(www.cenderawasihpos.com, 24-09-2008)
JAYAPURA-Kepala Dinas Peternakan Provinsi Papua, drh Alexander Radjasa Pintadewa mengatakan, sampai saat ini jumlah dokter hewan di Provinsi Papua masih sangat kurang. Akibatnya pengawasan terhadap penyebaran penyakit hewan seperti antraks, flu burung tidak optimal.
"Kami hanya mempunyai kurang lebih 8 dokter hewan yang tersebar di kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Merauke, Kabupaten Biak Numfor, Jayawijaya, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Mimika,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos ri ruang kerjanya, Selasa (23/9).
Menurut Radjasa, kurangnya jumlah dokter hewan itu menyebabkan pengawasan terhadap berbagai penyakit hewan yang dapat menyerang manusia menjadi sangat lemah. Pada kondisi ideal di setiap daerah, harus memiliki seorang dokter hewan dan dibantu oleh dua orang mantri hewan.
Di Papua juga terdapat 6 laboratorium hewan, "Tiap labotarorium juga harus memiliki Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner atau Kesmavet. Kesmavet inilah yang bertugas mencegah penularan penyakit hewan kepada manusia, sehingga kasus-kasus dari hewan sebagai sumber penyakitnya dapat dihindari sedini mungkin,"tandasnya.
Ia juga menyadari minat siswa sekolah menengah umum terhadap jurusan kedokteran hewan di perguruan tinggi harus ditingkatkan sejak dini. Minat itu sebaiknya didorong oleh kebijakan pemerintah kabupaten dan kota di daerah endemis untuk memfasilitasi jurusan kedokteran hewan di daerah mereka.
"Melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Pemprov Papua telah membiayai/memberikan beasiswa kepada kurang lebih 5 anak asli Papua untuk didik di Universitas Tinggi yang difokuskan kepada profesi dokter hewan, sehingga kedepan diharapkan kelima orang ini bisa mampu mengisi kekurangan dokter hewan di tanah Papua,"pungkasnya.(ind)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP