( Kompas, Selasa 07 Maret 2006 )
Dedak atau bekatul umumnya dipakai sebagai makanan ternak. Padahal, lapisan terluar biji padi yang terlepas saat digiling tersebut mengandung gizi tinggi yang baik untuk tubuh manusia. Tidak hanya itu saja, hasil penelitian di Jepang menunjukkan bahwa dedak dapat menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian ini dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry edisi 27 Januari.
Dalam penelitian tersebut, Ardiansyah Michwan, mahasiswa doktor asal Indonesia di Tohoku University dan para peneliti di National Research Institute of Brewing, Jepang melakukan percobaan pada tikus yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tikus-tikus tersebut dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama yang dipakai sebagai pengendali diberi menu makanan seperti biasa. Sedangkan, kelompok kedua dan ketiga diberi makanan tambahan berupa enzim Driselase dan etanol yang diektrak dari dedak sebesar 60 gram untuk setiap kilogram berat
tubuhnya.
Setelah delapan minggu, tekanan darah tikus pada kelompok kedua dan ketiga 20 persen lebih rendah daripada kelompok pengendali. Tikus-tikus dalam kelompok yang diberi makanan tambahan juga memiliki kandungan angiotensin-1 converting enzyme (ACE) lebih rendah dalam darahnya.
ACE adalah enzim pengubah angiotensin-1 menjadi angiotensin-2 yang memicu penyempitan pembuluh darah. Selain itu, kadar 8-hydroxy-2'-deoxyquanosine (8-OHdG) yang menunjukkan tekanan oksidasi juga lebih rendah pada tikus yang diberi makanan tambahan.
"Tekanan oksidasi berperan penting dalam proses perkembangan penyakit kardiovaskular," kata Ardiansyah yang juga penulis utama laporan penelitian tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa dedak mungkin sangat baik bagi penderita hipertensi, hiperlipidemia (kadar lemak berlebih), dan hyperglycemia (kadar gula darah berlebih). Menurut Ardiansyah, khasiatnya mungkin didukung kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan pada dedak.
Pengaruh dedak terhadap hyperlipidemia bukanlah hal yang baru. NutraCea yang berbasis di AS telah mengklaim empat paten untuk hal tersebut. Meskipun demikian, pengaruh dedak terhadap penurunan tekanan darah belum banyak yang membuktikan.
Ardiansyah menekankan bahwa ekstraksi enzim dari dinding sel dedak adalah cara baru. Namun, penggunaan enzim akan lebih mudah diterapkan jika dedak dijadikan makanan fungsional. Menurutnya, bekatul mengandung komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam felurat yang membuatnya berpotensi menjadi bahan makanan fungsional. Oryzanol berfungsi menurunkan kolesterol merugikan di darah. Tokoferol adalah vitamin E yang bersifat antioksidan. Sedangkan asam felurat diketahui menurunkan kadar gula dan tekanan darah.
Lebih dari 600 juta penduduk dunia mengalami tekanan darah tinggi. Bahkan penyakit tersebut menjadi biang kematian lebih dari 7 juta orang di antaranya. Seseorang dianggap mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan sistol dan diastol darahnya di atas 140 dan 190 milimeter hidrargium (mmHg).
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP