(www.biak.go.id, Senin 2 Juli 2007)
KPDE Biak Numfor
Berkat pembinaan terus-menerus dari Dinas Perkebunan, maka terhitung dua tahun terakhir ini animo masyarakat Biak Numfor untuk membudidayakan tanaman jarak pagar cukup tinggi. Maka itu, mesin pengolah biji jarak bantuan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Freddy Numberi, dalam waktu dekat tiba di Biak kota jasa. Disamping itu, Kamis kemarin Dinas Perkebunan Kabupaten Biak Numfor menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait membahas penentuan lokasi penempatan mesin pengolah biji jarak untuk menjadi minyak.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Biak Numfor, Ir. Tukimin Mardiharjono saat ditemui KPDE Biak Numfor, Jumat kemarin juga membenarkan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi mengundang instansi terkait membahas lokasi penempatan mesin pengolah biji jarak yang rencananya tiba di Biak, Agustus 2007. Dari rapat koordinasi telah disepakati, bahwa mesin pengolah biji jarak bantuan Menteri Kelautan dan Perikanan RI itu akan ditempatkan di Kompleks Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor.
"Itu baru kesepakatan rapat kemarin, hasilnya tetap kami laporkan ke pak Bupati dan Menteri Kelautan dan Perikanan, siapa tahu ada petunjuk lain," ujar Mardiharjono.
Kedepan, kata Mardihajono, mesin pengolah biji jarak akan dikelola oleh KUD, didukung oleh lintas instansi terkait, diantaranya, Dinas Perkebunan, Perikanan, Tenaga Kerja, Usaha Kecil Menengah serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Bantuan mesin pengolah biji jarak ini, untuk memotivasi para kelompok tani khususnya di Biak agar lebih serius menanam tanaman penghasil minyak itu hingga akhirnya mereka merasakan hasil kerja keras mereka itu.
Ditanya kapasitas produksi mesin tersebut, Mardiharjono mengaku, kapasitas produksi mesin yang akan datang ini cukup besar, yakni mampu mengolah biji jarak sekitar 500 kg perjam-nya. Untuk itu, pihaknya harus menunggu produksi biji jarak minimal 1 ton, baru akan melakukan uji coba terhadap mesin pengolah biji jarak pagar bantuan Menteri Kelautan dan Perikanan RI itu.
"Hingga kini, luas perkebunan tanaman jarak pagar di Biak Numfor mencapai 55,8 hektar, dan baru pada tahap berbuah tahun pertama. Melihat luasnya lahan, saya yakin, tahun ini juga mesin pengolah biji jarak bantuan Menteri Kelautan dan Perikanan, dapat kami uji coba," akunya.
Disamping itu, kata Mardiharjono, rapat koordinasi kemarin juga disepakati, bahwa di tahun depan semua instansi teknis berjanji terus berpartisipasi aktif melakukan pembinaan terhadap pengembangan tanaman jarak pagar ini, sesuai tugasnya masing-masing. Khusus Dinas Perkebunan, sesuai Inpres No. 1 tahun 2006, tugas prioritasnya adalah menyediakan sumber benih.
Untuk itu, panen perdana tanaman jarak di kebun induk milik Dinas Perkebunan di Kampung Andei Biak Utara beberapa waktu lalu, telah dilakukan seleksi pohon induk untuk persediaan sumber benih di Kabupaten Biak Numfor, disamping masih mengharapkan sumber benih dari Jawa. Benih yang dihasilkan dari kebun induk, rencananya untuk memenuhi permintaan dari masyarakat Distrik Yendidori, Biak Timur dan Biak Utara, karena diperkirakan mereka membuka lahan seluas 37 ha, di tahun 2007 ini.
Lebih lanjut Mardiharjono menambahkan, khususnya 17 petani asal Biak Barat beberapa waktu lalu secara swadaya magang ke IPB (Institut Pertanian Bogor) dengan pusat perkebunannya di Indramayu, mereka belajar memelihara tanaman jarak pagar yang baik. Di sisi lain, Mardiharjono menjelaskan, untuk menghasilkan 1 liter minyak dibutuhkan biji jarak antara 3 sampai 3,5 kg dengan dasar rendemen hasil uji coba laboratorium SBRC, 27,29%.
Sedangkan menyangkut harga, tentunya disesuaikan dengan harga minyak tanah di pasaran. Dan minyak jarak pagar ini dapat dipakai untuk mesin johson milik nelayan-nelayan maupun untuk bahan bakar kompor, selain untuk kendaraan roda dua dan empat. **
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP