( Kompas, Jumat 03 Febuari 2006 )
Para peneliti telah sejak lama mengetahui bahwa bahan pembentuk utama komet adalah air beku. Namun mereka tidak yakin apakah es itu terdapat di bagian dalam atau bisa juga ditemukan di permukaannya.
Pertanyaan itu baru terjawab setelah analisa mutakhir dari misi Deep Impact NASA menemukan bukti pertama mengenai keberadaan air beku di permukaan komet. Penelitian yang dipublikasikan di journal Science menyebutkan bahwa permukaan Tempel 1 - komet yang menjadi sasaran Deep Impact - memiliki tiga kantong air beku.
Tempel 1 memiliki luas permukaan sekitar 116,55 kilometer persegi. Sedangkan area yang ditutupi air beku hanyalah 27.871 meter persegi. Wilayah lainnya berupa daerah yang ditutupi debu. "Lapisan es ini tampak seperti lapangan ski es di sekitar debu salju," kata Peter Schultz, salah seorang peneliti dari Brown University.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 4 Juli 2005, NASA menabrakkan wahana penabrak dari tembaga yang disebut "Impactor" ke permukaan Tempel 1. Tabrakan terjadi sekitar 134 juta kilometer dari Bumi.
Tumbukan itu menciptakan kawah sebesar stadion olah raga dan menghamburkan beberapa ton debu ke angkasa. Saat Impactor menabrak, wahana induk Deep Impact merekam dan menganalisa hantamannya. Salah satu hasil analisa menunjukkan adanya es dan debu di tubuh komet.
Para peneliti yakin permukaan es di Tempel 1 semula berada di bagian dalam, namun menjadi terekspos seiring berjalannya waktu. Diduga pula sering terjadi semacam ledakan debu dan uap air yang disebut jets, yang memuntahkan es keluar.
Ketika terdorong keluar, kristal es menjadi satu dengan luminous coma, gumpalan material yang menyelimuti tubuh komet, atau es itu bisa juga menjadi bagian ekor komet. Dalam laporan terdahulu, tim peneliti mengatakan bahwa bagian interior Tempel 1 juga mengandung material organik dalam jumlah banyak, dan memberi dugaan komet itu berasal dari wilayah di tata surya yang kini menjadi lokasi Uranus dan Neptunus.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP