( Kompas, Senin 28 Agustus 2006 )
Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang lumrah, tidak hanya pada manusia tapi juga paus pembunuh. Namun, bukannya seikat bunga tanda perdamaian atau pelukan erat, paus pembunuh menunjukkan perdamaian setelah bertengkar dengan gaya berenang yang unik.
"Hampir seluruh hewan sosial sekali waktu bertengkar," kata Michael Noonan, seorang psikolog dan spesialis perilaku hewan dari Canisius College di Buffalo, New York. Selama lima tahun terakhir, ia telah mempelajari paus pembunuh yang tinggal di Marineland of Canada, sebuah tempat wisata di Jeram Niagara, Ontario, Kanada.
Untuk mempelajari kehidupan sosialnya, Noonan merekam sekelompok orca atau paus pembunuh di sana selama 2.800 jam. Ia mencatat 21 pertengkaran di antara mereka yang kebanyakan melibatkan beberapa ekor paus.
Yang menarik, terdapat delapan pertengkaran yang masing-masing melibatkan sepasang paus jantan dan betina. Mereka saling berkejaran dalam pertengkaran tersebut. Meski tubuhnya sangat besar, orca dapat berenang hingga kecepatan 50 kilometer perjam dalam waktu singkat.
Setelah paus betina mengejar paus jantan selama beberapa menit, masing-masing berbelok ke arah berlawanan untuk menenangkan diri selama sekitar 10 menit. Kemudian, pasangan tersebut meredakan pertengkarannya dengan berenang bersama atau disebut renang eselon.
"Dalam delapan dari delapan kejadian itu, hewan-hewan tersebut memperlihatkan sikap sosialnya, yakni perilaku bersahabat sesaat setelah saling tegang," lanjut Noonan. Perilaku sosial yang dimaksud adalah renang eselon.
Sebelumnya, para pakar perilaku hewan hanya melihat renang eselon ini sebagai bentuk ikatan sosial yang dilakukan secara rutin oleh paus pembunuh. Karena itulah, perilaku yang selalu terlihat beberapa saat setelah mereka bertengkar merupakan temuan baru.
"Ini menunjukkan persamaan lain antara mamalia air dengan primata. Persamaan lainnya antara lain otak yang besar, hidup panjang, dan hubungan sosial yang kompleks," ujar Noonan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa simpanse akan mencium dan memeluk pasangannya setelah bertengkar. Sementara primata lainnya, misalnya monyet bonobo memilih untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya untuk menyelesaikan konflik.
Namun, perilaku sosial untuk menyelesaikan konflik pada mamalia air baru terbukti pada paus pembunuh. Noonan masih mencoba untuk mempelajari rahasia perilaku hewan yang tubuhnya berwarna hitam dan putih tersebut. Misalnya, apa yang memicu pertengkaran di antara mereka.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP