(www.cenderawasihpos.com, 11-08-2008)
SENTANI - Kepala Seksi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapuara, Jems J Hattu mengungkapkan, dua jenis penyakit tanaman yang saat ini perlu diwaspadai petani adalah penyakit CVPD (Citrus Vein Ploem Degeration) untuk bibit jeruk dan penyakit Fusharium SP atau layu pisang untuk tanaman pisang.
Dua penyakit ini diakui pernah masuk ke Papua yakni di Timika dan Nimbokrang beberapa tahun silam, namun akhirnya bisa diminimalis perkembangannya.Untuk mencegah masuknya dua jenis penyakit ini, setelah dilakukan penggabungan balai karantina menjadi satu sesuai SK Menteri nomor 22 tahun 2008 tentang karantina pertanian, pihaknya mengintensifkan pengawasan dibeberapa pintu masuk tak terkecuali di pos perbatasan dan Bandar Udara.” Setelah digabung menjadi Balai Karantina Pertanian pengawasan kami intensifkan di semua pintu masuk guna menekan seminim mungkin,” tambahnya.
Dijelaskan, guna memastikan berbagai komoditi tidak terinfeksi penyakit, si pengirim sebaiknya melakukan registrasi sertifikasi kepada petugas karantina di daerahnya. Dari sertifikasi tersebut nantinya jenis tanaman yang akan dikirim diberikan label aman.
Jika dinyatakan bebas dari penyakit, dengan demikian proses pengiriman tidak menimbulkan masalah baik di bandara pengiriman maupun bandara tujuan.” Untuk CVPD pernah menjangkit tanaman jeruk di daerah Nimbokrang sekitar tahun 1980 dan untuk layu pisang atau sering dikenal dengan darah pisang pernah masuk di Timika sekitar tahun 2000 dan ini patut diwaspadai,” katanya.
Dan untuk menyatakan daerah (lokasi) penanaman netral dari dua jenis penyakit ini perlu waktu bertahun-tahun dan selama itu pula daerah tersebut tidak boleh ditanami.
Diceritakan, dahulu Papua merupakan salah satu daerah penghasil jeruk dengan kualitas bagus dan sering dikirim ke daerah luar menggunakan rifer kontainer (kontainer bersuhu) namun setelah penyakit ini menyerang, akhirnya perlahan-lahan kualitasnya jeruk petani menurun dan hingga kini para petani baru kembali memulai menjadi pensuplai.
Sementara mengenai Fusharium, Jems menjelaskan dari penyakit darah pisang ini jika sudah menyerang maka kondisi fisik tanaman akan menguning, layu dan akhirnya mati. Penyebarannya pun tidak sulit, melainkan bisa menggunakan udara maupun alat pemotong.”Ciri fisik lainnya adalah jika pohon pisang itu ditebang, maka yang terlihat bukan cairan bening melainkan coklat seperti darah dan alat yang digunakan untuk memotong sebisa mungkin jangan lagi digunakan untuk memotong tanaman yang sehat karena pasti menular,”ujar Jems mengingatkan.(ade)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP