(Cenderawasi Pos, 20 Juni 2007)
MIMIKA - Banjir yang melanda Kota Timika dan sekitarnya Jumat pekan lalu, tidak saja merendam sejumlah rumah dan merusak harta benda. Dampak lain pascabanjir yakni, membuat puluhan warga di dua kampung yakni, Kebun Siri dan Goronggorong, Distrik Mimika Baru kekurangan air bersih.Data yang berhasil di himpun Radar Timika (group Cenderawasih Pos), Selasa (19/6) dilaporkan sudah 11 sumur air mengering, semantara yang lain, debetnya airnya menipis.
Lukas Sinmiansa, warga Kebun Siri menuturkan, pengurangan debit air sumur warga sudah terjadi sejak, Jumat (15/6). Ketinggian air diperkirakan hanya mencapai 30 Cm, bila dihitung dari dasar sumur. Padahal sebelum banjir, debit air sangat besar yakni mencapai sekitar dua hingga tiga meter.“Sekarang kalau timba air sangat susah dan harus sabar menunggu. Itupun air yang bisa ditampung tidak banyak, yah hanya untuk masak dan cuci saja,”ujar Lukas yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Timika.
Ny. Ani Wakum warga lainnya menyampaikan, sumur miliknya sama sekali kehabisan air. Untuk memenuhi kebutuhan seperti mandi dan mencuci terpaksa dilakukan di bendungan. Sedangkan untuk air minum dan membersihkan peralatan dapur menggunakan air gallon. “Kami ibu-ibu dalam tiga hari ini kalang kabut. Bagaimana tidak sumur tidak air lagi. Kami terpaksa menampung air hujan untuk memasak. Untuk cuci terpaksa di bendungan, “ujar Ny. Ati, warga lainnya.Pantauan wartawan Koran ini kemarin, kondisi yang sama tidak saja dialami warga Kebun Siri dan Goronggorong, tetapi juga warga di sekitar Bambu Kuning, kompleks Biak, kompleks Manado dan Kampung Pisang. “Kami di sini (Kampung Pisang-Red) terpaksa ke kali untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus),”kata Melkias Awom. (krg)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP