( Kompas, Senin 09 Oktober 2006 )
Setiap paus narwhal (Monodon monoceros) juga menggunakan suara untuk berkomunikasi satu sama lain seperti halnya lumba-lumba atau ikan paus lainnya. Bahkan, masing-masing kemungkinan memiliki suara unik yang juga menunjukkan identitasnya.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa mamalia laut menggunakan sinyal suara untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam air. Penelitian terakhir bahkan menunjukkan bahwa paus punya dialek. Namun, belum banyak penelitian yang mempelajari identitas suara seperti yang diguankan paus narwhal. Para penelitinya yakin paus narwhal menggunakan suara untuk mengenali sesamanya dan membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Hal tersebut disimpulkan para ilmuwan setelah mempelajari suara tiga ekor narwhal di Teluk Admiralty di Pulau Baffin, Kanada. Mereka menggunakan perekam elektronik yang ditempel di badan mamalia raksasa tersebut.
"Untuk pertama kalinya, kami benar-benar dapat mengikuti hewan tersebut kapan saja mereka bersuara dan ke mana saja mereka bergerak," kata Ari Shapiro dari the Woods Hole Oceanographic Institution. Meskipun salah satu alat perekamnya hilang, dua yang tersisa telah menunjukkan bentuk suara yang berlainan, berupa suara siulan dan denyutan. Shapiro menunjukkan bahwa kedua jenis suara bukanlah sinyal yang dipakai untuk bertukar informasi mengenai sumber makanan, tapi sekedar menunjukkan identitas individu dalam komunikasi sosial.
Apa yang dilakukan paus narwhal mirip dengan lumba-lumba hidung botol yang juga mengeluarkan suara siulan untuk berkomunikasi. Meskipun data-data mengenai komunikasi di antara paus narwhal masih minim, para ilmuwan yakin ia memiliki pendengaran yang sangat peka seperti halnya paus lainnya.
Mereka rutin melakukan migrasi hingga ribuan kilometer dan berkelompok. Maka dengan suara yang berbeda-beda, masing-masing dapat membedakan individu dalam kelompoknya atau kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dimuat dalam Journal of Acoustical Society of America edisi September 2006.
Unicorn
Hidup di sekitar perairan Kutub Utara, paus narwhal adalah jenis paus bergigi (toothed whale) namun tidak memiliki gigi di dalam mulutnya. Sebaliknya, ia memiliki tanduk yang tumbuh di rahang atas dengan panjang mencapai 1,8 meter.
Fungsi taringnya, yang mirip dengan tanduk kuda Unicorn dalam mitos, belum banyak diketahui. Sejauh ini, para ilmuwan baru mengetahui bahwa tanduknya dipakai untuk mengukur salinitas air dan mencari makanan. Mungkin ada kaitannya dengan identitas sosial juga karena hanya paus jantan yang memilikinya.
Taring paus narwhal merupakan salah satu benda yang diperkirkan melahirkan mitos kuda Unicorn. Tanduk tersebut mungkin dibawa bangsa Viking ke Eropa hingga Timur Jauh di zaman pertengahan. Karena asal-usulnya tidak diketahui para pembelinya, muncullah mitos Unicorn di beberapa kebudayaan, seperti China dan India, yang digambarkan sebagai kuda bertanduk.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP