*Terkait Kajian Dampak Pendulangan Emas Buper
(www.cenderawasihpos.com, 04-12-2008)
JAYAPURA–Kepala Bapedalda Kota Jayapura , Drs Jan Hendrik Hamadi mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat melakukan kajian atau penelitian secara obyektif terhadap masalah dampak lingkungan akibat aktifitas pendulangan emas di Buper Waena.
“Di Kota Jayapura ini ada Labkesda, laboratorium PU dan juga laboratorim dari akademi kesehatan, sebenarnya mereka bisa turun langsung sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,”ungkap Hendrik Hamadi kepada cenderawasih Pos, kemarin.
Lebih lanjut diungkapkan, untuk saat ini proses atau langkah yang diambil terkait dengan aktifitas pendulangan emas di Buper, adalah penghentian sementara. Tetapi langkah tersebut kurang efektif, sebab diduga masih ada yang tetap beroperasi.
Untuk itu, sementara ini larangan yang diambil adalah agar pendulang tidak mengunakan air raksa, aktifitas pendulangan dikurangi, dan mengembalikan persoalan kepada masayarakat adat khususnya ondofolo sebagai penentu kebijakan. “Untuk melarang, kami jelas butuh kajian atau hasil penelitian yang obyektif,”tandasnya.
Dikatakan, Ondoafi Agus Ohee, sendiri juga sudah menyerahkan kepada Pemkot Jayapura untuk mengambil kebijaksanaan tegas terkait pendulangan di Buper Waena. Sebab, meski secara medis tidak berdampak langsung pada jangka pendek, namun pencemaran air raksa dan pendangkalan ini bisa menimbulkan berbagai penyakit dalam jangka panjang. “Diharpakan persoalan ini dibicarakan bersama antara pendulang atau pemilik hak ulayat dengan masyarakat yang hidup dipinggiran danau Sentani,”jelasnya.
Saat disinggung mengenai harapan pendulang yang bersedia pindah usaha bila ada bantuan modal usaha dari pemerintah. Jan Hendrik Hamadi mengaku tidak bisa mengambil kebijakan, sebab kebijakan tersebut ada di Walikota. (tri)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP