(www.cenderawasihpos.com, Selasa 03 Juli 2007)
AMBON-Sebagaimana yang direncanakan, masyarakat Suku Momuna, Distrik Dekai, Yahukimo, yang berjumlah hampir 40 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan, jadi berguru (Belajar) pengolahan Sagu di Maluku, tepatnya di Kota Ambon. Rombongan yang dipimpin Kepala Bappeda Kabupaten Yahukimo, Drs Gasper Liauw MSi itu, sejak Sabtu (30/6) Juni lalu sudah berada di Ambon Manise.
Seperti dilaporkan wartawan Cenderawasih Pos, kegiatan 'berguru mengolah sagu' di Maluku ini dimulai Senin kemarin yakni di Dusun Hurnala II, Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Dalam waktu sehari kemarin, para peserta belajar langsung di hutan sagu.
Untuk tahap awal yang mereka pelajari adalah cara memotong-motong pohon sagu yang benar, membelah batangan pohon sagu, menggiling pecahan pohon sagu, meramas-ramas inti sari sagu, hingga cara membungkus sarinya sagu tersebut. Untuk selingan, mereka juga diajari cara membakar sagu dengan cetakan.Selanjutnya pada hari ini, kegiatan belajar dilanjutkan mengunjungi sebuah industri kecil sagu yang mengolah beraneka ragam kue sagu. Tempatnya masih sama yakni di Kawasan Kabupaten Maluku Tengah. Di tempat ini, masyarakat akan belajar bagaimana membuat beraneka ragam kue sagu.Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Yahukimo, Drs Gasper Liauw yang didampingi Nico Balinnga (Kepala Bidang Eksosbud), Mathius S.Hut (Kasubid Perekonomian) dan Frangky G Lilihata ST (Kasubid Penelitian dan Pengendalian) menjelaskan, dengan kegiatan belajar (Magang Langsung) ini, akan banyak manfaatnya.
Pertama, mereka betul-betul akan tahu bagaimana mengolah sagu yang baik dan benar. Kedua, membuka wawasan para peserta yang selama ini hidup terkungkung tak tahu dunia luar. ''Ide ini dilatarbelakangi oleh keberadaan ekonomi masyarakat dan sosial budayanya, dimana mereka selama ini hidupnya sangat tergantung dengan sagu,''kata Gasper.Dengan demikian, sangat diharapkan, sepulangnya dari Ambon ini, para peserta bisa mempraktekkan mengolah sagu yang baik dan benar. ''Kedepan, harapan kami, para peserta ini menjadi perintis produksi sagu dari Dekai. Dan setelah belajar langsung ini, mungkin suatu saat nanti, giliran kami undang instrukturnya ke Dekai, sehingga program belajar atau magang ini, betul-betul ada hasilnya,''pungkasnya.
Dua orang peserta, Emil Doyapo dan Martha Keykyera ysmg diwawancarai Cenderawasih Pos, tampak tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. ''Kami sebagai pemuda Momuna sangat senang dengan program ini. Sebab kami bisa melihat dan belajar langsung bagaimana proses mengolah sagu yang baik dan benar,''kata Emil.Hal senada dikatakan Martha. ''Sebelumnya tidak pernah kami bayangkan, kalau akhirnya kami bisa belajar mengolah sagu seperti ini,''ujar Martha.Selalu kaum perempuan, Martha merasa sangat terhormat dikirim oleh Pemkab Yahukimo untuk belajar mengolah sagu ini. ''Kami sangat senang, karena kami sebagai kaum perempuan diberi kesempatan untuk belajar, khususnya belajar bagaimana proses mengolah sagu yang baik seperti ini,''lanjut Martha yang kemarin tampak keringatan setelah mempraktekkan meramas-ramas ampas sagu.
Emil dan Martha, sepakat bahwa mereka akan mengapliksikan 'ilmu' yang di dapat dari Maluku ini di kampugnya nanti. ''Sebagaimana yang diprogramkan Pemerintah, maka sesampainya di kampung nanti, kami akan mempraktekkan mengolah sagu seperti yang baru kami lihat ini,''ujarnya.Dengan demikian, kedepan sagu yang ada di Dekai tidak lagi hanya dikonsumsi sendiri, tapi akan diproduksi menjadi beraneka ragam kue sagu. ''Bila perlu, kami-kami ini kedepan sebagai pionirnya untuk membuat produk sagu asli Dekai. Sehingga sebagaimana di Ambon, Dekai juga bisa dikenal produk sagunya, sehingga betul-betul menjadi sumber ekonomi masyarakat Dekai,''pungkasnya.(jko)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP