(www.cenderawasihpos.com, Kamis 28 Juni 2007)
MERAUKE- Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, Pemerintah daerah akan mengerahkan seluruh masyarakat yang di Merauke untuk melakukan penanaman hutan bakau (magrove) dan pembuatan tanggul sementara dari pasir mulai dari pesisir Lampu I Merauke sampai ke Ndalir. Hal itu disampaikan Asisten II Setda Merauke Yulius Noya pada rapat Tim Satlak Kabupaten Merauke, kemarin. Rapat Tim Satlak Kabupaten Merauke tersebut, untuk menyikapi issu akan naiknya air laut akibat pemanasan global.
Menurut Asisten II, jika pesisir pantai tidak segera ditangani maka lambat laun Merauke akan tenggelam oleh karena pengikisan yang terus menerus terjadi. Apalagi, di sekitar Ndalir, kini terus mengancam Rawa Biru yang menjadi sumber mata air minum bagi masyarakat Kota Rusa Merauke. “Laporan dari WWF bahwa jarak antara pantai dengan rawa Biru sekrang tinggal kurang lebih 3 km. Ini benar-benar suatu ancaman besar bagi. Kita tahu bahwa Rawa Biru merupakan satu-satunya sumber mata air kita selama ini,” terangnya. Pembuatan tanggul pasir tersebut seperti yang dilakukan jaman Belanda saat itu yang dapat menahan gelombang laut dan masuknya air laut ke darat.
Tanggul-tanggul yang dibuat tersebut sampai saat ini sebagian masih bertahan tapi lebih banyak sudah hilang baik karena penggalian pasir maupun karena kikisan air laut. “ Kalau Belanda saat itu bisabuat, maka jaman sekarang kita juga harus bisa buat. Ini demikian kebaikan dan keselamatan kita semua bagi warga Kota Merauke,” kata Yulius Noya. Sementara untuk penanaman hutan magrove di sekitar pantai tersebut, Dinas Kehutanan dan instansi lainnya yang memiliki program penghijauan untuk mensinkronkan menjadi satu program untuk pernanaman hutan magrove di sekitar pantai tersebut. (ulo)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP