( Cenderawasih Pos, Jumat 22 Juni 2007 )
Jangan jadi pemburu. Kalimat singkat tersebut disampaikan Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze sebagai peringatan, saat melantik pengurus Asosiasi Tanaman Hias dan Asosiasi Peternak Ayam, pada Pameran Tanaman Hias yang digelar di Mopah Lama Merauke, dalamrangka Hari Bhakti Tani, Kamis (21/6) kemarin.
Menurut Bupati Gebze, proses pemusnahan dan pelestarian hayati berjalan tidak seimbang. Disatu sisi, pemusnahan berjalan begitu cepat, sementara usaha pelestarian hayati berjalan dengan kecepatan deret ukur, sehingga dengan perbedaan tersebut, pasti ada yang hilang.
‘’Tapi, moga-moga dengan pelantikan pengurus ini ada upaya pelestarian keanekaragaman anugera Tuhan yang yang telah kita miliki,’’ harap Bupati.
Bupati berharap, wadah yang baru dibentuk tersebut sungguh-sungguh menjiwai makna dari misi pembentukan kedua asosiasi tersebut. Meski disatu sisi ada nilai komersial, namun disisi lain yang terpenting adalah kelestariannya. ‘’Jangan semata-mata berburu nilai komersialnya, tapi yang lebih penting adalah memelihara kelestariannya. Karena tumbuhan dan burung bisa menjadi teman yang ramah dan akranb bagi manusia.
Berkaitan dengan peringatan Hari Bhakti Tani tersebut, menurut Bupati sebagai bukti eksistensi kelompok relawan yang terus tekun melakukan pekerjaan petani. Kendati saat ini pekerjaan tani tidak lagi popular karena tidak memberikan kesejahteraan bagi petani. Pada hal, Negara kita dikenal sebagai Negara agraris.
Lanjut Bupati, tidak populernya pertanian saat ini, karena Pemerintah sendiri kurang memberikan kebijakan yang berpihak kepada petani. Akibatnya, Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris harus mengimpor beras dari Negara lain dan lebih mensejahterakan petani Negara lain.
Dampak lain dari ketidakberpihakan pemerintah terhadap pertanian, yakni banyaknya petani meninggalkan Indonesia dan menjadi tenaga kerja illegal di Malaysia. Di lain pihak, anak-anak dari keluarga petani tidak lagi tertarik dengan pertanian dan lebih memilih masuk ke kota. ‘’Itu karena mereka rasakan bahwa jadi petani tidak memberikan jaminan kesejahteraan dikemudian hari,’’ terang Bupati. (ulo)