkapkan, Setelah pada tahun anggaran 2005 pihaknya mengusulkan kepada Pemkab Nabire melalui intansi terkait agar Balai Beni Ikan (BBI) Moanemani dapat dihidupkan, maka saat ini pemerintah daerah merespon usulan program tersebut.

“Tahun 2006 ini, BII mendapatkan bantuan dana untuk merehab fasilitas kantor, kolam, pemagaran lokasi sepanjang 500 M, penebaran induk ikan dan platihan budidaya ikan air tawar, “ ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (6/12) kemarin.

Lebih lanjut dikatakan, kendala yang dihadapi pihaknya adalah karena selama ini dibawah dari Nabire sehingga bibit ikan gampang mati, dampaknya, anggaran pemerintah rugi dan petani ikan pun ikut rugi, sehingga solusi yang ditempuh adalah diusulkan agar BBI moanemani diperbaiki sebagai tempat penyedian bibit ikan bagi pembangunan wilayah II.” “ Tujuannya agar kami bisa realisasikan bibit ikan kepada petani ikan,” jelasnya.

Kata alummi SMK Negeri I ini, program kedepan, pihkanya akan siapkan bibit ikan lalu sebarkan kepada petani – patani ikan karena sudah ada tempat pembibitan yakni BBI Moanemani.(jon)

Jayapura : Kota Jayapura Alami Permasalahan Lingkungan Cukup Serius

( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Kepala Dinas Pertanian Kota Jayapura, Dominggus Wafumilena mengatakan, jika dicermati secara keseluruhan maka Kota Jayapura mengalami persoalan lingkungan hidup yang cukup serius. Hal itu diketahui dari hasil presentasi atau kajian yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu yang menunjukkan bahwa hutan Kota Jayapura mengalami kerusakan sekitar 20 persen. Kerusakan itu terjadi di wilayah Jayapura Selatan, Jayapura Utara, Abepura dan sebagian wilayah Muara Tami dan umumnya digunakan sebagai lahan berkebun.

Dijelaskannya, kerusakan hutan itu terjadi akibat aktivitas masyarakat yang tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi di kemudian hari. Dikatakannya, aktivitas masyarakat itu terdiri dari pembabatan atau penebangan hutan secara liar untuk sekedar mencari keperluannya, maupun untuk melakukan aktivitas berkebun. Terkait dengan itu, dirinya berharap agar ke depan dicari suatu pola yang cocok sebab pada dasarnya lahan tersebut sejak tahun 80-an sudah berfungsi sebagai hutan lindung, namun kini sudah berubah menjadi hutan aktivitas masyarakat.

"Polanya bisa sebagai lahan terbuka yang mana peruntukannya untuk areal berkebun, sementara sebagiannya lagi sebagai kawasan konservasi yang tertutup untuk umum, dalam hal ini tidak boleh ada aktivitas di dalamnya,"katanya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Guna mengantisipasi masalah lingkungan itu, melalui dana gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (Gerhan) pihaknya telah melakukan penghijauan di beberapa titik di antaranya penghijauan di Tanah Hitam Abepura (di atas kuburan) dengan luas lahan 3 ratus hektar yang kemudian akan ditambah dengan penghijauan seluas 5 ratus hektar, penanaman pohon di Buper Waena dengan luas areal 120 hektar, serta wilayah lainnya seperti Uncen Abepura, wilayah Organda Padang Bulan.(nls)

Jayapura : Tangani Abrasi Perlu Keterlibatan Masyarakat

( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Jayapura Drs Yan Hendrik Hamadi mengatakan, penanganan abrasi (pengikisan) pantai segera dilakukan dalam bentuk pengkajian, apa yang tepat digunakan untuk mengatasi permasalahan abrasi pantai yang kini mulai mengancam, khususnya di Pantai Hamadi tersebut.

"Tidak mungkin kita tanam pohon bakau lagi sebab struktur tanah itu sudah tidak subur lagi untuk jenis pohon tersebut,"jelasnya kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya, Rabu, (6/12) kemarin. Dikatakan, untuk penanam pohon tersebut, pihaknya mengharapkan adanya partisipasi dari masyarakat adat untuk menangani masalah itu, dalam hal ini turut mencari, menyediakan bibit maupun menanamnya, termasuk penanam pohon di areal perbukitan maupun daerah resapan air lainnya.

Diungkapkanya, program lainnya ialah pihaknya telah mengusulkan program pemecah ombak ke pihak provinsi, mengingat anggaran yang tersedia di pemerintah kota sangat terbatas."Program pemecah ombak itu membutuhkan anggaran yang sangat besar, sebab itu membutuhkan bahan dasar yang cukup mahal, dan tenaga ekstra untuk mengerjakannya," tukasnya.

Mengenai hal-hal yang diprogramkan itu didasarkan atas prediksi-prediksi yang dilakukan pihaknya terhadap apa yang akan terjadi 5 tahun sampai 6 tahun mendatang. Disinggung tentang bagaimana penyelesaian program kegiatan selama satu tahun anggaran ini, dirinya menerngkan pada prinsipnya telah terlaksana secara baik hal itu dapat dilihat berdasarkan realiasi keuangan dan realisasi fisik yang telah dilaksanakan itu.

Diantaranya, laporan keuangan telah mencapai 96 persen sementara untuk realisasi fisik 93.77 persen. Diterangkannya, alokasi dana yang diberikan kepada pihaknya sebesar Rp 1.356.500.000, dan diperuntukkan untuk membiayai 4 program utama yaitu program pengawasan dan pengendalian lingkungan dan operasional komisi Amdal.

Diharapkannya, pada anggaran mendatang hendaknya ada peningkatan alokasi anggaran bagi pihaknya untuk program pengendalian lingkungan ini, sebab masalah lingkungan saat ini makin memprihatinkan. (nls).

Jayapura : DKP dan Tata Kota Terkendala Dana, Sarana dan Prasarana

( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Sorotan dari Walikota Jayapura, Drs MR Kambu, M.Si terhadap kinerja dinas serumpun (Cepos, 6/12), ditanggapi serius Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Jayapura, Luhulima S. Dikatakan, sorotan yang disampaikan langsung walikota itu adalah suatu hal yang wajar dan perlu disambut positif untuk memperbaiki kinerja ke depan.

"Apa yang disampaikan pimpinan itu baik, kami selaku bawahan sangat menghargai itu dan berupaya untuk perbaiki kinerja ke depan,"ujarnya kepada wartawan di TPA Nafri, Rabu, (6/12) kemarin. Dijelaskannya, tidak optimalnya pengangkutan sampah selama ini disebabkan oleh alat berat (buldoser) yang dimiliki pihaknya mengalami kerusakan sejak awal Juli 2006 lalu dan hal tersebut sangat berdampak pada kinerja mereka. Diungkapkannya, selama alat berat di TPA Nafri itu mengalami kerusakan maka jelas akan berdampak pada menumpuknya sampah di Kota Jayapura.

"Kelancaran dan tertibnya masalah sampah di kota ini tergantung pada fasilitas baik itu armada maupun alat berat yang melakukan pemerataan sampah di TPA,"jelasnya. Disinggung mengenai kapan buldoser yang dimiliki pihaknya itu bisa berfungsi kembali, kata dia, salah satu komponen alatnya yang mengalami kerusakan itu telah didatangkan dari Jakarta dan akan segera dipasang supaya cepat beroperasi. Menyangkut anggaran maupun armada tidak ada persoalan, hanya persoalan terletak pada alat yang rusak itu. Untuk itu sekali lagi terletak pada peralatan di TPA Nafri itu.

Di tempat terpisah, pelaksana tugas sementara Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kota Jayapura, Achmad Zaini menuturkan, tidak berfungsinya beberapa lampu penerangan jalan umum (LPJU) disebabkan daya PLN yang tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik di kota ini, sehingga pihak PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir untuk LPJU agar listrik di rumah warga tetap terpenuhi secara baik.

"Laporan yang kami terima dari PLN seperti itu, untuk LPJU saat ini daya terpasangnya sebanyak 31 mega watt, sementara beban puncaknya 33, 59 mega watt. Untuk jelasnya lebih baik ke pihak PLN saja," ujarnya. Kendala lainnya ialah anggaran yang hingga saat ini belum dikucurkan untuk pembiayaan pemeliharaan LPJU itu. "Dana LPJU itu dianggarkan dari dana Otsus di mana sampai saat ini belum kami terima, sehingga terpaksa para kontraktor yang menangani masalah itu masih menggunakan dananya sendiri untuk melalakukan pemeliharaan, nah setelah dana kita turun baru kita bayarkan kepada kontraktor itu," tukasnya.(nls)

07 December 2006

Jayapura : Tim Disperindag Lakukan Monitoring, Untuk Menghindari Barang Kadaluarsa

( Cenderawasih Pos, Rabu 06 Desember 2006 )
Tim Monitoring Disperindagkop Kabupaten Jayapura, Selasa (5/12) kemarin melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang kadaluarsa dari sejumlah tempat usaha di wilayah Kabupaten Jayapura, khususnya Sentani dan sekitarnya. Hal ini, dimaksudkan agar perayaan Natal dan tahun baru nantinya tidak ada lagi toko atau kios yang menjual barang kadaluarsa.

Kegiatan monitoring Tim Disperidagkop yang dibantu oleh sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jayapura kemarin, mulai melakukan monitoring dari wilayah Distrik Sentani Timur. Sasaran pertama yang dituju adalah sejumlah toko dan tempat usaha yang ada di lokalisasi Tanjung Elmo. Kegiatan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Perdagangan Disperindagkop Yahya Makuba dan Kepala Satpol Drs Petrus Rumadas ini, berhasil mengamankan sejumlah barang kadaluarsa.

Sejumlah toko dan kios yang dilakuan pemeriksaan tersebut, masih kedapatan menjual makanan dan minuman yang sudah kadaluarsa. Beberapa barang yang disita tersebut, diantaranya berupa minuman kaleng berbagai merk, mie instant, bumbu-bumbu masak dan sejumlah makanan dan minuman lainnya. "Barang-barang ini kita sita, dan selanjutnya akan kita musnahkan bersama barang kadaluwarsa hasil dari monitoring menjelang lebaran beberapa waktu lalu,"ujar Yahya Makuba di sela kegiatan tersebut.

Disamping pemeriksaan terhadap barang kadaluarsa tersebut, Tim disperindagkop dibantu Satpol PP ini juga melakukan penertiban terhadap izin usaha yang ada, baik Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), maupuan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Sebagian besar masih banyak ditemukan, toko atau kios yang belum memiliki izin usaha, maupun batas izin usaha yang sudah habis dan perlu diperpanjang lagi. (tri)

Biak : Illegal Logging dan Fishing di Wilayah Lanal Biak Menurun

( Cenderawasih Pos, Rabu 06 Desember 2006 )
Kegiatan illgal logging dan illegel fishing di wilayah kerja Lanal Biak selama tahun 2006 ini mengalami penurunan yang cukup besar. Menurut Komandan Lanal Biak Kolonel Laut (P) Erman Syafril, SH, MM, sepanjang tahun ini dalam operasi keamanan laut yang dilakukan TNI AL, tidak ditemukan adanya kegiatan illegal logging.

Penurunan tindak pidana atau kejahatan khususnya illegal logging yang terjadi di wilayah kerja Lanal Biak diakui Erman Syafril terjadi sejak dilaksanakan Operasi Hutan Lestari. " Kegiatan itu sudah menurun drastis bahkan sudah tidak ada sejak dilakukan OHL beberapa waktu lalu. Memang saat ini kegiatan pengangkutan kayu melalui laut mulai berjalan kembali, namun kayu yang diangkut sudah memenuhi ketentuan yang berlaku,"katanya kepada wartawan usai upacara peringatan Hari TNI AL ke-61 yang diperingatio di Mako Lanal Biak Selasa kemarin.

Disinggung mengenai kegiatan illegal fishing, Danlanal mengatakan dengan kondisi perairan yang dalam maka kegiatan penangkapan ikan di sekitar perairan Biak tidak semarak di wilayah Selatan Papua. Meskipun demikian, kegiatan penangkapan tersebut menurut dia lebih banyak dilakukan oleh kapal penangkap ikan yang memiliki dokumen perijinan resmi."Sedangkan untuk nelayan tradisional masalah yang dihadapi yaitu penggunaan bom ikan. Namun jumlahnya dalam skala kecil dan masih bersifat tradisional dan dalam persoalan ini kami lebih mengedepankan upaya pembinaan,’ungkapnya.

Meskipun kegiatan illegal logging dan illegal fishing di wilayah Lanal Biak mengalami penurunan namun upaya pengamanan menurut Danlanal tetap dilakukan oleh jajaran TNI AL dalam hal ini Gugus Keamanan Laut yang memiliki kapal patroli. Kegiatan patroli tersebut kata Danlanal dilakukan sepanjang tahun.(nat)

Biak : 33 Makanan Kadaluarsa Ditemukan di Biak

( Cenderawasih Pos, Rabu 06 Desember 2006 )
Sebanyak 33 jenis makanan dan minuman kadaluarsa ditemukan masih beredar di Distrik Biak Kota dan Distrik Samofa. Bahan makanan dan minuman kadaluarsa tersebut ditemukan dalam kegiatan razia gabungan Disperindag Biak Numfor dan Polres Biak Numfor baru-baru ini.

Kasubdin Pembinaan dan Perlindungan Disperindag Biak, Nathan K Tumari, BA kepada Cenderawasih Pos mengungkapkan dari 79 toko/kios, supermarket dan koperasi yang disidak, petugas menemukan 33 jenis bahan makanan dan minuman yang kadaluarsa.

”Bahan makanan tersebut ada beberapa macam seperti gula-gula, biscuit, minuman energi, mie instant, sambal, kecap, perwarna makanan, mentega dan susu,”ungkapnya. Disinggung mengenai upaya yang dilakukan terhadap toko/kios yang didapati masih menjual barang kadaluarsa, Nathan Tumari mengatakan pemilik toko langsung diperintahkan untuk tidak menjual serta segera menurunkan barang kadaluarsa tersebut dari toko.Tentang pemberian sangsi, Nathan mengatakan dalam kegiatan razia yang dilakukan bersama Polres Biak Numfor, petugas masih mengedepankan upaya pembinaan.”Kita hanya memberikan penyuluhan agar lebih memperhatikan perlindungan konsumen,”tandasnya.

Meskipun saat ini Disperindag masih mengedepankan upaya pembinaan, Disperidag menurut dia tetap akan memberikan sangsi sesuai dengan aturan yang berlaku apabila masih ditemukan adanya barang kadaluarsa.”Kita masih terus melakukan monitoring apabila kita temukan barang kadaluarsa, maka kami akan proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.sebab saat ini kami telah memiliki dua orang penyidik PNS yang telah mengikuti pendidikan,”katanya.(nat)

Nabire : Pencegahan Masuknya Flu Burung dan Rabies Disosialisasikan

( Cenderawasih Pos, Rabu 06 Desember 2006 )
Balai Karantina Kelas II Sentani bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nabire mengadakan sosialisasi pencegahan masuknya penyakit flu burung dan rabies di Papua. Kegiatan itu diadakan di Hotel Mahavira Nabire, Selasa,(5/12) kemarin.

Kegiatan yang diikuti oleh intansi terkait seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, Perhubungan laut, Perhubungan Udara, KP3 Laut, tokoh masyarakat, tokoh agama dan undangan lainnya itu secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nabire Ir.Wellem R Rumbiak atas nama Kepala Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani.

Dalam sambutannya, Rumbiak mengatakan, Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat merupakan daerah terancam rabies dan flu burung, maka ada dua hal penting yang menjadi masalah penyakit flu Burung dan Rabies tersebut yaitu penanggulangan masalah penyakitnya dan menaggulangi persepsi masyarakat terhadap penyakit tersebut. “Saya menyambut baik ide dari Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani untuk menggelar kegiatan sosialisasi ini,” jelasnya.

Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan masukan yang berarti dan berguna dalam rangka upaya pencegahan masuk dan penyebarannya penyakit flu burung dan rabies di Kabupaten Nabire.

Selain itu, kegiatan sosialisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peternak maupun masyarakat luas sehingga dapat menghentikan kegelisahan, rumor berkaitan dengan flu burung dan rabies.
Seusai membuka kegiatan, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Narasumber dari Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani Sukimin, dibantu oleh Moderator dari Dinas Pertanian dan Peternakan Nabire drh.Riselend R Ririhena.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana yang juga adalah Kepala Seksi Koperasi dan Dokumentasi pada Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani Boaz Henri Lumbaa ditemui seusai kegiatan mengatakan, program kerja dari Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani membawahi beberapa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua dan Provinsi Irian Jaya Barat terkecuali Timika.

Lebih lanjut dikatakan, untuk tahun 2006 ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani, diantaranya dengan DPRP, Pemelik Jasa dan Intansi terkait yang ada di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua, pemilik jasa dan intansi teknis di Kabupaten Jayapura, pemilik jasa dan intansi terkait di Kabupaten Biak.

“Kami datingkan juga pakar flu burung dari Universitas dari Air Langga Surabaya, pemilik jasa dan intansi terkait di Merauke. Disana kami hadirkan Muspida plus, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan undangan lainnya, di Kabupaten Sorong kami juga laksanakan kegiatan yang sama,” jelasnya.

Maksud dan tujuan dari pada sosialisasi ini adalah, mengamankan persepsi. karena pihaknya merasa bahwa flu burung adalah musuh bersama. “Harapan kami bahwa, peserta sosialisasi dapat mensosialisasikan di lingkungan masyarakat sesuai tugas pokoknya,”terang Boaz.

Kata Boaz, Pihaknya mengaharapkan bek up dari pihak kepolisian terutama di bandara dan pelabuhan laut, sebab bila dibandingkan dengan jumlah personil Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani dengan luasnya wilayah Papua tidak mungkin menangani semua. “Sedangkan dasar kami mengacu kepada undang – undang No.16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan serta Peraturan Pemerintrah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan,” terang Boaz.

Disinggung soal bahayanya penyakit flu burung,kata Boaz, dirinya sangat berpendapat dengan Wakil Bupati Merauke yang mengatakan bahwa penyakit flu burung dan rabies sangat berbahaya bila dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS. “Untuk itu kami sangat mengaharapkan kepada aparat yang ada di Bandara udara dan Pelabuhan laut agar membantu kami dalam mencegah menolak dan memusnahkan, sehingga Papua benar – benar aman dari penyakit flu burung dan radies,” pungkasnya. (jon)

Jayapura : Danau Sentani Akan Dijadikan Obyek Wisata Terbesar

( Kompas, Rabu 06 Desember 2006 )
Pemerintah Provinsi Papua diminta memberikan perhatian serius dalam upaya pengembangan Danau Sentani yang terletak di ibukota Kabupaten Jayapura untuk dijadikan daerah kawasan obyek wisata terbesar di Papua.
"Kawasan Danau Sentani menyimpan sejuta kekayaan alam yang perlu didukung dan dilirik oleh Pemerintah Provinsi, Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura," kata Wakil Ketua Komisi B DPR Papua, yang membidangi perekonomian, Drs Paulus Sumino, MM di Jayapura, Selasa (28/11).

Karena itu pengembangan kawasan tersebut menjadi obyek wisata sangat strategis karena memiliki panorama yang indah, sekaligus dikembangkan obyek wisata danau dan hutan yang akan menarik wisatawan lokal maupun manca negara.

Paulus mengakui, pihaknya telah berupaya memprogramkan pembelian tiga unit kapal pesiar yang akan digunakan di kawasan Sentani. Diharapkan pada tahun anggaran 2007 ketiga kapal tersebut dapat terealisasi. Karena itu Pemerintah Provinsi Papua hendaknya membantu mewujudkan pengadaan kapal persiar di kawasan Danau Sentani. Tujuannya agar wisatawan datang ke Papua khususnya di Jayapura dari Bandara Sentani langsung bisa berkujung ke danau yang memiliki panorama alam yang indah dan asli itu.

"Danau Sentani merupakan aset terbesar yang harus digarap secara serius oleh pemerintah, karena dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan tersebut," ungkap Paulus.

06 December 2006

Jakarta : Illegal Logging Sarang Underground Economy

( Cenderawasih Pos, Selasa 05 Desember 2006 )
Upaya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merambah kegiatan "ekonomi bawah tanah" atau underground economy juga harus diikuti keberanian memberantas usaha ilegal. Direktur Penyuluhan Perpajakan Erwin Silitonga menyebut beberapa contoh kegiatan ekonomi underground ilegal yang belum banyak dibidik. Diantaranya illegal logging (pembalakan liar), illegal fishing (penangkapan ikan ilegal), illegal mining (penambangan liar), impor gula liar, perjudian terselubung, penjualan barang curian, impor mobil illegal, dan industri minuman keras ilegal.

Aktivitas underground economy juga ada yang legal. Erwin mencontohkan taksi "gelap" (menggunakan mobil pribadi), usaha kafe tenda, upah dan gaji yang tidak dilaporkan, serta jasa rumah tangga, kegiatan mandiri, produksi, dan aset yang tidak dilaporkan. "Dampak langsung dari itu semua adalah penerimaan pajak menjadi kecil, angka revenue lost menjadi besar," ujar Erwin kemarin. Dampak lanjutannya adalah kecilnya kas negara yang mengakibatkan pembangunan fasilitas umum berkurang.

Beberapa langkah awal DJP adalah pengawasan money laundering (pencucian uang) "Saat ini telah ada MoU DJP dengan PPATK (Pusat Penelusuran dan Analisis Transaksi Keuangan)," ungkap Erwin.

Erwin juga mengakui, aparat pajak memiliki potensi mengejar kejahatan, khususnya di bidang ekonomi. "Al Capone saja baru bisa ditangkap karena diperiksa pajaknya," ujar Erwin menyitir tokoh mafia dalam film The Untouchable itu.

Anggota Komisi XI (keuangan dan perbankan) DPR Andi Rahmat menyatakan, penyidikan pajak diharapkan bisa menjerat tindak pidana yang selama ini sulit tersentuh. "Bagaimanapun itu harus didukung. Memang tidak semudah yang diperkirakan, namun yang penting sudah ada persiapan menuju ke sana," kata Andi. Rencana pembentukan direktorat penyidikan khusus juga dinilai akan memperkuat direktorat jenderal terbesar di departemen keuangan ini.

Menurut Andi, DJP sebenarnya sudah pernah mengungkap kejahatan dengan pasal pidana pajak. Dia mencontohkan ditangkapnya bos perusahaan salah satu ritel besar (RMYN) atas kasus penggelapan pajak dan permainan valuta asing.

"Aparat kepolisian tidak bisa menjerat dia karena kita menganut devisa bebas. Sehingga tidak ada satu pasal pun yang bisa menjeratnya. Melalui penyidikan pidana perpajakan, dia bisa diserahkan ke kepolisian," kata Andi. Penangkapan bos RMYN ini memang terjadi tahun lalu. Menurut dia, dalam penegakan hukum DJP bisa memiliki wewenang yang tidak dipunyai aparat kepolisian.

Dia menambahkan, aparat pajak harus menyiapkan infratstruktur pendukung untuk melaksanakan program ini. Ini terkait variabel pengalaman dari DJP sendiri yang memang diakui belum banyak menangani kasus-kasus yang kompleks.

"Harus ada sistem deteksi dini untuk menyidik kasus rumit seperti ini. Karena selain ada yang ilegal, kegiatan mereka juga ada yang legal. Kegiatan ekonomi mereka juga sulit terendus," kata Andi. (sof)

Wamena : Kelompok Tani Kampung Hubikiak Panen Raya Hipere

( Cenderawasih Pos, Selasa 05 Desember 2006 )
Kelompok tani kampung Hubikiak, Distrik Hubikosi, Kabupaten Jayawijaya pada Senin (4/12) kemarin melakukan panen raya ubi jalar (hipere) sebagai makanan pokoknya. Panen raya itu disaksikan uspika setempat diantaranya Kadistrik Hubikosi Yos Kafiar dan Kapolsek Wamena Kota Iptu Philip M. Lajar serta sekitar 200 lebih warga setempat.

“Keberhasilan masyarakat dalam panen ubi jalar merupakan tindak lanjut perhatian pemerintah kabupaten Jayawijaya kepada masyarakatnya dibidang pembangunan khususnya bidang pertanian tanaman pangan," ujar Plt. Bupati Jayawijaya yang diwakili Kadistrik Hubi Kosi, Yos Kafiar.

Dikatakan, Ini membuktikan bahwa daerah Kabupaten Jayawijaya yang tanahnya luas, sangat subur untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dengan bercocok tanam berbagai jenis tanaman dan sayuran yang menghasilkan. Dengan hasil panen yang berlimpah masyarakat tidak perlu merasa kuatir kekurangan akan kebutuhan pokoknya, karena telah tercukupi, namun dalam pemanfaatan lahan pertaniannya harus menggunakan sistem panen yang teratur sehingga masyarakat tetap mempunyai cadangan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

“Bila warga telah dapat memenuhi kebutuhan pangannya, sebagian hasilnya dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan yang lain, kehidupan warga semakin meningkat dan sudah pasti kehidupannya akan sejahtera," ujarnya panjang lebar kepada Cenderawasih Pos kemarin.

“Ini salah satu bukti bahwa masyarakat Jayawijaya mampu menghidupi keluarganya dengan bekerja keras memanfaatkan lahan/tanahnya," ujar Yos Kafiar tambahnya. Sistem pola tanam yang diterapkan oleh warga sangat tepat menggunakan sistem tumpang sari, artinya dalam satu lahan ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang menghasilkan, seperti jagung dan sayur-sayuran, jadi pada saat mereka panen semua kebutuhan pangan sudah tersedia tidak perlu membeli dipasar," ujarnya panjang lebar.

“Ini dapat dijadikan contoh bagi warga masyarakat yang lain, jangan selalu mengajukan proposal kepemerintah daerah untuk minta dukungan dana, namun dalam kenyataannya tidak pernah dilaksanakan," tambahnya. Sementara itu Ka Polres Jayawijaya AKBP Drs. Yan Fritz Kaiway melalui Kapolsek Wamena Kota Iptu Philip Lajar kepada Cenderawasih Pos mengungkapkan, keberhasilan panen raya itu berkat kerja sama warga masyarakat dan pihak Polri dalam menjalankan sistem kamtibmas yang aman dan kondusif. Pihaknya selalu memberikan pembinaan dalam usaha meningkatkan kehidupan warga dengan membekali keterampilan diberbagai bidang, seperti bercocok tanam, pertukangan dan pembinaan generasi muda.

Oleh karenanya bagi pemuda selaku generasi muda penerus bangsa diharapkan dapat membantu para orang tuanya untuk bekerja keras mencapai tujuan yang diinginkan, tidak mabuk-mabukkan dan berbuat onar dijalanan, manfaatkan masa muda dengan kegiatan yang positif.

Kepala Suku Besar Teo Hubi kepada koran ini mengungkapkan, hasil panen raya yang dilakukan warganya itu merupakan kerja sama secara swadaya dan bantuan peralatan pertanian oleh mantan Kapolres AKBP Robert Djoenso. “ Bantuan peralatan pertanian dari bapak Robert Djoenso itu kami gunakan untuk mengolah lahan pertanian secara bergotong royong, dan hasilnya sungguh menakjubkan kami bisa panen untuk mencukupi kebutuhan pokok kami," ujar Teo.

“Kami ingin bapak Robert Djoenso bisa hadir ditengah-tengah kami untuk menyaksikan panen raya ini, namun karena kesibukan beliau tidak sempat hadir, kami sangat berterima kasih atas bantuannya, beliau begitu perhatian dengan warga masyarakat kecil seperti kami ini," ujarnya. (jk)

Jayapura : Lahan Perkebunan 5 Juta Hektar

( Cenderawasih Pos, Selasa 05 Desember 2006 )
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Ir Leonard Rumbabar mengungkapkan, potensi tanaman perkebunan masih cukup menjanjikan, hanya saja belum dikelola dengan baik.Menurutnya, dari hasil pemetaan yang dilakukan pihaknya, potensi lahan perkebunan di Papua sekitar 5 juta Ha lebih dan sebagian besarnya belum tersentuh. Untuk itu, ke depan ini, pihaknya akan memberikan perhatian serius supaya areal yang ada bisa dikelola dengan baik.

"Di Papua areal perkebunan masih banyak yang belum digarap, tentunya ini akan menjadi perhatian ke depan. Pada tahun ini khusus untuk tanaman jarak,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos pada acara temu investasi di Aula SADP pekan lalu.

Untuk mengembangkan potensi perkebunan ini, lanjut Rumbabar, maka ke depan perlu ada keterlibatan investor untuk menanamkan modalnya. Pasalnya, dalam melakukan pengembangan perkebunan tidak bisa hanya dengan mengandalkan modal pemerintah namun memerlukan pihak swasta.

"Kalau hanya mengandalkan modal pemerintah, sampai kapanpun sektor perkebunan di Papua tidak akan maju. Oleh karena itu, perlu ada keterlibatan pihak swasta," tandasnya. Meski begitu, pengembangan perkebunan dengan melibatkan masyarakat secara langsung juga perlu jadi perhatian serius. Minimal setiap orang bisa mememiliki areal perkebunan 3 - 5 Ha. (ito)

04 December 2006

Manca Negara : Vietnam : Peneliti Vietnam Kloning Monyet dan Babi

( Kompas, Senin 03 Desember 2006 )
Para peneliti Vietnam mengklaim telah berhasil mengkloning babi dan monyet. Demikian dilaporkan Institut Bioteknologi Vietnam sebagaimana dilansir media-media lokal.

Kantor Berita Vietnam menyebutkan, para peneliti sukses mengkloning seekor babi kerdil liar, monyet macaca berekor panjang, dan monyet rhesus. Penelitian ini melibatkan ilmuwan lokal dan beberapa ilmuwan asing.
Meskipun demikian hewan-hewan hasil kloning hanya bertahan tidak lebih dari 60 hari. Sementara itu, Harian Saigon Liberation melaporkan, terobosan ilmiah yang dicapai para peneliti Vietnam ini telah dipresentasikan di depan publik dalam suatu konferensi ilmiah di Hanoi.
Seorang staf di lembaga penelitian sains Vietnam mengkonfirmasi kebenaran hasil penelitian tersebut. Namun, ia tidak mau memberikan informasi lebih jauh.

Di Vietnam, segala bentuk kloning dilarang terhadap manusia tapi kloning hewan diperbolehkan. Padahal, teknologi yang masih kontroversial itu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan cara-cara penyembuhan baru berbagai macam penyakit.

Manca Negara : Vietnam : Peneliti Vietnam Kloning Monyet dan Babi

( Kompas, Senin 03 Desember 2006 )
Para peneliti Vietnam mengklaim telah berhasil mengkloning babi dan monyet. Demikian dilaporkan Institut Bioteknologi Vietnam sebagaimana dilansir media-media lokal.

Kantor Berita Vietnam menyebutkan, para peneliti sukses mengkloning seekor babi kerdil liar, monyet macaca berekor panjang, dan monyet rhesus. Penelitian ini melibatkan ilmuwan lokal dan beberapa ilmuwan asing.
Meskipun demikian hewan-hewan hasil kloning hanya bertahan tidak lebih dari 60 hari. Sementara itu, Harian Saigon Liberation melaporkan, terobosan ilmiah yang dicapai para peneliti Vietnam ini telah dipresentasikan di depan publik dalam suatu konferensi ilmiah di Hanoi.
Seorang staf di lembaga penelitian sains Vietnam mengkonfirmasi kebenaran hasil penelitian tersebut. Namun, ia tidak mau memberikan informasi lebih jauh.

Di Vietnam, segala bentuk kloning dilarang terhadap manusia tapi kloning hewan diperbolehkan. Padahal, teknologi yang masih kontroversial itu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan cara-cara penyembuhan baru berbagai macam penyakit.

03 December 2006

Manca Negara : Amerika : Ditemukan, Piranha dan 12 Spesies Ikan Air Tawar Baru

( Kompas, Senin 04 Desember 2006 )
Sejumlah ilmuwan dari Conservation International (CI) menemukan spesies baru ikan buas piranha di antara 13 spesies baru ikan air tawar di perairan Venezuela. Tapi kadar limbah dari penambangan emas di daerah tersebut menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup biota di sana.

"Ada keanekaragaman ikan yang sangat tinggi di sana," kata direktur CI Leeanne Alonso. Ia mengungkapkan temuan tersebut setelah melakukan satu survei selama tiga pekan di Sungai Orinoco dan Ventuari.

Para ilmuwan menemukan 13 spesies baru ikan, dua di antaranya diyakini sebagai jenis ikan lele mini dan jenis piranha pemakan daging. Selain itu, juga ditemukan spesies udang yang belum pernah didokumentasikan.

"Kawasan itu masih sangat perawan tetapi kami ingin memastikannya terlindungi sebelum terlambat," kata Alonso kepada Reuters. CI merupakan organisasi non profit yang mencari dan melindungi keanekaragaman kehidupan di Bumi.

"Ancaman terbesarnya adalah penambangan emas ilegal," katanya. Penambang emas menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari mineral lainnya sehingga menghasilkan polusi yang membahyakan lingkungan. Beberapa ikan yang diteliti terbukti memiliki kadar merkuri lebih tinggi dari ambang normal.

Banyak kaum pria dari desa-desa sekitar sungai Orinoco dan Ventuari bekerja di penambangan emas. Padahal, menurut Alonso, sebenarnya lebih berpotensi bagi mereka jika memanfaatkan kekayaan pemandangan alam dan wisata memancing, selain berdagang ikan hias.

Selama penelitian berlangsung, tim ilmuwan dari CI, Fundacion La Salee dan Fundacion Cisneros telah mendokumentasikan sebanyak 357 spesies tumbuhan, 157 spesies burung, dan 245 spesies ikan, termasuk 13 spesies yang baru.

Di kawasan Orinoco dan Ventuari terdapat sebuah resor yang pernah dikunjungi Presiden Jimmy Carter dan George Bush untuk memancing.

01 December 2006

Manca Negara : Amerika : Iguana Langka Berhasil Ditangkarkan

( Kompas, Senin 30 Oktober 2006 )
Para pecinta lingkungan berhasil menangkarkan iguana biru di alam. Iguana biru (Cyclura lewisi) adalah jenis kadal paling langka di dunia yang terancam punah. Tiga butir telur yang dihasilkan seekor iguana betina dari Pulau Grand Cayman, pulau terbesar di Kepulauan Cayman, Amerika Tengah berhasil menetas.

Iguana biru yang berhasil menghasilkan keturunan itu adalah satu di antara 219 iguana biru yang dilepas di kawasan konservasi di kawasan Laut Karibia tersebut.
Populasi iguana biru di alam sudah sangat terancam. Jika program penangkaran alami gagal dilakukan, para ahli memperkirakan spesies tersebut akan punah dalam satu dekade. "Hewan yang kami lepas pada tahun 2004 sekarang sudah matang secara seksual," kata Matt Goetz, deputi kepala herpetologi di Durell Wildlife Conservation Trust.

Ia mengungkapkan kegembiaraanya sejak melihat tiga butir telur menetas langsung pada sarang iguana biru di alam. Upaya melindungi reptil langka tersebut dari kepunahan sejatinya telah dilakukan sejak tahun 1990 melalui Program Perlindungan Iguana Biru.

Sebanyak sembilan organisasi lingkungan terlibat dalam program tersebut. Cara yang dilakukan adalah penangkaran secara alami dengan melepaskan sejumlah iguana ke kawasan konservasi. Iguana yang dilepas rata-rata berusia 2 hingga 3 tahun atau cukup besar sehingga tidak dimangsa ular atau predator lainnya. Iguana biru diklasifikasikan sebagai hewan yang sangat terancam punah.

Daftar merah yang dikeluarkan Himpunan Konservasi Dunia (IUCN) menyebutkan ancaman terbesar yang dihadapi iguana biru adalah rusaknya habitat karena aktivitas manusia. Antara tahun 1993 hingga 2002, wilayah habitatnya menurun drastis sehingga populasinya di alam menurun hingga 80 persen. Habitatnya banyak diubah menjadi ladang buah dan tempat penggembalaan. Ia juga diburu manusia dan terancam predator baru seperti kucing dan anjing.

Manca Negara : Brazil : Jamur yang Berpendar dalam Gelap

( Kompas, Senin 30 Oktober 2006 )
Orang yang tidak tahu mungkin awalnya bakal mengira sebagai hantu saat melihatnya. Jamur tertentu, yang tentu saja hidup di tempat-tempat yang lembab, dapat berpendar dalam kegelapan. Beberapa jenis jamur yang tumbuh di hutan tropis Taman Wisata Nasional Lembah Ribeira, dekat Sao Paulo, Brazil memendarkan cahaya saat sekitarnya gelap. Jamur-jamur tersebut memiliki kemampuan bioluminescent karena reaksi kimia di tubuhnya menghasilkan cahaya berwarna hijau.

Jamur-jamur yang ditemukan di Brazil itu termasuk dalam genus Mycena. Di seluruh dunia terdapat sekitar 500 jenis jamur yang masuk ke dalam genus ini, tapi hanya 33 persen yang memiliki kemampuan bioluminescent. Ada lebih dari 10 jenis jamur bioluminescent yang baru ditemukan di Brazil sejak 2002, empat di antaranya merupakan spesies yang belum diketahui sebelumnya. Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Cassius Stevani, profesor kimia dari Universitas Sao Paulo, Dennis Desjardin, profesor ilmu jamur dari Universitas Negeri San Fransisco California, dan Marina Capelari dari Institut Botani Brazil. "Penemuan ini telah menambah jumlah jamur berpendar, yang diketahui sejak 1970-an, menjadi 30 persen lebih banyak," ujar Stevani.

29 November 2006

Manca Negara : Amerika : Yang Menyerahkan Pelaku Pembakaran Hutan Akan Diberi Hadiah

( Metrotvnews.com, Sabtu 28 Oktober 2006 )
Pemerintah Negara Bagian California, Amerika Serikat akan memberikan hadiah sebesar US$ 300 ribu bagi siapa saja yang menangkap pelaku pembakaran hutan di wilayah tersebut. Hingga, Sabtu (28/10), kebakaran hutan di wilayah tersebut masih berlangsung dan telah menyebabkan empat petugas pemadam kebakaran tewas. Kejadian tersebut adalah tragedi terburuk yang terjadi di California dalam lima tahun terakhir.

Kebakaran mulai terjadi hari Kamis (26/10) di pinggir Jalan Raya Esperanza, Cabazon, California. Pihak penyelidik sendiri saat ini sedang meneliti apakah kebakaran itu berhubungan dengan kebakaran yang terjadi di lembah pekan lalu. Unit pemadam kebakaran Riverside mengatakan telah terjadi sejumlah kebakaran yang tidak lazim dalam beberapa bulan terakhir di wilayah tersebut. Sebelumnya, sejumlah warga sempat melaporkan mereka melihat dua orang tidak dikenal meninggalkan lokasi kebakaran sesaat sebelum api mulai membakar hutan.

Sementara itu, Pimpinan Lembaga Kehutanan AS John Miller menyatakan seluruh sumber daya di wilayah Riverside, California dan pemerintah federal akan dikerahkan untuk mencari pelaku pembakaran. (**)

28 November 2006

Manca Negara : Amerika : Kebakaran Hutan Di California, 3 Tewas

( Metrotvnews.com, Jumat 27 Oktober 2006 )
Sedikitnya tiga petugas pemadam kebakaran tewas ketika memadamkan api yang membakar kawasan hutan seluas empat hektare di dekat daerah Cabazon, Negara Bagian California, Amerika Serikat. Sementara dua petugas lainnya masih dalam kondisi kritis.

Kebakaran yang melandan Negara Bagian California telah meluas hingga 27 kilometer ke arah barat laut daerah Palm Spring. Pemerintah setempat telah memerintahkan agar segera dilakukan evakuasi terhadap warga di daerah Twin Pines dan Poppet Ranch. Hingga kini, akibat kebakaran hutan, sebanyak 700 warga telah dievakuasi dan pemerintah setempat telah menurunkan 700 pemadam kebakaran. (**)

27 November 2006

Manca Negara : Amerika : Badai Tropis Paul Di California Mereda

( Metrotvnews.com, Kamis 26 Oktober 2006 )
Badai tropis Paul yang menerjang kawasan resor Los Cabos di Baja California sudah mereda. Sekitar 100 penduduk yang dievakuasi di Cabo San Lucas telah kembali ke rumah masing-masing. Mereka merasa lega setelah sebelumnya terancam badai Paul, badai ketiga yang mengancam kawasan itu pada musim ini. Para wisatawan juga dapat kembali menikmati indahnya kawasan pantai ini. Badai diperkirakan akan semakin melemah ketika bergerak ke arah Meksiko, yakni pada kecepatan 13 kilometer per jam.

Namun, Pusat Studi Badai Nasional Amerika Serikat di Miami memperkirakan, badai ini masih akan menimbulkan hujan yang mengakibatkan banjir. Sebelumnya, lebih dari seribu warga di kawasan wisata terkenal, Los Cabos Meksiko, dievakuasi setelah terjadi badai tropis Paul. Badai Paul berkekuatan 175 kilometer per jam ini menewaskan seorang nelayan dan turis Amerika. (***)

18 November 2006

Jakarta : Tumbuh-tumbuhan Sejenis Buah Merah Ditemukan di Papua

(Kompas, 17 Nopember 2006)
Awalnya hanya berniat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan pangan untuk menopang ketahanan pangan masyarakat Papua, para peneliti tanpa sengaja menemukan beberapa jenis tumbuhan pandan baru. Temuan ini merupakan hasil eksplorasi tumbuh-tumbuhan bahan pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) di Serui, Papua pada bulan September hingga Oktober 2006.

"Meskipun tujuan utama eksplorasi adalah untuk mengindetifikasi potensi sumber daya pangan lokal seperti sagu, umbi-umbian dan pisang, namun tim eksplorasi juga berhasil menemukan keberadaan 14 taksa keluarga tanaman pandan (Pandanaceae)," ujar Dr Y Purwanto, Peneliti Herbarium LIPI, Jakarta, Kamis (16/11). Sebagian besar merupakan rekaman baru kekayaan sumberdaya pandan di Indonesia,

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa eksplorasi yang mengkhususkan pada keanekaragaman suku Pandanaceae di Pulau Yapen belum pernah dilakukan sebelumnya. Maka hampir seluruh jenis yang ditemukan adalah rekaman baru kecuali Sararanga sinuosa yang kehadiraannya telah dilaporkan sebelumnya oleh Beccari pada tahun 1875.

Selain itu, terdapat dua taksa yang kemungkinan merupakan jenis baru yang termasuk marga Freycinetia. Selama ini masyarakat hanya mengenal jenis buah merah (Pandanus conoideus) dari Papua yang dikenal berkhasiat sebagai obat atau suplemen yang menyehatkan tubuh.

Dengan ditemukannya 14 taksa suku pandan yang lain di Pulau Yapen tersebut, kini terbuka upaya penelitian dan pengembangan bahan pangan, buah-buahan, atau obat-obatan baru. Selain mengembangkan tumbuh-tumbuhan untuk menopang ketahanan pangan, masyarakat Papua bisa mengembangkan pertanian dan industri olahan farmasi.
Sumber: Antara, Penulis: Wah

Jayapura : Isu Tsunami, Warga Dok IX Panik, Bahkan di Manokwari Warga Sudah Mengungsi

( Cenderawasih Pos, Jumat 17 November 2006 )
Warga Dok IX, Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, khususnya yang betempat tinggal di pinggir laut, sejak tengah malam hingga Kamis (16/11) dini hari, mengalami kepanikan yang luar biasa. Hal ini menyusul adanya isu Tsunami yang akan melanda Kota Jayapura. Kepanikan serupa juga dirasakan masyarakat Manokwari. Bahkan sebagian warga Manokwari khususnya yang bermukim di dekat pantai sudah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman sambil mengamankan barang-barang mereka.

Kepanikan warga Dok IX itu, terjadi pukul 00:00 WIT hingga pukul 04:00 WIT. Para warga memadati sepanjang jalan Tanjung Ria Base G, terutama warga menumpuk di depan Kantor P dan P Provinsi Papua hingga di depan Jalan Pasar Inpres Dok IX, dengan membawa barang seadanya.
Seorang anggota polisi bernama Sueb warga Dok IX Depan Kantor Dinas P dan P Provinsi Papua saat ditemui Cenderawasih Pos pagi harinya, menjelaskan bahwa isu tsunami itu diterima warga akan terjadi pukul 03:00 WIT, tapi sejak tengah malam masyarakat sudah mulai waspada dengan keluar dari rumahnya yang ada di pinggir laut.

Isu ini berawal dari adanya informasi bahwa di Jepang terjadi gelombang besar yang akan berlanjut ke daerah lainnya, termasuk di Jayapura. Mengetahui berita yang belum pasti itu masyarakat yang berada di pinggir laut menjadi terpengaruh dan meninggalkan rumahnya.

Pihak kepolisian yang mengetahui hal tersebut berusaha mencoba menenangkan masyarakat dengan mengatakan bahwa tsunami tidak ada, tapi masyarakat tidak langsung percaya dengan tetap bertahan di tempat-tempat yang dianggapnya aman. "Sampai pagi tidak ada tsunami dan masyarakat kembali ke rumahnya masing-masing,"jelas Sueb.

Kapolsekta Jayapura Utara AKP Piet Yan Karel Pariaribo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya kepanikan warga Dok IX dengan isu Tsunami yang akan melanda Kota Jayapura.
"Malam itu, masyarakat sudah banyak meninggalkan rumahnya menjauhi daerah laut,"katanya kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya, Kamis, (16/11), kemarin.

Menurutnya, pihaknya sendiri mengetahui adanya masyarakat yang panik itu setelah ada telepon ke Mapolsekta Jayapura Utara dari seorang warga bernama Rudy yang menyatakan bahwa pukul 03:00 WIT akan terjadi Tsunami. "Rudy yang memberikan informasi itu kepada polisi,"ungkapnya.

Beberapa orang warga yang berhasil dimintai keterangan kepolisian mengaku bahwa informasi Tsunami itu berasal dari intel Polda Papua, tapi mereka juga tidak tahu dengan pasti siapa orang tersebut dan apakah ia benar-benar seorang polisi atau hanya mengaku-ngaku saja.

Untuk lebih jelasnya, saat ini jajaran Polsekta Jayapura Utara tengah mengumpulkan informasi siapa sebenarnya orang yang telah membuat keresahan masyarakat dengan menyebarkan akan terjadi tsunami di Kota Jayapura. "Penyebar isu tsunami masih belum diketahui orangnya,"pungkasnya.

Warga Manokwari Juga Panik
Kepanikan akibat isu Tsunami juga ternyata di Manokwari. Masyarakat Kota Manokwari terutama yang bermukim di pinggiran pantai, dini hari hingga Kamis pagi (16/11) panik luar biasa akibat beredarnya informasi atau isu akan terjadinya tsunami dan gempa tektonik.
Sejak mendengar pemberitahuan tentang tsunami tersebut, warga pantai seperti di kompleks Borobudur, Fanindi Kelurahan Padarni hingga Airkuki Sanggeng dan Wosi berhamburan meninggalkan rumah dan berlari ke ketinggian.

Dari pantauan Koran (Grup Cenderawasih Pos) ini dini hari kemarin di kompleks Borobudur, warga bergegas dan memenuhi ruas Jalan Jenderal Sudirman. Begitu pula, warga Fanindi Pantai dan Airkuki terkonsetrasi di Jalan Yos Sudarso. Warga juga membawa serta barang-barang berharga dan tas. Informasi akan adanya tsunami benar-benar membuat warga pantai ketakutan. Sebaliknya warga yang rumahnya berada di ketinggian hanya waspada, keluar dari rumah takut terjadi gempa tektonik. Namun ada juga sebagian warga yang tidak mengetahui informasi dan tenang-tenang saja.

Kepanikan luar biasa ini berawal dari pemberitahuan yang secara tiba-tiba disampaikan pada saat sedang tertidur lelap, dini hari. Aparat keamanan dibantu Infokom keliling memberitahukan warga. Pemberitahuan juga disampaikan melalui telepon langsung ke rumah-rumah warga. ''Saya kaget ada telepon pagi-pagi yang memberitahukan akan terjadi tsunami dan gempa,'' tukas salah seorang warga Sanggeng kepada koran ini.
Kondisi yang dialami warga terutama yang bermukim di pantai ini memang dimaklumi. Karena mereka pernah menjadi korban amukan gelombang tsunami dari gempa tektonik Baik tahun 1996 lalu. Saat itu puluhan rumah hanyut di bawa air, tak terhitung harta benda. Kemudian lagi, rangkaian bencana alam yang terjadi di tanah air,seperti tsunami Aceh, gempa Jawa Tengah dan Aceh.

Di tengah kepanikan, warga yang bertempat tinggal di pantai mengamankan barang-barangnya. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 10.00 WIT. Bahkan ada sebagian warga yang sudah mengungsikan anggota keluarga dan barang-barangnya ke rumah kerabatnya yang berada di agak ketinggian dan dirasa aman dari terjangan gelombang tsunami. Ada juga anak-anak kecil dan barang diamankan di tepi jalan.

Kabar akan adanya tsunami ini ternyata bukan hanya isu semata. Walaupun dalam skala kecil, namun hal yang tak biasa terjadi pada pasang surut atau permukaan air laut. Fenomena ini menjadi pemandangan menarik warga. Pasang surut yang tak biasanya ini paling nyata terlihat di pantai Borobudur yang merupakan kawasan pemukiman nelayan. Di sini, tiba-tiba air permukaan air laut surut hingga beberapa meter dari garis pantai.

Namun hanya berselang sekitar 2 menit,tiba-tiba permukaan air laut naik hingga mencapai kurang lebih 30 cm. ''Itu, itu, air naik lagi, ini tidak biasanya terjadi,'' tandas Arman-salah seorang warga Borobudur. Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Manokwari, Kompol Bedjo bersama anggotanya menempatkan diri melihat kepanikan warga Borobudur. Ia berharap agar warga tetap tenang namun waspada. Dikatakannya informasi yang disebarkan ke masyarakat tentang waspada tsunami resmi dari BMP di Jakarta, bukan mengada-ada. Kabag Ops sempat memperlihatkan faximile dari BMG. ''Pemberitahuan yang kami sampaikan bukan mengada-ada, tapi ini buktinya,'' tukasnya sambil memperlihatkan fax.

Kepanikan warga panikan makin berkurang setelah melihat tidak adanya lagi keanehan pada pasang surut air laut. Meski masih diselimuti perasaan was-was, warga kembali mengangkat barang-barangnya ke rumah.

BMG Minta Warga Tetap Waspada dan Tenang
Kepala Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kabupaten Manokwari, George Leskona meminta warga tetap tenang namun waspada terhadap informasi adanya gelombang tsunami atau gempa tektonik. Pihaknya akan terus memantau perkembang gempa yang terjadi di Kepulauan Kuril, Rusia dengan kekuatan 8,1 Skala Rigter, berpusat pada titik koordinat 46,7 LU, 153,5 BT. ''Kita akan terus pantau perkembangannya. Kalau ada perkembangan signifikan pasti akan kami sampaikan secepatnya,'' kata Leskona.

Ditemui Manokwari Pos di kantornya, Kamis (16/11) kemarin, gempa yang terjadi di Jepang bagian utama dan juga dirasakan di Papua sekitar pukul 22.10 WIT itu, sangat berpotensi menimbulkan tsunami. Berdasarkan pengamatan BMG Jepang, gempa berkekuatan 8,1 itu bisa memunculkan gelombang tsunami setinggi 2 meter teutama di perairan Jepang dan Lautan Pasifik. ''Tsunami 2 meter itu memang terjadi di Jepang,'' tandanya.
Tsunami itu sampai ke wilayah perairan Indonesia, utamanya di pantai utama Papua, Biak, Nabire dan Jayapura, wilayah Irian Jaya Barat,Manokwari dan Sorong serta Sulawesi Utara, Manado dan Bitung. Namun, sesuai perkiraan yang sampai di perairan Papua tinggi gelombang hanya mencapai 20-30 cm. ''Dan ini memang benar, terjadi perubahan permukaan air,'' ujarnya.

Gelombang Pasang 2 Meter di Biak
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi dan Geofisika Klas 1 Biak, Bambang Hermanto kepada Cenderawasih Pos Kamis kemarin mengungkapkan, gempa yang terjadi di daerah Kuris Jepang atau 46,7 derajat Lintang Utara dan 153,5 derajat Bujur Timur terjadi sekitar pukul 20.14 WIT dengan kekuatan 8,5 SR.

Diakui meski gempat tersebut berakibat terjadinya gelombang tsunami di sepanjang pantai utara Papua dini hari, namun gelombang pasang yang tingginya kurang dari 2 meter yang terjadi Biak pukul 02.59 WIT, tidak sampai menimbulkan bencana.

Sementara itu Kepala Stasiun Radio Pantai Klas III Biak, Jopy Tetelepta yang ditemui secara terpisah juga mengakui bahwa gelombang pasang yang terjadi di sepanjang Pantai Utara Papua akibat gempa di Jepang tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan masyarakat."Dari komunikasi kami melalui radio komunikasi dengan beberapa kapal dilaporkan bahwa kondisi di perairan pantai utara cukup aman dan tidak
ada laporan mengenai kerusakan,"terangnya.

Saat mendapatkan informasi tentang gempa yang terjadi di Jepang, Jopy Tetelepta mengatakan pihaknya juga terus melakukan komunikasi dengan petugas mercusuar di Pulau Mapia untuk memantau keadaan. "Menurut laporan petugas dari sana, situasi di Pulau Mapia aman dan gelombang cukup tenang,"tambahnya.(api/lm/nat)

Jayapura : Masyarakat Diharap Ikut Kendalikan Kerusakan Lingkungan

( Cenderawasih Pos, Jumat 17 November 2006 )
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Jayapura, Drs Yan Hendrik Hamadi mengatakan, pengendalian dan pencegahan kerusakan lingkungan perlu keterlibatan masyarakat secara menyeluruh.

Dikatakan, tingkat kerusakan lingkungan saat ini sudah cukup memprihatinkan. Hal itu dapat dilihat dari tingkat kerusakan wilayah hutan atau konservasi, terjadinya longsor dan banjir setiap kali hujan dan mendangkalnya kali akibat sampah dan material yang dibawa dari daerah hulu.

"Tanpa ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan maka program apapun yang kami lakukan
akan sia-sia. Oleh karena itu masyarakat harus mempunyai kesadaran supaya ikut mengambil bagian dalam pengelolaan lingkungan ini," ujarnya kepada Cenderawasih Pos via hand phone (HP), kemarin.

Apapun yang dilakukan pemerintah, tidak akan memberikan hasil yang baik apabila masyarakat tidak mendukungnya. Bahkan kondisi kerusakan dan dampak lingkungan bakal makin kritis jika semua pihak tidak ikut mengambil bagian dalam penanganannya.

"Coba lihat saja, jalan infeksi untuk memberikan saluran air atau mengeruk kali yang dangkal justru tidak ada. Nah kalau sudah demikian semuanya serba salah, karena itu perlu ada dukungan dari masyarakat. Kalau membangun minimal meninggalkan jalan infeksi,"tandasnya.

Lanjut mantan Kadistrik Jayapura Selatan ini, pengendalian kerusakan lingkungan perlu dukungan masyarakat adat. Yakni, dengan tidak menjual tanah adat khususnya di wilayah-wilayah konservasi.Terkait dengan peran aktif masyarakat dalam pengendalian lingkungan ini, Bapedalda Kota Jayapura, hari ini, Jumat (16/11) akan menggelar dialog interaktif halo warga kota.(ito)

17 November 2006

FakFak : Dishut Benarkan PT. AI Telah Bergerak Tanpa Izin

( Cenderawasih Pos, Kamis 16 November 2006 )
Tudingan terhadap PT. Arfak Indra (PT. AI) yang telah melakukan perambahan hutan dengan pengoperasian alat berat tanpa mengantongi izin dari Dirjen Kehutanan, dibenarkan Kasubdin Produksi Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dis. Hutbun) Kabupaten Fakfak, Ir. Sofyan Syukur, kepada Fakfak Expres.
Bahkan kegiatan perambahan hutan dengan mengoperasikan alat berat tanpa izin tersebut kini pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Fakfak telah menerima surat pemberitahuan dari masyarakat yang menyesesalkan aksi PT. AI tersebut.

Menurutnya, Ir, Sofyan Syukur, bahwa kegiatan PT. AI dengan mengoperasikan alat berat tersebut ternyata telah melanggar aturan karena selama ini belum ada izin dari Dirjen Kehutanan untuk perusahaan HPH tersebut untuk mengoperasikan alat – alat berat nya dilokasi perambahan hutan.

Selama ini kata dia, pihak perusahaan HPH PT. AI baru mengantongi rekomendasi pengurusan izin pemasuk dan penggunaan alat dimanan rekomendasi tersebut hanya digunakan untuk kepengurusan izin penggunaan dan pengoperasia sedangkan izin untuk pemasukan dan pengoperasian di lokasi penebangan belum diterbitkan hingga saat ini.

Dengan rekomendasi yang dikantongi PT. AI tersebut tidak berarti pihak perusahaan dapat menggunakannya untuk memasukan alat berat ke lokasi penebangan maupun untuk mengoperasikannya. “Dengan rekomendasi yang ada ini belum bisa untuk digunakan melakukan kegiatan apapun dengan alat berat yang ada ataupun memasukannya ke lokasi penebangan”, tandas Ir. Sofyan Syukur, kepala Fakfak Expres.

Atas pengoperasian alat – alat tersebut yang diperoleh informasi melalui surat dari masyarakat, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Fakfak, telah menurunkan petugasnya ke lapangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Dan setelah petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan itu melaksanakan tugas diketahui bahwa alat – alat berat PT. AI telah melakukan kegiatan ini terlihat dari berpindahnya alat tersebut dari lokasi pertama. Untuk menindak lanjuti hasil temuan tersebut, pihak Dinas Hutbun, telah melakukan peneguran dan meminta kejelan dari pihak PT. AI, dimana menurut, perusahaan HPH tersebut dilakukan pengoperasian alat berat untuk membuka badan jalan koridor dengan alasan permintaan masyarakat.

Namun alasan tersebut kata Sofyan Syukur, tetap saja tidak diterima karena untuk melakukan pemasukan alat berat dilokasi penebangan maupun untuk pengoperasiannya dibutuhkan adanya izin dari Dirjen Kehutanan.
Untuk itu, Dinas Hutbun tetap akan mengambil tindakan pembinaan terhadap PT. Ai yang telah mengoperasikan alat berat untuk perambahan hutan di lokasi kerjanya di Budidhi yang masuk dalam lokasi HPHnya. (ric)

Merauke : Gubernur Beberkan 7 Kebijakan Baru, Untuk Penataan dan Pengelolaan Hutan di Provinsi Papua

( Cenderawasih Pos, Kamis 16 November 2006 )
Dalam rangka pengelolaan dan penataan pembangunan hutan berkelanjutan di Provinsi Papua, Gubernur Barnabas Suebu akan menerapkan 7 kebijakan baru. Tujuh kebijakan baru itu yakni pertama, kepemilikan hutan dikembalikan kepada rakyat karena status hutan di Papua merupakan hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat adat berdasarkan marga secara turun temurun dan dalam pemanfaatannya berdasarkan kearifan lokal (menebang, menanam, memelihara dan menjaga kelestarian hutan) untuk keturunannya. Kedua, terhadap HPH yang tidak aktifdan tidak mempunyai industri akan dicabut sedangkan HPH yang akan akan diverifikasi untuk ditata kembali.

Ketiga, mengoptimalkan 4 unit industri perkayuan (Wapoga Mutiara Industri, Kodeco, Korindo, PT Gizanda) dengan pengaturan rasionalisasi suplay bahan baku dengan kapasitas industri terpasang. Keempat, menghentikan pemasaran logs keluar Provinsi Papua (mencengah penyelundupoan, illegal logging dan optimalisasi industri perkayuan). Kelima, pengembangan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat.
Keenam, pengembalian industri kayu rakyat dan terakhir pengembangan dan pengolahan hasil hutan bukan kayu, ecoturisme dan jasa lingkungan (clean development mechanisme and carbon trade).
Tentang tujuh kebijakan baru yang akan diterapkan itu disampaikan dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, ketika membuka Rapat koordinasi Pembangunan Kehutanan se-Provinsi Papua yang berlangsung di Merauke, kemarin.

Gubernur juga mengatakan meskipun Papua kaya akan hasil hutan, namun kekayaan dari pengelolaan hasil hutan tersebut belum memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan masyarakat kampung di Papua.Indikatornya, kondisi masyarakat Papua yang bermukim di dalam dan di sekitar hutan masih berada di bawah garis kemiskinan dan tidak berdaya.

Padahal hasil sumber daya hutan banyak dieksploitir dan mampu mendatangkan devisa negara yang cukup banyak. Selain kemiskinan yang masih melanda masyarakat di dalam dan sekitar hutan tersebut, menurut Gubernur, degradasi hutan menjadi lahan kritis juga semakin meluas (parah).

Sampai saat ini, diperkirakan degradasi lahan kritis mencapai luas kurang lebih 3,6 juta ha. Degradasi ini akan terus bertambah seiring dengan masih terjadi penebangan liar (illegal logging) serta terjadinya erosi dan banjir, adanya kebutuhan lahan dalam skala besar untuk keperluan pembangunan non kehutanan, kapasitas industri pengolahan kayu yang belum optimal karena supply bahan baku belum kontinyu sehingga menurut Gubernur diperlukan kebijkan pengelolaan yang lebih baik dan terpadu untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

‘’Dari berbagai data permasalahan itu, dapat memberikan gambaran yang negatif bagi performance pengelolaan sumber daya hutan tropis di Provinsi Papua, terhadap kelestarian daya hutan. Oleh karena itu, pesan saya agar dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam hutan tropis di Provinsi Papua senantiasa konsisten menggunakan kriteria yang telah disepakati berbagai stakeholder termasuk masyarakat internasional dalam pengelolaan hutan lestari,’’ pesannya. (ulo)