( Media Indonesia, Kamis 22 Maret 2006 )
Perserikatan Bangsa-Bangsa wajib melindungi dan melestarikan lautan yang ada di muka bumi dari aksi penangkapan ikan di kedalaman laut dan polusi, sama halnya dengan pelestarian lingkungan di daratan.Seruan itu diungkapkan kelompok pencinta lingkungan Greenpeace, Selasa (22/3).
Pernyataan yang disampaikan Greenpeace dalam laporan yang dipublikasikan bertepatan dengan pertemuan internasional yang diprakarsai PBB mengenai keanekaragaman hayati, menyatakan sebanyak 40 persen dari lautan di bumi harus dijadikan wilayah yang dilindungi dan dilestarikan. Hanya sekitar 0,6 persen dari wilayah laut di muka bumi yang dilindungi dan dilestarikan keanekaragaman hayatinya saat ini, dibandingkan dengan 12 persen daratan yang diperlakukan dalam hal yang sama, demikian hasil laporan data PBB.
Sementara perlindungan di daratan diberlakukan maka penggunaan pukat (penangkapan ikan yang memakai bahan peledak di kedalaman laut) harus dilarang, kata Greenpeace. "Pembentukan moratorium PBB pada kegiatan penangkapan menggunakan bahan-bahan peledak di kedalaman lautan sangatlah perlu untuk mengakhiri kerusakan kehidupan aneka hayati laut, dan berbarengan dengan itu jaringan kerja sama internasional pelestarian lingkungan laut harus segera dibentuk," kata professor Callum Roberts dari Universitas York mengatakan dalam pernyataan Greenpeace tersebut.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh PBB itu berlangsung di Curitiba, Brazil, yang akan berlangsung hingga akhir Maret akan membahas kebijakan untuk perluasan perlindungan keanekaragaman biota baik di daratan maupun di kedalaman laut untuk memperlambat proses kepunahan fauna dan flora yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pertemuan tersebut akan membahas prinsip- prinsip dasar untuk memperluas perlindungan laut namun tidak akan membuat pernyataan resmi kesepakatan bersama. Amerika Serikat, AS, bukanlah salah satu penandatangan Konvensi Keanekaragaman hayati yaitu perjanjian internasional yang ditandatangani oleh 188 negara yang kini hadir dalam pertemuan di Brazil.
Greenpeace juga mendesak perlindungan hutan yang lebih baik dan mengatakan hasil pemetaan melalui satelit yang dilakukan organisasi lingkungan itu memperlihatkan keutuhan hutan yang terlindungi hanya mencapai kurang dari 10 persen wilayah daratan yang berarti mengancam kehidupan ribuan spesies hewan dan tanaman. (Ant/OL-03)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP