Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

31 January 2006

Jayapura : Dinas Kehutanan Fokus Pada Pembenahan Pengelolaan Hutan

( Cenderawasih Pos, Senin 30 Januari 2006 )
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Ir Marthen Kayoi, pada anggaran 2006 ini, Dinas Kehutanan Pro­vinsi Papua akan memberikan. perhatian (fokus) pada penataan dan pembenahan pengelolaan sektor kehutanan, Hal ini diungkapkannya,saat menghadiri acara workshop penyusunan peraturan daerah Provinsi Papua bidang kehutanan dan konservasi di Ho­tel Sentani Indah, Jumat (27/1). "Perlu dilakukan kajian dan pe­nyusunan aturan tentang pengelo­laan hutan di Papua, ini sangat penting karena selama ini banyak masalah yang terjadi. Seperti pencurian kayu dan tidak adanya keberpihakan kepada masyarakat," katanya.

Penataan-penataan yang dimaksud seperti, pengendalian dan pengawasan. Selain itu, perlunya ada tata cara, mekanisme pertanggungjawaban (pusat dan daerah), kelembagaan pengawasan, objek pengawasan dan tindak lanjut pengawasan.

Hal yang lain, kata Kayoi, juga perlu diperjelas adalah tentang pe­ngelolaan hutan, bagaimana pengakuan terhadap masyarakat adat, bagi hasil penerimaan kehutanan dan perlunya memperhatikan aspek hukum. "Penanganan dan pengelolaan hutan ini sedang dipikirkan,"tandasnya. Khusus untuk pengakuan masyarakat adat, dinilai wajib untuk menghormati, melindungi, memberdayakan dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat (perorangan atau ulayat). Hal lainnya, masyarakat adat diberikan kewenangan yang jelas dan tegas dalam proses pemanfataan hutan. Pemberian kewenangan ini dimaksudkan, supaya jelas antara hak dan kewajiban. (ito)

Jayapura : Polda Papua Akan Limpahkan Kasus Batanta Ke Kejaksaan

( Info Papua Senin 30 Januari 2006 )
Kepolisian Daerah (Polda) Papua di Jayapura, secara intensif mengembangkan penyidikan atas kasus perusakan hutan konservasi alam Pulau Batanta Kabupaten Raja Ampat Papua oleh PT Tiberias Mulia Abadi (TMA). Perusahaan tersebut melakukan penambangan material galian C berupa batu kerikil dan pasir sejak tahun 2001.Galian itu dijual ke berbagai perusahaan termasuk Proyek Tangguh, Beyond Petrolium (BP) di Tanah Merah, Babo, Kabupaten Bintuni Papua. Akibatnya, Direktur Utama PT TMA, Hengky Patawala, Direktur I, Johanes J Candra dan Direktur II, Yos Anggara Gunawan kini ditahan di Polda Papua dan menjalani pemeriksaan intensif untuk segera dilimpahkan ke kejaksaan dan pengadilan.Hal itu dikemukakan Direktur Reserse dan Kriminal, Polda Papua, Kombes (Pol) M Situmorang, melalui Kasat Tipiter, Kompol Rudolf Michel kepada Pembaruan, Rabu (1/2), di Jayapura.Dikatakan, dari penyidikan yang telah dilakukan, pihaknya terus mengembangkan penyidikan dengan menghadirkan sebanyak mungkin saksi.

Jayapura : Dinas Kehutanan Fokus Pada Pembenahan Pengelolaan Hutan

( Cenderawasih Pos, Senin 30 Januari 2006 )
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Ir Marthen Kayoi, pada anggaran 2006 ini, Dinas Kehutanan Pro­vinsi Papua akan memberikan. perhatian (fokus) pada penataan dan pembenahan pengelolaan sektor kehutanan, Hal ini diungkapkannya,saat menghadiri acara workshop penyusunan peraturan daerah Provinsi Papua bidang kehutanan dan konservasi di Ho­tel Sentani Indah, Jumat (27/1). "Perlu dilakukan kajian dan pe­nyusunan aturan tentang pengelo­laan hutan di Papua, ini sangat penting karena selama ini banyak masalah yang terjadi. Seperti pencurian kayu dan tidak adanya keberpihakan kepada masyarakat," katanya.

Penataan-penataan yang dimaksud seperti, pengendalian dan pengawasan. Selain itu, perlunya ada tata cara, mekanisme pertanggungjawaban (pusat dan daerah), kelembagaan pengawasan, objek pengawasan dan tindak lanjut pengawasan.

Hal yang lain, kata Kayoi, juga perlu diperjelas adalah tentang pe­ngelolaan hutan, bagaimana pengakuan terhadap masyarakat adat, bagi hasil penerimaan kehutanan dan perlunya memperhatikan aspek hukum. "Penanganan dan pengelolaan hutan ini sedang dipikirkan,"tandasnya. Khusus untuk pengakuan masyarakat adat, dinilai wajib untuk menghormati, melindungi, memberdayakan dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat (perorangan atau ulayat). Hal lainnya, masyarakat adat diberikan kewenangan yang jelas dan tegas dalam proses pemanfataan hutan. Pemberian kewenangan ini dimaksudkan, supaya jelas antara hak dan kewajiban. (ito)

Jayapura : Polda Papua Akan Limpahkan Kasus Batanta Ke Kejaksaan

( Info Papua Senin 30 Januari 2006 )
Kepolisian Daerah (Polda) Papua di Jayapura, secara intensif mengembangkan penyidikan atas kasus perusakan hutan konservasi alam Pulau Batanta Kabupaten Raja Ampat Papua oleh PT Tiberias Mulia Abadi (TMA). Perusahaan tersebut melakukan penambangan material galian C berupa batu kerikil dan pasir sejak tahun 2001.Galian itu dijual ke berbagai perusahaan termasuk Proyek Tangguh, Beyond Petrolium (BP) di Tanah Merah, Babo, Kabupaten Bintuni Papua. Akibatnya, Direktur Utama PT TMA, Hengky Patawala, Direktur I, Johanes J Candra dan Direktur II, Yos Anggara Gunawan kini ditahan di Polda Papua dan menjalani pemeriksaan intensif untuk segera dilimpahkan ke kejaksaan dan pengadilan.Hal itu dikemukakan Direktur Reserse dan Kriminal, Polda Papua, Kombes (Pol) M Situmorang, melalui Kasat Tipiter, Kompol Rudolf Michel kepada Pembaruan, Rabu (1/2), di Jayapura.Dikatakan, dari penyidikan yang telah dilakukan, pihaknya terus mengembangkan penyidikan dengan menghadirkan sebanyak mungkin saksi

29 January 2006

Manokwari : Puluhan Meter Kubik Kayu Besi Diamankan Karena Tak Miliki Surat-surat

( Cenderawasih Pos, Sabtu 28 Januari 2006 )
Diduga tidak memiliki surat-surat yang lengkap, puluhan meter kubuk kayu besi yang dimuat di 5 mobil truk diamankan anggota Pokes Manokwari Kamsi kemarin. Kayu milik salah satu pengusaha tersebut ditahan pada saat akan membongkar muatan di pelabuhan Manokwari.

Kayu-kayu olahan tersebut, rencananya akan dimasukkan di dalam kontainer. Namun belum diketahui secara jelas akan dikirim ke daerah mana. Tetapi yang pasti kayu olahan tersebut siap untuk dikirim kedaerah lain. Sebab sudah dalam bentuk potongan pendek.

Berdasarkan keterangan sopir truk yang berhasil dihimpun Manokwari Pos (group Cenderawasih Pos) menyebutkan kayu olahan tersebut yang kini berada ke halaman Mapolres Manokwari milik dua orang pengusaha. Namun, nama pemiliknya ia tidak tahu secara jelas. Sebab, dirinya hanya ditugaskan mengangkut dari Ransiki dan membawanya ke pelabuhan untuk dimasukkan kedalam kontainer.

Sopir itu mengaku mengetahui kayu tersebut diangkut dari perusaha-an Sawmil di Ransiki. Karena kayu ukuran antara 50 cm hingga 1 m tersebut diangkut dari perusahaan tersebut. Sementara, tiga truk lainnya yang juga ikut ditahan memuat kayu dari Prafi dengan ukuran yang sama.

Sebelum dibawa ke Polres Ma­nokwari sempat dilakukan pemeriksaan mengenai kelengkapan surat-surat oleh Polsek KP3 Laut. Data yang dihimpun atas hasil pemeriksaan menyebutkan, kayu maupun kendaraan tersebut tidak memiliki dokumen yang lengkap. Sehingga pihaknya langsung menghentikan pembongkaran dan langsung mengiring kayu tersebut ke Polres Manokwari. Sampai sore hari, lima buah mobil yang meng­angkut kayu sekitar 20 kubik tersebut ditahan di Polres Manok­wari. (sr)

Sorong : Penyidikan Kasus Illegal Mining Masuk Tahap Penyusunan Berkas

( Cenderawasih Pos, Sabtu 28 Januari 2006 )
PENYIDIKAN terkait kasus Illegal Mining (pertambangan liar) yang merupakan kasus yang pertama kali terkuak di jajaran Polda Papua ini ditindaklanjuti dengan serius oleh jajaran Reskrim Polda Papua.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Kartono Wangsadisastra saat ditemui Cenderawasih Pos di ruang kerjanya Kamis (26/1) menyatakan, penyidikan terhadap kasus Illegal Mining di Raja Ampat ini masih terus dilakukan dan sudah mulai masuk tahap penyusunan berkas. "Untuk kasus ini sudah mulai penyusunan berkas. Meski begitu kita masih terus mengembangkan penyidikan untuk mengejar kemungkinan adanya tersangka lain,"jelasnya.

Tiga orang dari PT. Tiberias Mulia Abadi Sorong yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan di Rutan Polda Papua ini masing-masing yang berinisial berinisial HP (Direktur Utama), YC (Direktur I) dan YAG (Direktur II). Ketiganya ditahan di Polda Papua sejak Selasa (17/1) lalu.
Sekedar diketahui, mereka ditangkap lantaran diduga melakukan kegiatan pertambangan liar (illegal mining) dengan cara mengeksploitasi batu dan pasir di kawasan cagar alam Pulau Batanta, di sepanjang aliran sungai Semsem Desa Wailebert, Distrik Samate, Kabupaten Raja Ampat Sorong.

Sementara saksi-saksi yang telah diperiksa mencapai 9 orang. Akibat perbuatannya itu, para tersangka dijerat dengan pasal 19 ayat 1 jo pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Republik Indo­nesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam. (fud)

Jayapura : Raperdasi Kehutanan dan Konservasi Mulai Dibahas

( Cenderawasih Pos, Sabtu 28 Januari 2006 )
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi (Raperdasi) Papua bidang kehutanan dan konservasi mulai dibahas. Pembahasan Raperdasi ini dilakukan dalam bentuk workshop yang di­gelar oleh Institut untuk Penguatan Masyarakat Sipil (ICS) Papua selama dua hari di Hotel Sentani Indah, Jumat (27/1) kemarin.

Kegiatan ini menghadirkan tiga institusi yangberkompeten, dengan pembicara Direktur Eksekutif ICS Papua Budi Setyanto, SH dan timnya, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Ir Marthen Kayoi, MM dan Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua I Ir. Benny G. Saroy.
Ikut sebagai peserta 50 orang yang terdiri dari 30 peserta dari Jayapura dan 12 orang dari kabupaten/kota yang meliputi Irian Jaya Barat (IJB) dan Papua. Para peserta ini mewakili unsur pemerintah, aparat penegak hukum, perguruan tinggi, adat, lembaga swadaya masyarakat, pers dan perempuan. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari, tanggal 27 - 28 Januari di ruang meeting Hotel Sentani Indah.

Direktur ICS, Budi Setyanto, SH menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk menjelaskan konsep hasil kajian hukum dalam bentuk naskah akademis maupun Reperdasi tentang kehutanan Provinsi Papua dan Raperdasi tentang pemanfaaatn flora dan fauna yang tidak dilindungi di Provinsi Papua. "Selain itu, menggali dan mengidentifikasi saran, pandangan kritis dan pemikiran konstruktif dari stakeholder guna penyempurnaan Raperdasi tentang kehu­tanan Provinsi Papua dan Raper­dasi pemanfaatan flora dan fauna yang tidak dilindungi oleh provinsi Papua,"jelasnya.

Dikatakan, dari hasil work­shop ini tentu saja diharapkan adanya pemahaham dari para peserta tentang mated muatan dalam Raperdasi tentang kehuta­nan Provinsi Papua dan Reper­dasi pemanfataan flora dan fauna yang tidak dilindungi provinsi Papua. Disisi lain juga diharapkan adanya saran, pandangan kritis dan pemikiran konstruktif dari berbagai stakeholder guna penyempurnaan kedua Raper­dasi. (ito)

27 January 2006

Sorong : Polda Papua Sita Aset PT. Teberias Mulia Abadi

( Suara Pembaruan, Rabu 26 Januari 2006 )
Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyita sedikitnya 14 barang bukti berupa alat berat dan lokasi penambangan galian C milik PT Teberias Mulia Abadi (TMA) Sorong berikut materialnya di Pulau Batanta Kabupaten Radja Ampat. Barang bukti tersebut dalam pengawasan polisi di tempat kejadian perkara (TKP) di Pulau Batanta.Polda Papua menyita aset PT TMA karena diduga melakukan kegiatan penambangan Galian C di kawasan Cagar Alam Pulau Batanta, sejak 2001 sampai sekarang tanpa izin. Penambangan di kawasan hutan lindung menyebabkan rusaknya lingkungan.Kapolda Papua, Irjen Pol Tommy Jacobus kepada wartawan di Jayapura membenarkan hal itu, pekan lalu. Menurut Kapolda, hasil penambangan berupa pasir dan batu pecah yang dieksploitasi di kawasan lindung itu diduga telah dijual ke sejumlah perusahaan besar, antara lain ke Perusahaan Gas Alam, Proyek Tangguh di Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, PT Karya Lestari Perkasa Kanal di Salawati, Sorong, PT Prima Karya Irian Jaya di Sengga, dan PT Karsa Tama Mega di Sorong."Kami telah berkoordinasi dengan pihak Konservasi Sumber Daya Alam, dan mendapatkan keterangan dari saksi ahli maupun saksi-saksi yang lain. Dari hasil penyelidikan itu, ternyata terjadi pelanggaran hukum terhadap kawasan Cagar Alam itu, sehingga terhadap perusahaan patut diduga terlibat kegiatan illegal maning (penambangan liar)," ujarnya.Ditambahkan, saat ini pihaknya menahan tiga orang direktur PT TMA. Tiga tersangka yang saat ini sedang dalam proses penyidikan di Polda Papua, yakni Direktur Utama Hengky Patawala, Direktur I Johanes J Candra, dan Direktur II Yos Anggara Gunawan. Penelusuran Pembaruan, Sabtu (21/1), di TKP tercatat ada 14 buah barang bukti yang di-police line di antaranya 5 unit ekskavator dan 1 unit welouders, serta 3 unit truk Nissan. Sementara alat lainnya berupa mesin penghacur batu dan alat pencuci batu serta instalasi listrik motor diesel. Kapolda menambahkan, jika nantinya proses penyidikan mendapatkan bukti-bukti yang cukup, kasus ini merupakan kasus illegal maining pertama di Papua. Kasus ini menjadi langkah awal bagi penertiban penambangan dalam wilayah kerja Polda Papua.Pelaku dalam kasus ini akan dikenai Pasal 19 Ayat 1 jo. Pasal 40 Ayat 1 dari UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati, dengan ancaman hukuman penjara selama 10 tahun. Diharapkan kasus ini bisa diproses sampai ke pengadilan.Sementara itu, Kepala Satuan (Kasat) Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) pada Direktorat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polda Papua, Kompol Rudolf Michel mengatakan, jika tindakan PT TMA dibiarkan selain merusak cagar alam, juga akan membawa dampak negatif berupa banjir dan tanah longsor seperti yang dialami masyarakat Indonesia di daerah lainnya.Bahkan kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap ekosistem dan terumbu karang di kawasan Batanta dan Kepulauan Radja Ampat. Kawasan laut di perairan Kepulauan Radja Ampat selama ini dikenal memiliki yerumbu karang yang sangat indah. Setiap bulan puluhan wisatawan mancanegara melakukan penyelaman di sana. (GAB/W-8)

26 January 2006

Tips & Trik : Makan Sayur Pangkas Resiko Kanker Kelenjar Getah Bening

( Media Indonesia, Rabu 25 Januari 2006 )
Melakukan diet dengan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran setiap hari dapat mengurangi risiko terkena kanker kelenjar getah bening hingga separuhnya. Bawang, bawang putih, buncis, wortel, jagung, sayuran berdaun gelap dan buah jeruk adalah sayur dan buah yang memiliki daya perlindingan tinggi terhadap kanker kelenjar getah bening, demikian menurut sebuah penelitian.

Tim peneliti dari University of California melakukan studi terhadap 2.200 orang untuk meneliti keampuhan sayuran dan buah itu dalam mengatasi kanker kelenjar getah bening. Para ahli kanker mengatakan bahwa dalam sejumlah penelitian sebelumnya juga diungkapkan buah dan sayuran tersebut mampu mengurangi risiko terkena kanker, meski masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Lebih dari 10.000 orang meninggal dunia setiap tahun di Inggris akibat kanker kelenjar getah bening.
Menurut laporan, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer, Epidemiology, Biomarkers and Prevention, menyebutkan mengkonsumsi lima porsi sayuran yang disebutkan di atas itu maka risiko terkena kanker kelenjar getah bening akan terpangkas sebanyak 50 persen. Sayuran mentah disebutkan lebih memiliki perlindungan daripada sayuran yang dimasak. (Tr/BBC/OL-03)

Tips & Trik : Jogging Membuat Otak Lebih Cerdas

( Media Indonesia, Rabu 25 Januari 2006 )
Jika ingin otak lebih encer, selain harus sering-sering mengasah otak juga diiringi dengan jogging, yaitu olahraga dengan cara berjalan atau berlari-lari kecil. Tim peneliti yang terdiri atas para ahli syaraf di University of Ulm di Jerman belum lama ini melakukan penelitian terhadap kemampuan mental para pecandu jogging selama beberapa pekan.

Para peneliti itu menyimpulkan bahwa sewaktu kaki menjejak ke tanah atau jalan aspal, baik konsentrasi maupun memori visual meningkat. Para sukarelawan yang diteliti itu harus menyelesaikan sesi jogging dua kali 30 menit selama sepekan dan setelah selesai ber-jogging mereka menjalani sejumlah tes yang sulit yang sifatnya mengasah otak.

Dalam tes tersebut, terlihat bahwa meskipun memori para jogger terhadap angka mengalami peningkatan tipis, namun kemampuan mengingat gambar dan kemampuan umum lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tes yang bersifat visual.

Untuk memastikan hasil kesimpulan itu, kemudian peneliti memisah kelompok sukarelawan yang melakukan jogging itu menjadi dua kelompok, di mana satu kelompok diminta melanjutkan olahraga mereka sedangkan yang satu diminta istirahat.

Hasilnya adalah, kelompok yang sudah menghentikan jogging dan yang tetap ber-jogging diminta lagi untuk melakukan tes. Dari situ diketahui bahwa akurasi respons mereka terhadap tugas-tugas tes visual itu menurun dibandingkan dengan mereka yang tetap melanjutkan jogging. Peneliti itu belum memberikan penjelasan mengapa para jogger itu lebih cerdas, tetapi psikolog Sanna Stroth mengatakan kuncinya adalah di wilayah hippocampus dari otak yang bertanggungjawab atas sejumlah fungsi memori.

"Aktivitas diyakini meningkatkan produksi sel-sel hippocampus baru dan sekaligus melindungi yang sudah ada. Itulah mengapa jogging sangat berguna bagi ingatan kita," katanya. (Tr/Anv/OL-03)

Tips & Trik : Tertawa Tingkatkan Aliran Darah ke Jantung

( Media Indonesia, Rabu 25 Januari 2006 )
Menyaksikan film komedi meningkatkan aliran darah ke jantung, sebaliknya menonton film sedih membuat aliran darah berkurang.

Para peneliti Universitas Maryland merekrut 20 kawula muda untuk menyaksikan beberapa segmen film yang berdurasi antara 15 hingga 30 menit, yang diambil dari film-film komedi dan film-film serius, dengan jarak sedikitnya 48 jam antara kedua sesi.

Dengan bantuan alat ultrasonografi, "kelinci percobaan" itu diukur aliran darahnya melalui pembuluh darah tangan, yang terletak antara bahu dan siku.

Aliran darah berkurang pada 14 dari 20 sukarelawan ketika mereka menyaksikan petikan film seperti adegan menyedihkan dalam Saving Private Ryan. Akan tetapi, aliran darah meningkat pada 19 dari 20 "kelinci percobaan" tersebut ketika mereka menonton guntingan-guntingan film komedi, seperti adegan yang diambil dari Something About Mary.

Perbedaan antara kedua aliran darah itu lebih dari 50 persen, demikian menurut pengkajian itu, yang muncul Selasa dalam jurnal khusus Inggris, Heart. Menonton film sedih memiliki dampak yang sama atas aliran darah ke jantung, sama halnya dengan menghitung di luar kepala, kata pengkajian itu. Namun begitu, menyaksikan film komedi sama dengan melakukan kegiatan aerobik atau memulai terapi dengan obat-obatan anti-kolesterol.

Depresi, kecemasan, permusuhan dan kemarahan sudah lama diketahui akan merintangi aliran asam oksida yang membantu pembuluh darah untuk membesar. Emosi positif seperti tertawa gembira memiliki dampak yang bermanfaat pada endothelium, yakni sel-sel yang melapisi dinding sistem sirkulasi darah, kata para peneliti itu. (Ant/OL-03)

Tips & Trik : Ingin Berat Badan Turun, Makan Biji-Bijian Gandum

( Media Indonesia, Rabu 25 Januari 2006 )
Kaum wanita yang memilih biji-bijian gandum untuk menu makan pagi, cenderung memiliki berat badan ideal dibanding dengan mereka yang memilih menu sarapan pagi lainnya atau bahkan mereka yang memilih sama sekali tidak makan pagi.

Sejauh ini belum jelas apakah biji-bijian gandum secara langsung memiliki pengaruh untuk menjaga berat badan seseorang. Namun hasil studi masih beranggapan ataupun berasumsi bahwa serat yang merupakan kandungan tinggi beserta vitamin dan mineral dari bijian gandum menjadi faktor penting untuk menjaga berat tubuh seseorang tidak kelebihan.

Selain itu juga belum diketahui secara pasti mengapa dampak positif tersebut hanya dinikmati oleh kaum perempuan, sedangkan pada kaum pria hal tersebut tidak berlaku dalam kondisi apapun.
Dr Won O. Song dari Michigan State University di East Lansing dan rekan-rekan peneliti lainnya melaporkan hasil temuan tersebut yang diturunkan dalam tulisan di jurnal kedokteran Persatuan Ahli Gizi Amerika Serikat, Song dan rekan-rekannya meneliti makanan kegemaran sebagian wanita di dunia terutama yang berada di Barat.

Hasil temuan mereka berdasarkan survei gizi yang dilakukan oleh beberapa kelompok peneliti dari kementerian kesehatan AS yang melakukan pengamatan dan studi dari tahun 1999-2000. Dari jumlah responden 4.218 orang dewasa, 77 persen mempunyai kebiasaan makan pagi dan dari jumlah tersebut 22 persen memilih biji-bijian gandum sebagai menu sarapan paginya.

Sementara itu dari kaum perempuan yang memilih makan bijian gandum kurang dari 30 persen memiliki kelebihan berat badan dibanding dengan perempuan yang sama sekali tidak makan sarapan pagi, di samping faktor-faktor lainnya antara lain olahraga, jumlah konsumsi kalori juga tetap diperhitungkan.
Dapat disimpulkan dari penelitian walaupun belum secara jelas dan pasti bahwa pada dasarnya bijian gandum apabila dibandingkan dengan menu makan pagi lainnya banyak membantu mengatasi masalah menjaga kestabilan berat badan.

Bijian gandum itu diketahui mengandung lebih banyak serat dan lebih sedikit kandungan lemak, yang merupakan pola gizi yang jauh lebih baik untuk mengatasi kelebihan berat badan. Selain itu pula kandungan kalsium pada susu yang menjadi pasangan bijian gandum adalah unsur yang tak kalah pentingnya dalam hal mengontrol jumlah lemak dalam tubuh.

Peneliti lainnya menyatakan mereka yang tidak makan pagi justru kemungkinan membahayakan program mengecilkan ukuran pinggang karena mereka cenderung memilih makanan yang memiliki kandungan lemaknya yang lebih tinggi di saat waktu makan berikutnya. (Ant/OL-03)

Jayapura : Kelompok Tani Nelayan Terima Bantuan, Untuk Lakukan Usaha Karamba Ikan Jaring Apung

( Cenderawasih Pos, Rabu 25 Januari 2006 )
Sebagai upaya untuk merangsang masyarakat untuk mandiri dalam usaha karamba ikan jaring apung.LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Uncen bekerjasama dengan Dinas P dan P Provinsi Papua memberikan pelatihan kepada masyarakat, sekaligus bantuan paket usaha karamba jaring apung kepada kelompok tani dari 4 kampung.Yakni kampung Yakonde dan Sosiri distrik Waibu serta Kampung Kehiran dan Dobonsolo distrik Sentani.

Penyerahan paket bantuan usaha karamba apung, yang dilaksanakan di dermaga Yahim Sentani ini, sekaligus menandai penutupan kegiatan pelatihan budidaya air ini diberikan seusai kegiatan pelatihan budidaya ikan keramba jaring apung yang digelar oleh LPM Uncen selama 8 hari kemarin. Bantuan yang diberikan kepada kelompok tani nelayan tersebut, yakni satu petak karamba jaring apung, jaring karamba, 2000 bibit ikan nila dan 2 sak pakan untuk masing-masing kelompok.

Peresmian usaha budidaya ikan dari kelompok tani masyarakat yang dilakukan oleh Rektor Uncen Prof Berth Kambuaya ini, juga dihadiri oleh Bupati Habel M Suwae, S Sos, MM, Kadinas P dan P Provinsi Papua Jerry Haurisa, Kepala BPTP Dr Ir Jermia Limbongan,MS dan sejumlah pejabat dinas perikanan lainnya.

Berth Kambuaya dalam kesempatan tersebut, mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan yang bekerja sama dengan Dinas P dan P provinsi ini merupakan salah satu wujud kepedulian dan peran serta Uncen sebagai lembaga pendidikan terhadap kegiatan pembangunan masyarakat. Dikatakan bahwa kegiatan ini hanya suatu rangsangan, dan diharapkan dapat dikembangkan masyarakat. Namun demikian, bila masyarakat ada kesulitan teknis,dan butuh kegiatan pelatihan, Uncen siap membantu. "Peserta pelatihan ini kita harapkan juga bisa menjadi isntruktur bagi kelompok tani yang lain,"ujarnya.

Sementara itu Bupati Habel M Suwae, menyambut baik kegiatan yang mendukung program pemkab Jayapura ini.Menurut Bupati, budidaya karamba ikan ini merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan visi dan misi kabupatenJayapura untuk menciptakan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya berdasarkan potensi yang ada disekitarnya. "Selain dapat meningkatkan pendapatan, melalui usaha ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan dirinya,"tuturnya. (tri)

Jayapura : Melihat Kondisi Terminal Entrop Distrik Jayapura Selatan, Tergenang Air Karena Drainase Tidak Berfungsi

( Cenderawasih Pos, Rabu 25 Januari 2006 )
Buruknya kondisi Terminal Entrop ternyata disebabkan banyak hal, salah satunya adalah tidak berfungsinya saluran atau drainase dengan baik. Bagaimana sebenarnya dan seperti apa drainase di terminal tersebut?

Dugaan bahwa salah satu penyebab banjir di Terminal Entrop karena sistem drainasenya yang tidak berfungsi dengan baik, ternyata benar adanya. Terminal tersebut tidak memiliki sistem drainase yang baik sehingga air menetap pada satu tempat dan membentuk kolam-kolam kecil.

Saluran air di terminal tersebut baik di samping kiri dan kanan, sudah tidak berfungsi dengan baik. Bahkan kini dipenuhi sampah dan tumbuhan liar sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar. Hal yang sama juga terlihat pada saluran bagian belakang terminal, juga tidak berfungsi dengan baik karena dipenuhi sampah dan tumbuhan, kecuali saluran air yang terletak di bagian depan terminal di sisi jalan raya agak bersih.

Namun begitu, saluran ini tak jelas pangkal dan ujungnya karena keduanya buntu atau tidak nyambung dengan saluran induk sehingga air tidak bisa mengalir ke saluran tersebut. Parahnya lagi, saluran itu posisinya lebih tinggi dari saluran yang ada di dalam terminal sehingga pantas saja jika setiap kali hujan air hanya menggenang di areal terminal, tidak bisa ke saluran bagian depan karena air tidak mungkin mengalir ke tempat yang lebih tinggi. "Kalau saluran air di dalam terminal yang lebih rendah, mana mungkin air di dalam terminal bisa mengalir keluar,"ujar Ruslan, salah seorang sopir yang setiap hari mangkal di terminal tersebut.

Karena itu, kata sejumlah sopir lainnya, Pemerintah Kota Jayapura harus memperbaiki kembali sistem drainase di Terminal Entrop bahkan diseluruh Entrop secara menyeluruh dan terpadu. Karena hanya dengan cara begitu, banjir di Entrop yang selama ini kerap melanda bisa teratasi. Lalu bagaimana Pemkot Jayapura melihat masalah ini dan apapula rencana Pemkot selanjutnya, baca laporan berikutnya.

Manca Negara : Australia : Kebakaran Semak Di Victoria Sulit Diatasi

( Metrotvnews. Rabu 25 Januari 2006 )
Kebakaran semak di Taman Nasional Grampians, Negara Bagian Victoria, Australia, belum berhasil dipadamkan. Petugas pemadam kebakaran kesulitan mengatasi api yang melalap semak-semak di taman tersebut karena tebalnya asap.

Untuk mematikan sumber api di Taman Nasional Grampians, tim pemadam kebakaran Negeri Kanguru telah mengerahkan sekitar 13 buah pesawat pemadam. Namun, upaya itu terhambat karena tebalnya asap dan timbulnya kebakaran di tempat lain yang berasal dari Hutan Blythewood, dekat Danau Lonsdale.
Petugas pemadam kebakaran berusaha mempertahankan garis pertahanan untuk memadamkan api pada malam sebelumnya, di tengah kekhawatiran serangan udara buruk dan angin yang bertiup kencang dari arah barat laut. Kebakaran semak di taman itu mulai mengancam kota terdekat. Jarak api, kini, hanya tinggal sekitar 500 meter dari kota.

25 January 2006

Jakarta : Kapolri Didesak Usut Kasus Perusakan Cagar Alam di Irjabar

( Suara Pembaruan, Selasa 24 januari 2006 )
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pembangunan (LP3) dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPP-NU) mendesak Kapolri Jenderal Sutanto mengusut tuntas kasus perusakan kawasan cagar alam Pulau Bantata Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat (Irjabar)."Kami meminta Kapolri tidak pandang bulu dan menindak siapa saja yang terlibat dalam kasus ini. Jika masalah ini terus dibiarkan, tentu akan terjadi perubahan rona lingkungan, baik erosi permukaan dan alur, serta tanah longsor. Seharusnya kawasan cagar alam tidak boleh dirusak dan dijadikan area pertambangan," ujar Ketua LP3 Dayan Renleuw didampingi Ketua Humas dan Hubungan Luar Negeri IPP-NU, Esa M Divinubun kepada Pembaruan di Jakarta, Minggu (22/1).Keduanya memaparkan hasil temuan investigasi LP3 dan IPP-NU ke Pulau Bantata Barat beberapa pekan lalu. Dayan menjelaskan, kerusakan kawasan cagar alam Pulau Bantata terjadi akibat adanya kegiatan eksploitasi pertambangan yakni galian golongan C oleh PT TMA-Sorong di Kali Samsen.Kali Samsen masih berada di dalam kawasan cagar alam Pulau Bantata. Menurut Dayan, kegiatan pertambangan itu telah membuka bentangan dan tegakan alam, sehingga mengubah keutuhan cagar alam.Dari hasil investigasi, diperoleh barang bukti berupa sejumlah alat berat yang berada di lokasi seperti lima buah exavator, satu unit whell louder, tiga unit dump truk, dan dua unit mesin pemecah batu dan penghalus pasir.TersangkaSelain itu di lokasi ditemukan sejumlah hasil produksi berupa pasir cuci sebanyak 3.411,7 meter kubik (m3), batu pecahan sebanyak 13.753 m3, abu batu sebanyak 2.992 m3, dan sirtu 617 m3.Dayan memperoleh informasi tiga direksi PT TMA-Sorong yakni HT, YC, dan YAG, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun sejumlah pihak lainnya yang seharusnya menjadi tersangka belum tersentuh. Dia juga mempertanyakan aparat pemerintah da- erah yang seakan menutup mata akan adanya kegiatan pertambangan yang merusak cagar alam tersebut. Seharusnya mereka juga diperiksa. (Y-4)

Jayapura : Sanksi Hukum Kerusakan Lingkungan, Dipertegas

( Cenderawasih Pos, Selasa 24 Januari 2006 )
Kepala Bidang Amdal dan Penyelesaian Sengkata Lingkungan, Bapedalda Provinsi Papua, Ir Emmy Mandosir mengatakan, pada 2006 ini, pihaknya akan memberikan perhatian terhadap penerapan sanksi hukum kepada pihak-pihak yang melakukan pencemaran dan pengrusakan lingkungan.

Hal itu akan dilakukan untuk menimalisir berbagai bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi. "Penegakan hukum terhadap kerusakan dan pencemaran ling­kungan akan menjadi perhatian kami ke depan," katanya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Dikatakan, perlunya penegakan hukum lingkungan mengingat peluang terjadinya kerusakan lingkungan bertambah besar. Seperti berbagai kegiatan industri yang sifatnya selalu mengabaikan konsep pembangunan yang ramah lingkungan.

Lebih lanjut dikatakan, dengan kemajuan pembangunan yang begitu pesat bakal memacu terja­dinya kerusakan lingkungan yang cukup besar. Untuk itu, ke depan kemungkinan perlu diminimalisir. Misalnya dengan melakukan pengawasan terhadap kegiatan industri yang dapat menimbulkan terjadinya pencemaran limbah cair.

"Kami akan memberikan per­hatian yang serius terhadap pengawasan dan melakukan analisis dampak lingkungan terhadap ber­bagai kegiatan yang dinilai berpeluang besar terhadap terjadinya dampak lingkungan. Ini penting supaya masyarakat dapat memahami tentang pentingnya kerusa­kan lingkungan,"ujarnya.

Pengawasan terhadap terja­dinya kerusakan lingkungan selama ini, menurut dia sebenarnya sudah berjalan baik, hanya saja sanksi hukumnya yang belum maksimal. "Pengawasan dan ana­lisis sebenarnya sudah berjalan tapi sanksi ini yang perlu dipertegas ke depan,"tandasnya.(ito)

Raja Ampat : LP3 dan PP.IPPNU Mendesak Kapolri Usut Kasus Batanta

( Cenderawasih Pos, Selasa 24 Januari 2006 )
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pembangunan (LP3) dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP.IPPNU) mendesak agar Kapolri dapat mengusut tuntas kasus pengrusakan Kawasan Cagar Alam yang dilakukan oleh PT. Thiberhyas Mulia Abadi Sorong, di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi IJB.

Demikian disampaikan Ketua LP3 Dayan Renleuw dan Ketua PP.IPPNU Esa M Divinubun, melalui press releasenya yang dikirim ke redaksi Cenderawasih Pos, Senin (23/1 ) kemarin. Dikatakan, pihak kepolisian hendaknya dapat mengusut hingga tuntas kasus pengrusakan kawasan cagar alam di Pulau Batanta Kabupaten Raja Ampat itu, karena kegiatan eksploitasi yang dilakukan, selain telah mengakibatkan perubahan zona lingkungan, antara lain kenaikan frekuensi dan ukuran banjir, kenaikan erosi permukaan dan alur serta tanah longsor, juga telah mengganggu ekosistem lainnya yang mendukung kawasan cagar alam tersebut

"Untuk itu, kami secara tegas dan keras menghimbau agar para pelaku pengrusakan ini, harus diproses secara baik dan benar, hingga ke pengadilan, dan dengan melihat dampak kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut, maka sewajarnya mereka dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku,"ujar Dayan. (yom)

Manca Negara : Filiphina : USD1,2 Juta Bantuan ADB Untuk Perangi Avian Flu 3 Negara Asean

( Media Indonesia, 24 Januari 2006 )
Bank Pembangunan Asia (ADB) menawarkan bantuan hibah sebesar USD1,2 juta untuk membantu Indonesia, Malaysia dan Filipina memerangi virus avian flu, SARS dan penyakit infeksi lainnya yang terus merebak, sumber ADB mengatakan, Selasa.

Bank yang berbasis di Manila itu mengatakan bahwa bantuan itu akan memperkokoh sistem pengawasan dan kesiapsiagaan tiga negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit infeksi beresiko tinggi itu.

Para ahli merasa tiga negara itu rentan terserang virus avian flu, sindrom saluran pernafasan akut (SARS-severe aqute respiratory syndrome) dan penyakit infeksi serupa. Merebaknya virus mematikan itu akhir-akhir ini menjadi fokus perhatian karena melemahnya ketahanan epidemiologi di negara-negara berkembang dan mempertinggi ketahanan masyarakat yang tinggal di kawasan Asia, kata bank tersebut.

Richard Ondrik, seorang ahli senior implementasi proyek pada bank tersebut, mengatakan bahwa dana itu akan membantu tiga negara membangun suatu sistem komprehensif untuk investigasi, penanganan kasus dan juga peringanan pada tingkat lokal, nasional dan subregional.

Dana tersebut juga akan dipergunakan untuk peningkatan informasi dan mekanisme komunikasi serta membantu mendorong berbagai kebijakan untuk pengawasan penyakit yang dapat menular itu. Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa flu burung mungkin penularannya dalam bentuk yang dapat menular dari manusia ke manusia, sementara virus SARS diprediksi dapat muncul lagi di Asia. ADB mengatakan infeksi HIV juga merebak di tiga negara itu.

Ondrik menyatakan perlunya mendorong kerjasama di antara negara-negara tersebut dalam pencegahan terhadap merebaknya penyakit infeksi, malaria, TBC dan demam berdarah yang mewabah di tiga negara tersebut.

Total biaya proyek-proyek yang didanai ADB untuk membantu tiga negara ASEAN guna memerangi penyakit infeksi diperkirakan USD1,7 juta. Bantuan tersebut akan diselesaikan sekitar 18 bulan permulaan Maret.

Sekitar 80 orang meninggal akibat flu burung-H5N1 sejak 2003, sebagian besar mereka di negara-negara Asia termasuk Kamboja, Cina, Indonesia, Thailand dan Viet Nam, demikian data WHO. (ant/OL-1)

24 January 2006

Biak : 29 Kelompok Nelayan Supiori Terima Bantuan Alat Tangkap

( Cenderawasih Pos, Senin 23 Januari 2006 )
Untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Supiori, Pemkab Supiori memberikan bantuan alat tangkap kepada 29 kelompok nelayan yang ada di Supiori. Bantuan tersebut diserahkan Wakil Bupati Supiori Julianus Mnusefer S.Si, S.Th, Sabtu (21/1) pekan kemarin.

Dana bantuan alat tangkap tersebut diperoleh dari dana Otonomi khusus dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diterima Kabupaten Supiori pada anggaran 2005. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Supiori Ir.Dance Rumainum didampingi Kasi Usaha Perikanan Chris Wader S.Pi mengatakan bantuan alat tangkap yang diberikan kepada kelompok nelayan tersebut bersumber dari dana Otsus sebesar Rp 508 juta dan DAK non DR sebesar Rp 1,1 miliar.

"Selain alat tangkap, kami juga memberikan bantuan motor tempel sebanyak 8 unit yang bersumber dari dana Otsus sebesar Rp 332 juta. Bantuan ini kami berikan kepada 8 kelompok nelayan yang mendapatkan perahu, motor tempel dan alat tangkap dan 21 kelompok yang mendapat bantuan alat tangkap,"tandasnya.

Selain memberikan bantuan alat tangkap kepada kelompok nelayan, menurut Dance Rumainum, Pemkab Supiori pada tahun anggaran 2005 juga telah membangun sebuah pabrik es yang berkapasitas 1,5 ton di Distrik Supiori Selatan. (nat)

Merauke : Diprediksi, Kuota 400 Ribu Arwana Tidak Bisa Terpenuhi

( Cenderawasih Pos, Senin 23 Januari 2006 )
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Merauke, memprediksi kuota 400 ribu ekor Arwana yang diperuntukan bagi pengusaha ikan Arwana di Merauke kemungkinan tidak terpenuhi. Karena sampai saat ini, yang baru terealisasi baru mencapai 100 ribu ekor dan kuota 400 ribu tersebut. Hal itu dikemukakan Kepala Seksi KSDA Merauke Tangga Barang ketika ditemui, Sabtu pekan kemarin.

Dikatakan, penyebab tidak terpenuhinya kuota tersebut dikarenakan pengiriman yang mengalami keterlambatan. Akibatnya, sebagian ikan dari pengumpul (masyarakat) tidak tertampung lagi. Hal itu akibat penampungan yangdimiliki para pengusaha terbatas.

Meski musim ikan Arwana tersebut sampai Febuari,namun hujan yang terus menerus membaut anakan Arwana tersebut menyebar sehingga sulit ditangkap lagi. Selain itu, kemungkinan lain, karena jumlah ikan Arwana ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya akibat penangkapan yang tidak terkendali.

Oleh kansna itu, lanjumya, penelitian dari LIPI perlu segera dilakukan untuk mendapatkan data jumlah sebenamya yang ada di lapangan, sehingga dengan hasil penelitian tersebut dapat menjadi dasar dalam penentuan kuota setiap tahunnya.

Sebab, menurutnya, sampai saat ini belum ada data yang dapat digunakan sebagai patokan dalam menentukan kuota. Akibatnya, setiap tahun harus berjuang mati-matian ke pusat untuk mendapatkan kuota.

Sebenarnya, pada tahun 1997, telah dilakukan Penelitian dari LIPI, dan survey setiap tahunnya, namun hasil penelitian yang dilakukan LIPI tersebut sampai saat sekarang belum diketahui hasilnya bagiamana. Sedangkan Survey yang dilakukan setiap tahunnya hanya merupakan pengambilan sanpel yang tidak dapat dijadikan sebagai patokan. "Hasil penelitian itu, tidak relevan dengan sekarang ini. Karena itu sudah dilakukan beberapa tahun lalu," jelas Tangga Barang. (ulo)

Jayapura : Dinas Pertanian Kota Datangkan Sapi Penggemukan

( Cenderawasih Pos, Senin 23 Januari 2006 )
Kepala Dinas Perta­nian Kota Jayapura Dominggus Wufumilena mengungkapkan, untuk bi­dang peternakan, pihaknya tetap fokus pada pengadaan ternak sapi pada 2006 ini. Terkait dengan itu, pihaknya berencana mendatangkan bibit sapi penggemukan dari luar Papua yang selanjutnya diberikan kepada setiap keluarga yang berdomisili di Skouw dan Koya.

"Bibit sapi yang diberikan ini sifatnya peminjaman, artinya suatu saat ketika bibit sapi yang diberikan ini sudah mampu menghasilkan bibit sapi yang baru, para peternak diwajibkan mengembalikan salah satu ter­nak atau pasangan ternak sapi kepada pemerintah untuk selanjutnya dibe­rikan bagi peternak lain,"jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, selama ini, program bantuan ternak sapi yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, sifatnya seperti yang dijelaskan di atas, namun dalam pelaksanaannya, peternak kadang tidak me­ngembalikan kepada pemerintah, sehingga program ini kadang tidak dirasakan oleh peternak lainnya. Untuk itu, pada program ke depan ini, pihaknya akan lebih selektif dan lebih tegas untuk menindak para petani yang tidak mentaati aturan ini.

"Ada kalanya bantuan yang dibe­rikan itu, tidak bertahan lama, dimana selang beberapa bulan atau tahun. para petani yang diberikan bantuan ternak ini, kembali menjual ternak bantuan pemerintah itu kepada orang lain, dan setelah dicek ternyata yang bersangkutan tidak mampu memberikan pertanggungjawabannya. Hal-hal ini yang sebenarnya sangat disesali, dan tidak akan memberikan kepercayaan yang sama kepada para peternak seperti ini,"tegasnya.

Dominggus Wufumilena sangat mengharapkan adanya saling toleransi antara para peternak dan pemerintah, sehingga dengan kepedulian para peternak menjaga kepercayaan pemerintah itu, dalam hal ini men­taati aturan yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan, maka ke depannya pasti ada perhatian yang lebih dari pemerintah kepada para peternak. (yom)

21 January 2006

Jayapura : Dinas Tanaman Pangan Prioritaskan SDM Petani

( Cenderawasih Pos, Jumat 20 Januari 2006 )
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua pada anggaran 2006 ini tetap berkomitmen untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia, baik aparatnya maupun masyarakat petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok usaha pertanian di seluruh kabupaten/Kota se-Papua.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas DR Ir. Abraham Werimon, kepada Cenderawasih Pos, di ruang kerjanya kemarin. Diungkapkan, tenaga ahli bidang pertanian masih kurang, apalagi tenaga masyarakat pribumi, untuk itu, setiap aparat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melihat peluang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Program ini setiap tahunnya selalu ada, dimana mereka yang sebelumnya berpendidikan setingkat SLTA, kami sekolahkan untuk memperoleh gelar sarjana, demikian juga bagi mereka yang sarjana, diberikan kesempatan untuk mengambil S2 bahkan S3. Di samping itu, lanjutnya, ada beberapa pelatihan yang sudah. diprogramkan pada tahun, yang bertujuan untuk membuka kembali wawasan para staf atau aparat perta­nian yang sudah melupakan dasar-dasar pertanian, sehingga dengan kegiatan pelatihan, mereka akan selalu diingatkan untuk dapat berbuat atau mempraktekkan ilmu pertanian yang modern kepada petani.

"Begitu juga masyarakat peta­ni, kelompok-kelompok tani atau kelompok-kelompok usaha per­tanian lainnya, mereka ini juga memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pelatihan dan kursus-kursus, sehingga dengan-ilmu yang diperoleh ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha pertaniannya,"ujarnya.(yom

Jayapura : Program Perikanan Harus Menjawab Masalah Ekonomi Rakyat

( Cenderawasih Pos, Jumat 20 Januari 2006 )
Kepala Dinas Peri­kanan Kota Jayapura Ir Jan Piet Nerokouw MP mengatakan, pihak­nya akan berupaya semaksimal mungkin pada anggaran 2006 ini untuk memajukan program usaha perikanan masyarakat guna menjawab permasalahan ekonomi rakyat.

"Sesungguhnya bidang perikanan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita yang notabene adalah petani dan nelayan, memiliki peluang yang sangat besar dari waktu ke waktu, karena dari sisi geografis, daerah kita dikelilingi oleh lautan juga pada daratan terdapat banyak sungai dan danau yang menyimpan banyak sumber protein,''jelasnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Demikian halnya Kota Jayapura, yang menurutnya, memiliki potensi yang sangat luar biasa, namun belum begitu nampak sesuatu hal yang dapat dijadikan indikator keberhasilan. Sehingga perlu adanya suatu perangkat aturan yang baik, yang kemudian akan membantu proses percepatan peningkatan sektor peri­kanan ini menjadi sektor yang mampu menjawab permasalahan ekono­mi rakyat.

"Saat ini, kita baru melihat bebe­rapa tempat pemancingan yang dapat menjadi tolak ukur, bahwa pada satu sisi usaha perikanan bisa memberikan manfaat protein bagi manusia, namun pada sisi yang lain, usaha perikanan ini juga dapat dijadikan objek untuk menarik para wisatawan, baik lokal maupun asing. Namun lebih dari itu, bagaimana kita menciptakan suatu usaha perikanan yang benar-benar dapat menjawab kesejahteraan rakyat,"tandasnya.

Melihat potensi ini, Nerokouw mengatakan, dirinya bersama aparat yang berada dalam instansi yang dipimpinnya akan mencoba membina masyarakat nelayan pada 4 Distrik yang ada sesuai dengan potensi yang dimiliki pada daerah itu, untuk dapat memanfaatkannya menjadi suatu usaha perikanan yang memberikan manfaat ganda bagi masyarakat. Dan hal ini akan dilakukan instansinya dengan memanfaatkan kekuatan dana yang ada. (yom )

20 January 2006

Sorong : Hujan Seharian Ruas Jalan Tergenang Air

( Papua Pos, Kamis 19 Januari 2006 )
Hujan yang mengguyur Kota Sorong dari pagi hari kemarin (18/01) membuat sebagian aktifitas warga kota lumpuh, hal tersebut dapat dilihat kegiatan di beberapa tempat kerja, dimana akibat curah hujan yang deras membuat warga enggan untuk keluar rumah baik itu untuk masuk kantor maupun aktifitas lainnya. "hujan begini, lebih baik kita berada di rumah saja dulu, hal ini untuk menjaga-jaga jangan sampai karena hujan deras seharian dapat mengakibatkan banjir yang tidak kita inginkan bersama". kata Norbert, kepada fajar papua ,salah satu warga kota yang beralamat di kampung pisang remu, yang mana daerah tersebut menjadi langganan banjir apabila hujan turun tiada hentinya.

Akibat dari turunnya hujan dari pagi hingga menjelang malamjuga mengakibatkan beberapa ruas jalan utama didalam kota menjadi tergenag air setinggi lutut. Dari pantauan koran ini dilapangan, salah satu ruas jalan yang tergenang air hujan cukup parah yaitu dijalan Ahmad Yani depan Tlio Groups sampai dekat Keuskupan Manokwari Sorong. Yang mana akibat tertutupnya ruas jalan oleh air hujan, mengakibatkan beberapa kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4 tidak dapat melanjutkan perjalanan akibat mogok mesin. Sekitar toko Thio lama juga terendam banjir yang mana air hujan masuk sampai ke dalam rumah.

Terlihat juga beberapa warga sekitar yang memalang jalan ke arah kampung baru, sehingga ruas jalan yang dipakai hanya satu saja, yaitu yang melintasi depan kantor telkom, hal ini mengakibatkan arus lalulintas menjadi lambat dan kadang macet (fp)

19 January 2006

Jayapura : TPA Nafri Ditutup, Sampah Mulai Menumpuk Di Mana-mana

( Cenderawasih Pos, Rabu 18 Januari 2006 )
Penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kampung Nafri sejak Senin (16/1), ternyata mulai berdampak dengan tidak diangkutnya sampah-sampah di sejumlah titik di Kota Jayapura. Dari pantauan Cenderawasih Pos di beberapa titik, akibat penutupan TPA Nafri ini, tumpukan sampah mulai dikeluhkan warga, seperti sekitar di Yabansai, Abepura, sepanjang jalan Argapura Atas, Pasar Youtefa, Pasar Hamadi, Jalan Koti dan sejumlah tempat lainnya.

"Sampah-sampah ini, satu hari saja sudah begini, bagaimana jika tidak diangkut selama satu minggu. Coba bayangkan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan,"ujarnya salah seorang warga Hamadi kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Meski jajaran Polresta Jayapura telah melakukan upaya dengan mempertemukan para tokoh adat warga Nafri dengan DPRD Kota Jayapura di Aula Mapolresta, namun dalam pertemuan tersebut yang dihadiri instansi terkait belum berhasil membuahkan kesepakatan untuk membuka penutupan TPA tersebut.

Dalam pertemuan yang difasilitasi Kapolresta Jayapura AKBP Drs. Paulus Waterpauw itu, masyarakat Nafri tetap ngotot pada pendiriannya bahwa TPA harus dipindahkan dari Kampung Nafri. Karena tetap ngotot TPA dipindahkan, maka dalam perte­muan itu akhirnya disepakati bah­wa Kamis besok, DPRD dan Pemkot akan turun ke Nafri untuk melakukan pertemuan langsung dengan warga Nafri.
Ketua DPRD Kota Drs Theopilus Bonay.MM menjelaskan, kalau memang masyarakat menghendaki TPA ditutup total, pihak-nya meminta agar pemerintah kota diberikan waktu untuk mencari tempat lain yang tidak ada dampaknya kepada masyarakat. "Kita perlu bicara lagi untuk mencari solusi yang terbaik, yang bisa menolong masyarakat Nafri maupun masyarakat Kota Jayapura,"tuturnya.

Kepala Dinas Kebersihan Dan Pemakaman (DKP) Kota Jaya­pura, Luhulima Siradjudin, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum bisa membuang sampah ke TPA Nafri dan untuk sementara armada-armadanya masih diparkir di Jalan Baru Kotaraja.

"Kami sempat melakukan pendekatan ke TPA Nafri agar dibuka, supaya pelayanan sampah dapat berjalan kembali. Namun kami ditolak dan disuruh kem­bali,"ungkapnya. Sementara itu, salah seorang sopir truk sampah Herman Suherman saat ditemui di Jalan baru mengatakan, sebenarnya masya­rakat Nafri dari dulu sudah tidak tahu jika daerahnya dijadikan tempat pembuangan sampah, tapi pemerintah sendiri tidak mencari lokasi baru."Sekarang jadi serba salah, mau ke sana dilarang se­mentara alternatif lainnya hingga saat ini belum ada,"katanya. (fud/ nls/mud/ito)

17 January 2006

Jayapura : Dishut Rancang Master Plan Pengembangan Industri Primer Hasil Hutan Kayu

( Cenderawasih Pos, Rabu 16 Januari 2006 )
Dinas Kehutanan Provinsi Papua merancang master plan dalam rangka pengembangan industri primer hasil hutan kayu di Provinsi Papua yang tangguh dengan penyebaran merata sesuai daya dukung pasokan bahan baku yang berkesinambungan.

"Rakor pengembangan industri primer hasil hutan kayu di Papua ini untuk memberikan gambaran tentang rencana pengembangan industri primer hasil hutan di Papua,"kata Kepala Dinas Kehutanan Papua, Ir Marthen Kaydi, MM disela-sela Rapat Koordinasi Pe­ngembangan Industri Primer Hasil Hutan Kayu di KTI (Papua) di Hotel Matoa, Selasa (17/1) kemarin. Pengembangan industri primer hasil hutan kayu ini, kata Kayoi, juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan penawaran permintaan, sesuai kemampuan pasokan bahan baku dan kebutuhan industri primer hasil hutan kayu di Papua.

Selain itu juga memberikan informasi peluang bisnis bagi investasi dibidang pengembangan industri primer hasil hutan. Menurutnya, pemahaman tentang kondisi industri perkayuan nasional akan memberikan frame bagi pemahaman tentang kondisi industri perkayuan.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Ir Marthen Kayoi MM saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Primer Hasil Hutan Kayu, di Hotel Matoa, Selasa (17/1) kemarin.
Papua. Pengembangan industri primer hasil hutan kayu tidak menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Industri perkayuan lebih banyak terpusat di Indonesia Barat. Kelangkaan bahan baku mengakibatkan 54 unit industri panel di Indonesia Barat tidak berproduksi total atau tidak berproduksi normal dan hanya sekitar 61 unit industri panel yang berproduksi.

Lebih lanjut, setelah kelangkaan bahan baku melanda sebagain industri di wilayah Indonesia Barat, perhatian untuk mencari pemenuhan bahan baku kemudian dialihkan ke wilayah timur Indonesia termasuk Papua dan Papua menjadi pemasok kayu bulat terhadap beberapa industri primer hasil hutan kayu di Indonesia Barat, seperti Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

Kayoi mengatakan di Papua sejumlah industri perkayuan mengalami kelesuan yang sama meski dari sisi potensi, hutan Papua masih tergolong lebat dibandingkan hutan di provinsi lainnya di Indonesia.

"Jumlah unit HPH yang beroperasi menurun dari 64 unit menjadi 16 unit. Dari 16 unit yang beroperasi pun tidak berproduksi secara normal, rata-rata produksi dalam tahun RKT hanya sekitar 50 - 60 %,"ungkapnya.

Ditambahkan, alasan yang menyebabkan kelesuan industri kayu di Papua adalah meningkatnya biaya produksi. setelah krisis ekonomi, beberapa alasan klasik yang menunjang kelesuan industri perkayuan di Papua adalah rendahnya potensi kayu komersil. Selain itu, kecepatan ilegal logging di Papua dalam 5 tahun terakhir ini telah memberikan tekanan yang luar bisa pada regenerasi alam di Papua dan medan yang berat mengakibatkan rendahnya eksebilitas ke bahan baku, sehingga beberapa industri perkayuan terpaksa menghentikan operasinya karena ongkos angkut melampaui harga jual (keuntungan). (bat)

Jayapura : Peduli Lingkungan, Sat Brimob Bersihkan Saluran Air

( Cenderawasih Pos, Senin 16 Januari 2006 )
Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan sekitarnya Sat Brimob Polda Papua melakukan korvei (kerja bhakti) berupa membersihkan saluran air di samping jalan raya Kotaraja Abepura, Jumat (13/1) pekan kemarin, dengan menurunkan 1 SSK (satuan setingkat kompi) atau 125 personel yang dipimpin Danki 2 Iptu Syawaludin.

Kepala Detasemen A Sat Brimob Polda Papua Kompol Usdiyono didampingi Iptu Kadiwarun Danki-4 saat ditemui Cenderawasih Pos di sela-sela kegiatan tersebut mengatakan, korvei yang dilakukan itu sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat khususnya lingku­ngan."Korvei seperti ini akan terus kami lakukan, karena kami merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah dan masyarakat, selain itu kami juga memiliki banyak tenaga yang siap mendukung pro­gram pemerintah, "kata Kompol Usdiyono.

Lanjutnya, meskipun setiap kali korvei dilakukan dengan peralatan seadanya, namun semangat dan niat yang baik dari anggota Sat Brimob tetap tulus untuk membantu Pemerintah Kota (Pemkot) dalam program penanganan banjir yang sering melanda Kota Jayapura. Sesuai dengan tugas pokok anggota Sat Brimob yaitu sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat serta memback up satuan kewilayahan akan tetap diutamakan.

"Setiap permasalahan yang ada, jangan kita jadikan masalah baru, tetapi bagaimana seharusnya kita berbuat dan mencari solusi dari permasalahan tersebut sehingga dampak dari permasalahan itu tidak semakin besar, "ujarnya.

Di tempat terpisah, Brigadir Afrah, bintara Operasi dan Latihan Den A saat ditemui di tengah kesibuknnya mengungkapkan bahwa sesuai petunjuk pimpinan, ke depan jadwal latihan akan diatur sebaik mungkin sehingga pelaksanaan korvei tetap bisa dilakukan.

"Rencana ke depan dalam waktu dekat ini, kami akan kembali lakukan korvei dipusatkan di Sky­line sampai Padang Bulan, semua saluran yang tersumbat akan kami angkat sampai tuntas,"tandasnya.
Saat Cenderawasih Pos menanyakan apakah ada dukungan dari Pemerintah Kota Jayapura, Briga­dir Afrah mengatakan ada atau tidak ada dukungan, pihaknya tetap profesional dan bekerja dengan ikhlas, karena dengan niat yang baik dan bekerja sungguh-sungguh maka siapapun akan mendukung dan Tuhan akan memberikan berkat.

Pada kesempatan yang berbeda, jajaran Polsekta KP3 Laut bersama dengan warga sekitarnya melakukan kerja bhakti membersihkan tumpukan sampah dan endapan lumpur di got di jalan Koti depan Kantor Pol­sekta KP3 Laut, Sabtu pekan kemarin.

Dengan mengunakan peralatan seperti garpu, kayu, cangkul dan gerobak, mereka saling bahu membahu mengangkat tumpukan sampah tersebut. Bhakti sosial yang berlangsung selama empat jam dan dipimpin Wakapolsekta KP3 Laut Iptu Djarot P. Wakopolsekta KP3 Udara Iptu Djarot P saat ditemui Cen­derawasih Pos di sela-sela memimpin kegiatan bhakti sosial itu mengung­kapkan, kegiatan yang dilakukannya bersama-sama dengan warga itu sebagai wujud implementasi program Bimas Kemitraan antara polisi dengan masyarakat.

"Masalah sampah bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga harus menjadi ta­nggung jawab bersama. Karena itu marilah kita bersama-sama un­tuk mengatasi terjadinya banjir mulai dari cara yang terkecil yakni tidak membuang sampah pada saluran air,"pintanya. (lia/mud)

Jayapura : Pemenuhan Pangan Lokal Harus Dikembangkan Terus

( Cenderawasih Pos, Senin 16 Januari 2006 )
Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Drs. W CH Rumbino, MM mengatakan, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah atau yang tidak diolah.

Pemenu­han gizi karbohidrat serta pangan lokal berupa umbi-umbian dan sagu harus terus dikembangkan sedangkan untuk memenuhi gizi protein perlu dikembangkan peternakan baik ternak besar, kecil maupun perunggasan.

Hal itu diungkapkannya saat memberi sambutan pada acara panen ayam Broiler dari sumber dana APBD Tahun 2005 Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua di kelompok tani Tirumela, Kampung Lokasi Baru Angkasapura Distrik Jayapura Utara, Sabtu (14/1), kemarin.

"Ayam Broiler sangat berpotensi dikembangkan di Kota Jayapura terutama di Kelurahan Angkasa karena iklim yang mendukung dan tersedianya air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tani serta yang tidak kalah pentingnya adalah lokasi pemasaran yang dekat dan mudah dijangkau,"katanya saat ditemui Cenderawasih Pos di sela-sela acara panen yang berlangsung, Sabtu, pekan kemarin.

Menurutnya, untuk memenuhi pangan pokok dan gizi masyarakat seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan lainnya, perlu adanya pengembangan bidang pertanian tanaman pangan, peternakan dan perikanan dengan mengembangkan sumberdaya dan potensi yang ada di daerah. Di­ungkapkannya, kelompok tani Tirumela merupakan kelompok tani yang terbentuk beberapa tahun lalu dengan usaha pokoknya ternak ayam Broiler. Diakuinya, kelompok tani ini masih belum berkembang dengan baik karena keterbatasan modal usaha sehingga Bimas ketahanan pangan Provinsi Papua melalui pemberdayaan ekonomi rakyat melalui APBD 2005 memberikan 2 paket bantuan, masing-masing 2 unit pengolahan pangan lokal dan bibit babi 20 ekor serta ayam Broiler 1000 ekor.

Ketua kelompok tani Tirumela Angkasa Alfius Bion Tabuni mengatakan, kelompok tani ini dikelola oleh 7 orang dan selanjutnya akan dikembangkan terus untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya anggota kelompok tani Tirumela Angkasa. (api)

Jayapura : TPA Nafri Masih Tetap Dipalang

( Papua Pos, Rabu 16 Januari 2006 )
Hingga Selasa (17/01) kemarin TPA Nafri masih di palang, truk-truk yang mengangkut sampah ke TPA dihambat oleh masyarakat setempat, akhirnya para sopir mengambil inisiatif mundur, truk-truk yang mengangkut sampah akhirnya diparkir di JI. Baru Pasar Youtefa. Dan siang harinya, karena ada keluhan dari masyarakat Jl. Baru Pasar Youtefa, truk-truk tersebut dipindahkan ke lapangan parkir pasar Youtefa. Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman Kota Jayapura, Siradjudin Luhulima, setelah truk-truk pengangkut sampah mundur dari Nafri, diadakan pertemuan antara masyarakat dengan Kapolsek Abepura, Bina Mitra Polresta Jayapura, Reskrim Polres.ta Jayapura dan Dinas Trantib.

"Hasil pertemuan tersebut masyarakat minta agar Polresta memfasilitasi pertemuan antara masyarakat dengan 2 Ondoafi Nafri, Sonny Awi dan George Awi. Dan Polresta Jayapura, mengakomodir permintaan masyarakat tersebut,"kata Luhulima, kepada Papua Pos, Selasa (17/01) di ruang kerjanya.
Sorenya, dengan difasilitasi oleh Kapolresta Jayapura, AKBP Drs. Paulus Waterpauw, dilakukanlah pertemuan antara Masyarakat Nafri dengan kedua ondoafinya di Polresta Jayapura, dalam pertemuan tersebut dihadiri pula oleh Ketua DPRD Kota Jayapura, Drs. Theophilus Bonay, MM , Waket II DPRD Kota Julius Mambay SE, dan Kepala Bapedalda Kota Jayapura, K. Watori.

Dikatakan Luhulima, alasan masyarakat memalang TPA, sangat sederhana, mereka hanya menginginkan kepada para Ondoafi, kalau ada kebijakan atau amanat dari pemerintah, agar disampaikan kembali kebawah, atau ke masyarakat, agar masyarakat tidak bertanya-tanya.

"Kedepan kita harus membina kemitraan yang bagus dengan masyarakat Nafri agar tidak menggangu pembuangan sampah, karena ini kepentingan umum. Dan permintaan masyarakat agar truk sampah yang lewat jalan kampung ditutup dengan terpal, akan kami penuhi," ungkapnya. "Saya yakin, hari Rabu TPA sudah bisa dibuka seperti biasanya. Karena rambu-rambu akan dibukanya TPA sudah nampak, dan kedepan saya berharap tidak ada lagi pemalangan,"katanya.**

Manca Negara : Tokyo : Salju Paling Mematikan, 89 Tewas

( Jawa Pos, Senin 16 Januari 2006 )
Hujan salju tebal yang menerpa Jepang telah menelan sedikitnya 89 korban jiwa. Musim salju ini tercatat sebagai yang terparah dalam dua dasawarsa terakhir. Badan cuaca memperkirakan cuaca buruk ini masih panjang. Korban terbaru ditemukan Sabtu lalu. Seorang kakek 76 tahun yang ditemukan tewas tertimbun salju di Prefektur Nagano. Begitu juga seorang wanita di Prefektur Akita. "Wanita tersebut diperkirakan nenek 71 tahun yang dikabarkan hilang," jelas seorang pejabat pemerintahan Akita. Dia kemungkinan tewas dan tertimbun salju lebat sebelum ditemukan mesin penyapu salju. Sejauh ini, korban jiwa mencapai 89 orang. Sebagian besar, sejumlah 88 korban, meninggal akibat kecelakaan musim dingin. Sedangkan media lokal memberitakan korban mencapai 90 hingga 92 jiwa yang didasarkan perhitungan sendiri. Musibah salju terbesar di Negara Matahari Terbit itu terjadi pada musim dingin 1983-1984 yang menelan korban 131 jiwa. Suhu udara semakin menusuk tulang sejak Sabtu lalu di sebagian besar wilayah. Salju tebal yang menutupi jalanan akhirnya longsor. Tak dilaporkan adanya korban jiwa. Badan Metereologi Jepang mengingatkan terjadinya longsor di beberapa daerah akibat naiknya suhu udara disusul hujan salju lebat. "Petugas lalu lintas tetap berpatroli tiap jam untuk mengingatkan bahaya longsor atau kemungkinan bencana lain," terang pejabat Akita itu. (afp/nie)

Manca Negara : Hongkong : Korban Tewas Akibat Flu Burung Mencapai 79 Orang

( Meterotvnews, Senin 16 Januari 2006 )
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memastikan bahwa sejak 2003 korban tewas akibat terinfeksi virus H5N1 atau flu burung mencapai 79 orang. Korban terbanyak terjadi di Vietnam yang mencapai 42 orang dengan total kasus sebanyak 93 orang. Sementara, Thailand terjadi 22 kasus dengan korban meninggal 14 orang.

Sementara, Indonesia berada pada urutan ketiga dengan total korban meninggal sebanyak 12 orang dengan jumlah kasus 17. Terakhir Turki dengan korban meninggal dua orang dengan empat kasus. Sementara, laporan terakhir menunjukkan terdapat 18 kasus yang diduga flu burung, empat di antaranya meninggal dunia. Virus H5N1 masih menjadi virus mematikan flu burung. Para ahli khawatir virus tersebut bermutasi menjadi virus yang mudah menular antarmanusia.

Manca Negara : Turki : Seorang Suspect Flu Burung Lolos Dari Maut

( Meterotvnews, Senin 16 Januari 2006 )
Seorang anak perempuan Turki selamat dari virus mematikan H5N1 atau flu burung. Pada Ahad kemarin, ia muncul di televisi Istanbul. Menurut dokter yang merawatnya, Huseyin Avni Sahin, anak perempuan bernama Sumeya Mamuk itu berhasil selamat karena ia dibawa ke rumah sakit lebih awal. Sementara, seorang lainnya, Fatma Ozan, tewas karena terlambat dibawa ke dokter. Hasil test darah menunjukkan Fatma terinfeksi virus H5N1.

Para pejabat kesehatan Turki mengaku heran akan cepatnya penyebaran virus flu burung tersebut. Empat anak tewas di Rumah Sakit Sahin di Kota Turki. Menurut dokter rumah sakit, semua korban terlambat dibawa kerumah sakit. Fatma dan saudara laki-lakinya, Muhammed (5), terlambat lima hari. Anak laki-laki itu dipastikan terinfeksi flu burung dan menjadi orang ke-19 di Turki yang terinfeksi flu burung. Saat tiba di rumah sakit, Fatma sudah mengalami pendarahan di mulut dan tenggorokannya.

Puluhan orang dirawat di rumah sakit dengan gejala flu termasuk tiga anak di Istanbul. Mereka telah diambil sampel darahnya untuk dites kemungkinan terjangkitnya virus flu burung. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memeriksa kasus itu secara intensif karena virus itu dikhawatirkan bermutasi. Para ahli kesehatan khawatir virus flu burung telah bermutasi menjadi virus yang dapat menular dengan mudah antarmanusia.

14 January 2006

Tips & Trik : Teh Kurangi Resiko Kanker Ovarium

( Cenderawasih Pos, Jumat 13 Januari 2006 )
Telah lama teh diyakini sebagai minuman yang memberik banyak manfaat bagi kesehatan. Dari sekian banyak manfaatnya, salah satunya yang baru ditemukan adalah teh setiap hari diyakini dapat mengurangi resiko kanker.

Dalam sebuah penelitian intensif ditemukan bahwa wanita yang minum dua cangkir atau lebih setiap hari memiliki 50 persen resiko lebih kecil terkena kanker ovarium dibanding mereka yang tidak munum teh. Dalam beberapa studi telah menujukan bahwa teh hijau atau teh hitam dapat memberikan dampak pelindungan terhadap beberapa jenis kanker.

Tetapi penelitian ini merupakan salah satu dari beberapa penelitian yang secara khusus mengeksplorasi hubungan antara konsumsi teh dan resiko kanker ovarium. Dalam penelitian terbaru yang dpublikasikan di Archives of Internal Medicine, para peneliti Swedia memeriksa sebanyak 61 ribu wanita yang berusia 40 hingga 76 tahun.

Para peserta penelitian diharuskan mengisi kuisioner mengenai kebiasaan makan dan minuman mereka antara tahun 1987 dan 1990 dan diikuti sampai Desember 2004 untuk melihat apakah mereka terkena kanker. Selama penelitian sebanyak 301 wanita didiagnosa memiliki kanker ovarium. Hasil penelitian menujukan kanker ovarium 46 persen resiko lebih kecil pada wanita yang minum dua cangkir atau lebih teh per hari dibanding mereka yang tidak minum sementara hanya 24 persen pada mereka yang minum hanya secangkir teh setiap hari. (Ya2n/Femail)

Tips & Trik : Teh Kurangi Resiko Kanker Ovarium

( Cenderawasih Pos, Jumat 13 Januari 2006 )
Telah lama teh diyakini sebagai minuman yang memberik banyak manfaat bagi kesehatan. Dari sekian banyak manfaatnya, salah satunya yang baru ditemukan adalah teh setiap hari diyakini dapat mengurangi resiko kanker.

Dalam sebuah penelitian intensif ditemukan bahwa wanita yang minum dua cangkir atau lebih setiap hari memiliki 50 persen resiko lebih kecil terkena kanker ovarium dibanding mereka yang tidak munum teh. Dalam beberapa studi telah menujukan bahwa teh hijau atau teh hitam dapat memberikan dampak pelindungan terhadap beberapa jenis kanker.

Tetapi penelitian ini merupakan salah satu dari beberapa penelitian yang secara khusus mengeksplorasi hubungan antara konsumsi teh dan resiko kanker ovarium. Dalam penelitian terbaru yang dpublikasikan di Archives of Internal Medicine, para peneliti Swedia memeriksa sebanyak 61 ribu wanita yang berusia 40 hingga 76 tahun.

Para peserta penelitian diharuskan mengisi kuisioner mengenai kebiasaan makan dan minuman mereka antara tahun 1987 dan 1990 dan diikuti sampai Desember 2004 untuk melihat apakah mereka terkena kanker. Selama penelitian sebanyak 301 wanita didiagnosa memiliki kanker ovarium. Hasil penelitian menujukan kanker ovarium 46 persen resiko lebih kecil pada wanita yang minum dua cangkir atau lebih teh per hari dibanding mereka yang tidak minum sementara hanya 24 persen pada mereka yang minum hanya secangkir teh setiap hari. (Ya2n/Femail)

Merauke : Pengusaha Arwana Diperbolehkan Lakukan Pengiriman, *Dengan Memenuhi Persyaratan-Persyaratan

( Cenderawasih Pos, Jumat 13 Januari 2006 )
Para pengusaha ikan Arwana yang sudah dua kali akan melakukan pengiriman namun selalu dibatalkan, akhirnya diperbolehkan untuk melakukan pengiriman mulai hari ini (Kamis, 12/1), dengan syarat harus membayar iuran dan retribusi sebesar Rp 3.000 perekornya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke.

Hal itu ditegaskan Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, saat rapat penyelesaian dengan berbagai persoalan yang terjadi di tubuh para pengusaha Ikan Hias Merauke tersebut. Menurut Bupati Gebze, mau atau tidak mau dan suka atau tidak suka, jika mau mengirim anakan Arwana tersebut, maka harus menyetor Rp 3.000 perekornya ke kas daerah. Dimana dari 3000 tersebut, Rp 1.000 diperuntukan untuk Pendapatan Asli Daerah, Rp 1.000 lagi untuk kepentingan penelitian tentang ikan Arwana tersebut dari LIPI dan sisanya Rp 1.000 diperuntukan bagi kepentingan pendidikan bagi anak-anak dari masyarakat pemilik ulayat. Namun ini hanya berlaku bagi 53.800 ekor Arwana yang sudah mempunyai izin kirim.

Sedangkan sisa kuota 350 ribu ekor arwana akan diatur selanjutnya. Menurut Bupati Gebze, terjadinya persoalan yang berbuntut pada perpecahan di tubuh APIHIM, membuat berbagai persoalan terjadi dalam mengurus ikan Arwana tersebut. Oleh Karena itu, Bupati John Gluba Gebze memerintahkan untuk bergabung menjadi satu kembali. Rapat yang dihadiri 39 Pengusaha Ikan Arwana tersebut baik dari APIHIM maupun HPIKAM dihadiri pula Ketua DPRD Merauke Daniel Walinaulik dan Wakil Ketua I DPRD Merauke Jorgen Betaubun. (ulo)

Merauke : Polisi Sita Ratusan Ekor Kura-Kura Moncong Babi

( Cenderawasih Pos, Jumat 13 Januari 2006 )
Ratusan atau tepatnya 409 ekor Kura-Kura Moncong Babi, berhasil diamankan aparat kepolisian Polres Merauke. Hewan Kura-Kura Moncong Babi yang masuk dalam perlindungan konservasi alam ini diamankan petugas kepolisian di bawah pimpinan langsung Kasat

Samapta AKP M. Darodjat, SPd dan Kanit Idik I Reskrim Iptu Irvan Budy Santoso, Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIT, di Jalan Seringgu Merauke. Dari penyitaan dan penangkapan ini, Polisi mengamankan Gr yang diduga sebagai pemilik barang tersebut.

Kapolres Merauke AKBP Drs Wirawibawa, SH didampingi Kabag Ops Kompol Basri, SH dan Kasat Reskrim Iptu Devy Firmansyah ketika dikonfirmasi tentang penangkapan dan penyitaan ratusan ekor Kura-Kura Moncong Babi tersebut membenarkan.

Menurut Kapolres, penyitaan dan penangkapan ratusan ekor kura-kura moncong babi itu, berawal dari informasi yang diperoleh dari masyarakat. Yang mana pada hari itu, pihaknya lewat Kasat Samapta AKP M. Doradjat menerima laporan bahwa ada ratusan ekor kura-kura moncong babi sedang dikirim dan dalam perjalanan dari Asiki Kabupaten Boven Digoel menuju Merauke.

Atas informasi tersebut, lanjut Kapolres, pihaknya langsung menyebarkan anggota untuk menyelidiki datangnya ratusan ekor kura-kura moncong babi tersebut. Tepat sekitar pukul 20.30 WIT, akhirnya petugas menemukan ratusan ekor kura-kura babi tersebut di rumah Gr di Jalan Seringgu Merauke.
Dari penangkapan dan penyitaan itu, 409 ekor kura-kura moncong babi langsung diamankan dengan rincian 115 diantaranya sudah mati, sedangkan yang masih hidup sebanyak 344 ekor.

Dengan penyitaan tersebut, Gr yang diduga sebagai pemilik ratusan ekor kura-kura moncong babi ini langsung digelandang ke Mapolres Merauke untuk diperiksa.

Menurut Kapolres, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap yang bersangkutan, ratusan ekor kura-kura moncong babi itu rencannya akan di jual. ''Jadi Gr sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Dan saat ini tersangka kita tahan untuk proses hukum selanjutnya,'' tandas Kapolres.

Menurut Kapolres, yang bersangkutan akan di jerat dengan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam pasal 21 ayat (2) ke-1 Jo Pasal 40 ayat (2) dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Sementara 344 ekor kura-kura moncong babi yang masih hidup tersebut, tambah Kapolres, telah dititipkan di KSDA Merauke. ''Untuk sementara, 344 ekor kura-kura moncong babi yang masih hidup itu kita titipkan di KSDA,'' tambahnya. (ulo)

Jakarta : Skema Bagi Hasil SDA Irjabar dan Papua Sedang Disiapkan

(Media Indonesia, 13 Januari 2006)
Pemerintah pusat beserta pemerintah Provinsi Irian Jaya Barat (Irjabar) dan Papua sedang menyiapkan skema pembagian hasil sumber daya alam (SDA) yang ada di dua provinsi itu. Prinsip pembagian itu menggunakan asas keadilan dan kesatuan ekonomi bagi seluruh wilayah eks Irian Jaya."Begitu Irjabar telah memiliki payung hukum, konsep pembagian hasil sumber daya alam di dua provinsi itu akan langsung dibahas untuk dicari kesepakatannya. Prinsipnya, sumber daya alam yang ada di seluruh wilayah Papua harus dapat dinikmati oleh provinsi induk dan pemekarannya," papar Pejabat Gubernur Irjabar Timbul Pudjianto kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/1).Saat ini, lanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku mediator penyelesaian masalah Papua-Irjabar telah memiliki konsep pembagian hasil berdasarkan persentase. Besaran bagi hasil pendapatan dari SDA itu yaitu 40% bagi kabuipaten/kota penghasil. 40% bagi kabupaten/kota yang berada di seluruh wilayah eks Irian Jaya, 10% masuk ke kas pemerintah provinsi Irjabar, dan 10% untuk kas Papua."Itulah yang dimaksud dengan prinsip keadilan dan kesatuan ekonomi di seluruh wilayah Papua. Meski prinsip keadilan bersifat universal namun pada prinsipnya setiap masyarakat di seluruh wilayah Papua harus merasakan hasil SDA. Konsep ini masih digodok oleh Wapres untuk selanjutnya dibicarakan dengan kedua provinsi," tambahnya.Konsep bagi hasil yang juga sedang dibahas, lanjutnya, adalah dengan mendasarkan pada luas wilayah dan jumlah penduduk. "Hanya saja ini masih sebatas konsep. Pembahasannya nanti begitu Irjabar telah memiliki payung hukum".Saat ini, sejumlah perusahaan besar melakukan eksplorasi dan produksi di wilayah Papua dan Irjabar. Perusahaan besar tersebut di antaranya PT Freeport yang berada di Timika, Papua serta PT LNG Tangguh di Teluk Bintuni dan Petro China di Sorong, yang keduanya berada di wilayah Irjabar.Pada kesempatan itu, Timbul juga meminta semua pihak untuk tidak lagi mengungkit-ungkit sejarah pemekaran Papua namun mengabaikan perencanaan pembangunannya. Kejadian di masa lalu harus disikapi dengan menjadikannya sebagai bahan evaluasi agar tidak terjadi lagi di masa mendatang."Secara fakta dan politis, Irjabar telah menjadi sebuah provinsi sendiri yang sudah memiliki DPRD dan batas wilayah. Itu sudah final. Hanya saja, sekarang tinggal membuat payung hukum dari operasionalisasi pemerintahan yang didasarkan pada status otonomi khusus (Otsus) bagi seluruh wilayah Papua. Janganlah kita terus menengok ke belakang dan melupakan rencana ke depannya," ujarnya.Ia juga menambahkan, pengukuhan berdirinya Irjabar tetap menggunakan putusan MK yang telah membatalkan UU No.45/1999 tentang Pemekaran Papua namun tetap mengakui eksistensi Irjabar karena telah berdiri sebelum keluarnya putusan itu.Pada kesempatan terpisah, Ketua DPRD Irjabar Jimmy Demianus Itjie menegaskan pihaknya akan mengajukan permohonan fatwa ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas rencana Majelis Rakyat Papua (MRP) yang akan kembali mempermasalahkan status pemekaran Irjabar yang langsung memperoleh status Otsus.Menurutnya, berdirinya Irjabar terjadi sebelum MRP dibentuk. Dengan demikian, MRP tidak berwenang untuk mempermasalahkan kembali pemekaran Irjabar. MRP hanya berwenang untuk menyetujui pemekaran daerah lain setelah MRP terbentuk."Kami akan minta fatwa ke MK untuk menanyakan apakah pengukuhan Irjabar harus mendapat persetujuan dari MRP ataupun DPRP untuk mendapat status Otsus. Sebab wilayah kabupaten/kota yang ada di Irjabar itu mendapat status Otsus dan berhak memperoleh apa yang diatur dalam ketentuan UU Otsus. Kalau kabupaten/kota mendapat Otsus, lalu mengapa provinsinya tidak," ujarnya.Pihaknya juga berencana akan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika pemerintah belum membuat payung hukum Irjabar hingga 15 Februari mendatang.(Msc/Dini/OL-06)

12 January 2006

Nabire : Dinkes Nabire Akan Tindak Tegas Pemakai Formalin

( Cenderawasih Pos, Rabu 11 Januari 2006 )
Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire akan menindak tegas kepada siapa saja, khususnya para pengusaha Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) yang dengan sengaja menggunakan bahan formalin jenis makanan yang diproduksi, baik bakso, mie, ikan kering atau tabu. Demikian dikatakan Kepala Dinasnya dr Efraim A Ossok kepada Cenderawasih Pos, (10/ 1) kemarin.

Dikatakan, bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disperindagkop Kabupaten Nabire dan pihak kepolisian untuk membantu mengawasi produk-produk makanan yang dijual pada masyarakat. Dan kalau kedapatan di Nabire ada pengusaha yang menggunakan bahan formalin, maka yang bersangkutan akan berhadapan dengan hukum.

"Namun saya yakin, di Papua ini dan secara khusus di Nabire tidak ada yang menggunakan for­malin, karena selama ini cenderung banyak pengusaha yang menggunakan ES Batu untuk mengawetkan, tetapi yang jelas kami tetap melakukan pemantauan ke lapangan dalam beberapa hari ke depan, sehingga dapat lebih meyakinkan kepada masyakat,"tegasnya.

Ossok kembali menjelaskan, bahwa formalin merupakan bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan mayat dan binatang, kalau sampai digunakan pada bahan-bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia, maka ini sangat membahayakan. " Walau secara langsung tidak bereaksi, namun lama kelamaan akan mematikan fungsi ginjal, hati bahkan fungsi organ-organ tubuh lainnya. Untuk itu, persoalan ini harus secepatnya ditangani, supaya tidak meresahkan masyarakat,"jelasnya. (jon/yom)

Jayapura : Pengembangan Vanili Akan Difokuskan di Tingkat Keluarga

( Cenderawasih Pos, Rabu 11 Januari 2006 )
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Ir Leonard Rumbarar mengatakan, pengembangan tanaman vanili di Papua cukup potensial dan memiliki prospek yang cukup cerah. Misalnya, di wilayah Keerom, Yapen dan Waropen, Kabupaten Jayapura dan sejumlah wilayah lainnya di Papua. Oleh karena itu, pengembangan vanili pada tahun 2006 ini bakal digalakkan dan difokuskan di tingkat keluarga, khususnya bagi mereka yang ada di wilayah pengembangan.

Setiap keluarga diupayakan bisa menanam rata-rata 50 bibit. "Tanaman vanili ini sebenarnya merupakan tanaman perkebunan baru yang dikembangkan di Papua. Dan pada ta­hun ini khususnya pada wilayah-wilayah pengembangan, setiap keluarga tentunya diharapkan dapat memiliki tanaman perkebu­nan vanili ini,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dikatakan, tanaman vanili sebagai tanaman ekspor mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, sehingga bisa membantu masyarakat khususnya masyarakat petani dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Meski mendapat perhatian, namun pihaknya tetap akan memberikan pendampingan kepada petani-petani tersebut, salah satunya dengan melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait. "Kalau tanaman vanili ini sudah berproduksi maka tingkat penda­patan petani akan meningkat, karena tanaman ini memang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,"tandasya.(ito)

Manca Negara : Jepang : Penyakit Menular, Jepang Tuan Rumah Konferensi Flu Burung Internasional

( Media Indonesia, Rabu 11 Januari 2006 )
Jepang bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menjadi tuan rumah konferensi internasional mengenai langkah-langkah pencegahan avian flu, yang telah menyebar di Asia, demikian sumber lokal mengatakan.

Konferensi tersebut, yang dijadwalkan berlangsung 12-13 Januari, akan diikuti para pejabat dan ahli kesehatan dari 22 negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa serta Bank Dunia.

Konferensi tersebut diharapkan dapat menyusun langkah-langkah untuk pendistribusian obat Tamiflu, anti flu burung dan langkah-langkah untuk mempercepat pembentukan sistem peringatan dini untuk penyakit tersebut.

Konferensi itu juga akan membicarakan berbagai langkah untuk meningkatkan kualitas diagnosis dari penyebaran wabah tersebut. (Ant/OL-1)

Manca Negara : Turki : Tukri Yakin Bisa Mengatasi Flu Burung

( Metrotv News, Rabu 11 Januari 2006 )
Pemerintah Turki berusaha menangani penyebaran penyakit flu burung di wilayahnya dan meyakinkan dunia bahwa kasus flu burung di negaranya dapat dikendalikan. Hingga Selasa (10/1), pemusnahan unggas-unggas di wilayah korban meninggal akibat flu burung, terus dilakukan.

Sebelumnya hasil tes laboratorium menunjukkan, sedikitnya 15 orang di Turki, terinfeksi virus H5N1 yang mematikan. Dua di antara yang terinfeksi tersebut adalah anak-anak kakak-beradik yang telah meninggal akibat penyakit tersebut. Lima kasus penyakit flu burung juga telah dibenarkan

Kementerian Kesehatan Turki. Lima kasus tersebut berlokasi di Kastaonu, Corum dan Provinsi Samsun yang membatasi wilayah Laut Hitam.

Manca Negara : Trinidad : Warga Di HimbauTidak Panik Soal Flu Burung

( Metrotv News, Rabu 11 Januari 2006 )
Menteri Kesehatan Trinidad menyerukan warganya untuk tetap tenang menyusul matinya lebih dari 2.000 ekor anak ayam di sejumlah peternakan dalam lima hari terakhir. Menkes masih meragukan penyebab kematian ribuan unggas tersebut adalah karena flu burung.

Kematian massal anak ayam di sejumlah peternakan tersebut terjadi sejak Kamis silam di wilayah Cumuto. Petugas Kementrian Pertanian Trinidad, dokter Bhim Ramoutar, yang memeriksa peternakan tersebut mengatakan tidak yakin ayam-ayam yang mati itu mengidap flu burung. Para peternak mengatakan telah mengubur ratusan ekor ayam mati dan mengkarantina ayam yang sakit.

Menurut para peternak, ayam yang sakit mengalami bengkak pada perutnya, matanya berair dan berkotek. Ayam-ayam tersebut juga tidak memiliki selera makan dan kulitnya berubah berwarna keabuan. Menurut Badan Pangan dan Peternakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), gejala tersebut mirip dengan flu burung. Namun, bisa juga merupakan gejala penyakit lain. Hingga kini, pemerintah Trinidad masih meneliti penyebab kematian ribuan anak-ayam tersebut.

11 January 2006

Jakarta : Walhi Kritik Pernyataan Ketua DPR Soal Freeport

( Tempo Interaktif, Selasa, 10 Januari 2006 )
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Chalid Muhammad, mengkritik Ketua DPR Agung Laksono menyangkut pernyataannya soal PT Freeport Indonesia.Agung menilai Freeport sebagai perusahaan pertambangan adalah sektor strategis untuk devisa. Karenanya dapat terus beroperasi setelah membenahi masalahnya manjemen dan lingkungan. "Pernyataan itu sangat disesalkan. Dengan adanya indikasi pelanggaran hukum harusya Ketua DPR mendesak adanya tindakan hukum terhadap Freeport dan bukan membelanya,"kata Chalid.Chalid berpendapat selama pejabat tingi negara terus mengeluarkan pernyataan yang membela Freeport dengan menyebutnya strategis untuk devisa, maka Freeport tidak akan pernah bisa disidik dan dibawa ke pengadilan. Menurut Chalid tidak tepat jika pertambangan diklaim sebagai sektor strategis untuk devisa negara. "Sektor pertambangan, hanya berkontribusi 1,3-1,6 persen bagi devisa negara,"katanya.Jumlah yang diterima oleh Indonesia dari Freeport jauh lebih kecil daripada ongkos yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan akibat pertambangan. Biaya perbaikan itulah, menurut Chalid kurang diperhatikan oleh berbagai pihak.

10 January 2006

Jayapura : Pemprov Akan Bangun Pos Penyuluh Pertanian

( Cenderawasih Pos, Senin 09 Januari 2006 )
Sekretaris Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua, Anthon Sumaryanto, SH, M.Si mengatakan,Pemerintah Provinsi Papua telah memberikan prioritas terhadap wilayah yang rawan pangan di Papua dengan membentuk suatu pos yang nantinya akan ditempatkan sejumlah penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk membantu masyarakat mengembangkan tanaman-tanaman pangan lokal. "PPL yang ditugasnya ini diharapkan bisa memberikan pengarahan kepada masyarkat setempat tentang cara bercocok tanamam yang baik dan tepat,"kata Anthon kepada wartawan, kemarin.

Adapun daerah rawan pangan itu diantaranya, Puncak Jaya, Tolikara, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Paniai, Biak Numfor dan Jaya Wijaya. Kabupaten-kabupaten ini akan dibangun pos-pos pengembangan tanaman pangan lo­kal untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan yang dapat mengakibatkan kelaparan.

Menurutnya, petugas yang akan ditempatkan di pos-pos tersebut tidak hanya akan mendampingi masyarakat dalam bercocok tanam, namun merekajuga diharapkan dapat memprediksi tentang kemungkinan akan terjadinya pergantian iklim yang akan menyebabkan gagal panen.

Hal yang lain, kata Anthon, pemerintah akan terus mengawal tentang keberadaan pos-pos ini supaya bisa berfungsi dengan baik. Bahkan untuk menunjang program itu, Bimas Tanaman Pa­ngan bakal memberikan bantuan bibit-bibit tanaman pangan yang cocok dengan masing-masing daerah tersebut. (ito)

Jayapura : Hanya 10 Perusahaan Perkebunan Yang Masih Beroperasi

( Cenderawasih Pos, Senin 09 Januari 2006 )
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua Ir Leonard Rumbarar mengatakan, cukup banyak banyak perusahaan perkebunan swasta/negeri (PBS/N) yang mengantongi izin di Papua, tetapi yang melakukan aktivitas di lapangan hanya beberapa perusahaan saja..

Dikatakan, sampai 2005, ada sebanyak 86 PBS/N yang mendapatizin beroperasi di Papua, namun dari 86 PBS/N itu, hanya 10PBS/N yang dinyatakan masih aktif beroperasi atau melakukan produksi hingga sekarang.

"Data yang ada pada Dinas Perkebunan Provinsi Papua pada 2005 lalu, di Kabupaten Jayapura, Keerom dan Sarmi terdapat kurang lebih 30 PBS/N yang memiliki izin, tetapi yang beroperasi di lapangan hanya 5 perusahaan yaitu PTPN II, PT Bumi Man Perkasa dan PT Purni Papua Perkasa Jaya di Keerom, Sinar Mas Group 2 Perusahaan di Jayapura, sementara yang di Sarmi tidak ada yang beroperasi,"urainya.

Ditambahkan, untuk Kabupaten Manokwari dan Bintuni, sekitar 11 perusahaan yang memiliki izin, tetapi yang beroperasi hanya 3 perusahaan yaitu PTPN II Prafi dan PT Cokran di Manokwari dan PT Varita Maju Tama di Bintuni, sementara itu satu perusahaan yang beroperasi di Kaimana adalah PT Adi Jaya Mulia.

"Beberapa Perusahaan lainnya yang memiliki izin namun tidak beroperasi, seperti di Kabupaten Yapen Waropen ada 6 dan semuanya tidak beroperasi, juga di Nabire ada 2 dan kedua-duanya tidak beroperasi, demikian halnya dengan 1 perusahaan di Mimika yang sudah memiliki izin, namun hingga saat ini belum beroperasi, di Kabupaten Merauke terdapat 17 PBS/N yang memiliki izin, tetapi yang beroperasi hanya Korindo Group saja ( PT Tunas Sawah Erma ),"jelasnya.(yom)

Jakarta : Majelis Rakyat Papua Akan Bahas Freeport

( Tempo Interaktif, Senin, 09 Januari 2006 )
Majelis Rakyat Papua mengagendakan rapat khusus soal keberadaan PT. Freeport Indonesia di provinsi Papua. "Sebagai wakil masyarakat adat Papua, adalah tugas kami membela hak mereka," kata Ketua Majelis Rakyat Papua, Agus Alue Alua kepada TEMPO, usai pelantikan penjabat Gubernur Papua di kantor Departemen Dalam Negeri hari ini. Agus menegaskan kalau pro dan kontra soal keberadaan PT Freeport sudah berkembang lama di Papua. "Soal pencemaran, soal rusaknya lingkungan, soal hak masyarakat adat yang dirugikan, itu semua masalah lama yang tak pernah direspon pemerintah," katanya. Dia menyambut baik tindakan tegas DPR dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang akan mengirim tim untuk memeriksa sistem pembuangan limbah tailing dari pertambangan emas PT Freeport. "Seharusnya sudah dari dulu," katanya. Selain soal pencemaran lingkungan hidup, rapat khusus Majelis Rakyat Papua akan membicarakan masalah ganti kerugian untuk suku Komoro yang tinggal di sekitar lokasi pertambangan di Kabupaten Timika. "Sepuluh tahun terakhir ini, ganti kerugian yang diberikan Freeport tidak jelas," kata Agus. Dia menjelaskan, PT Freeport Indonesia memang selalu menyisihkan 1 persen dari keuntungan perusahaan setiap tahun untuk pemberdayaan warga suku Komoro. "Tapi, kami tidak tahu apakah ganti rugi itu untuk mengganti tanah, hak ulayat atau darah? Karena banyak juga orang Komoro yang jadi korban ketika pertambangan itu dibuka," katanya. Majelis, kata Agus, akan memperjelas skema ganti rugi yang sudah berjalan selama ini. "Perjanjian ganti rugi Freeport kepada warga Komoro memang akan berakhir 2006 ini," katanya.

Jakarta : Freeport Siap Bicara dengan Majelis Rakyat Papua

( Tempo Interaktif, Senin 09 Januari 2006 )
Juru bicara PT Freeport Indonesia, Siddharta Moersjid menegaskan perusahaannya siap berbicara dengan Majelis Rakyat Papua soal dana kemitraan dan dana perwalian untuk masyarakat adat suku Kamoro dan Amungme. Kedua suku itu hidup di wilayah yang kini menjadi area pertambangan PT Freeport di Timika. "Saya belum bisa komentar banyak soal itu. Tapi kami siap bertemu dan berbicara," kata Siddharta saat dihubungi hari ini. Siddharta menanggapi pernyataan Ketua Majelis Rakyat Papua, Agus Alue Alua yang mengaku lembaganya akan membahas soal dana ganti rugi hak ulayat untuk suku Kamoro, yang menurutnya tidak jelas. Siddharta menegaskan besaran dana kemitraan dan perwalian untuk suku Amungme dan Kamoro selalu terbuka untuk ditinjau kembali. "Dana itu juga dikelola secara transparan dan diaudit secara berkala," katanya. Masyarakat Suku Amungme dan Kamoro menerima dana kemitraan senilai 1 persen dari pendapatan PT Freeport Indonesia setiap tahun. Pada 2005 lalu, kedua suku itu mendapat bagi hasil sebesar US$ 40 juta atau lebih dari Rp 382, 4 miliar. Dana sebesar itu dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Amungme dan Kamoro yang penggunaannya diawasi bersama Pemerintah Daerah Papua, masyarakat dan PT Freeport. "Dana kemitraan ini diberikan sukarela oleh PT Freeport," kata Siddharta.
Sedangkan untuk dana perwalian, PT Freeport memberikan US$ 1 juta atau lebih dari Rp 9, 5 miliar setiap tahunnya untuk kedua suku itu.

Jakarta : Freeport Klaim Pengelolaan Limbahnya Sudah Baik

( Tempo Interaktif, Senin, 09 Januari 2006 )
PT Freeport Indonesia berkeras bahwa pembuangan tailing sisa penambangan ke sungai Aghwagon-Otomona-Ajkwa merupakan pilihan terbaik. "Audit lingkungan independen menyimpulkan pengeloaan tailing Freeport merupakan alternatif terbaik dengan mempertimbangkan keadaan geoteknik, topografi, iklim, seismolog dan mutu air yang ada," tulis Senior Manager Corporate Communications Freeport, Siddharta Moersjid, dalam surat elektroniknya kepada Tempo, Jumat (6/1).Freeport membuang tailing berupa gerusan batuan halus dari penggilingan dan pengapungan biji mineral melewati ketiga sungai tersebut ke daerah pengendapan di daerah dataran rendah atau Managed Disposal Area (MaDA). Siddharta menyatakan tailing yang dibuang tidak beracun karena dalam memproses biji mineral tidak menggunakan sianida dan merkuri.Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) pada 2001 menilai cara pembuangan tailing tersebut melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai yang melarang pembuangan limbah padat atau cair ke dalam atau di sekitar sungai. Tailing Freeport juga dinyatakan tidak memenuhi baku mutu limbah cair yang mensyaratkan total suspended solution (TSS) atau limbah tidak terlarut sebesar 400 ppm sementara TSS tailing mencapai 4.000 ppm.Bapedal ketika itu meminta Freeport menghentikan pembuangan tailing ke sungai karena dinilai merusak lingkungan. Sebagai gantinya, Freeport diminta membangun sistem pemipaan untuk membuang tailing.Freeport, kata Siddharta, menolak rekomendasi tersebut karena konstruksi dan pemasangannya harus menghadapi medan yang terjal dan sulit, serta dapat mengakibatkan dampak lingkungan hidup terhadap ngarai yang dilewati pipa. Selain itu, keutuhan pipa juga terancam oleh peristiwa alam yang ekstrim seperti tanah longsor, air bah, dan gempa bumi terhadap keutuhan jaringan pipa. Penolakan itu didasarkan pada evaluasi teknis oleh pakar dan ilmuwan yang meriset sistem yang paling tepat sesuai lokasi yang ada di Papua. Hasilnya, kata Siddharta, sistem pipa dinilai tidak tepat dengan kondisi medan yang ada. Ia juga mengatakan pengelolaan tailing terus-menerus dievaluasi dan diperbaharui untuk meminimalkan potensi resiko. "Kami senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan kami," tulis Siddharta. Oktamandjaya Wiguna.

06 January 2006

Tips & Trik : Makanan berserat alami

( Info Sehat, Minggu 05 Febuari 2006 )
Makanan berserat alami sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Makanan serat alami adalah makanan yang secara struktur kimia tidak berubah atau bertahan sampai di usus besar. Walaupun makanan berserat alami tidak mengandung gizi, namun keberadaannya sangat diperlukan dalam proses pencernaan di tubuh manusia. Makanan berserat alami didapatkan dari buah-buahan dan sayur mayor yang kita konsumsi setiap harinya.
Fungsi makanan berserat adalah:
1. Membantu mencegah sembelit (susah buang air besar);
2. Mencegah timbulnya penyakit pada usus besar, termasuk kanker;
3. Membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah;
4. Mengontrol kadar gula dalam darah;
5. Mencegah wasir dan menurunkan berat badan.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa warga Jakarta hanya mengkonsumsi makanan berserat rata-rata 10 gram per hari. Padahal kebutuhan akan makanan berserat bagi tubuh manusia adalah 25 s.d 35 gram per hari.
Saat ini telah beredar beberapa merek dari produk yang menawarkan minuman berserat. Namun alangkah baiknya bila makanan berserat tersebut langsung dikonsumsi dari buah-buahan dan sayur-mayur setiap harinya.

05 January 2006

Jayapura : Diminta Menseriusi Permasalahan Tersebut

( Cenderawasih Pos, Sabtu 04 Febuari 2006 )
Ketua Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Adat Demta yang juga Kepala Desa Muris Kecil Distrik Demta Dicky H.N.Yakore meminta agar masalah pertengkaran kleim - mengkleim tanah ulayat milik masyarakat yang digunakan oleh kedua perusahaan yakni antara PT.You Lim sari dan PT.Gizan Putra Abadi segera diselesaikan. Pasalnya, jika tak diselesaikan akan berdampak pada masyarakat karena 2 perusahan tersebut selama 6 bulan ini tidak lagi beroperasi. "Para karyawan yang rata -rata masyarakat Demta saat ini hidupnya terkatung - katung sebagai akibat dari tidak beroperasinya lagi kegiatan kedua perusahaan ini, bagaimana para karyawan ini dapat menghidupkan keluarga mereka jika perusahaan tidak membayar gaji mereka,"pintanya.

Oleh karena itu sekali lagi pihaknya meminta agar pemerintah Kabupaten Jayapura terutama Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten untuk menyikapi persoalan kleim mengkleim tanah dari kedua perusahaan ini dapat diselesaikan dengan cepat dan baik sehingga persoalan ini tidak meimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi masyarakat.

Dikatakan, sebagai bentuk keprihatian masyarakat pemilik hak ulayat tanah terhadap sikap kedua perusahaan tersebut, maka para tokoh adat, agama, pemuda dan tokoh masyarakat Demta telah mengeluarkan pernyataan sikap yakni membatalakan jual beli tanah terhadap PT.You Lim Sari yang dibuat tanggal 23 Desember 1984, mengusir PT.You Lim sari dan PT.Gizan Putra Abadi dari Demta, semua aset yang berada disana tidak boleh dipindah tangankan kepada pihak manapun untuk dijadikan jaminan pembayaran hutang - hutang kedua perusahaan tersebut kepada masyarakat termasuk para pekerja, bilamana sampai tanggal 5 Februari 2006 mendatang tidak ada pembyaran hutang - hutang ini, maka aset -aset tersebut dijual untuk mem­bayar hutang - hutang tersebut, dan semua kegiatan apapun tidak diperbolehkan selain persetujuan tertulis dari adat. (and)

03 January 2006

Temulawak Bisa Turunkan Kolesterol

( Kompas, Senin 02 Januari 2006 )
Ekstrak temulawak teruji secara klinis mampu menurunkan kolesterol. Konsumsi ekstrak temulawak itu terbukti tidak menimbulkan efek samping yang berarti, baik gejala klinis, kimia darah, maupun urine. Selain itu, tidak menimbulkan tukak lambung dan memacu nafsu makan.

Daun jambu biji juga ternyata terbukti secara klinis dapat mempercepat peningkatan trombosit pada penderita demam berdarah dengue (DBD). Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus DBD pada musim hujan, penggunaan ekstrak daun jambu biji ini bermanfaat sebagai terapi untuk mengatasi demam berdarah.

Uji klinis obat bahan alam perlu dikembangkan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati untuk memperoleh fitofarmaka, obat herbal yang teruji klinis lengkap. Pada tahun ini kami menguji klinis sembilan tanaman, kata Sampurno, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Rabu (28/12), di Jakarta.

Menurut Soegeng Soegijanto dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, DBD merupakan salah satu masalah kesehatan di Tanah Air. Selama ini penggunaan ekstrak daun jambu biji dalam pengobatan DBD, terutama untuk meningkatkan jumlah trombosit, banyak diperbincangkan masyarakat awam maupun kalangan kedokteran, tetapi belum ada penelitian klinisnya.

Hasil uji klinis awal pada 44 anak di bangsal penyakit tropik dan infeksi Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, ekstrak daun jambu biji dalam bentuk sirup mempercepat jumlah trombosit lebih dari 100.000/ul pada penderita DBD tingkat satu dan dua. Jika tanpa ekstrak daun jambu biji peningkatan trombosit butuh waktu 33,6 jam, pasien yang mengonsumsi ekstrak daun jambu biji hanya perlu waktu 13,6 jam.

Adapun ekstrak temulawak, kata Suwijiyo Pramono dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, setelah melalui uji klinis terbukti berkhasiat sebagai peluruh cairan empedu sehingga dapat menurunkan kolesterol.
Hasil uji klinis awal terhadap 80 penderita hiperkolesteremia yang tidak dapat dikendalikan dengan diet menunjukkan, sediaan kapsul ekstrak rimpang temulawak terpurifikasi dapat menurunkan kadar kolesterol darah sebesar 18,25 persen. (EVY)

Tips & Trik : Teh Hijau Bisa Atasi Kanker

( Republika, Senin 02 Januari 2006 )
Ekstrak teh hijau terbukti mampu membantu perbaikan kondisi pasien leukimia lymphocytic kronis (CLL). Meski hasil penelitian menunjukkan fakta demikian, kalangan ilmuwan tetap beranggapan perlu ada penelitian lanjutan. ''Hasil penelitian Mayo Clinic, Amerika Serikat itu menambah bukti khasiat teh hijau bagi pengobatan kanker,'' ujar Tait Shanafelt, penulis laporan penelitian kepada BBC.

Teh hijau, lanjut Shanafelt, sudah lama dikabarkan dapat mencegah terjadinya kanker. Dari penelitian Mayo Clinic terlihat ada agen khusus pada teh hijau yang memiliki kemampuan tersebut. ''Temuan ini sekaligus memberi harapan bagi pasien CLL.''

Penyakit CLL disebut leukimia kronis karena progresnya lebih lamban ketimbang leukimia akut. Beberapa pasien didapati tetap hidup berdekade lamanya dengan penyakit tersebut. Sampai sekarang, obat penyembuhannya belum diketemukan

Dalam penelitian Mayo Clinic, empat pasien CLL diterapi dengan mengonsumsi tablet ekstrak teh hijau. Tablet itu mengandung epigallocatechin gallate, antioksidan yang diperkirakan dapat memerangi sel kanker. ''Dalam beberapa bulan saja pertumbuhan sel kanker pada tiga dari empat pasien CLL tadi terlihat melambat,'' cetus Shanafelt.

Sementara itu, pasien keempat juga menunjukkan perbaikan kondisi. Hanya saja, tidak terlalu signifikan secara klinis. ''Perlu penelitian lanjutan untuk mengungkap kemungkinan adanya efek samping. (rei )