(www.radarsorong.com, 04-08-2008)
MANOKWARI-Keberadaan PT Perkebunan Nusantara II Unit Prafi diharap mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Karena itu kebun kepala sawit yang berada di dataran Prafi dan Masni ini harus dikelola secara baik dan profesional. Ketua Komisi IV DPR-RI, HZ Arifin Junaedi menyampaikan hal ini ketika bertatap muka dengan Administratur PTPN II Unit Prafi Ir.R Simanjuntak dan jajarannya.
Sebagian besar tanaman kepala sawit yang dimiliki PTPN II Unit Prafi sudah tua, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Pihak perusahaan pun masih berpikir meningkatkan daya tampung pabrik.
’’Memang saat ini daya pasang pabrik 60 ton tandan buah segar (TBS) per hari, namun yang bisa direalisasikan hanya 30 ton TBS/hari. Perusahaan mau meningkatkan, tapi hasilnya masih kurang,’’ ujar Junaedi kepada Manokwari Pos usai pertemuan di Administratur PT PN II Unit Prafi Sabtu (2/7).
Dikatakan, harga TBS di PT PN II Unit Prafi jauh dari yang berlaku di Medan (kantor pusat PT PN II Tanjung Morawa). Di Medan, menurut Junaedi, harga per kg TBS di atas Rp 2.000. Sedangkan yang berlaku di PTPN II Unit Prafi, Manokwari hanya Rp 1.330/kg TBS.
‘’Saya kira yang membuat petani kurang bergairah karena harganya yang kurang menarik. Harga di sini hanya Rp 1.330/kg TBS, sementara di Medan di atas Rp 2.000,’’ tukasnya.
Ketua Komisi IV DPR-RI ini berharap agar manajemen PTPN II bisa menaikkan harga TBS yang dibeli dari petani. Dengan harga yang tinggi, tentu akan memacu petani mengelola kebun sawitnya secara optimal.
’’Dengan harga yang menarik, maka saya kira ini akan memacu petani. Dia juga akan membuka lahan-lahan baru karena harganya menarik,’’ imbuhnya.
Menurut Ketua Komisi IV ini, pengelolaan kebun kepala sawit di unit Prafi kurang optimal mulai dari pemeliharaan hingga pabriknya. Usia dan kurangnya penanganan pemupukan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya produktifitas.
’’Langkah yang bisa diambil, ya dengan kebun percontohan, dibuatkan demplot supaya dapat diperlihatkan bagaimana pemupukan dan pemeliharaan yang baik, sehingga produksi meningkat,’’ ujarnya.Dilaporkan Administratur PTPN II Unit Prafi Ir.R. Simanjuntak,k ebun kelapa sawit yang ada di Manokwari ini ditanam sejak tahun 1982 bersamaan dengan dibukanya pemukiman transmigrasi. Areal yang ada saat ini seluas 11.514,84 ha, terdiri dari kebun inti milik PTPN III dan milik warga lewat program PIR (plasma). Luas kebun milik PTPN II 2.896,99 ha kepala sawit dan 307,11 ha kakao. Sedangkan kebun plasma (milik warga) seluas 7.400 ha.(lm)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP