(www.cenderawasihpos.com, 24-12-2008)
JAYAPURA- Masih berkaitan dengan kegiatan pencanangan penanaman serentak 100 juta pohon dalam rangka peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional, Kodam XVII/Cenderawasih kembali melaksanakan aksi tanam pohon di Makodam, Selasa ( 23/12) kemarin.
Dalam aksi tanam pohon di belakang lapangan tembak Makodam yang dipimpin langsung Pangdam Mayjen TNI A.Y Nasution itu, juga diikuti para pejabat TNI/Polri dan perwakilam LSM diantaranya lembaga konservasi internasional Indonesia program mamberamo dan WWF Region Papua.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y Nasution mengatakan, yang harus dimaknai dari semangat kebangkitan nasional adalah semangat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan alam, diantaranya semangat melakukan aksi menanam pohon. Jika dulunya itu semangat dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya, maka sekarang ini yang harus dilakukan adalah semangat untuk menjaga kelestarian alam.
Terkait dengan semangat kebangkitan nasional ini khususnya di Papua menurut Pangdam semangat tersebut baru muncul . Namun, kondisi itu tidak saja terjadi di Papua tapi juga terjadi dibeberapa daerah lain di Indonesia. Meski semangat ini baru mancul, namun semangat kebangkitan menanam dan memelihara pohon ini harus terus digelorakan agar menjadi sebuah kesadaran yang muncul dari diri setiap pribadi orang.
" Bagi saya yang terpenting dalam aksi penanaman 100 juta pohon yang terpenting bukan penanamannya tapi yang terpenting adalah pemeliharaannya. Sebab, jangan sampai kegiatan ini hanya bersifat seremonial atau formalitas saja maka jelas tidak ada manfaatnya," ujar Pangdam kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Menurut Pangdam, kesadaran untuk menamam pohon ini harus dimulai dari diri sendiri, masing-masing kantor/markas baru mengarah ke wilayah yang lebih luas lagi. Namun, tidak ada artinya juga semangat menamam pohon ini jika harus dibarenngi juga dengan semangat untuk menebang pohon.
Makanya, setiap ada pohon di sekitar kompleks Kodam yang ditebang, dirinya merasa prihatin dan segera meminta staf untuk segera mencari tahu siapa yang melakukan penebangan pohon tersebut. Sebab, jangankah menebang pohon, jika ada prajurit yang terbukti melakukan penebangan dahan pun dirinya sangat marah.
Pangdam mengaku sangat hafal jika ada pohon di sekitar Makodam yang tumbang, karena dirinya selalu mengecak terus kondisi pohon-pohon tersebut. Sebab, adanya penebangan pohon itu menandakan kesadaran dan kepedulian untuk melestarikan lingkungan rendah. Jika dirinya memiliki kewenangan untuk menangkap, maka prajurit yang melakukan penebangan itu akan ditangkap semua.
Disinggung jika ada prajurit terbukti melalukan aksi tebang menebang pohon, Pangdam mengaku tidak segan-segan untuk memberikan sanksi, jika perlu diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
" Kita inikan negara hukum dan ketentuan ada bahkan Gubernur telah mengeluarkan peraturan tentang itu. Jika mereka itu telah melakukan pelanggaran hukum contohnya illegal loging (pembalakan) dirinya tidak akan pandang bulu untuk menindaknya bahkan bisa sampai pada sanksi pemecatan tergantung berat ringannya kesalahan yang dilakukan," tegasnya.
Sebab, sesuai ketentuan hukum yang berlaku, ada beberapa sanksi yang bisa diberikan kepada prajurit yang terbukti bersalah, ada yang dipenjara, sanksi teguran hingga sanksi disiplin.
Sementara itu, pimpinan WWF Region Papua Benjay Mambay mengungkapkan, aksi penananam pohon yang dilakukan TNI ini setidaknya bisa memberikan motivasi kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus melakukan upaya-upaya pembaruan dalam rangka menjaga dan melestarian lingkungan hidup.(mud)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP