( Cenderawasih Pos, Sabtu 08 April 2006 )
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Jayapura, Ir. Piet Nerekouw mengatakan, banjir melanda Kelurahan Koya Barat, Distrik Muara Tami berdampak buruk terhadap kegiatan ekonomi masyarakat setempat, khususnya di bidang pertanian dan perikanan.
"Banjir itu bukan saja mengancam para petani padi maupun petani budidaya ikan tawar, tapi efeknya bisa meluas sampai pada petambak ikan bandeng di Holtekamp, bahkan bisa mencakup semua usaha petani padi/ladang dan petani budidaya ikan,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Dijelaskannya, jika Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, tidak segera berpikir untuk melakukan penanggulangan, maka dikhawatirkan, banyak petani petambak atau budidaya ikan akan gulung tikar. Dengan kata lain, usahanya tidak lagi berjalan alias bangkrut. Untuk itu, demi mengamankan
produktivitas kegiatan ekonomi masyarakat yang mulai berkembang itu, Pemkot diharapkan agar melakukan penanggulangan berupa, pembersihan atau pengerukan material sampah (sampah batang kayu, rumput dan endapan lumpur serta batu ) dan dalam drainase mulai dari sepanjang bendungan Tami hingga Kelurahan Koya Barat dan berakhir di Holtekamp.
''Hal itu dimaksudkan tidak lain, ialah agar aliaran air dapat berjalan dengan lancar, dan para petani budidaya ikan dapat menjalankan usahanya. Di Muara Tami itu, kurang lebih 300 hektar tambak ikan, yang sangat potensial untuk budidaya ikan bandeng,"terangnya.
Penanganan yang kedua, adalah dilakukannya reboisasi atau penghijauan terhadap hutan-hutan di daerah bendungan Tami, yang saat ini sudah dibabat atau ditebang habis oleh pihak-pihak tertentu. Kata dia, jika dia mati dengan baik, hutan yaing berada di bendungan Tami itu, fungsi pokoknya sudah tidak ada lagi.
"Kalau kita pandang sebagai satu kesatuan ekosistem, maka Pemkot hendaknya bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Keerom. Sebab banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari wilayah Keerom,"paparnya. (nls)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP