( Papua Pos, Selasa 11 April 2006 )
Para petani mendambakan proyek pembangunan irigasi melalui beberapa.sungai yang besar di bagian Selatan Papua itu agar hasil pertanian terutama padi selain kebutuhan rumah tangga, daerah, nasional maupun kebutuhan eksport ke beberapa negara tetangga seperti Papua Nugini (PNG) atau negara di Pasitik Selatan lainnya.
Sebab, tambah para petani itu, mantan Presiden Soeharto dalam panen raya di tahun 1980-an pun berjanji akan membangun irigasi dari sungai Digul untuk mengairi sawah di Merauke, tetapi sampai saat ini, rencana itu tidak pernah terealisasi, walaupun dari Sungai Digul ke Merauke sepanjang 350 Km.
"Kami ini petani dan hidup dari lahan pertanian, maka pemerintah tolong bantu kami dengan pembangunan irigasi," kata Sumin (56 tahun), warga petani
Para petani di Kabupaten Merauke mendambakan proyek pembangunan irigasi untuk menghidupkan pengembangan lahan pertanian terutama padi karena selama ini para petani hanya mengandalkan air hujan yang tidak menentu menyebabkan hasil produksi padi sangat terbatas.
Sejumlah petani dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pasca panen raya di SP Tanah Miring, Merauke, 5 April lalu mengaku selama ini hasil produksi mereka sangat terbatas akibat hanya mengandalkan air hujan yang tidak menentu.
Kepala Devisi Regional (Diyre) Perum Bulog Provinsi Papua, Drs. Indra Suyanto secara terpisah mengatakan perusahaannya telah mengalokasikan dana tahun anggaran 2006 untuk membeli beras produksi petani Merauke sebanyak 10 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan daerah. Perusahaan itu setiap tahun mengalokasikan dana untuk membeli beras petani di Merauke sebanyak 10 ribu ton, namun sayangnya hasil produksi petani tidak mencapai yang ditargetkan Perum Bulog.
"Kami siap membeli beras petani Merauke, namun apakah petani sudah bisa memproduksi hasil yang ditawarkan," katanya. **
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP