( Papua Pos, Kamis 13 April 2006 )
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Papua, Sulaiman Hamzah mengatakan, budidaya ikan air tawar di Danau Sentani harus ditumbuh kembangkan seiring dengan peningkatan perekonomian masyarakat. Namun, para petani ikan air tawar juga harus mengetahui soal manajemen dasar dalam pengolahannya.
"Apabila telah diketahui dengan baik bagaimana pengolahan ikan air tawar, maka untuk peningkatan perekonomian dapat dilakukan dengan mudah,"ujarnya kepada wartawan ketika ditemui di Sela-sela kegiatan pelatihan manajemen teknis budidaya ikan air tawar di Balai desa kampung Netar, Rabu ( 12/04)kemarin.
Menurut Hamzah, program pelatihan ini merupakan tindak lanjut perjanjian antara pemkab Jayapura dengan Dekopin wilayah Papua. Dimana diharapkan, pemilik keramba ikan yang berada di kabupaten Jayapura khususnya dipinggiran Danau Sentani dapat memahami menejemen teknis pengolahan budidaya ikan air tawar.
Kepada masyarakat yang sudah biasa mengunakan metode lama, dengan dihadirkan manajemen teknis ini dapat merubah pola lama yang dipakai. Dengan tujuan agar melalui pelatihan ini dapat meningkatkan hasil peliharaannya sehingga perekonomian petani ikan air tawar dapat meningkat.
Biasanya para petani ikan hanya menabur bibit ikan dengan begitu saja tanpa memperhatikan kebutuhan ikan, sehingga ikan hanya diberikan pakan saja. Hal ini membuat para petani ikan harus menunggu jangka waktu 8 bulan lamanya untuk panen.
Berbeda dengan pakan ikan yang diberikan pada ikan yang berada di dalam kramba, hanya mengandalkan dari toko dan makanan sisa sehari-harinya. Dengan pelatihan ini, petani ikan air tawar akan dibeikan tata cara pemeliharaan agar dapat memanen ikannya dalam waktu satu tahun bisa 3 atau 4 kali.
Yakni dengan cara memisahkan ukuran yang sama di satu kramba yang disediakan. Tujuannya agar dalam memberi pakan tidak saling berebut makan. Dengan seleksi demikian pertumbuhan ikan akan cepat.
Dijelaskan pula, pelatihan ini bukan hanya sebatas bagaimana cara meningkatkan produksi ikan air tawar, tetapi akan ada juga petugas lapangan yang mengawasi perkembangan pada masing-masing pemilik keramba.
Sementara, ditempat yang sama Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah wilayah kabupaten Jayapura Ir. Ichdar Tolat mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan tersebut pihaknya akan memberikan 5.000 ekor bibit kepada pemilik keramba ikan yang terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota koperasi tentunya. Dengan ketentuan keramba ikannya benar-benar siap, jumlah keramba paling sedikit yang dipunyai sebanyak 8 petak.
Diharapkan, peserta dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam pelatihan tersebut. akan tetapi Dekopinda bukan hanya melakukan pelatihan namun diterapkan juga pendampingan terhadap pemilik keramba ikan secara langsung.
"Ini merupakan satu langkah awal dalam pembenahan koperasi, sekaligus meningkatkan perekonomian anggota terutama yang memiliki keramba dengan melalui pelatihan manajemen teknis seperti ini,"tegasnya.
Guna mewujudkan cita-cita koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya, maka pemilik keramba dengan jumlah 8 petak akan diberikan bantuan 5.000 ekor bibit ikan yang sifatnya pinjam. Maka 5.000 butir tersebut akan dibayar disaat panen ikan pemilik keramba yang menerima pinjaman bibit tentunya.
Kemudian hasil panen tersebut dapat dijual melalui kooperasi yang ada, sebab bibit tersebut berasal dari koperasi. Akan tetapi penentuan harga ikan perkilonya akan mengikuti harga pasaran yang beredar.**
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP