Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

26 January 2010

Tips & Trik : Makan "Fast Food" tapi Tetap Sehat, Bisa?

(www.femalekompas.com, 25-01-2010)
KOMPAS
.com — Meskipun makanan cepat saji tidak baik untuk diet sehat dan jantung Anda, Anda tentu tak bisa menghindar jika, misalnya, si kecil menyeret Anda ke restoran cepat saji setiap kali ke mal. Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan agar Anda bisa tetap menemani anak makan, tapi berat badan Anda tidak melonjak naik?

Langkah 1. Pilih salad hijau dengan udang atau ayam panggang. Meskipun salad segar baik untuk jantung dan sesuai untuk pilihan diet sehat, jangan sampai memilih bumbu atau saus yang salah. Pilih italian dressing yang merupakan campuran air, minyak zaitun, cuka, lada hitam, dan potongan bawang, bukannya saus krim yang berkalori tinggi. Atau, cukup dengan minyak zaitun, cuka (atau perasan jeruk lemon).
Setelah itu, jangan tambahkan lagi dengan potongan daging, keju, atau keripik.

Langkah 2. Pilih daging yang dipanggang, seperti ayam panggang. Meskipun daging ayam boleh dibilang pilihan yang lebih sehat daripada daging sapi, jangan memilih ayam goreng yang digoreng dengan minyak terhidrogenasi (dipakai berulang). Ayam goreng seperti ini akan menambah kerja jantung Anda akibat tumpukan lemak. Jangan tambahkan keju, saus, atau mayones khusus untuk chicken sandwich. Sebaliknya, tambahkan tomat, bawang, selada, dan mustard ke roti lapis Anda. Jika ayam goreng adalah satu-satunya pilihan yang tersedia, pilih porsi yang terkecil dan tambahkan dengan salad hijau.

Langkah 3. Pilih ukuran terkecil dari roti lapis isi daging lemak ketika Anda memesan hamburger. Menurut Cleveland Clinic, daging juga akan menambah banyak lemak jahat yang buruk bagi kerja jantung. Sekali lagi, hindari mayones, keju, atau saus khusus untuk burger Anda. Pilih sayuran segar, saus tomat, dan mustard.

Langkah 4. Pilih sandwich ikan sebagai pilihan terakhir. Kebanyakan makanan cepat saji, seperti ikan goreng, hanya menawarkan pilihan yang tinggi lemak jenuh. Dr Melissa Stevens, seorang ahli diet, menyatakan bahwa Anda harus makan separuh saja dari makanan cepat saji sandwich ikan goreng. Pilih roti isi yang dilengkapi kentang panggang atau salad tanpa keju atau saus tartar.

Langkah 5. Mintalah agar dikurangi garam pada daging olahan ketika Anda mengunjungi restoran yang menyediakan makanan cepat saji yang menjual sandwich. Meskipun tidak digoreng, daging sandwich memiliki kandungan garam tinggi yang akan merusak jantung sehat Anda. Mintalah daging setengah porsi dari ukuran sandwich biasa untuk mengurangi kelebihan kalori. Tambahkan sayuran segar, bumbu bebas garam, dan cuka.

Langkah 6. Pilih makanan yang baik untuk jantung sehat, seperti kentang panggang, sayuran kukus, dan salad. Hindari gorengan atau hidangan pembuka, seperti keju batangan atau keju mozarella.

Langkah 7. Pilih air, teh, diet soda, susu rendah lemak, atau 100 persen jus, untuk menemani santapan Anda. Hindari minuman berkalori tinggi, seperti soda, minuman buah, cokelat panas, dan cappuccino.

C2-10, Editor: din, Sumber: LiveStrong

20 January 2010

Jayapura : Danau Sentani Papua, Septictank Besar Warga

Foto : Danau Sentani, Jayapura - Papua

(www.kompas.com, 19-01-2010)

SENTANI, KOMPAS.com - Alam kebanggaan Papua, Danau Sentani di Jayapura perlahan namun pasti sedang menuju kerusakannya. Danau dengan pulau-pulau kecil di dalamnya ini terancam oleh sedimentasi/pendangkalan akibat aktivitas di Pegunungan Cagar Alam Cycloops, sampah rumah tangga, hingga sampah bahan beracun berbahaya.

"Danau Sentani ini juga sudah mirip dengan septictank besar, tempat pembuangan kotoran manusia yang tinggal di tepi-tepi danau," ujar Franz Albert Yoku, Ketua Umum Badan Otorita Adat Sentani (BOAS), Selasa (19/1/2010) di Sentani Kabupaten Jayapura Papua.

Ini diungkapkannya dalam peresmian BOAS yang dilakukan Gubernur Papua Barnabas Suebu. Franz menuturkan, kondisi Danau Sentani semakin terancam oleh pertambahan penduduk yang tidak memiliki keterampilan. Ini membuat warga cenderung mengambil cara gampang untuk mengeksploitasi alam yang merusak.

Karenanya, Franz Albert menargetkan agar penduduk Sentani memperoleh pendidikan serta keahlian untuk mengelola dan menjaga alamnya. Lebih lanjut, ia pun berusaha agar Pegunungan Cycloops bebas dari permukiman penduduk, ladang/kebun, dan berbagai aktivitas manusia.

Aktivitas di Cycloops menyebabkan tanah tergerus sehingga turun ke sungai dan terbawa ke Danau Sentani. Kondisi yang berlangsung terus menerus ini dikhawatirkan menyebabkan pendangkalan di danau. Sementara itu, Gubernur Papua Barnabas "Bas" Suebu meminta agar BOAS menjaga adat istiadat serta budaya dan kearifan lokal masyarakat Sentani.

Bas yang juga asli dari suku di Sentani mengatakan nilai-nilai moral, sosial, serta etika bermasyarakat dalam masyarakat adat harus diperhatikan. Ia mencontohkan, kini banyak anak-anak suku di Sentani yang tak bisa lagi berbicara dalam bahasa lokal suku.

"Ini yang dapat menjadi kepunahan," ujar Bas. Ihwal kerusakan alam Hutan Lindung Cycloop, Bas mengatakan Pemprov Papua telah menyiapkan strategi pembangunan kota baru yang menjauhi Cycloop yaitu ke arah selatan-barat Danau Sentani. Ini diharapkan dapat mengendalikan kegiatan ke arah Cycloop.

Nasional : Delegasi Perubahan Iklim Dinilai Bohong

(www.kompas.com, 19-01-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VII DPR menyatakan, delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark, telah melakukan pembohongan publik. Hal itu dikaitkan dengan empat hal yang diputuskan delegasi RI selama konferensi, 7-18 Desember 2009.

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR Achmad Farial yang memimpin rapat dengar pendapat, Senin (18/1/2010) di Jakarta, pimpinan DPR sebelumnya memperoleh surat dari beberapa lembaga swadaya masyarakat yang beranggapan bahwa delegasi RI melakukan pembohongan publik. LSM itu meliputi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Institut Hijau Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Koalisi Antiutang, Serikat Petani Indonesia, dan Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim. Laporan diterima 5 Januari 2010.

Kemarin, Komisi VII mengundang jajaran pengurus Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dengan Ketua Harian Rachmat Witoelar—juga Ketua Delegasi RI ke Kopenhagen. Komisi VII Juga mengundang 4 LSM, yaitu Walhi, The Center for International Forestry Research (Cifor), WWF-Indonesia, dan Indonesian Center for Environtmental Law (ICEL).

Keempat kebohongan terhadap publik itu meliputi, pertama, Indonesia menandatangani Copenhagen Accord demi meraih pendanaan dari negara industri. Kedua, 16 paragraf pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menyentuh substansi dimensi kelautan dan ancaman perubahan iklim terhadap negara kepulauan seperti Indonesia.

Ketiga, Indonesia inkonsisten ketika berkomitmen menurunkan emisi 26 persen, tetapi tidak bersedia berkomitmen menghentikan konversi hutan alam. Keempat, delegasi menggunakan ajang konferensi untuk mendapat utang-utang baru. Uni Eropa dan Amerika Serikat berkomitmen salurkan 10 miliar dollar AS pada 2010-2012, 50 persennya dalam skema utang luar negeri.

Rachmat menanggapi hal itu dengan mengatakan, kegagalan konferensi itu sama sekali bukan karena kelemahan delegasi RI. "Itu karena negara-negara seperti Venezuela, Bolivia, Nikaragua, dan Kuba menyatakan keluar dari perundingan ketika ingin dicapai suatu kesepakatan," ujarnya. (KOMPAS/NAW)

19 January 2010

Manca Negara : Afghanistan : Burung Langka Ditemukan di Afghanistan

(www.antaranews.com, 18-01-2010)
New York (ANTARA News) - Sejumlah peneliti telah menemukan balai konservasi pertama di Afghanistan yang menjadi tempat pemeliharaan burung langka jenis pengicau yang hidup di alang-alang sebagai spesies langka dan baru di dunianya.

Peneliti konservasi dunia hewan dan Universitas Gothenburg Swedia menemukan suaka margasatwa di timur laut Afghanistan yang terbebas dari buruk dampak peperangan, demikian laporan Reuters Life!

Mereka menggunakan balai observatorium, ruang percobaan, rangkaian asam pembentuk peta tubuh (DNA) dan rekaman pertama suara burung itu untuk menemukan dan menguji penemuan tersebut.

Para peneliti menggunakan cara menangkap dan melepaskan 20 burung. Hal itu menembus rekor terbanyak yang pernah direkam. Burung langka itu pertama ditemukan di India pada 1867, dan kedua di Thailand pada 2006.

"Praktiksnya tidak ada yang diketahui tentang spesies ini. Penemuan ini merupakan terobosan baru akan informasi burung langka tersebut," kata Colin Poole dari WCS's Asia Program dalam pernyataannya.

Ia pun mengemukakan, "Ini sebuah pengetahuan yang baru tentang burung juga mengindikasikan bahwa daerah Wakhan tempat di mana burung itu ditemukan masih menyimpan rahasia, dan merupakan masukan yang penting untuk balai konservasi Afghanistan di masa datang."

Penemuan itu ditemukan setelah Robert Timmins dari WCS memimpin survei komunitas burung di area tersebut.

Daerah Wakhan terbebas dari dampak perang yang berkepanjangan di Afghanistan sejak invasi Uni Soviet 1979. Area tersebut dihuni oleh petani Wakhi dan Kyrghyz, yang juga menjadi habitat macan tutul salju dan domba liar jenis Marco Polo.

Timmins mendengar kicauan khas datang dari burung olive coklat dengan paruh yang panjang sehingga dia langsung merekamnya.

Peserta peneliti musim panas WCS kembali ke area yang sama dan menggunakan alat perekam kicauan burung agar membuat yang lain keluar dan menangkap sebanyak 20 burung untuk diteliti.

WCS merupakan organisasi satu-satunya saat ini yang memimpin ilmuwan dalam kajian konservasi di Afghanistan.

Hal tersebut berdampak positif dengan pemberian kontribusi kepada balai konservasi lainnya dan sebagai bentuk kerjasama dengan pemerintah Afghanistan, selain membantu Afghanistan melindungi spesies hewan-hewannya dan larangan untuk memburu macan tutul salju, serigala, beruang coklat dan spesies lainnya. (*)

Nasional : Target Penurunan Pembalakan Liar 2010-2020 Diragukan

(www.kompas.com, 18-01-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi nonpemerintah Greenomi cs Indonesia meragukan data proyeksi penurunan pembalakan liar berkait mitigasi perubahan iklim. Kementerian Kehutanan menargetkan pembalakan liar turun 533,3 persen dari 3.168 meter kubik tahun 2010 menjadi 594 meter kubik kayu sebagai upaya menurunkan e misi 26 persen tahun 2020.

Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi di Jakarta, Senin (18/1/2010), mengungkapkan, data tersebut tidak masuk akal. Dia meminta Kementerian Kehutanan menarik data itu dan menetapkan target dengan dasar yang lebih realistis.

"Apabila data itu dihitung berdasarkan sistem tebang pilih, maka selama tahun 2010 sampai 2020 pembalakan liar hanya terjadi di areal seluas 1 hektar per tahun per provinsi di Indonesia. Angka ini jelas tak masuk akal," ujar Elfian.

Menurut Elfian, pemerintah harus memakai data yang lebih akurat untuk menetapkan proyeksi program kehutanan untuk mitigasi perubahan iklim. "Data Kementerian Kehutanan itu cermin dari tidak akuratnya data kehutanan Indonesia," imbuh Elfian.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai forum internasional menyatakan, Indonesia bertekad mengurangi emisi 26 persen tahun 2020 dengan upaya sendiri dan 41 persen apabila mendapat dukungan dari negara lain. Sebanyak 14 persen dari 26 persen itu berasal dari sektor kehutanan.

Tiga langkah

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang dihubungi di Madiun, Jawa Timur, menyatakan, pemerintah menyiapkan tiga langkah mencapai target itu. Pertama, mengurangi laju penggundulan hutan yang kini tinggal 1,08 juta hektar per tahun. Kedua, penanaman kembali hutan yang rusak 500.000 hektar per tahun lewat program restorasi, hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan, dan hutan desa di daerah aliran sungai. Ketiga, pengembangan hutan tanaman industri di kawasan tidak berhutan.

Degradasi luas hutan Indonnesia sangat mengkhawatirkan. Zulkifli mengatakan, luas hutan primer kini tinggal 23 persen dari 71 persen. Hutan seluas 48 juta hektar kini dalam kondisi rusak.

Kementerian Kehutanan akan meningkatkan kerja sama dengan TNI/Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat u ntuk mempersempit ruang gerak mafia pembalakan liar. Pemerintah juga terus mengembangkan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar dan dalam kawasan hutan.

Menurut Zulkifli, penggundulan hutan legal maupun ilegal secara alamiah akan be rkurang karena luas hutan yang memang sudah berkurang. Untuk itu, pemerintah yakin dalam lima tahun ke depan laju penanaman pohon kembali akan lebih cepat daripada penggundulan hutan.

"Dengan skenario (tiga langkah) ini sudah dihitung pada tahun 2020 sektor kehutanan mampu mengurangi emisi 26 persen. Lebih tinggi dari yang ditargetkan 14 persen dari kehutanan," ujar Zlukifli.

16 January 2010

Nasional : 16 Kawasan Konservasi di Sultra Masih Terpelihara

(www.antaranews.com, 16-01-2010)
Kendari (ANTARA News) - Sedikitnya 16 kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) secara umum masih cukup terpelihara dengan baik, kecuali Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TN-RAW).

TN-RAW berada di wilayah segi tiga perbatasan di tiga kabupaten yakni Kabupaten Konsel, Bombana, dan Kabupaten Kolaka. Di TN-RAW sudah sulit untuk mengembalikan satwa yang pernah berkembangbiak.

Satwa langka dan dilindungi di TN-RAW itu adalah Rusa dan Anoa, sudah jarang ditemukan lagi di kawasan itu akibat penyerobotan kawasan yang terjadi sejak tahun 2000-an, kata anggota DPRD Sultra, Abdul Hasan Mbou di Kendari, Sabtu.

Menurut politisi dari Partai Patriot (Sutra), untuk menghindari agar tidak lagi terjadi penyerobotan kawasan konservasi, harus ada kerja sama oleh tim terpadu untuk memberantas oknum yang melakukan penyerobotan kawasan tersebut.

Di kawasan konservasi itu, terdapat ada beberapa jenis flora dan fauna yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia maupun di negara lain, sehingga kelestariannya harus dijaga agar bisa disaksikan oleh generasi di masa datang, katanya.

"Jadi keterpaduan semua pihak dalam penyelamatan kawasan konservasi sangat perlu baik pemerintah daerah, tokoh masyarakat, kalangan LSM dan masyarakat setempat," katanya.

Hasan Mbou yang juga Ketua DPW Pemuda Pancasila Sultra mengatakan, penyelamatan konservasi tidak bisa hanya dibebankan kepada satu instansi teknis tetapi harus beberapa instansi teknis seperti Dinas Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan masyarakat yang ada disekitar kawasan itu.

"Saya kira kalau hanya melibatkan satu instansi tidak mungkin permasalahan kawasan bisa langsung teratasi, karena di dalamnya sangat berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat," katanya.

Ia mengajak semua pihak terkait di Sultra, agar tidak setengah hati dalam usaha mengamankan kawasan konservasi yang ada dari berbagai aktifitas yang dapat merusak kelestariannya.

Salah satu dukungan yang sangat diharapkan adalah dalam upaya memberi pemahaman pada berbagai kalangan mengenai fungsi dan manfaat kawasan konservasi.

Karena itu, kata Hasan Mbou, dengan adanya pemahaman oleh semua pihak, mereka tidak akan mungkin mau merusak kawasan konservasi tersebut.(*)

14 January 2010

Manca Negara : Amerika Serikat : Siput Pertama Berbadan Setengah Flora Setengah Fauna

(www.kompas.com, 13-01-2009)
KOMPAS.com — Tampaknya siput laut ini makhluk pertama yang tubuhnya setengah flora setengah fauna. Pasalnya, siput yang baru ditemukan ini bisa menghasilkan pigmen klorofil seperti layaknya tumbuh-tumbuhan.

Para ilmuwan memperkirakan, siput cerdik tersebut mencuri gen dari alga yang mereka makan sehingga bisa menghasilkan klorofil. Dengan gen "curian", mereka bisa berfotosintesis, yaitu proses tumbuhan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi.

"Hewan ini bisa membuat molekul berisi energi tanpa makan apa-apa," kata Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa. Pierce telah mempelajari mahluk unik tersebut, yang telah resmi dinamakan Elysia chlorotica, selama 20 tahun.

Ia mengajukan temuan terbarunya pada tanggal 7 Januari 2010, pada pertemuan tahunan Komunitas Integratif dan Perbandingan Biologi di Seattle. Temuan ini dilaporkan pertama kali oleh jurnal Science. "Ini pertama kalinya hewan multiseluler bisa menghasilkan klorofil," tutur Pierce.

Siput laut ini tinggal di rawa-rawa air asin di New England, Kanada. Selain "mencuri" gen untuk menghasilkan pigmen hijau klorofil, hewan ini juga mencuri bagian-bagian kecil sel yang disebut kloroplas, yang dipakai untuk melakukan fotosintesis. Kloroplas menggunakan klorofil untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi, seperti tanaman, sehingga hewan ini tak perlu makan untuk mendapatkan energi.

"Kami mengumpulkan sejumlah hewan tersebut dan menyimpannya di akuarium selama berbulan-bulan," kata Pierce, "Asalkan diberi cahaya selama 12 jam sehari, mereka bisa bertahan (tanpa makan)."

Para peneliti memakai pelacak radioaktif untuk memastikan bahwa siput-siput ini benar-benar menghasilkan klorofil, dan bukan mencurinya dari pigmen yang sudah pada alga. Nyatanya, siput-siput ini mengintegrasikan materi genetika dengan sangat sempurna sehingga bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.

Anak-anak dari siput yang sudah "mencuri" gen juga bisa menghasilkan klorofil sendiri, walaupun mereka tak bisa berfotosintesis sebelum mereka makan cukup alga hingga bisa "mencuri" cukup kloroplas. Sejauh ini, kloroplasnya belum bisa mereka produksi sendiri. Keberhasilan siput-siput ini mengagumkan, dan para ilmuwan juga masih belum bisa memastikan, bagaimana hewan ini bisa memilih gen yang mereka butuhkan.

"Mungkin saja DNA dari satu spesies bisa masuk ke spesies yang lain, seperti yang telah dibuktikan oleh siput jenis ini. Tapi mekanismenya masih belum diketahui," ungkap Pierce.

13 January 2010

Nasional : Delapan Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan

(www.dephut.go.id, 12-01-2010)

S I A R A N P E R S
Nomor: S.18/PIK-1/2010

Delapan Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan

Departemen Kehutanan melalui Permenhut No.70/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009, menetapkan delapan kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. Delapan kebijakan prioritas tersebut meliputi :
  1. Pemantapan Kawasan,
  2. Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS),
  3. Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan,
  4. Konservasi Keanekaragaman Hayati,
  5. Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan,
  6. Pemberdayaan Masyarakat Hutan dan Industri Kehutanan,
  7. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan,
  8. Penguatan Kelembagaan Kehutanan.
Delapan kebijakan prioritas Bidang Kehutanan ini digunakan sebagai pedoman bagi seluruh aparat dan instansi Departemen Kehutanan baik Pusat maupun Daerah. Dengan ditetapkannya kebijakan ini, maka pejabat eselon I lingkup Departemen Kehutanan wajib menyusun pelaksanaan 8 (delapan) Kebijakan Prioritas Kehutanan dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Jakarta, 12 Januari 2010
Kepala Pusat Informasi Kehutanan,

ttd.



M a s y h u d

NIP. 19561028 198303 1 002

07 January 2010

Manca Negara : Taiwan : Peneliti Taiwan Temukan Kepiting Stroberi

(www.kompas.com, 06-01-2010)
KOMPAS.com — Tim peneliti biologi laut Taiwan dari National Taiwan Ocean University yang dipimpin oleh ahli biologi laut, Ho Ping Ho, menemukan dua kepiting betina spesies baru yang berwarna merah menyala dengan bintil-bintil berwarna putih persis seperti buah stroberi yang berukuran besar.

Kedua kepiting spesies baru ini ditemukan di daerah lepas pantai bagian selatan Taiwan ketika tim peneliti Ho sedang melakukan penelitian mengenai dampak kapal-kapal yang karam terhadap lingkungan dan biota laut pada Juni 2009 di kawasan pantai selatan Taman Nasional Kenting. Kawasan taman nasional ini dikenal kaya akan satwa laut yang beraneka ragam.

”Pada saat kami temukan, satu ekor sudah dalam kondisi mati, sementara satu ekor lagi dalam kondisi hampir mati di pantai Chialoshui. Untung saja kebocoran minyak yang berasal dari kapal-kapal yang karam dan kapal kargo yang lalu lalang tidak terlalu serius. Kalau serius, berbahaya karena bisa jadi kedua kepiting spesies baru itu terkena polusi, mati, dan tidak akan kita temukan,” kata Ho, Selasa (5/1/2010).

Setelah memeriksa satu per satu kumpulan data spesies kepiting yang ada di seluruh dunia yang mencapai sekitar 10.000 spesies sekaligus berkonsultasi dengan para pakar dari sejumlah negara, Ho kemudian yakin ia dan timnya berhasil menemukan spesies baru yang kemudian mereka beri nama ”kepiting stroberi”.

Menurut Ho, kepiting stroberi spesies itu terlihat agak mirip dengan spesies kepiting lain yang bernama Neoliomera pubescens dan tinggal di daerah-daerah seperti Hawaii, Polynesia, dan Mauritius. Hanya saja, kepiting stroberi ini menjadi berbeda karena kulit cangkangnya yang berbentuk seperti kerang dan memiliki lebar sekitar 2,5 sentimeter.

”Kami akan secara formal mengumumkan penemuan ini dalam artikel yang akan dipublikasikan di majalah Crustaceana terbitan Belanda,” kata Ho yang saat ini tengah mengkaji ulang temuannya itu. Tim peneliti dari National University of Singapore juga mengaku pernah menemukan kepiting stroberi jantan di kawasan kepulauan Pasifik. (AP/LUK)

02 January 2010

Manca Negara : Australia : Ada Gurita Bercangkang Kelapa


(www.kompas.com, 01-01-2010)
SYDNEY, KOMPAS.com– Para ilmuwan Australia telah menemukan gurita di Indonesia yang mengumpulkan batok kelapa untuk dijadikan rumah. Ini bisa jadi merupakan penemuan perilaku tingkat lanjut yang pertama bagi binatang invertebrata (tanpa tulang belakang) yang mampu memakai alat.

Para ilmuwan memfilmkan gurita Amphioctopus marginatus itu yang tengah memilah kumpulan batok-batok kelapa di dasar lautan, mengosongkan isinya, dibawa di bawah tubuhnya sejauh 20 meter, dan kemudian mengatur dua batok sehingga membentuk bola tempat bersembunyi.

Julian Finn dan Mark Normann, dari Musium Victoria di Melbourne, selama beberapa kali mengunjungi Sulawesi Utara dan Bali untuk menyelam, antara periode 1998 sampai 2008, telah melihat aktivitas janggal dilakukan oleh empat gurita berbeda. Penemuan mereka diterbitkan, Selasa (15/12/2009) di majalah Current Biology.

"Saya sampai tercengang," kata Finn, seorang peneliti pakar biologi dari musium yang berspesialisasi pada Cephalopoda. "Maksudku, aku sering melihat gurita bersembunyi di balik batok kelapa, tapi aku tadinya belum pernah melihat ada yang bisa mengambil batok, dan menariknya. Aku sampai harus menahan tawa."

Gurita seringkali memakai barang apa saja untuk berlindung. Tapi para ilmuwan telah menemukan bahwa gurita berpembuluh darah itu selangkah lebih maju karena bisa menyiapkan batok-batoknya, dengan cara membawanya cukup jauh, lalu mengaturnya di tempat lain.

"Itu adalah contoh pemakaian alat, yang mana belum pernah ditemukan pada mahluk invertebrata sebelumnya," kata Finn.

"Bedanya dari umang-umang darat ialah gurita ini mengumpulkan batok-batok untuk digunakan belakangan, jadi ketika memindahkan batok, gurita itu tak terlindungi," kata Finn. Hal ini unik karena batok itu tak langsung dipakai, berarti gurita itu bisa berpikir untuk masa depan. "Karena bisa mengumpulkan batok untuk digunakan nanti maka gurita ini unik."

Para peneliti berteori bahwa kemungkinan besar jenis gurita itu dulunya memang bercangkang. Tapi begitu manusia tahu membelah kelapa dan membuang batoknya ke laut, gurita-gurita itu menemukan cara yang lebih baik untuk berlindung, tutur Finn.

Penemuan ini berarti, karena ini menunjukkan bahwa hewan mampu untuk menunjukkan perilaku yang lebih rumit, menurut Simon Robson, lektor kepala bidang biologi tropis dari Universitas James Cook di Townsville.

"Gurita memang menonjol sebagai hewan invertebrata yang cerdas," Robson memaparkan. "Mereka memiliki indra penglihatan yang cukup berkembang dan otak yang cukup cerdas. Jadi aku rasa penemuan ini menunjukkan kemampuan perilaku rumit yang bisa dilakukan organisme ini."

Di kalangan ilmiah memang selalu ada perdebatan tentang definisi 'penggunaan alat' dalam dunia hewan, menurut Robson. Para peneliti Australia menjabarkan 'alat' sebagai barang yang dibawa atau disimpan untuk keperluan mendatang. Tapi ada juga ilmuwan lainnya yang beda pendapat, jadi sulit untuk menentukan dengan pasti apakah ini memang perilaku penggunaan alat pada hewan invertebrate atau bukan, kata Robson. Tapi biar bagaimanapun ia tetap menganggap penemuan ini sangat menarik.

"Ini satu lagi contoh yang membuat kita sadar betapa miripnya manusia dengan alam. Kita hanyalah perpanjangan dari planet ini," tandasnya.