( Cenderawasih Pos, Rabu 20 September 2006 )
Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura, baik kualitas dan kuantitasnya, selain ditentukan oleh peran serta pemerintah, petani, pelaku usaha dan masyarakat, juga tidak terlepas dari upaya perlindungan terhadap adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Papua, DR Ir Abraham Werimon MEd saat membuka kegiatan Forum Teknologi Perlindungan Hortikultura di Hotel Yudisyah, Selasa ( 19/9 ) kemarin.
"Perlindungan tanaman merupakan bagian terpenting dalam sistem budidaya tanaman, karena sangat berperan dalam menjaga kuantitas, kualitas dan kontuinitas produksi. Selain itu, perlindurrgan tanaman tidak saja melindungi gangguan OPT, tetapi juga melindungi dari faktor non OPT, seperti dampak anomaly iklim yang juga berpengaruh terhadap penurunan produksi, baik secara langsung maupun tidak langsung,"jelasnya.
Karena itu, lanjut Bram, maka perlindungan tanaman menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam setiap usaha budi daya tanaman, baik oleh masyarakat petani maupun oleh pemerintah yang berkolaborasi dengan petani. "Kemandirian petani mengambil keputusan dalam pengendalian OPT di lahan usaha taninya sangat penting, sementara pemerintah sifatnya hanya memfasilitasi, memotivasi dan meregulasi,”tegas Kepala Dinas TPH Provinsi Papua ini.
Dijelaskan, sebagaimana diatur dalam UU Budidaya Tanaman No 12 Tahun 1992, yakni pelaksanaan perlindungan tanaman menggunakan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), maka sistem PHT ini yang akan diterapkan di semua daerah, namun tidak diterapkan secara seragam, tetapi akan disesuaikan, didorong dan dikembangkan dengan cara-cara pengendalian OPT spesifik lokasi dengan kondisi yang ada pada daerah tersebut.
"Saya minta agar para peserta dapat merumuskan koordinasi dalam penanganan pengendalian OPT dan dampak anomaly iklim secara bersama, serta mampu merancang sistem pengendalian PHT yang sesuai dengan kondisi daerah sasaran pembangunan TPH,"paparnya.
Sementara Ketua Panitia Untung Suratmo dalam laporannya, menjelaskan, kegiatan yang diikuti sekitar 30 petugas TPH dari berbagai daerah di Provinsi Papua ini, akan berlangsung selama dua hari, dengan materi seputar pengembangan hortikultura, penerapan teknologi PHT dan pengendalian OPT yang diberikan oleh nara sumber dari pihak- pihak terkait. (yom)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP