( Cenderawasih Pos, Jumat 31 Maret 2006 )
Warga Kampung Enggros dan Tobati hingga saat ini masih mengeluh kesulitan mendapatkan air bersih, Soalnya, usulan mereka ke pemerintah untuk memperbaiki pipa yang rusak sejak tahun 1999, hingga saat ini tak digubris. Akibatnya, mereka terpaksa setiap hari antrian mengambil air di Hamadi dengan menggunakan perahu yang ditempuhnya selama 1 jam untuk pulang pergi.
"Sebenarnya kami sudah usulkan ke pemerintah supaya diperbaiki, tapi sampai saat ini tidak diperbaiki, pada hal itu sudah patah sejak tahun 1999. Oleh karena itu kami terpaksa mengambil air di Hamadi dengan menggunakan perahu,"kata Marthen Meraudje warga Kampung Enggros, Kamis (30/3) kemarin.
Air yang diambil masyarakat ini paling lama dua hari lalu habis. Karenanya masyarakat yang berjumlah 102 KK di Kampung Enggros dan puluhan KK lainnya di Kampung Tobati sangat mengharapkan perhatian pemerintah agar menyikapi masalah air bersih ini. "Kami masih mengharapkan supaya pemerintah memperhatikan keluhan ini, sebab di laut kami sulit mendapatkan air bersih untuk diminum. Kalau memang susah kami biasanya tadah air hujan karena tidak mungkin air laut kami pakai masak," kata Marthen Meraudje.
Di tempat yang sama, Laurens Meraudje juga mengatakan bahwa di Kampung Enggros dan Tobati sebenarnya tidak hanya air bersih yang menjadi keluhan, namun masyarakat juga mengeluhkan adanya pencemaran sampah kota yang memenuhi teluk. Pasalnya dengan sampan-sampan ini dinilai mengganggu mata pencaharian masyarakat. "Kadang kalau kami buang jaring sampah-sampah yang nyangkut di jaring, makanya kami berharap kepada pemerintah supaya memperhatikan masalah sampah ini. Minta masyarakat supaya tidak membuang sampah ke kali, jangan hanya sekedar himbauan tapi perlu pengawasan yang nyata di lapangan, "imbuhnya. (ito)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP