( Kompas, Jumat 13 Oktober 2006 )
Berkembang dan punahnya spesies mamalia mungkin dipengaruhi perubahan posisi Bumi yang terjadi secara berkala selama mengelilingi Matahari. Bukti fosil mamalia yang terekam selama jutaan tahun menunjukkan, naik turunnya kehidupan mamalia bersesuaian dengan variasi orbit yang berubah-ubah antara lingkaran dan elips.
Dalam siklus astronomi yang dikenal sebagai osilasi Milankovich, bentuk orbit Bumi mendekati lingkaran sempurna setiap 2,5 juta tahun. Selain itu, derajat kemiringan sumbu Bumi terhadap pusat medan magnetiknya juga mengalami puncak pergeseran setiap satu juta tahun. Kedua siklus, yang normalnya berputar setiap 20 ribu hingga 40 ribu tahun sekali, menyebabkan perubahan iklim menjadi lebih dingin dan meluasnya es di kutub.
"Musim panas menjadi pendek sehingga daerah es di kutub dan belahan utara Bumi meluas. Hal ini mempengaruhi perubahan iklim global menjadi lebih dingin dan pola curah hujannya," kata Jan A. van Dam, seorang peneliti dari Universitas Utrecht Belanda yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Nature edisi 12 Oktober.
Dalam penelitian tersebut, van Dam dan koleganya mengumpulkan fosil gigi hewan pengerat yang pernah hidup dalam priode 22 juta tahun. Fosil-fosil tersebut digali dari endapan danau dan perairan di Spanyol. Mereka kemudian membandingkan data-data yang diperoleh dengan hasil penelitian fosil 132 spesies hewan pengerat yang telah dipublikasikan.
"Kami sengaja memilih hewan pengerat yang termasuk mamalia kecil karena fosilmya jauh lebih banyak daripada mamalia besar," ujar van Dam. Ia juga memilih Spanyol karena lapisan sedimennya yang mengandung fosil tergolong lengkap dan sudah banyak penelitian yang dilakukan di sana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa punahnya spesies-spesies hewan pengerat ini tidak terjadi secara acak, namun bersesuaian dengan siklus astronomi Bumi. Pola kepunahan tersebut mungkin dapat menjelaskan mengapa mamalia rata-rata bertahan hidup dalam 2,5 juta tahun saja.
"Kami yakin mamalia yang lebih besar juga terpengaruh karena periode kehidupannya juga tidak terlalu jauh berbeda dengan hewan pengerat (yang berkisar 2,5 juta tahun)," papar van Dam. Perubahan ini tidak selmanaya merugikan, tapi juga bisa menjadi kesempatan hidup bagi spesies mamalia yang sanggup bertahan menghadapi lingkungan yang keras.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP