(www.kompas.com, 16-12-2008)
JAKARTA, SELASA - Penelitian mengenai sebaran ikan raja laut atau yang biasa dikenal dengan sebutan Coelacanth di Indonesia bakal terganggu oleh agenda politik yang sedang terjadi, akibat pemilu 2009.
Rencananya, para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan asosiasi peneliti masalah kelautan dari Jepang, Aquamarine Fukushima Japan, akan melanjutkan penelitian di Raja Ampat, Papua.
"Ke depan kami akan terus melakukan penelitian mengenai sebaran Coelacanth, sebab dari cerita seorang nelayan di Papua, mereka pernah menangkap seekor Coelacanth dan itu harus di buktikan. Namun untuk sementara dikarenakan agenda politik, niatan itu kami tunda," ujar Peneliti Senior LIPI, M. Kasim Moosa, seusai acara workshop tentang Coelacanth di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (16/12).
Kasim maupun para peneliti lainnya, berharap suasana dan situasi politik di Indonesia berlangsung aman dan terkendali, sehingga bila pemilu 2009 sudah selesai dilaksanakan, pihaknya bisa melanjutkan penelitian. "Sebab kami sudah mengajukan proposal penelitian Coelacanth di Papua kepada Menristek, namun sementara ditunda. Karena Papua dan Aceh harus bebas dari peneliti asing untuk sementara," lanjutnya.
Raja Ampat, Papua, dipilih lantaran memiliki kesamaan struktur habitat bawah laut dengan perairan di Sulawesi. "Di Raja Ampat mempunyai dasar bawah laut yang dalam, jadi memungkinkan Coelacanth hidup di sana. Sebab Coelacanth hidup di kedalaman 150 meter sampai 200 meter, sedangkan di Indonesia Barat, Kalimantan dan Sumatera itu perairannya cenderung dangkal," tutur Kasim.
C11-08
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP