(www.papuapos.com, 02-09-2008)
MERAUKE (PAPOS)- Isu adanya tanaman Jagung beracun di Distrik kurik, dinyatakan bohong sehingga informasi itu dianggap menyesatkan. Pasalnya, isu yang tidak jelas tersebut bisa menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Isu Jagung beracun itu dibantah pengelola lahan tanaman Jagung, Direktur PT. Bangun Cipta Sarana, wilayah kabupaten Merauke, Djoko Sarwono.
Djoko Sarmwono kepada Papua Pos dibasecampnya, Sabtu (30/8) kemarin mengungkapkan, tidak benar kalau adanya Jagung beracun yang di tanam dilahannya.
" Saya juga sempat dengar issu tersebut, namun itu semua tidak benar, masa kami mau tanam Jagung beracun," ujarnya tegas.
Jagung yang ditanam saat ini merupakan uji coba lahan, sedangkan jenis tanaman jagung adalh bibit hibrida yang mempunyai komuditi ekspor.
" Kami masih dalam tahap ujicoba, baik itu pada bibit, lahan, pupuk dan alatnya. Ujicoba ini dilakukan pada lahan 200 hektar dan sudah berlangsung sejak bulan Juli," ujarnya.
Isu Jagung beracun dikalangan masyarakat Distrik Kurik, beredar sejak empat bulan lalu seiring masuknya PT. Bangun Tjipta Sarana.
Diketahui belakangan ini perusahaan tersebut bergerak dibidang pangan khususnya budidaya Jagung hibrida.
Lahan budidaya Jagung tersebut dengan luas 200 hektar tampak ditumbuhi Jagung, direncanakan dipanen Oktober mendatang. Lahan seluas 200 hektar dipagari bahkan, pintu masuknya ditulis ‘dilarang masuk yang tidak berkepentingan dan melanggar undang-undang hak kepemilikan’.(Abdul)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP