(Media Indonesia, 19 Maret 2006)
Menteri Kehutanan MS Kaban mengingatkan, Indonesia bakal diadili dunia internasioanl jika pemerintah menutup PT Freeport. Tuntutan penutupan terus mengemuka, seperti dalam unjuk rasa di Universitas Cendrawasih pekan ini. "Kalau PT Freeport ditutup, apakah negara Indonesia tidak akan diadukan ke pengadilan internasional? Meskipun sudah mengeluarkan miliaran rupiah, belum tentu kita akan menang di pengadilan internasional nanti," kata Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Kaban saat berdialog dengan anggota lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di Hotel Kartika Pariwisata, Kopeng, Kabupaten SSemarang, Sabtu (18/3). Kaban menjelaskan, dalam suatu negara, siapa pun pemimpinnya apabila sudah menandatangani perjanjian internasioanl, presiden berikutnya harus melanjutkan apa yang telah ditandatangani presiden sebelumnya.
"Tidak bisa presiden yang baru lalu mengatakan itu bukan saya yang menandatanganinya," ujarnya. Etika internasional memang begitu, dan seandainya PT Freeport benar-benar ditutup, berapa ratus ribu orang yang akan menjadi penganggur. "Jadi, mari kita cari solusinya supaya hidup kita lebih baik dibanding hari-hari sebelumnya," katanya.
Yang dipikirkan pemerintah selama ini, memakmurkan rakyat. Pemerintah memandang rakyat selama ini banyak berkorban dan pemerintah berkeinginan membuat rakyat hidupnya lebih baik daripada di masa lalu. Kaban mengingatkan, kepada para tokoh masyarakat atau tokoh politik jangan membuat pernyataan-pernyataan yang menimbulkan permasalahan baru, sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Ada salah seorang tokoh yang dengan gagah mengatakan tutup Freeport. Setelah ada kejadian di sana, dia diam dan tidak mau bertanggungjawab. Tidak boleh begitu menjadi seorang pemimpin," katanya. Apa pun yang dilakukan pemerintah sekarang, kata Kaban, dianggap tidak ada yang benar. Padahal pada zaman pemerintahan Soeharto apa pun yang dilakukan selalu benar dan tidak ada yang berani menyalahkan. "Namun sekarang ini lain zamannya, apa pun yang dilakukan pemerintah tidak ada yang benar," katanya. (Ant/OL-02).
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP