(WWF Indonesia – Program Sahul Papua, enewsletter Edisi I/2007 Bahasa Indonesia)
Membentang seluas 2.505.600 Ha dari bagian tengah Pegunungan Tengah Papua sampai ke selatan dataran rendah Perairan Laut Arafura, Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan konservasi terluas di Indonesia dengan keterwakilan paling lengkap dari semua tipe sistem ekologis utama dari Pulau New Guinea. Mulai dari ekosistem alpin, sub-alpin, hutan pegunungan tinggi, hutan dataran rendah dan hutan mangrove (bakau). Berbagai fenomena alam yang menakjubkan dengan keindahan yang istimewa dapat kita jumpai di dalam kawasan konservasi ini, mulai dari Pegunungan Cartenz dengan Puncak Jaya (4.884 m dpl) yang merupakan satu dari tiga puncak di dunia yang terletak di katulistiwa yang memiliki lapisan gletser tropis (lapisan salju di daerah tropis) sampai dengan hamparan hutan bakau dan rawa-rawa campuran yang berakhir dilepas pantai perairan Laut Arafura yang kaya akan berbagai sumber daya laut.
Lorentz ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1997 melalui Keputusan Menteri kehutanan Nomor : 154/Kpts-II/1997 berdasarkan berbagai fakta biologi dan sosial-budaya yang menuntut suatu pengelolaan kawasan konservasi dimana dimungkinkannya pengakuan hak-hak pengelolaan sumber daya alam dengan cara menetapkan zona-zona pemanfaatan. Mengingat di dalam kawasan ini telah hidup suku-suku asli yang menggantungkan hidupnya dari meramu hasil hutan dan sumber daya alam lainnya. Taman nasional ini juga berstatus sebagai Situs Warisan Dunia (World Natural Heritage Site) sejak tahun 1999 oleh World Heritage Committee (WHC) sebuah badan dunia dibawah UNESCO. Di dalam dan sekitar kawasan Taman Nasional Lorentz berdiam suku-suku asli dengan keragaman etnis dan budayanya. Suku-suku di wilayah ini terbagi dalam 2 kelompok. Penduduk asli yang mendiami daerah pegunungan di Taman Nasional Lorentz berasal dari Suku-suku Dani, Nduga, Ngalik dan Amungme. Keempat suku besar masih terbagi ke dalam sub suku, misalnya Damal. Sementara penduduk yang mendiami tepian sungai dan pantai dataran rawa di kawasan Taman Nasional adalah suku Asmat, Sempan dan Kamoro.
Kawasan Lorentz memiliki keragaman ekosistem yang terbagi dalam zona menurut ketinggian, dari zona dataran rendah, pegunungan, sub alpin, alpin dan zona nival. Kekayaan biologi Taman Nasional Lorentz memberikan kontribusi yang signifikan bagi keanekaragaman hayati di Papua. Di Papua, Lorentz menjadi rumah bagi 1.200 dari 20.000 species tumbuhan berbunga; 118 dari 164 species mamalia; 403 dari 650 species burung; dan 48 species reptile dan amphibian. (Petocz&Fretes, 1983; Patay, 2002). Kawasan ini juga mencakup dua Daerah Burung Endemik (DBE) atau Endemic Bird Area (EBA) dengan 45 species burung sebaran terbatas dan 9 species endemik. Deretan Pegunungan Sudirman menjadi isolasi alamiah bagi penyebaran jenis burung dan hewan lainnya. Tingginya tingkat endemisitas di kawasan yang 90 persen masih ditutupi hutan hujan tropis ini berkaitan erat dengan proses geologis (pembentukan muka bumi).
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP