( Cenderawasih Pos, Rabu 05 April 2006 )
Adanya perbedaan kepentingan dalam pengelolaan sumber daya hutan di Papua, sering menimbulkan konflik antara pemerintah dan masyarakat pemilik hak ulayat Terkait hal tersebut, CIFOR (Centre for International Forestry Research), bekerja sama dengan LSM baik Foker LSM, WWF dan elemen masyarakat lainnya, Selasa (4/4) kemarin menggelar kegiatan lokalatih di hotel Ratna Sentani.
Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Habel M Suwae, ini juga melibatkan sejumlah tokoh masyarakat di tiga distrik yang ada, yang terkait dengan masalah kehutanan. Dalam kesempatan tersebut, Bupati mengatakan bahwa kebijakan kehutanan yang dijalankan saat ini selain mendatangkan keuntungan namun juga masih ada kerugian. Menurut Agus Adrianto, salah satu peneliti di CIFOR, melalui kegiatan lokalatih ini metodelogi riset aksi partisipatif konflik kehutanan masyarakat di Papua ini, diharapkan terbentuk tim untuk melakukan riset dan_hasilnya dapat diajukan sebagai usulan kongkret dalam pengelolaan hutan.
Oleh karena itu, tim yang akan dibentuk akan melibatkan dari pihak masyarakat, pemda, Bappedalda selaku ekonomi khususnya di bidang kehutanan. Diharapkan bahwa ke depan pengelolan kehutanan ini mengutamakan peranan masyarakat yang mendapatkan dampak langsung dari pengelolan hutan. Disam-ping itu, masyarakat juga diharapkan untuk memahami upaya penanganan kelestarian hutan supaya tetap terjaga. (tri)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP