( Cenderawasih Pos, Selasa 30 Juni 2006, Alamku Edisi XXXVII )
Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2006 merupakan momentum yang baik untuk merenungkan permasalahan dan memperumbangkan lingkungan sebagai posisi lingkaran tengah gerakan pembangunan.
Pandangan terhadap permasalahan lingkungan selama ini hanya dianggap sebatas persoalan; pencemaran, hutan, tanam pohon, reboisasi (penghijauan) dan sebagainya. Padahal maksud luhurnya adalah bagaimana pola dan inti pembangunan itu semestinya kita ubah bukan hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi, tetapi juga ada ruang social dan ekologi yang saling mempengaruhi dan berkaitan.
Kecenderungan yang tertinggi sekarang ini, memandang ekonomi merupakan pusat pembangunan sehingga masalah perindustrian, perdagangan, pertambangan dan keuangan ditempatkan pada posisi nomor utama.
Kecenderungan derajat kedua adalah kegiatan sektor non materi, seperti pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan social. Lingkungan ditempatkan hanya sebagai pelengkap penderita alias posisi pinggiran saja.Bukan posisi sentral.
Sebagai contoh, membangun pertanian dan industri. Logika yang digunakan adalah meningkatkan ekspor dan memperbesar output produksi. Intinya, hanya menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan devisa, baru masuk dalam tataran masalah lingkungan pada prioritas yang paling rendah.
Bila model pembangunan kita demikian terus menerus, sementara penduduk dan pembukaan kota-kota baru di Papua kian meningkat, maka pembangunan kita akan menuju jurang kehancuran, niscaya lambat laun akan terasa bahwa cara kita membangun itu melahap rakus sumber daya alam yang kita miliki. Memakan habis hutan, tanah, sungai, ikan dan lain-lain kekayaan alam. Akibatnya, "hutan gundul dan banjir disana-sini".
Lalu kemana kita membangun untuk kesejahteraan masyarakat? Menyadari dan belajar dari rententan fakta didepan kita, mendesak untuk kita mendongkrak pembangunan berkelanjutan yang ada posisi buntut menuju arus posisi tengah diantara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Karena jika kita akan membangun ekonomi, maka kita tidak hanya akan membutuhkan modal ekonomi, tetapi modal sosial dan alam akan kita jadikan sebagai landasan perhitungan yang penting. Artinya, dampak pembangunan ekonomi tidak boleh mengurangi modal sosial dan alam. (kusam)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP