( Cenderawasih Pos, Senin 02 Oktober 2006 )
Kendati Kapal induk Seveenty 7 didenda secara adat oleh Pemkab Asmat, bukan berarti kapal induk yang telah memuat 1.400 ton ikan hasil tangkapan di sekitar Laut Arafura itu bebas dari proses hukum. Pasalnya, pihak KRI (Angkatan Laut,red) tetap menunggu kapal induk tersebut keluar dari persembunyiannya.
Danlanal Merauke Letkol Laut (P) Ken Tri Basuki, saat ditemui koran ini pekan kemarin di ruang kerjanya, mengatakan, pihaknya tetap mensiagakan 2 kapal patroli (KRI) untuk menunggu kapal induk tersebut keluar dari muara. ‘’Kalau misalnya, sudah bayar denda adat ya itu masalah adat, tapi proses hukum tetap jalan. Kalau keluar kita akan tangkap. Sementara 2 kapal patroli kita masih menunggu di luar,’’ tandas Danlanal.
Menurut Danlanal, kapal induk asal Thailand tersebut telah melakukan pelanggaran lokasi loading (transfer,red), yang mana lokasinya berada di Wanam Distrik Kimaam. Termasuk, kata Danlanal Ken Tri Basuki, kapal-kapal penangkap ikan yang melakukan transfer ikan ke kapal induk Seveenty 7 tersebut yang jumlahnya mencapai 20-an kapal.
Kapal-kapal tersebut, lanjut Danlanal ditenggarai telah memiliki dokumen yang sudah tidak berlaku lagi sehingga melakukan transfer di lokasi tersebut. ‘’Makanya kita tunggu mereka keluar. Kita sudah siap diluar menangkap mereka,’’ terangnya.
Danlanal mengungkapkan, kedua kapal patroli yang disiagakan itu hanya bisa menunggu di luar karena draft kapal tidak sesuai dengan kedalaman sungai tersebut. Seperti yang diberitakan koran ini sebelumnya, terkait dengan pemuatan 1.400 ton ikan campuran diatas kapal Induk Seveenty 7 asal Thailand itu, Pemerintah Kabupaten Asmat akan memberinya denda secara adat. Nilai denda adat terhadap kapal induk tersebut sebesar Rp 860 juta.
Dari hasil pengamatan koran ini sebelumnya di lapangan (Agats,red) jumlah kapal penangkap ikan yang sedang berlabuh di sungai Agats tersebut sekitar 20-an. Sumber-sumber di lapangan menyebutkan total kapal penangkap ikan termasuk kapal induk tersebut mencapai 28 kapal dan sejak melakukan transfer kapal-kapal tersebut masih tetap berlabuh. Kemungkinan, kapal-kapal tersebut takut keluar dengan adanya 2 KRI yang sedang menunggu di luar muara sungai tersebut. (ulo)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP