(www.cenderawasihpos.com, 23-09-2008)
SENTANI-Direktur World Wrestling Federation (WWF) Indonesia Region Sohul Papua Benja Mambai, M.Si mengatakan, seperti yang telah diketahui bersama bahwa isu-isu tentang carbon trade (perdagangan karbon) dan penerapan REDD di Papua sesungguhnya belum dipahami secara optimal mekanisme dan manfaatnya.
Pertemuan tersebut dilakukan guna memperkenalkan mekanisme Reducing Emission From Deforestation and Forest Degradation (Pengurangan Emisi Karbon dari deforestasi dan degredasi hutan).
Oleh sebab itu WWF merasa perlu melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman terkait REDD kepada stakeholders dan Pemkab Jayapura. Mambay mengatakan bahwa mekanisme REDD secara umum dikenal sebagai kompensasi yang diberikan karena performens yang dilakukan oleh masyarakat.
Dalam arti masyarakat akan mendapat sesuatu dari apa yang mereka kerjakan, namun lebih terfokus kepada perlindungan hutan. Dimana masyarakat mengadakan penjagaan dan perlindungan kepada hutan maka secara langsung akan mendapat insentif dari hasil kerja mereka.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan Kabuapaten Jayapura Ir Amos Hokoyoku dalam sambutannya mengatakan agar pertemuan ini dapat memberikan pemahaman bagi semua yang hadir agar dapat memberikan pengetahuan mengenai mekanisme REDD demi kemajuan daerah khususnya Kabupaten Jayapura di sektor kehutanan.
Pertemuan tersebut diawali dengan penjelasan oleh Mr Steve Ruddell perwakilan WWF dari USA terkait pengenalan REDD dan bagaimana mekanisme penerapannya serta bagaimana pendapatan dukungan dana dari sektor swasta untuk penerapannya di lapangan.
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh tim REDD dari WWF-Indonesia dan WWF-Internasional kelompok kerja REDD tingkat Kabupaten Jayapura dan Provinsi. (jim)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP