( Kompas, Selasa 14 Maret 2006 )
Seekor predator adalah raja di komunitasnya. Sesuai hukum jaring-jaring makanan, tidak ada makhluk hidup lain yang mengincarnya sebagai mangsa kecuali organisme renik yang akan menguraikan tubuhnya yang telah mati.
Meskipun memiliki kuku yang tajam atau gigi taring yang runcing, bukan jaminan bagi seekor predator bebas dari ancaman. Kadang-kadang, bergumul dengan predator lain untuk berebut mangsa adalah risiko besar yang harus dihadapinya. Para ahli ekologi yakin bahwa perebutan mangsa di alam adalah hukum rimba yang mengatur dinamika populasi makhluk hidup di alam.
Banyak laporan yang menunjukkan serangan predator terhadap predator lainnya. Bangkai predator yang kalah umumnya dibiarkan saja tanpa dimakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif penyerangan tersebut adalah kompetisi.
Untuk mempelajari lebih lanjut, Emiliano Donadio dan Steven Buskirk, ahli ekologi lingkungan dari Universitas Wyoming, Amerika Serikat, mempelajari data dari makalah-makalah ilmiah tentang interaksi antarpredator. Mereka melakukan survei terhadap 59 spesies hewan menyusui yang merupakan predator di alam, misalnya macan, harimau, dan serigala. Para peneliti menggabungkan data-data serangan predator terhadap predator lainnya dengan faktor-faktor biologi lainnya, misalnya massa tubuh, makanan, dan daya jelajahnya.
Sesuai dugaan, pengamatan terhadap konflik dua jenis karnivora menunjukkan bahwa ukuran tubuh adalah faktor yang menentukan. Seekor predator cenderung melawan spesies yang ukuran tubuhnya lebih kecil darinya dan menghindari spesies yang berukuran sama atau lebih besar.
Serangan yang mematikan umumnya dilakukan predator yang memiliki massa dua kali hingga lima kali lipat lebih besar predator yang diserang. Tentu saja, jika perbedaan ukuran dan massa terlalu besar, tidak ada perlawanan yang berarti. Predator yang ukuran tubuhnya hampir sama umumnya tidak akan berkonflik.
Menurut para peneliti, sebagaimana dimuat dalam American Naturalist edisi April, menyerang lawan yang sepadan terlalu berisiko. Sedangkan, menyerang predator lain yang lebih kecil tidak jauh berbeda dengan menyerang mangsanya. Peluang untuk menang jauh lebih besar dan hal tersebut akan mengurangi persaingan dalam berburu mangsa.
"Pengamatan pertama yang mengukur kualitas interaksi antarpredator ini mengejutkan," kata Craig Benkman, ahli ilmu hewan yang juga dari Universitas Wyoming. Sebelumnya, para ahli menduga predator yang berukuran tubuh sama akan saling menyerang sebagai cara berebut sumber makanan
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP