( Cenderawasih Pos, Selasa 01 Agustus 2006 )
Hadirnya tim interdep yang mengajarkan banyak hal kepada masyarakat di sejumlah distrik di Kabupaten Yahukimo, termasuk Distrik Pasema, rupanya membuat warga di distrik tersebut merasa senang, bahkan puas.
Kepala Distrik Pasema Gerard Wetapo kepada Cnderawasih Pos belum lama ini mengaku sangat senang. "Kami diajari banyak hal, mulai dari bertani sampai menggosok gigi," akunya.
Kata Gerard, sekarang warganya sudah pandai bercocok tanam, khususnya menanam ubi jalar yang hasilnya lumayan besar. Kalau dulu warga menanam ubi hanya sekali dalam setahun, maka kini dengan mengamati cuaca, serta pemberian perlakuan pada tanaman, warga juga bisa menanam ubi beberapa kali dalam setahun. "Memang belum ada satu tahun, tapi selama 6 bulan terakhir ini, kami sudah menanam dan panen dua kali," ujarnya.
Kata Gerard, selama ini kalau menanam ubi usai ditanam, dibiarkan begitu saja. Tidak diberi perlakuan, sehingga tumbuhnya tidak optimal. Dengan teknologi bercocok tanam yang diajarkan oleh tim yang ada di Pasema, kini mereka bisa mengerti bagiamana agar hasil panen ubi bisa optimal.
Selain itu, warga juga senang karena mereka sudah mengerti bagaimana mandi dan membersihkan badan yang baik termasuk menggosok gigi. "Beberapa bulan lalu, masih banyak yang gatal-gatal karena airnya kurang bersih. Tapi sejak warga mandi air bersih, warga yang gatal-gatal sudah berkurang," katanya.
Tidak hanya itu, menurut Gerard, yang lebih membuat senang warganya adalah kini di Pasema telah dibangun sarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. "Dengan adanya air bersih, sekarang warga mengambil air dari tabung yang di atas," ujarnya seraya menunjuk dua tabung penampung air bersih yang terletak di atas bukit yang tidak jauh dari Bandara. Dengan air bersih itu, kini warga mandi serta memasak dan tidak lagi menggunakan air dari sungai yang cenderung kurang bersih.
Menurut Gerard, penampungan air bersih tersebut dibuat dengan teknologi sederhana yang mana sumber airnya diambil dari mata air di gunung dan ditampung di bak besar yang ada, yang tentunya diberi obat agar kuman dan bibit penyakit lainnya tidak ada lagi, sehingga air benar-benar layak disebut air bersih dan layak dikonsumsi.(ta)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP