( Cenderawasih Pos, Kamis 09 Febuari 2006 )
Penelitian bersama yang dilakukan Conservation Internasional Indonesia (Cll), Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Cenderawasih dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua I, di wilayah Memberamo Papua.
Hasil survei awal yang dilakukan di wilayah Mamberamo, tim peneliti itu memberikan gambaran awal kalau banyak kekayaan alam di wilayah tersebut belum tersingkap. Pasalnya, penelitian yang dilakukan itu hanya berlangsung selama satu bulan sehingga dimungkinkan masih banyak species baru yang belum sempat ditemukan.
"Penelitian ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia
umumnya dan Papua khususnya. Tentunya species-spesies ini perlu dijaga dengan baik,"ujar Dr. Dedi Darnaedi, Kepala Pusat Bilogi LIPI. Dikatakan. Tentang kendala dana dalam melakukan penelitian, menurutnya hal itu sebenarnya bukan kendala, namun itu dapat diatasi melalui kebijakan.
Kelangsungan hidup spesies di wilayah tersebut nampaknya mendapat perhatian serius Jatna Supriatna, Ph.D, Reegional Vice President CII. Ia mengatakan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan yang berarti bagi pemerintah daerah dan para pengambil keputusan lainnya dengan membuat kebijakan yang berpihak pada kepentingan konservasi alam dan menjadi kebanggaan masyarakat Papua. "Wilayah Foja merupakan daerah aliran sungai (DAS) Memberamo yang menyuplai air bersih di seluruh kawasaan Utara Papua,"katanya. Masih terkait dengan temuan berbagai jenis sepecies baru, para peneliti yang terjun langsung di lapangan salama satu bulan itu menemukan sejumlah amfibi. Wilayah Pengunungan Foja dapat dinyatakan sebagai salah satu lokasi yang kaya akan jenis amfibi kawasan Asia Pasifik.
Dalam penelitian itu para peneliti berhasil mengoleksi 60 spesies dan sedikitnya 20 spesies baru yang ditemukan. Hal yang menarik lainnya, hasil penelitian ini juga menemukan species burung baru penghisap madu dari genus Meliphagiede. Sampai saat ini masih dan belum di beri nama ilmiah. Selain itu, juga ditemukan burung mandur dahi emas (Amblyornis flavifrons). Burung ini dideskripsi pada tahun 1895 dari dua burung yang, di dapat dari pedagang burung.
Penemuan ini menguak misteri keberadaannya, setelah 110 tahun, tak diketahui adalah Cenderawasih Parotia (Parotia berlepschi). Karena banyaknya keterbatasan informasi habitat dan penyebaran sebelumnya, spesies ini kemungkinan besar akan diusulkan sebagai species baru. Sedangkan pada kelompok tim kupu-kupu . berhasil mengeleksi 170 spesies.Dalam tim ini berhasil mengoleksi lima jenis kupu-kupu jenis baru. ***
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP