( Kompas, Selasa 14 Maret 2006 )
Di malam yang gelap gulita, kelelawar dapat meliuk dan terbang dengan lincah tanpa menabrak penghalang di depannya. Bahkan, serangga yang mencoba berlindung di antara dedaunan, masih akan dikenali dengan baik oleh kelelawar. Sebab, hewan malam ini mampu mengabaikan benda-benda di sekitarnya untuk memperoleh mengsanya yang empuk setiap malam.
Ketika terbang dan berburu mangsa, kelelawar mengeluarkan suara melengking dengan frekuensi tinggi yang akan dipantulkan kembali ke arahnya. Pantulan gelombang akan memberikan informasi ukuran dan jarak benda-benda di sekitarnya.
Meskipun demikian, proses yang disebut ekolokasi ini dilakukan dengan cara-cara yang beragam. Seekor kelelawar yang terbang di daerah terbuka, misalnya, akan memancarkan lengkingan yang tinggi diselingi dengan jeda diam sekitar 100 milidetik sambil menunggu pantulannya. Jika pantulannya berasal dari tubuh serangga, kelelawar akan memusatkan arah pencariannya dan semakin sering melengking saat mendekati mangsanya.
Tapi, bagaimana jika serangga tersebut berada di dekat objek lainnya? Psikolog dan ahli kelelawar Cynthia Moss dari Universitas Maryland, College Park menduga pantulan dari benda-benda yang berdekatan akan mengganggu proses pencarian tersebut. Oleh karena itu, ia dan koleganya merekam suara dan pola terbang kelelawar coklat besar (Eptesicus fuscus) dalam sebuah ruangan tertutup. Dalam satu rangkaian percobaan, kelelawar hanya membutuhkan waktu rata-rata satu menit untuk menemukan dan menangkap seekor cacing yang diikat di langit-langit.
Bahkan, ketika mereka menggantungkan tanaman dengan jarak 10 centimeter dari cacing, kelelawar hanya membutuhkan waktu sekitar 30 detik. Tanpa disangka sebelumnya, kelelawar tetap dapat melakukannya dengan baik saat tanaman dipisahkan pada jarak 20 centimeter atau lebih. Para peneliti melaporkan hasilnya dalam jurnal PLoS Biology.
Konsentrasi
Rekaman audio dan video menunjukkan bahwa kelelawar lebih sering mengeluarkan suara dengan jeda pendek ketika menghadapi objek yang banyak. Pengulangan yang sering ini diperkirakan akan mempertajam konsentrasi kelelawar terhadap objek tertentu. Mungkin seperti mata kita fokus untuk melihat sebuah gambar yang berada di antara banyak objek dengan mengabaikan gambar lainnya.
Menurut James Simmons, ahli otak dari Universitas Brown, cara seperti ini juga dilakukan oleh spesies kelelawar lainnya, namun baru diamati secara detail sekarang. Secara terpisah, ia sedang meneliti perilaku kelelawar saat menghadapi berbagai bentuk rintangan.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP