( Media Indonesia, Senin 24 Juli 2006 )
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan 17 proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Yakuhimo, Papua. "Kami sampaikan kepada Bapak Presiden mengenai persiapan Tangguh, persiapan Yahukimo, juga terkait audit Freeport," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro usai menghadap Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta.Hal ini terkait rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Yahukimo, Provinsi Papua, pada 26-28 Juli mendatang. Pembicaraan itu membahas mengenai persiapan kunjungan dan Papua secara umum.Sejauh ini, menurut Purnomo, 17 PLTS di Yakuhimo itu telah siap dioperasikan dan tiga di antaranya akan ditinjau Presiden. Proyek ini merupakan program pengembangan listrik skala kecil dengan menggunakan tenaga surya. "Presiden akan melihat PLTS, juga akan meresmikan proyek pertanian dan sebagainya. Nanti akan dibahas lebih komprehensif lagi," ujarnya.Sementara itu, Menteri ESDM mengungkapkan pihaknya juga menyampaikan perkembangan audit produksi Freeport dan perkembangan proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Tangguh di Papua.Menyoal proyek Tangguh, Purnomo mengatakan saat ini pembangunannya sedang berjalan dan pada akhir 2008 atau paling lambat awal 2009 sudah bisa melakukan pengiriman kargo LNG yang pertama. Menurut rencana terminal LNG Tangguh akan mengekspor LNG sebanyak 7,5 juta ton/tahun.Menyangkut Freeport, Purnomo menjelaskan pihak ESDM melaporkan mengenai perkembangan terakhir audit perusahaan tambang tembaga terbesar di Indonesia itu. Audit itu meliputi audit produksi, lingkungan hidup, community development, penerimaan negara, dan masalah keamanan."Kita sampaikan secara umum, karena ini belum selesai. Waktu itu dibahas di Kantor Menko Perekonomian, kemudian kita sudah menyiapkan beberapa butir yang perlu dibahas kembali secara rinci," jelas Menteri ESDM.Terkait penerimaan negara dari produksi Freeport, menurut Purnomo, hal itu akan dibahas Jumat ini (21/7). Saat itu akan dibahas mengenai penerimaan negara, seberapa besar pemasukannya sekarang ini.Satu hal lagi, dari audit itu pemerintah ingin melihat kepatuhan (compliance) Freeport terhadap kontrak karya. Hal kedua, pemerintah ingin melihat celah-celah bagi perbaikan yang bisa dilakukan, misalnya perbaikan sistem. (Wis/OL-03)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP