Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

24 September 2006

Jakarta : Kenaikan BM Gula Tunggu Evaluasi Tim Tarif

( Papua Pos, Sabtu 23 September 2006 )
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan kenaikan Bea Masuk (BM) gula harus menunggu hasil evaluasi tim tarif Departemen Keuangan karena penetapannya ditentukan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

"BM itu tunggu hasil evaluasi tim tarif,"ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Kamis malam di Gedung DPR, Jakarta. Dalam RDP tersebut anggota dewan mempertanyakan keputusan pemerintah mengenakan BM nol persen atas impor gula mentah yang berlaku hingga akhir September 2006.

Kepala Pusat Litbang Departemen Perdagangan, Erwidodo menjelaskan kebijakan tersebut diambil untuk mendukung industri gula rafmasi dalam negeri agar dapat bersaing dengan gula rafmasi internasional yang ketika kebijakan tersebut diambil harganya menurun.

"Itu bersifat sementara saja. Sementara menunggu hasil evaluasi dan keputusan baru, tim tarif yang akan memutuskan apakah BM ditetapkan sama seperti yang lama atau bagaimana,"ujarnya. Sebelumnya, kalangan produsen gula menilai BM yang berlaku sekarang, yakni Rp. 250 untuk raw sugar (gula mentah) dan Rp. 530 per kg untuk white sugar (gula putih) perlu direvisi.

"Setidaknya besaran BM perlu dikembalikan menjadi Rp. 550 untuk raw sugar dan Rp. 750 untuk white sugar," kata Sekretaris Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XI, Adig Suwandi. Menurut dia, penetapan BM gula bertujuan untuk melindungi petani tebu dan industri gula lokal dari dampak liberalisasi perdagangan yang tidak fair dan sarat distorsi.

Adig menjelaskan harga gula dunia yang pada 13 September 2006 sempat naik menjadi 421,10 dolar AS per ton FOB (Free On Board—harga di negara asal, belum termasuk premium dan biaya pengapalan), masih sangat rentan fluktuasi. Terbukti pada 14 September harga gula dunia turun menjadi 416,50 dolar AS, dan menjadi 396,6 dolar AS pada 19 Sepember 2006.

Dalam dua bulan terakhir harga gula dunia cenderung fluktuatif, sempat mencapai 490 dolar AS dan pernah berada pada 368 dolar AS per ton. "Ini artinya, justru untuk mengangkat harga gula pada level produsen sekarang ini BM yang berlaku sekarang perlu direvisi. Dengan begitu, semangat meningkatkan produktivitas dan perluasan areal yang sudah ada pada diri petani sejak 3 tahun lalu dapat dipertahankan atau ditingkatkan," jelasnya.

Selanjutnya, kata Adig, agar tidak terjadi benturan kepentingan antara produsen gula lokal dan gula rafmasi, perlu dilakukan pemetaan pasar dari masing-masing produk. "Gula rafmasi jangan masuk ke pasar dan dikembalikan fungsinya hanya untuk industri makanan dan minuman karena ternyata produksi gula rafmasi tahun ini diperkirakan sekitar 1,14 juta ton. Diperkirakan 470.000 ton tidak terserap ke pasar akibat industri makanan dan minuman lebih senang mengimpor gula rafmasi langsung dengan alasan harga lebih murah dan mutu lebih baik,"jelasnya. **