( Kompas, Rabu 16 Agustus 2006 )
Menyusul hasil Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional ke-26 di Praha yang mencabut status Pluto sebagai planet, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat beserta sejumlah ahli astronomi dari ITB mempersiapkan upaya sosialisasi secara bertahap. Penarikan atau revisi buku-buku teks pelajaran, kamus dan ensiklopedia belum dianggap mendesak.
Seperti diberitakan, hasil Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional ke-25 di Praha 25 Agustus lalu menghasilkan putusan yang sangat mengejutkan, yaitu pencabutan status Pluto sebagai planet kesembilan. Dalam sidang itu, Pluto dinyatakan tidak cukup memenuhi syarat sebagai planet, yaitu antara lain dari segi ukuran dan jalur orbit yang menyimpang.
Padahal, pemahaman umum saat ini telanjur kuat menganggap Pluto dalam definisi planet. Terbayang sejumlah kerepotan untuk secepatnya melakukan revisi atau penarikan buku-buku teks, ensiklopedia, dan kamus yang sebelumnya mencantumkan Pluto sebagai planet kesembilan tata suryaa. Namun, wacana revisi ini justru tidak dianjurkan oleh sejumlah pakar.
”Perubahan ini sesuatu yang wajar sebagai dalam ilmu pengetahuan. Karena implikasinya lebih pada ke pengertian atau definisi, maka alasan lah yang semestinya lebih mendesak untuk disampaikan ke khalayak. Inilah yang harus disosialisasikan secara bertahap,” ujar Direktur Observatorium Bosscha Taufiq Hidayat, Minggu (27/8).
Taufiq menyarankan, masyarakat atau pemerintah jangan terburu-buru menarik buku pelajaran. Hal yang kini mendesak dilakukan adalah memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada guru-guru mata pelajaran. Untuk selanjutnya, guru-guru inilah yang akan meneruskan informasi itu ke murid secara efektif.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat Bambang Sutrisno menegaskan akan segera mengundang MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) terkait sebagai langkah sosialisasi mendesak.
”Kita tidak usah macam-macam merubah buku dan menarik untuk sementara ini. Yang penting saat ini, MGMP dari pelajaran terkaitakan diundang dan akan diberi penjelasan. Soalnya, bagaimanapun, MGMP ini adalah ujung tombak terkait pelaksanaan pendidikan,” ucapnya.
Chatief Kunjaya, staf pengajar ilmu astronomi dari ITB, mengatakan, rencana sosialisasi oleh pakar astronomi di Indonesia masih menunggu kepulangan tim ahli dari Praha. Rencananya, persoalan perubahan status Planet Pluto ini akan dibawa ke dalam Olimpiade Sains Nasional di Semarang, 4-9 September mendatang.
”Dalam olimpiade sains ini, tentunya akan berkumpul guru-guru mata pelajaran sains. Nah, di dalam forum inilah kemudian akan disampaikan penjelasan apa alasan status Pluto dirubah. Termasuk, bagaimana mekanisme scientist bekerja,” paparnya.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP