( Cenderawasih Pos, Sabtu 23 September 2006 )
Berbagai kendala masih dihadapi Pemkab Biak Numfor dalam upaya melakukan pengembangan dunia pariwisata. Meskipun memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengembangan pariwisata menurut Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Drs.Piet Wospakrik merupakan salah satu faktor belum berkembangnya dunia pariwisata di Biak.
Selain masih kurangnya kesadaran masyarakat, kendala lain yang Dihadapi dunia pariwisata yaitu kawsan yang dijadikan obyek wisata sebagian besar masih dalam hak ulayat, sehingga perlu koordinasi dengan pihak-pihak terkait terutama para pemilik hak ulayat."Tetapi hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat,"katanya disela-sela kegiatan seminar Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah di Hotel Irian Jumat kemarin.
Sementara itu Ketua Himpunan Pramuwisata Papua di Kabupaten Biak Numfor Yotam Wakum secara terpisah mengatakan masalah hak ulayat sebenarnya bukan merupakan kendala utama. Sebab belum adanya sosialisasi dan transparansi pemerintah kepada pemilik hak ulayat mengenai dampak positif yang akan diterima melalui pengembangan pariwisata mengakibatkan masyarakat kurang proaktif membantu pemerintah daerah dalam memajukan dunia pariwisata."Harus ada transparansi kepada masyarakat mengenai bagaimana tujuan pembangunan pariwisata itu sendiri dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian mereka,"kata Yotam Wakum.
Kurang berkembangnya dunia pariwisata di Kabupaten Biak Numfor Menurut Yotam Wakum diakibatkan kurangnya perlindungan atau proteksi yang dilakukan terhadap sejumlah obyek wisata. Tidak adanya perlindungan terhadap obyek wisata yang sudah dikenal oleh sejumlah wisatawan menurut dia, dapat mengancam pembangunan dunia pariwisata di Biak. " Obyek yang kita miliki ini tidak diproteksi. Contohnya barang-barang peninggalan perang dunia II yang sudah banyak dijual sebagai besi tua, termasuk tulang belulang serdadu Jepang yang setiap tahun dibawa ke negara asalnya. Untuk itu obyek yang kita miliki seperti Goa Jepang dan lain-lain harus diproteksi,"ujarnya. (nat)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP