Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

30 October 2007

Jayapura : Muara Sungai Anafri Dipenuhi Sampah

Muara Sungai Anafri yang dipenuhi sampah plastik. Sudah saatnya mendapat perhatian dari instansi teknis terkait. Foto : Dok. Cenderawasih Pos

(www.cenderawasihpos.com, Senin 29 Oktober 2007)
JAYAPURA-Meski hampir setiap tahun Sungai/Kali Anafri dibersihkan (dikeruk), namun selalu saja tak pernah sepi dari sampah. Dari Pantauan Cenderawasih Pos di muara sungai tersebut penuh dengan tumpukan sampah. Parahnya lagi, tumpukan sampah yang memenuhi muara sungai yang membelah Kota Jayapura itu adalah sampah an organik yang sulit diuraikan oleh mikroba yakni sampah plastik.Tak hanya sampah, tumpukan material seperti pasir dan tanah juga memenuhi muara sungai itu sehingga menjadi dangkal. "Jika tidak salah, tahun lalu sungai ini dikeruk juga, tapi tidak tahu kenapa tahun ini tidak dikeruk,"ujar Paul, salah seorang nelayan yang kerap mencari bibit ikan di sekitar muara itu.


Karena sungai itu dipenuhi tumpukan sampah plastik, maka dirinya agak kesulitan mencari bibit ikan sebab dasar sungai sudah dipenuhui tumpukan sampah dan benih ikan yang hidup di sana juga sudah hampir tidak ada. Bukan hanya itu yang memprihatinkan warga adalah sungai itu seharusnya menjadi sungai yang bersih sehingga mempercantik wajah kota. "Jika sungai kotor begini bagaimana kotanya mau cantik,"ujar Arny, warga lainnya. Ditambahkan, jika ada tamu dari luar daerah dan melihat sungai ini kotor maka tentu yang malu adalah pemerintah juga. Untuk itu, harus ada upaya dari semua pihak, baik pemerintah maupun warga kota untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.(ta)

Jayapura : Gaharu itu Akhirnya Dikembalikan

JAYAPURA-Sebanyak 20 koli kayu gaharu yang sempat diamankan jajaran Polsekta KP3 Laut Jayapuara, karena awalnya diduga tidak memiliki dokumen yang sah, akhirnya Sabtu (27/10) sekitar pukul 13.00 WIT dikembalikan kepada pemiliknya, Djasny Lanau yang merupakan Plasma CV. Indo Sejati yang beralamat di Jalan Kemiri No. 557 Sentani, Kabupaten Jayapura.Djasny Lanau saat ditanya wartawan, Sabtu (27/10) menyatakan, gaharu yang dikumpulkannya dari Waropen Atas dan kemudian dikirim ke Jayapura itu, sudah mempunyai dokumen-dokumen yang sah. “Waktu itu saya ketinggalan kapal, sehingga saya tidak bisa membawa dokumen-dokumen gaharu ini,” katanya.

Dikatakan, terkait gaharu tersebut, dokumen-dokumen yang dibawanya dari Serui itu telah diperiksa oleh aparat Polsekta KP3 Laut Jayapura dan sudah dilaporkan ke Kapolresta Jayapura bahwa dokumennya lengkap.Oleh sebab itu, setelah dibuatkan surat tanda terima dari Polsekta KP3 Laut Jayapura, gaharu yang sempat diamankan di kontainer yang berada di belakang Polsekta KP3 Laut Jayapura selama satu minggu ini, kemudian diangkut menggunakan mobil box dan selanjutnya dibawa ke Jalan Kemiri Sentani.Kapolresta Jayapura AKBP Robert Djoenso saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos tadi malam mengatakan, karena setelah diperiksa ternyata dokumennya lengkap, maka tidak ada alasan untuk melakukan penahanan. Oleh sebab itu, pihaknya juga mengizinkan gaharu yang sempat diamankan itu untuk dibawa pulang oleh pemiliknya. (fud)

28 October 2007

Manokwari : Polisi Amankan Kayu Illegal

(www.cenderawasihpos.com, 27 Oktober 2007)
MANOKWARI- Aparat Polres Manokwari berhasil membongkar pengiriman kayu illegal. Ini menyusul ditangkapnya, sebuah truk dengan nomor polisi L 8613 AB karena memuat kayu yang diduga tidak dilengkapi surat-surat sah dari dinas terkait.Polisi menangkap truk tersebut di Swapen, Manokwari, saat melintas di jalan sekitar pukul 22.00 WIT. Nampaknya pemilik kayu memanfaatkan waktu malam hari untuk memasukkan kayu-kayu yang diduga illegal.Sumber koran ini menyebutkan, sopir mobil truk berinisial HS. Kini untuk sementara diamankan di ruang tahanan Mapolres sambil menunggu proses lebih lanjut. Saat ditanyakan surat-surat ijin untuk mengangkut kayu, sopir tidak bisa memperlihatkan kepada polisi yang sedang patroli. Sehingga mobil tersebut langsung diarahkan ke Mapolres. Saat ini mobil yang masih berisi kayu sedang diparkir didepan satuan reserse dan kriminal.Lelaki yang mengangkut kayu ini diancam dengan pasal berlapis. Antara lain, melakukan tindak pidana kehutanan melanggar undang-undang nomor 41 tahun 1999 pasal 78 jo pasal 50 ayat 3 huruf e, f, dan h jo pasal 55, 56 KUH Pidana. Untuk pemeriksaan lebih lanjut sumber koran ini menyebutkan belum dilakukan, karena masih libur.

Hari ini, Sabtu (27/10) akan dilanjutkan pemeriksaan. Namun, untuk sementara sopir yang membawa kayu dengan menggunakan truk masih dalam penahanan.Kapolres AKBP Drs Yakobus Marjuki yang hendak dikonfirmasi tidak masuk kantor karena libur. “Kapolres tidak masuk, sekarang lagi libur pak,”tutur seorang anggota polisi yang sedang piket.Namun, dari sumber terpercaya koran ini menyebutkan sopir yang bertempat tinggal di kompleks kalidingin untuk sementara tetap ditahan dengan ancaman pasal berlapis, karena melanggar undang-undang tentang kehutanan juga KUHP, karena saat membawa kayu tidak dapat memperlihatkan surat-surat ijin yang lengkap dan sah kepada polisi.Sumber koran ini menambahkan sopir tersebut diduga bukan sekali atau dua kali membawa kayu tanpa surat yang sah. Bahkan diduga masih banyak kayu yang belum sempat diangkut namun sudah ketangkap. Mengenai asal kayu hingga saat ini belum ada kejelasan dari sopir. “Sepertinya sopir ini sudah sering dan mungkin masih banyak kayunya yang belum sempat dibawa turun ke kota,”tuturnya sambil meminta koran ini untuk tidak disebutkan namanya.(sr)

Manokwari : Laju Kerusakan Hutan Tinggi, Dekan FH Unipa Minta Perhatian Pemerintah

(www.cenderawasihpos.com, 27 Oktober 2007)
MANOKWARI- Dekan Fakultas Kehutanan Unipa Ir Rudi Maturbong, Msi meminta semua stakeholder untuk memperhatikan kerusakan hutan yang terjadi di Papua pada umumnya dan Manokwari khususnya. Sebab berdasarkan hasil penelitian laju kerusakan hutan di Papua cukup tinggi yakni mencapai 0,13 juta hektar pertahunnya.Kondisi seperti ini bila dibiarkan terjadi akan menjadi persoalan yang serius dimasa-masa yang akan datang. Terutama pemerintah daerah perlu mengambil langkah nyata dari sekarang. Demikian dikatakan kepada koran ini di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu.Dikatakan, akibat dari kerusakan hutan akan menimbulkan dampak-dampak negatif. Salah satunya bencana banjir dan kerusakan lingkungan itu sendiri. Kerusakan hutan umumnya akibat illegal logging (IL), sedangkan sebagian kecil sisanya karena untuk pemenuhan kebutuhan warga yang bermukim disekitar hutan.

Untuk mengantisipasi perilaku masyarakat yang merusak hutan pemerintah daerah perlu mengambil langkah.Untuk melaksanakan pembangunan di tanah Papua, khususnya di Papua Barat tidak terlalu sulit. Sebab jumlah penduduknya masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah dana yang tersedia. Antara lain dana otonomi khusus bisa diarahkan untuk kegiatan masyarakat yang bisa mengalihkan untuk tidak merusak hutan.Lelaki yang pernah menjadi anggota Panwas Provinsi pada saat Pilkada Gubernur Papua Barat juga mengingatkan agar hati-hati dengan program pengembangan kelapa sawit. Sebab untuk menanam kelapa sawit membutuhkan lahan yang sangat luas. Tentunya dengan lahan yang luas membuka peluang besar untuk terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satunya kehilangan spesian yang belum sempat di beri nama. “Dampak dari pembukaan kebun kelapa sawit ada sekitar 100 spesies yang hilang dan belum sempat diberi nama, ”tuturnya seraya menambahkan ini salah satu dari dampak pengembangan kepala sawit.(sr)

27 October 2007

Tips & Trik : Awas Penyakit Menular Dari Satwa Liar

(www.profauna.or.id)
Oleh: Drh. Luki Kusuma Wardhani

Hepatitis
Di seluruh dunia diperkirakan 2 milyar manusia telah terinfeksi penyakit hepatitis. Dua juta orang meninggal tiap tahunnya atau tiap menitnya ada 4 orang meninggal akibat kasus penyakit tersebut. Kecepatan penularan penyakit hepatitis 4 kali lebih cepat dari penyakit HIV. Penularan penularan penyakit hepatitis ini melalui aliran darah, plasenta bayi bagi ibu yang mengandung serta cairan tubuh seperti sperma, vagina, dan air liur.Orang yang terkena hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh virus ini, akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis.Satwa primata (bangsa kera dan monyet) dapat menularkan penyakit hepatitis melalui gigitan atau cakaran. Hati-hati memelihara primata, karena barangkali primata itu terinveksi hepatitis dan sekali dia menggigit anda maka anda berisiko tertular hepatitis.

Tuberculosa (TBC)
TBC adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala yang ditimbulkan antara lain gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah, badan tampak kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan melalui saluran pernafasan. Selain manusia satwapun dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TBC melalui kotorannya. Jika kotoran satwa yang terinveksi itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia akan terinveksi juga penyakit TBC. Penyakit Tuberculosis bersifat menahun atau berjalan kronis, sehingga gejala klinisnya baru muncul jika sudah parah.Satwa yang punya potensi besar menularkan penyakit TBC ke manusia adalah primata, misalnya orangutan, owa dan siamang.

Rabies
Penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%), kera (3%) dan satwa lain (1%).
Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal dan sangat sensitif (mudah marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita akan mati karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari.

Cacing
Cacingan sering dianggap penyakit yang ringan, padahal penyebab kematian terbesar satwa dipelihara oleh manusia dalam kondisi buruk adalah penyakit ini. Stress dapat meningkatkan jumlah infeksi cacing dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecilyaitu 0,01-0,1 mm, sangat memudah bagi parasit menular ke semua satwa termasuk manusia.

Diare, badan kurus, kekurangan cairan (dehidrasi), anemia serta badan lemas merupakan gejala awal yang ditimbulkan oleh adanya infeksi cacing. Kejang-kejang pada seluruh anggota gerak, perut membesar dan keras akibat adanya timbunan gas (kembung) merupakan tanda bahwa racun telah menyebar ke seluruh tubuh. Bila tidak segera diobati maka kematian akan menjemput penderitanya.
Hampir semua satwa yang berpotensi menularkan penyakit cacingan, misalnya primata, musang, kucing, burung nuri, kakatua, dan lain-lain.

Toxoplasmosis
Penyakit ini ditakuti oleh kaum wanita karena menyebabkan kemandulan atau selalu keguguran bila mengandung. Bayi yang lahir dengan kondisi cacatpun juga dapat di sebabkan oleh penyakit ini.
Penyakit Toxoplasmosis disebarkan oleh satwa bangsa kucing, misalnya kucing hutan, harimau atau juga kucing rumahan. Penularan kepada manusia melalui empat cara yaitu: secara tidak sengaja menelan makanan atau minuman yang telah tercemar Toxoplasama, memakan makanan yang berasal dari daging yang mengandung parasit Toxopalsma dan tidak dimasak secara sempurna/setengah matang. Penularan lain adalah infeksi penyakit yang ditularkan melalui placenta bayi dalam kandungan bagi ibu yang mengandung. Cara penularan terakhir adalah melalui transfusi darah.

Psitacosis
Walaupun belum ada laporan tentang kasus penyakit Psittacosis yang diderita oleh manusia tetapi penyakit yang disebarkan oleh burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Penularannya bisa lewat kotoran burung yang kemudian terhirup oleh manusia.
Gejala klinik yang ditimbulkan antara lain adalah gangguan pernafasan mulai dari sesak nafas sampai peradangan pada saluran pernafasan, diare, tremor serta kelemahan pada anggota gerak. Kondisi akan semakin parah bila penderita dalam kondisi stress dan makanan yang kekurangan gizi.

Salmonellosis
Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonella adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
Satwa yang bisa menularkan penyakit salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.

Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk manusia. Organ tubuh yang paling disukai oleh kuman ini tumbuh subur adalah ginjal dan organ reproduksi. Penularan penyakit berawal dari adanya luka yang terbuka dan terkontaminasi dengan air kencing atau cairan dari organ reproduksi. Bakan makanan atau minuman yang tercemarpun dapat menyebakan infeksi masuk dalam tubuh.

Gejala yang mudah diamati bila terinfeksi penyakit ini adalah air kencing berubah menjadi merah karena ginjal penderita mengalami perdarahan. Selain itu kepala akan mengalami sakit yang luar biasa, depresi, badan lemah bahkan wanita hamil juga akan mengalami keguguran. Sampai saat ini belum ada vaksin Leptospira untuk manusia, yang tersedia hanya untuk satwa. Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus, musang, jelarang dan tupai.

Herpes

Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang, orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes!

JANGAN PERTARUHKAN KESEHATAN DAN NYAWA ANDA DENGAN MEMELIHARA SATWA LIAR DI RUMAH ANDA

26 October 2007

Jayapura : Pemilik Gaharu CV Indo Sejati, Beralamat di Sentani, Memilki Izin Lengkap

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 25 Oktober 2007)
JAYAPURA-20 koli Kayu Gaharu yang diduga ilegal karena saat disita oleh jajaran Polsekta KP3 Laut Jayapura dari Kapal Sinabung, Senin (22/10) malam lalu, tak disertai dokumen yang sah, ternyata milik Djasny Lanau dari CV.Indo Sejati, yakni sebuah perusahaan yang beralamat di Sentani, Kabupaten Jayapura.Sekadar diketahui, setelah mendengar kabar dari media massa bahwa ada Kayu Gaharu yang disita polisi di Jayapura dan dicurigai berasal dari Serui, maka Polres Yapen Waropen langsung melakukan penyelidikan untuk mengusut kebenaran informasi tersebut. Dan setelah dilakukan penyelidikan, ternyata diperoleh informasi bahwa gaharu itu diperoleh dari Kabupaten Waropen. Kapolres Yapen Waropen, AKBP Imam Setiawan, SIK, melalui Wakapolres Kompol Basri, SH saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, dari hasil penyelidikan pengembangan yang dilakukan, telah berhasil menemukan pemilik Kayu Gaharu tersebut, yakni Djasny Lanau dari CV.Indo Sejati yang beralamat di Jalan Kemiri Sentani No.557, Kabupaten Jayapura.‘’Setelah dilakukan pemeriksaan, yang berasangkutan mengaku pada saat itu ketinggalan kapal,’’jelas Wakapolres.Dari hasil pemeriksaan sementara oleh Polres Yapen Waropen, pengusaha pemilik Kayu Gaharu ternyata memiliki dokumen yang lengkap. Surat-surat yang dimiliki oleh pengusaha itu antara lain surat tugas plasma dari kehutanan, BAP pemeriksaan dan pengepakan kayu kemedangan milik Plasma CV Indo Sejati, serta surat izin angkut.‘’Karena waktu itu pemilik yang membawa dokumen gaharu ketinggalan kapal, maka untuk menyelesaikan masalah di Jayapura, pemilik gaharu itu akan ke Jayapura dengan Kapal Dorolonda dengan membawa dokumen-dokumen dan akan tiba di Jayapura Jumat (26/10) besok,’’ujarnya tadi malam.

Sementara itu dari Kota Jayapura, Rabu (24/10) kemarin, Kapolresta Jayapura, AKBP Robert Djoenso menyempatkan melihat gaharu yang diamankan di kontainer belakang Polsekta KP3 Laut Jayapura itu. Saat ditanya wartawan, Kapolresta mengaku bahwa hingga kemarin pihaknya belum mengetahui siapa sebenarnya pemilik gaharu itu.“Kami masih terus melacak siapa pemiliknya, sebab ABK kapal yang dititipi itu hanya memberikan keterangan bahwa barang itu dititip hingga ke Jayapura dan sampai di Jayapura akan ada yang menjemput. Tetapi setelah barang ini kami amankan, yang menjemput ternyata tidak muncul,” jelas Kapolresta.Dijelaskan, gaharu tersebut diamankan dari kapal KM Sinabung, tepatnya dari kamar seorang ABK berinisial HM. Kayu gaharu yang diperkirakan senilai Rp 250 juta itu harus diamankan, karena tidak disertai dokumen-dokumen yang sah, seperti izin angkut, izin pengumpul, maupun izin pengedar hasil hutan.Menurut Kapolresta, pengungkapan kasus seperti ini merupakan yang pertama kalinya, sebab sebelumnya belum pernah terjadi. Oleh sebab itu, kedepannya, Kapolresta meminta agar aparat Polsekta KP3 Laut Jayapura lebih memperketat pengawasan terhadap kapal.“Jangan hanya kapal penumpang saja yang diawasi, tapi kapal barang juga harus diawasi. Sebab tidak menutupkemungkinan kasus yang sama juga terjadi di kapal lain,” tandasnya.

Apabila dari hasil penyelidikan nanti ternyata tidak diketahui siapa pemiliknya, maka pihaknya akan minta penetapan dari pengadilan untuk proses pemusnahan. “Namun saya kira jika pemiliknya tidak ada, maka barang ini bisa dilelang, supaya ada pemasukan untuk negara,” ujarnya.Sementara itu Staf Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua, Yulius Palita, yang didampingi dua rekannya Nanang Hari Murdani dan Untung Ginting saat ditanya wartawan menuturkan, pengiriman kayu gaharu itu diduga telah melanggar UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, karena telah mengumpulkan, mengangkut dan mengedarkan tanpa memiliki dokumen.Jika kayu ini adalah kayu gaharu yang legal, maka mestinya pemilik itu telah mambayar pajak. “Jika jenis gubal maka pajaknya Rp 25 ribu/Kg, sedangkan jika jenis Kemedangan maka pajaknya Rp 2.500/Kg. “Kami belum tahu apakah semua kayu ini adalah jenis Kemedangan atau ada jenis lainnya, sebab koli-koli ini belum dibongkar,” katanya.Terkait aturannya, ia kembali menegaskan, apabila seseorang ingin bisnis gaharu, maka ia harus memiliki surat pengakuan sebagai pengedar hasil hutan, tumbuhan dan satwa. Juga harus memiliki surat izin pengumpulan dan harus pula mempunyai surat izin angkut hasil hutan, tumbuhan dan Satwa dalam negeri.Saat ditanya harga pasar dari gaharu tersebut, pihaknya tidak bisa menyebutkannya, sebab harganya fluktuatif dan tergantung nilai dolar. “Barang-barang seperti ini biasanya untuk diekspor, sehingga harganya sangat tergantung pada nilai dolar,” tuturnya.(fud)

25 October 2007

Jayapura : Gubernur Papua Dianugerahi Gelar Pahlawan Lingkungan Hidup Dunia

(www.suarapembaruan.com, Rabu 24 Oktober 2007)
[JAYAPURA] Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu menjadi salah satu nomine 'Heroes Environment 2007'. Lembaga yang akan menganugerahi predikat ini kepada Gubernur Suebu itu adalah Majalah Time terbitan Amerika Serikat. Anugerah itu akan diberikan kepada Gubernur Suebu pada tanggal 25 Oktober 2007 di Royal Court of Justice London, Inggris.
Demikian dikemukakan Juru Bicara Gubernur Papua, Marhias Rafra kepada SP, di Jayapura, Selasa (23/10).


Dikatakan, alasan majalah tersebut menjadikan gubernur sebagai nominepenerima 'Heroes Environment 2007', terkait dengan kebijakannya dalam pengelolaan hutan Papua yang dinilai memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian dan kelangsungan lingkungan hidup.

"Salah satunya adalah kebijakan tentang penghentian total ekspor kayu log dari Papua. Kebijakan tersebut oleh Majalah Time dianggap sebagai suatu terobosan besar dalam menjaga eksistensi kelestarian planet bumi yang dihuni oleh miliaran manusia dan makhluk hidup lain," ujarnya.

Selain Suebu, tokoh lain yang juga menjadi nominepenerima 'Heroes Environment 2007' adalah Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles, Al Gore peraih nobel Peace Prize Winner 2007 (pemenang nobel perdamaian tahun 2007) asal Amerika dan Angela Merkel mantan Perdana Menteri Jerman.

Selain negarawan dan politikus, penerima HE tahun 2007 ini juga tercatat salah satu aktor yakni Robert Redford. Gubernur Suebu telah bertolak menuju London.

Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua, Hanna Hikoyabi mengungkapkan, ada kebahagian tersendiri bagi rakyat Papua di mana Gubernur Suebu, sebagai kepala pemerintahan di daerah mendapatkan penghargaan pahlawan lingkungan. Bicara soal lingkungan tidak terlepas dari manusia yang hidup dalam lingkungan itu. Di mana hak-hak dasar manusia Papua dilindungi. [ROB/M-11]

Jayapura : Disita, 20 Koli Gaharu dari Serui, Tak Disertai Dokumen, Nilainya Diperkirakan Ratusan Juta Rupiah

Foto : Dok. Cenderwasih Pos

(www.cenderawasihpos.com, Rabu 24 Oktober 2007)
JAYAPURA-Aparat Polsekta KP3 Laut Jayapura, Senin (22/10) sekitar pukul 18.30 WIT, mengamankan 20 koli kayu gaharu dari Kapal KM Sinabung. Kayu berbau harum dan berharga mahal itu diduga tidak memiliki dokumen yang sah.Kayu-kayu yang sejak dulu menjadi buruan orang itu, disita dari kamar ABK Kapal KM Sinabung nomor 3006 atas nama ABK yang berinisial HM. Hingga kemarin, polisi masih belum mengetahui siapa sebenarnya pemilik gaharu tersebut, sebab saat ditemukan itu, gaharu itu tidak disertai dengan dokumen-dokumen yang sah.Kapolresta Jayapura AKBP Robert Djoenso saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya penyitaan terhadap kayu-kayu gaharu itu. "Karena gaharu itu tidak ada dokumennya, sehingga untuk sementara ini gaharu itu kami amankan, sambil dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait siapa sebenarnya pemilik gaharu itu," tuturnya.Dikatakan, dalam bisnis kayu gaharu, pemilik itu setidaknya harus memiliki tiga dokumen, antara lain izin pengadaan, izin pengumpul dan izin angkut.

Namun sementara ini, dalam pengangkutan gaharu yang dibungkus dengan karung-karung putih itu, tidak ditemukan adanya dokumen-dokumen tersebut."Dari keterangan awal yang kami peroleh, gaharu yang diperkirakan jenis Saba dan Medangan tersebut diangkut dari Serui dan belum jelas kemana akan dikirim. Yang jelas sampai sekarang belum ada dokumen maupun surat izinnya," kata Kapolres.Saat ditanya kira-kira berapa nilai rupiah dari gaharu tersebut, pihaknya menjelaskan, seandainya gaharu tersebut satu kilonya dihargai Rp 125 ribu, sedangkan jumlah keseluruhannya mencapai sekitar 200 kg, maka nilai gaharu tersebut diperkirakan mencapai Rp 250 juta.Jika dalam penyelidikan nanti dokumen resmi gaharu itu tidak ada, maka pemiliknya yang masih dalam pencarian itu bisa dijerat dengan Pasal 50 ayat 3 huruf h Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan ancaman hukuman adalah pidana penjara lima tahun atau denda Rp 10 miliar sebagaimana diatur dalam pasal 78 ayat 7.Selain itu, bisa juga dijerat dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Ekosistem dan Konservasi Sumber Daya Alam dengan ancaman hukuman antara 1 hingga 10 tahun dan denda Rp 5 miliar.

Sekadar diketahui, kayu gaharu itu dikenal memiliki nilai ekonomi yang sanagat tinggi.Bagi kalangan tertentu, manfaat kayu gaharu telah membuahkan keuntungan yang cukup besar. Nilai ekonomis gaharu terletak pada gubal gaharu yang muncul setelah pohon gaharu terinfeksi dan mati. Gubal gaharu yang mengandung damar wangi (Aromatic resin) yang mempunyai aroma khas. Di Indonesia, dijumpai tidak kurang dari 16 jenis tumbuhan penghasil gubal gaharu. Gubal gaharu tersebut akan tumbuh di tengah batang pohon gaharu. Secara tradisional digunakan sebagai bahan pewangi dan upacara keagamaan masyarakat Hindu dalam bentuk hio dan setanggi (dupa). Saat ini telah dikembangkan sebagai salah satu bahan baku dalam industri kosmetik, elektronik dan obat-obatan. Obat-obatan tersebut untuk menyembuhkan stres, reumatik, lever, radang lambung, radang ginjal dan kanker. Sebagaimana dikutip di webside situshiajau.co.id, bahwa data Asosiasi Pengusaha Gaharu Indonesia (Asgarin) menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai kuota ekspor gaharu mencapai 300 ton per tahun, namun akibat tingkat perburuan yang tinggi, sehingga yang terpenuhi hanya sekitar 10-20 persen dari kuota tersebut. Dalam perdagangan gaharu biasanya dikenal dengan beberapa jenis gubal gaharu dari yang terbaik adalah kelas Super, AB, BC, C1 dan C2 (Kemedangan). Rata-rata ekspor gaharu dengan tujuan Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Jepang dan Eropa. Tingkat kebutuhan dan nilai ekonomis yang tinggi menyebabkan banyak kalangan berupaya mendapatkan gaharu tersebut. (fud)

Jayapura : Kepala DKP Tentang Masalah Sampah di Kota Jayapura (Bagian-2/Habis)

(www.cenderawasihpos.com, Rabu 24 Oktober 2007)
Yang Langgar Perda Didenda Rp 50 JutaUntuk menangani sampah secara tuntas di Kota Jayapura, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura telah membuat peraturan daerah (Perda) tentang kebersihan. Apa muatan dari Perda tersebut?

Laporan : Kornelis Watkaat,
Jayapura-Perda kebersihan yang telah ditetapkan sebagai produk hukum pada sidang paripurna non APBD beberapa waktu lalu akan menjadi payung hukum bagi Pemkot dalam menangani masalah sampah di kota ini. Pemerintah kota Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Jayapura, Luhulima Siradijin, mengharapkan, dengan adanya Perda kebersihan itu maka permasalahan sampah di Kota Jayapura akan tertangani secara baik dan menyeluruh. Diungkapkan, banyak muatan dalam Perda tersebut, diantaranya bagaimana pengelolaan sampah itu sendiri, bagaimana pengaturan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan berbagai hal penting lainnya.

Mengenai TPS, ke depan, setiap rukun warga (RW) akan ditempatkan dua TPS. Dengan perhitungan bahwa satu TPS dapat menampung 6 meter kubik sampah dengan rincian satu jiwa menghasilkan 2,7 Kg sampah, sehingga totalnya adalah sekitar 300 jiwa per TPS."Idealnya tersedia sekitar 838 TPS di wilayah Kota Jayapura,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos di Kantor Walikota, Senin, (22/10). Untuk menerapkan amanat Perda itu, saat ini, pihaknya telah menyiapkan berbagai perangkat dan fasilitas-faslitas pendukungnya, diantaranya menyiapkan TPS, menyiapkan tenaga pengawas yang nantinya akan direkrut dari setiap kelurahan, masing-masing 1 atau 2 orang, termasuk mensosialisasikan Perda itu.Muatan lainnya ialah setiap warga yang memiliki tempat usaha seperti kios, toko, warung/rumah makan diwajibkan memilikji tempat/bak sampah. Dalam penerapannya, akan dilaksanakan secara ketat dengan melibatkan kepolisian, aparat dari Dinas Trantib Kota Jayapura, pihak distrik/kelurahan, pihak kejaksaan, penyidik pegawai negeri sipil.Khusus bagi pengawas, Pemkot akan menfasilitas mereka dengan kamera untuk merekam dan memotret semua aktivitas masyarakat, baik di lingkungannya masing-masing maupun di jalan.

Dari hasil rekaman itu, akan dijadikan bukti dan dasar yang kuat bagi tim bersangkutan untuk menindak dan menegakan aturan Perda itu, terhadap masyarakat yang membandel tanpa memandang siapa orangnya.Ditandaskannya, dalam Perda itu, setiap pelanggar akan dikenakan sanksi hukum atau denda, bila sampai pada proses pengadilan yaitu sebesar Rp 50 juta. "Denda Rp 50 juta itu, merujuk pada amanat dari undang-undang lingkungan itu sendiri. Sementara denda minimalnya adalah setidaknya membuat masyarakat untuk jerah dan tidak lagi membuang sampah di sembarangan tempat," imbuhnya."Penanganan sampah di kota ini merupakan tanggung jawab bersama,"pungkasnya.(*).

23 October 2007

Manca Negara : Antartika : Kepiting Raja Kembali ke Antartika

(www.kompas.com, 23 Oktober 2007)
Sumber : Science
Penulis : Wah
Perubahan ekologis sepertinya tengah terjadi di kawasan Antartika. Karena naiknya suhu perairan akibat pemanasan global, kepiting raja kembali memasuki wilayah di sekitar Kutub Selatan yang tidak dijelajahinya selama sekitar 15 juta tahun.

Pergeseran lempeng tektotik di bagian paling selatan benua Antartika pada saat itu menyebabkan terbentuknya pola arus kutub yang sangat dingin dan mengelilingi benua Antartika. Suhu air mendekati nol derajat Celcius sehingga tubuh predator seperti kepiting raja tidak sanggup lagi hidup di sana. Karena fisiologi tubuhnya tidak sanggup menahan suhu beku, kepiting raja berpindah ke laut dalam di bawah 1.500 meter yang suhunya bertahan sekitar 2 derajat Celcius.

Namun, belakangan suhu air laut sekitar Atlantik yang lebih dangkal naik mendekati 1 derajat Celcius karena pemanasan global. Pada suhu 1 derajat Celcius, kepiting raja masih sanggup bertahan hidup. Maka para peneliti Inggris dari kapal penelitian James Clark Ross melakukan pengamatan menggunakan robot bawah air bernama Isis.

Terbukti, robot yang dikendalikan jarak jauh untuk mengamati lempeng benua Antartika berhasil merekam keberadaan kepiting raja pada kedalaman 1.100 meter pada 25 Januari lalu. Sebuah kepiting raja berdiameter 50 centimeter terlihat merambat di dasar batuan dekat Antartika di kedalaman yang mustahil terlihat sebelumnya.

Dari atas kapal Dave Turner, teknisi dari Pusat Oseanografi Nasional Universitas Shouthampton (NOCS) dengan sigap mengendalikan lengan robot Isis untuk menangkap kepiting tersebut dan measukkannya ke dalam kantung sampel. DNA-nya akan diperiksa dan dibandingkan dengan DNA kepiting dari wilayah lainnya agar diketahui asalnya.

"Jika ini awal invasi, maka selanjutnya menjadi awal perubahan komunitas di Semenanjung Antartika," ungkap Sven Thatje, seorang ekolog laut dari NOCS. Sejak seekor kepiting tertangkap di sana, 22 peneliti yang ada di kapal bergantian tiap 4 jam untuk mengamati lempeng benua Antartika untuk mencari kepiting lainnya. Namun, sampai ekspedisi diakhiri pada 6 Februari tidak ditemukan kepiting lainnya.

Wamena : Hujan Semalaman, Wamena Banjir, Air Meluap di Sejumlah Ruas Jalan Utama

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 23 Oktober 2007)
WAMENA - Hujan lebat yang mengguyur Kota Wamena Minggu (21/10) malam mengakibatkan banjir dimana-mana. Sampai pukul 12.00 Senin (22/10) siang kemarin hujan itu masih mengguyur kota Wamena meski hanya rintik-rintik. Sejumlah ruas jalan utama seperti jalan Gatot Subroto dan Jalan Irian yang merupakan pusat perekonomian di Kota Wamena tergenang air. Tak hanya itu, genangan air yang menutupi badan jalan itu sempat memacetkan arus lalu lintas dan menggangu aktifitas warga yang mulai Senin (22/10) mulai masuk kerja dan sekolah. Di perempatan jalan antara Jalan Irian dan jalan SD Percobaan air meluap sampai setinggi mata kaki. Luapan air itu akibat dari banyaknya saluran yang tersumbat dengan timbunan sampah dan pembangunan gorong-gorong yang dinilai menyalahi aturan karena tidak sesuai dengan kondisi badan jalan.

"Setiap kali hujan pasti terjadi banjir, sampai airnya memenuhi badan jalan. Hal ini sangat mengganggu aktivitas saya yang akan berangkat kerja," ujar salah seorang PNS Jayawijaya yang saat pagi kemarin hendak ke kantor.PNS itu menambahkan, kalau mau dilihat dari dekat, proyek pembangunan gorong-gorong dan saluran air itu memang banyak menyalahi aturan oleh pelaksananya.” Padahal dana yang digunakan cukup besar, tapi rakyat tidak bisa menikmati hasil pembangunan tersebut," ujarnya bernada kesal. Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Yesemina yang akan mengantarkan anaknya kesekolah. "Setiap hujan turun pasti banjir, kemana larinya uang yang dipakai untuk pembangunan sarana umum mengatasi masalah banjir ini," ujarnya bernada tanya. "Kalau begini terus, kami sebagai rakyat kecil yang selalu dirugikan, padahal kami sudah membayar pajak sesuai ketentuan, yang katanya uang dari hasil pembayaran pajak itu akan digunakan untuk pembangunan fasilitas umum tapi kenyataannya yang terjadi dilapangan berbeda," ujarnya. Dari pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, tak hanya Jalan Irian dan Jalan Gatot Subroto saja yang tergenang air, tapi sejumlah jalan utama lainnya banyak yang digenangi air akibat hujan tersebut.Kondisi ini harus menjadi perhatian serius dari Pemkab Jayawijaya untuk mencari solusi terbaik memecahkan masalah banjir ini. (jk)

Sarmi : Segitiga Emas Sarmi Akan Jadi Kawasan Tumbuh Cepat, Dimana Sarmi Sebagai Pusat Ekonomi

(www.cenderawasihpos.com, Senin 22 Oktober 2007)
SARMI-Kawasan tumbuh cepat bisa menjadi tolak ukur bagaimana sebuah pembangunan berlangsung dalam suatu daerah, oleh sebab itu dibutuhkan satu konsep tata ruang dan tata wilayah yang memperhitungkan potensi dan geografis suatu daerah dalam sebuah kabupaten yang dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk membentuk sentra - sentra perekonomian yang produktif.Demikian disampaikan oleh Dr. Ila Ladamay Specialist Governance UNDP dalam paparannya ketika memberikan pemahaman dan pemantapan Tupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Gedung Diklat Kota Baru, Petam Kabupaten Sarmi.Dan untuk di Kabupaten Sarmi khususnya Distrik Sarmi focus pembangunan yang terpusat pada kawasan Segitiga Emas Sarmi (Sarmi - Petam - Holmafen) menunjukkan adanya kesungguhan Pemda untuk merealisasikan kawasan tumbuh cepat dimaksud.

"Untuk tingkat distrik, daerah Segitiga Emas ini kami jadikan daerah tumbuh cepat, dimana Sarmi sebagai pusat ekonomi, Petam pusat pemerintahan sedangkan Holmafen menjadi pintu masuk (pelabuhan besar) bagi Kabupaten Sarmi", jelas Bupati pada kesempatan tersebut.Sedangkan untuk tingkat Kabupaten Sarmi, saat ini Distrik Pantai Timur dan Bonggo yang tengah diarahkan menjadi kawasan tumbuh cepat, dimana dengan pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan dengan Jayapura maka akan memperpendek arus barang dan jasa yang selama ini cukup tinggi di Sarmi."Tahun depan kita mulai arahkan pembangunan ke Tor Atas dan Pantai Barat, karena membangun itu harus bertahap dan sistematis dengan target dan tujuan yang terukur, tidak bisa loncat sana - loncat sini, kalo' dari arah Jayapura lewat Bonggo sampai ke Sarmi sudah lancar, maka distribusi barang dan jasa ke Pantai Barat dan Tor Atas dipastikan lebih baik lagi", jelas Bupati Sarmi.Pembekalan Pemahaman dan Pemantapan Tupoksi SKPD yang berlangsung Kamis (27/9) itu sendiri di ikuti oleh seluruh kepala dinas, badan dan kantor serta bagian di lingkungan Pemda Sarmi bertujuan mensingkronkan apa yang tertuang dalam visi dan misi Kepala Daerah dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing - masing SKPD.

"Tupoksi SKPD yang pertama dan utama adalah mendukung dan menjabarkan apa yang menjadi keinginan atau visi misi Bupati, jadi SKPD dalam pelaksanaan Tupoksi harus selalu merujuk pada kebijakan Bupati yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)", jelas Ladamay lagi.Dengan adanya sinkronisasi dimaksud, maka program - program yang di usung oleh SKPD sudah pasti akan memback up alias tidak boleh kontra produktif dengan kebijakan yang diambil Bupati.Sebagai contoh, bila dalam GERBANG SARMIKU, gerakan pertama adalah Tiada Hari Menanam Coklat, maka dinas kesehatan dalam menyusun programnya mencoba memberikan dukungan terhadap gerakan menanam coklat dimaksud, misalnya dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih memadai pada kampung - kampung yang menjadi sentra penanaman coklat tanpa mengabaikan tugas pelayanan di daerah lainnya.

"Bisa juga mungkin untuk mendukung tiada hari tanpa menanam coklat itu, dinas kesehatan memberikan insentif kepada masyarakat yang berhasil menanam 500 pohon kakao berupa kartu Askes, sedang Dinas Pendidikan mungkin bisa memberikan insentif dengan membebaskan anak - anak mereka dari biaya sekolah, yang mana itu tujuannya untuk mengefektifkan dan memotivasi masyarakat", ujar Ila Ladamay memberi contoh.Ketidakpahaman akan Tupoksi membuat pemborosan anggaran, waktu, dan tenaga serta bisa menyimpang dari visi dan misi kepala daerah, oleh sebab itu setiap Kepala SKPD harus memahami apa yang menjadi Tupoksinya dan mencoba menyusun program sejalan dengan apa yang di tentukan oleh kepala daerah.Bupati Sarmi usai pemaparan Ila Ladamay menegaskan bahwa dalam buku pintar yang diberikan kepada setiap Kepala SKPD sudah memuat keseluruhan apa yang harus dan menjadi kewenangan dari masing - masing SKPD sehingga bisa mendorong apa yang dicanangkan oleh Bupati khususnya GERBANG SARMIKU.

"Kuncinya rajin membaca, karena teori yang disampaikan tadi sudah kita laksanakan, hanya selama ini kita tidak mengetahui bahwa apa yang saya terapkan dan saya instruksikan itu landasan teorinya apa yang bapak - bapak dengar hari ini, ujar Bupati."Dengan adanya tata ruang wilayah dengan penonjolan pada potensi daerah akan sangat memabntu kita dalam membentuk dan mengarahkan sebuah daerah untuk digarap sebagai daerah tumbuh cepat dalam sebuah kabupaten", ujar Bupati.Melihat kondisi geografis masing - masing distrik maka akan dikembangkan komoditas unggulan yang berbeda di tiap daerah sebagai contoh Distrik Bonggo idealnya dikemebangkan kacang tanah, bawang merah, kedelai maupun kacang ijo, sedangkan untuk Pantai Timur lebih cocoknya kacang tanah misalnya.Dan untuk tanaman perkebunan selain kakao, sudah menjadi tekad Bupati Sarmi di tahun ini mengembangkan tanaman pisang raja, dan mangga golek."Harus pisang raja, karena kita ingin menjadi Raja (nomor satu) dalam pembangunan masyarakat dan dalam hal - hal baik lainnya, agar daerah ini bisa mandiri dan bermartabat, jadi selain kakao kami akan budidayakan tanaman pisang dan mangga juga", ujar Eduard Fonataba optimis. (*)

Jayapura :Masuk Nominator Pahlawan Lingkungan Hidup Dunia,Bersaing Dengan Mikhail Gorbachev, Pangeran Charles, Al Gore, Angela Merkel & Robert Redford

(www.cenderawasihpos.com, Senin 22 Oktober 2007)
JAYAPURA-Kebijakan Gubernur Papua, Barnabas Suebu SH, dalam menghentikan pengiriman kayu gelondongan (Kayu Log) dari Papua, serta mengurangi aktivitas HPH di bumi Cenderawasih ini, dicatat dunia internasional. Atas kebijakannya di dunia kehutanan itu, Kaka Bas-panggilan akrab Gubernur Barnabas Suebu-kini masuk salah satu nominator ‘Heroes of the Environment 2007’ (HE 2007) atau pahlawan lingkungan hidup tahun 2007.Hal itu sebagaimana diungkapkan salah seorang juru bicara Gubernur Papua, Mathias Rafra, kepada Cenderawasih Pos Sabtu.

“Gubernur Suebu menjadi salah satu nominator heroes environment’ 2007 ,” ungkapnya. Lembaga yang akan menganugerahi predikat bergengsi kepada Gubernur Suebu itu adalah Majalah TIME terbitan Amerika Serikat.Anugerah bergengsi itu akan diberikan kepada Gubernur Suebu pada tanggal 25 Oktober luya di Royal Court of Justice London Inggris. Alasan Majalah tersebut menjadikan Gubernur Suebu sebagai nominator penerima HE 2007, tak lain karena terkait dengan kebijakannya dalam pengelolaan hutan Papua yang dinilai memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian dan kelangsungan lingkungan hidup (sustainable forestry management). Salah satunya adalah kebijakan tentang penghentian total eksport kayu log dari Papua.

Kebijakan Gubernur Suebu tersebut oleh Majalah Time dianggap sebagai suatu terobosan besar dan prestasi yang terpuji dalam menjaga eksistensi kelestarian planet bumi yang dihuni oleh miliaran manusia dan makhluk hidup lainnya. “Itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa beliau (Gubernur Suebu) dianugerahi sebagai salah satu nominator predikat HE 2007 itu,” katanya.Selain Gubernur Suebu tokoh lainnya yang juga menjadi nominator penerima HE 2007 adalah Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles, Al Gore nobel peace prize winner 2007 (pemenang nobel perdamaian tahun 2007) asal Amerika dan Angela Merkel mantan Perdana Menteri Jerman. Selain negarawan dan politikus, penerima HE tahun 2007 ini juga tercatat diantaranya sejumlah entertainment (aktor) salah satunya adalah Robert Redford.Menurut rencana, Gubernur Suebu akan bertolak dari Jakarta menuju London pada Selasa (23 Oktober) besok. Gubernur Suebu akan didampingi sejumlah pejabat eselon II dari instansi teknis terkait di jajaran Pemprov Papua diantaranya Kepala Dinas Kehutanan Ir Marthen Kayoi, Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Daerah Drs Berty Fernandez, Wakil Ketua I DPR Papua Komaruddin Watubun, SH dan Staf Ahli Gubernur Papua DR Agus Sumule.(ta)

20 October 2007

Wamena : PDAM Jayawijaya Tunggu SK Bupati, Untuk Melanjutkan Kerjasama Dengan Perusahaan Air Minum Asal Belanda

(www.cenderawasihpos.com, Jumat 19 Oktober 2007)
WAMENA - Keiginan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayawijaya untuk penyediaan kebutuhan air bersih bagi warga Jayawijaya, melalui kerja sama dengan perusahaan air minum terkemuka dari Negeri Belanda untuk sementara terhenti, karena surat yang dinantikan dari Bupati Jayawijaya tak kunjung diberikan.Kepala PDAM Jayawijaya, Manuel Rumbino kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya Kamis (18/10) siang mengatakan, meski sudah dilakukan pembenahan di bidang manajemen dan sarana prasarana namun pelaksanaannya tidak semulus dengan apa yang diharapkan. “ Padahal kami sudah mendapat dukungan dari pemerintah Belanda melalui salah satu perusahaan air minum terkemuka dinegeri kincir angin itu, yaitu Waterleijding Matchapaj Drenthe (WMD) sejak tahun 2006 lalu," ujar Rumbino.

Program itu dilaksanakan secara bertahap, tahap I dilaksanakan (Bulan Mei 2006 -Januari 2007) dan tahap II (Bulan Juli - Januari 2008). Berbagai program telah dilaksanakan seperti program block renovasi berupa pemasangan meteran air dan perbaikan kebocoran pada saluran pipa yang terpasang. Meski demikian, bantuan pemerintah Belanda yang sangat memberikan kontribusi terhadap masyarakat Jayawijaya itu kurang mendapat perhatian serius dari Pemkab Jayawijaya.” Ini yang menjadi kendala utama bagi WMD untuk melanjutkan programnya secara keseluruhan," tukas Rumbino. Untuk terselenggaranya program ini secara baik, pihak WMD bahkan bekerja sama dengan PT. Tirta Inti Drenthe yang berpusat di Manado untuk menangani kawasan wilayah Timur dan PT. Inowa Prima selaku konsultan dari Bandung.

Guna memenuhi kebutuhan konsumen, sumber mata air akan diambil dari daerah Napua dan dialirkan keseluruh rumah warga, sehingga warga tidak lagi mengkonsumsi air yang tidak sehat dan berwarna kekuning-kuningan. "Air yang dialirkan itu benar-benar bersih dan sudah tersaring," ujarnya. Kalau mau program ini berlanjut, pihak Pemkab Jayawijaya harus segera merespon secara positif, terutama tentang Surat Keputusan (SK) Pemberian Konsesi Pelayanan Air Minum, surat penyesuaian formula tarif dan surat perjanjian kerja sama yang hingga kini belum ditandatangani oleh bupati selaku pemimpin daerah.

“ Surat itu sudah diajukan 6 bulan yang lalu, namun belum turun juga ke kami hingga saat ini," ujar Rumbino bernada sedikit kesal. Surat itu sangat penting karena akan dijadikan sebagai dasar oleh PDAM dan pihak WMD untuk melanjutkan program tersebut. Selain itu terhadap PDAM sendiri nantinya akan berubah status menjadi perseroan terbatas (PT) dengan nama PT. Air Minum Baliem. Karena surat itu hingga kini belum diserahkan, akhirnya pihak WMD untuk sementara waktu menghentikan bantuannya dan akan kembali efektif bila surat dari bupati sudah turun.” Padahal sesuai pembicaraan awal kontrak perjanjian kerja sama itu berlangsung selama 15 tahun," tukasnya. “ Kami berharap surat yang kami butuhkan itu segera ditandatangani oleh bapak bupati dan diberikan kepada kami, agar program yang dilakukan oleh WMD itu dapat segera dilanjutkan. Surat itu sangat penting bagi kedua belah pihak untuk dijadikan sebagai dasar pelaksanaan program yang akan dijalankan," ujarnya.

Disinggung dengan pelaksanaan proyek berupa pemasangan pipa air minum sepanjang 1,4 Km yang sementara dikerjakan, Rumbino menegaskan bahwa pemasangan pipa air minum itu adalah proyek dari Dinas PU provinsi Papua yang pelaksananya ditunjuk dari salah satu perusahaan yang ada di Wamena.(jk)

19 October 2007

Dua Jilid Terra Incognita, Dua buku ekologi Papua diterbitkan, menggenapi lima seri alam Indonesia

(TEMPO Edisi. 34/XXXVI/15 - 21 Oktober 2007 )
Dua buku ekologi Papua diterbitkan, menggenapi lima seri alam Indonesia. Hanya menyingkap sebagian kekayaan Papua.

The Ecology of Papua
Editor: Andrew J. Marshall, Bruce M. Beehler
Penerbit: Periplus International, 2007
Tebal: 1.476 halaman (2 volume)

Sampai pertengahan abad lalu, para ilmuwan hayati dunia meyakini Papua sebagai satu-satunya terra incognita—dunia tak dikenal—yang terbesar dan masih tersisa. Bahkan, menurut G.S. Hope, peneliti dari Australia, sampai pertengahan 1976, hanya segelintir peneliti yang dengan izin khusus bisa memasuki kawasan ini.

Papua yang dekat, tapi begitu jauh dari jangkauan, merupakan persoalan kontemporer kita. Dan keadaan miris ini berlangsung hingga akhir September lalu—ketika dua volume Ecology of Papua, tebalnya mencapai 1.476 halaman, diterbitkan. Sebuah buku yang mencoba mencatat keadaan geografis serta kekayaan hewani dan nabati subkontinen yang menakjubkan itu. Patut pula dicatat, semua ini jadi lebih terbuka setelah 86 orang pakar hayati dan taksonomi bergerak sepuluh tahun silam, seraya mengumpulkan keanekaragaman hayati tanah Papua.

Ya, Ecology of Papua adalah hasil jerih payah yang panjang yang membuahkan hasil. Lihatlah bagaimana buku ini menggambarkan bahwa sebuah pohon roboh bisa dihuni oleh 173 jenis lumut. Tapi gambaran Papua yang tertangkap dalam buku ini tentu saja lebih dari itu. Ecology of Papua menyampaikan bahwa para pakar itu menjumpai 20-25 ribu spesies tanaman berpembuluh, dan sekitar 60-90 persen merupakan endemik Papua. Ada catatan istimewa tentang paku-pakuan yang meliputi sekitar 2.000 spesies; 30 persen di antaranya berada di atas ketinggian 4.000 meter dari permukaan laut.

Dari dunia nabati, kita juga bisa mendapatkan gambaran kekayaan anggrek Papua—plus Papua Nugini. Mereka menyimpan sekitar 2.800 spesies anggrek atau sekitar 11 persen dari anggrek dunia. Dengan kata lain, merekalah yang terkaya kedua, setelah Pegunungan Andes di Amerika Selatan.
Di luar kekayaan nabati, Papua punya kekayaan lain. Di pulau itu, para pakar menemukan antara lain 37.643 spesies vertebrata atau sekitar 6,5 persen dari binatang bertulang belakang di dunia. Di antaranya terdapat 600 spesies burung, termasuk 25 spesies cenderawasih. Mereka memperkirakan Papua memiliki 300-500 ribu spesies vertebrata. Serangga saja jumlahnya ditaksir 100 ribu spesies dan baru sebagian kecil yang dikatalogkan. Dengan jumlah flora dan fauna yang melimpah itu pun, menurut Direktur Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dedy Darnaedi,

"Mungkin baru sebagian kecil kekayaan hayati Papua yang bisa diungkap."

Hewan Papua juga merupakan campuran hewan Benua Asia dan Australia. Ada satu hal yang menarik dicatat dari buku ini: temuan mereka tentang kanguru pohon. Dan ini membuktikan bahwa spesies itu belum punah. Sebagaimana diketahui, kanguru pohon yang hanya hidup di Papua itu tidak pernah ditemukan selama 90 tahun terakhir. Dilengkapi ratusan foto, gambar, dan peta, Ecology of Papua tak pelak lagi bisa menjadi rujukan untuk hal-hal yang sangat praktis. Misalnya zonasi dalam pengelolaan sumber alam. Dan kita mungkin masih ingat rencana pembangunan proyek listrik tenaga air Mamberamo dua-tiga tahun lalu—rencana yang terpaksa terhenti lantaran lokasinya masih masuk zona inti yang tidak boleh disentuh oleh pemanfaatan manusia.

Apa pun, yang jelas, terbitnya buku ekologi Papua ini menambah khazanah literatur ekologi Indonesia, yakni melengkapi lima seri ekologi Indonesia yang sudah ada: ekologi Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku, serta satu seri ekologi laut Indonesia.
I G.G. Maha Adi

Jayapura : DKP Siapkan Perangkat Perda Kebersihan

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 18 Oktober 2007)
JAYAPURA-Desakan Sekretaris Komisi B DPRD Kota Jayapura, Danny Dicky Tamboto agar Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura melalui dinas teknis terkait segera mensosialisasikan Perda kebersihan, ditanggapi serius Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Jayapura, Luhulima Siradjidin. Dikatakan, sebelum Perda itu diterapkan, memang harus disosialisasikan dulu kepada masyarakat sehingga masyarakat memahami apa hak dan kewajibannya. Selain melakukan sosialisasi, pihaknya juga akan menyiapkan perangkat dan sarana dan prasarananya di lapangan, diantaranya penempatan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang lebih reprensentatif di setiap kelurahan, menyiapkan petugas lapangan untuk ditempatkan di setiap TPS yang ada.

Diungkapkan, salah satu fungsi petugas/pengawas di lapangan itu adalah mensosialisasikan amanat Perda itu, termasuk menegur masyarakat, apabila membuang sampah di sembarangan tempat. "Petugas lapangan memiliki tugas pokok melakukan pendataan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi di lapangan, kemudian dibuat laporan, sekaligus pemberian sanksi tegas bagi para pelanggar tersebut,"tandasnya.Lanjut dia, dalam menyediakan perangkat implementasi Perda itu, jelas ada anggaran tambahannya, namun menurutnya, alokasinya akan ditentukan oleh Bappeda Kota Jayapura."Penambahan anggaran itu tergantung program prioritas yang kami dilakukan, yang jelas bahwa anggaran DKP diarahkan pada program-program yang sesuai amanat Perda itu," tandasnya.(nls).

18 October 2007

Tips & Trik : Buah Merah Atasi Efek Buruk Rokok?

(Trubus Online)
Berita buruk acap kali menyambangi perokok. Tak hanya pemberlakuan kenaikan cukai rokok dan aturan pembatasan merokok di tempat umum. Hasil penelitian yang memperkuat bukti rokok dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit degeneratif pun semakin banyak. Perokok harus waspada.

Sederet penyakit maut siap mengintai para perokok. Sebut saja kardiovaskuler, kanker paru-paru dan emfisema kronis-melebarnya gelembung paru-paru. Kematian perokok akibat penyakit-penyakit itu kian meningkat. Di Amerika Serikat itu, setiap tahun lebih dari 150.000 perokok meninggal akibat penyakit kardiovaskuler. Perokok pria usia 46-65 tahun yang meninggal akibat bronkitis dan emfisema jumlahnya 5 kali lebih tinggi dibanding bukan perokok. Bahkan 70% kematian karena penyakit paru-paru kronis di Indonesia disinyalir akibat penggunaan tembakau.

Fakta menunjukkan kebanyakan program berhenti merokok telah gagal. Program kampanye anti-rokok juga tidak banyak hasilnya. Malah jumlah perokok baru semakin bertambah. Survei menyatakan 14% remaja di dunia, perokok. Di Indonesia, 37,3% pelajar dilaporkan biasa merokok. Prevalensi perokok dewasa meningkat dari 26,9% pada 1995 menjadi 35% pada 2004.

Radikal bebas
Tidak merokok tidak berarti terbebas penyakit-penyakit maut di atas. Itu karena asap rokok juga mengancam jiwa perokok pasif. Disinyalir sebanyak 43-juta anak Indonesia saat ini hidup serumah dengan perokok dan turut menghirup asapnya. Akibatnya tak main-main, mereka terancam penyakit mematikan: pertumbuhan paru-paru lambat, mudah terkena bronkitis, infeksi saluran pernapasan, telinga, dan asma.

Mengapa begitu mudah penyakit maut membayangi perokok? Biangnya kondisi yang disebut stres oksidatif karena ketimpangan prooksidan dan antioksidan dalam tubuh. Keadaan itu dapat disebabkan kurangnya antioksidan atau kelebihan produksi radikal bebas-molekul reaktif yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.

Dalam asap rokok terdapat sekitar 5.000 senyawa kimia. Konsentrasi tinggi radikal bebas dan beberapa spesies oksigen reaktif termasuk di dalamnya. Oksidan-oksidan itu terkandung dalam fase tar dan gas asap rokok. Termasuk di antaranya epoksida, peroksida, nitrat oksida (NO), nitrogen dioksida, peroksinitrit

(ONOO-), dan perinitrat. Spesies oksigen reaktif dalam fase tar-radikal hidroksil, hidrogen peroksida, dan semikuinon-dapat bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal superoksida.

Multi-oksidan
Defisiensi antioksida terjadi manakala cadangan antioksidan digunakan untuk detoksifikasi radikal bebas yang tak henti-hentinya. Kondisi ini diperparah oleh kebiasaan buruk perokok yang umumnya memiliki pola makan tidak seimbang: tinggi asupan lemak dan rendah konsumsi buah dan sayuran.
Penelitian Zhuo dkk. di Universitas Zhejiang, Cina, menunjukkan kenaikan signifikan kadar radikal bebas lipoperoksida (LPO) dan nitrat oksida (NO) dalam plasma perokok. Kadar LPO dalam eritrosit pun ikut meningkat. Sementara itu, kadar antioksidan vitamin C, vitamin E dan beta-karoten dalam plasma serta aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutathione peroksidase (GSH-Px) di eritrosit mengalami penurunan.

Pemberian suplemen oral dalam bentuk enzim antioksidan tidak efektif. Enzim-enzim itu mudah terurai oleh enzim pencernaan sebelum sempat digunakan. Yang baik adalah alfa-tokoferol (vitamin E), vitamin C, beta-karoten (pro-vitamin A), dan flavonoid. Konsumsi suplemen multi-antioksi dan lebih efektif daripada suplemen individu.

Cara yang praktis dan murah untuk mendapatkan asupan harian multi-antioksidan adalah melalui konsumsi harian buah, sayuran, dan herbal. Buah dan sayuran terutama baik sebagai sumber vitamin C yang larut air. Contoh: jeruk, tomat, nanas, anggur, kubis, bayam, dan asparagus. Selain itu juga banyak yang kaya vitamin larut minyak seperti beta-karoten (provitamin A) dan vitamin E. Sayang, penyerapannya dalam tubuh relatif rendah, hanya sekitar 30-40%.

Karena itu, herbal lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin A dan vitamin E. Minyak buah merah salah satunya. Di dalamnya terkandung 350-500 ppm tokoferol. Lebih tinggi 12-25 kali alpukat dan bayam yang memiliki kandungan alfa-tokoferol tertinggi dalam kelompok buah dan sayuran.

Sahih
Sudah jamak yang tahu, buah merah sangat kaya antioksidan. Terutama dalam bentuk karotenoid, flavonoid, vitamin C, dan tokoferol. Keberadaan berbagai antioksidan dalam buah merah sangat menguntungkan. Antara antioksidan satu dan lainnya berkaitan erat dan bekerja sinergis. Misalnya, vitamin C diperlukan untuk regenerasi bentuk aktif alfa-tokoferol dengan jalan mereduksi bentuk bebasnya. Sedangkan untuk konversi beta-karoten menjadi vitamin A diperlukan bantuan vitamin E. Di lain pihak, keberadaan vitamin C dan beta-karoten juga dapat mengurangi laju penyerapan vitamin E. Artinya, konsumsi buah merah lebih efektif dibanding mengkonsumsi antioksidan tunggal dalam bentuk suplemen dalam membantu mengurangi risiko kanker.

Fenomena kerja multi-antioksidan dalam buah merah bukan sekadar teori atau isapan jempol belaka. Ada bukti sahihnya. Penelitian efek proteksi ekstrak buah merah terhadap stres oksidatif di eritrosit tikus yang terpapar asap rokok kretek dilakukan Syamsulina Revianti di Universitas Airlangga, Surabaya. Kesimpulannya, pemberian ekstrak buah merah mampu mengurangi terjadinya stres oksidatif di eritrosit tikus wistar yang terpapar asap rokok kretek.

Itu ditandai dengan menurunnya kadar malondialdehid (MDA) dan meningkatnya aktivitas antioksidan superoksida dismutase (SOD) dan glutathione (GSH)-anseluler utama yang sangat penting untuk fungsi normal paru-paru-di eritrosit hewan perlakuan dibanding kontrol. Pemberian ekstrak buah merah itu tidak mempengaruhi kadar Hb eritrosit serta meningkatkan bobot tubuh tikus.

Kebutuhan harian orang dewasa sehat akan alfa-tokoferol berkisar 2,6-15,4 mg. Sedangkan beta-karoten sebanyak 4,5 mg/hari dan vitamin C dosis 500-2.000 mg/hari umumnya dianggap cukup memadai. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui konsumsi harian buah dan sayuran, serta konsumsi buah merah sebanyak 1-2 sendok makan per hari. Namun demikian, berhenti merokok adalah cara terbaik mencegah penyakit akibat radikal bebas itu. (Dr Ir M. Ahkam Subroto, M.App.Sc., peneliti utama LIPI Cibinong Science Center)

17 October 2007

Jayapura : Melihat Sumber Titik Air bersih di Kota Jayapura

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 16 Oktober 2007)
2005 Intik Air Mampu Produksi Air Bersih 90 Liter/Detik, Sekarang Tinggal 30 Liter/DetikUntuk melihat sumber air bersih di Kampwolker, Cenderawasih Pos mencoba mengunjungi salah satu intik air yang sejak dulu mensuplai air bersih bagi masyarakat di Kota Jayapura. Bagaimana kondisinya?

Laporan : Kornelis Watkaat, Jayapura

Bagi sebagian masyarakat Kota Jayapura, Kampwolker ini sudah tidak asing. Sebab daerah ini adalah sumber air bersih bagi masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, akhir-akhir ini suplai atau debit air dari daerah itu mulai berkurang.Untuk melihat apa yang menyebabkan debit air itu berkurang, Cenderawasih Pos mengunjungi daerah itu, Senin (15/10). Dari pantauan Cenderawasih Pos, Kali/Sungai Kampwolker yang dulunya, (terakhir 2000) masih dialiri air meski musim kemarau, namun sekarang kali/sungai tersebut, sudah tidak ada air lagi. Sekitar 5 kilo meter dari rumah warga, baru mendapatkan dan air mengalir, tapi airnya sedikit. Di sisi kanan dan kiri kali itu, terdapat lahan kebun warga hingga mendekati bak penampungan. Salah seorang petugas PT PDAM Jayapura yang tidak mau namanya dikorankan, menjelaskan bahwa salah satu penyebab berkurangnya debit air di daerah itu, karena aktivitas warga di sekitar areal itu makin tinggi, misalnya pembukaan lahan kebun dan penebangan pohon secara liar(sembarangan).Dirinya membandingkan, pada tahun-tahun sebelumnya, hingga 2006, sumber air Kali/Sungai Kampwolker masih mampu mensuplai kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Jayapura sebanyak 30 liter/meter kubik, meski itu musim kemarau panjang. Tetapi untuk 2007 ini, debit air turun secara dratis yaitu, 20 liter/meter kubik.

Di tempat terpisah, Kepala Bapedalda Kota Jayapura, Drs Jan Hendrik Hamadi mengatakan, dalam 5 tahun terakhir ini, wilayah Kota Jayapura, kehilangan 42 intik air bersih. "Dari 50 mata (intik) air yang kita miliki, hanya 8 intik air saja yang masih berfungsi, sisanya, 42 intik air sudah tidak berfungsi lagi,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos baru-baru ini.Diterangkannya, intik-intik air yang selama ini sudah tidak berfungsi lagi itu antara lain di wilayah Entrop, Kotaraja, Abepura, Waena, Klofkamp dan daerah Dok IX. Tidak berfungsinya intik air itu disebabkan berkurangnya debit air itu sendiri. Yang mana penyebab utamanya adalah aktivitas masyarakat yang merusak kawasan konservasi dan cagar alam.Ia mencontohkan bahwa Kali Kamplwoker, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, yang dulunya yaitu pada 2000 ke bawah, masih terlihat air mengalir dengan deras sampai di Danau Sentani, maka sekarang sudah tidak terlihat air lagi mengalir, sebab air hujan terserap ke dalam tanah, air baru bisa mengalir ketika musim hujan.

Contoh lainnya, dari data PDAM Jayapura bahwa sejak 2005, intik air di wilayah pegunungan Entrop mampu memproduksi air sebanyak 90 liter/detik, namun terus mengalami penurunan hingga 2007 ini tinggal mencapai 30 liter/detik. Dikhawatirkan, jika persoalan itu tidak diperhatikan semua pihak, terutama masyarakat adat, maka sudah pasti dalam kurung lima tahun mendatang, Kota Jayapura mulai kekeringan. "Kondisi ini menggambarkan bahwa dalam kurung waktu yang singkat, masyarakat kota kehilangan air bersih sekian ribu liter. Di sinilah masalah air bersih sudah ada dalam ambang batas rawan," katanya. Sebab sesuai data yang ada pada pihaknya, ketersediaan air bersih untuk musim kemarau, yang dulunya bisa mencukupi 9 bulan lamanya, kini hanya mampu bertahan 6 bulan saja.Untuk mengantisipasi permasalahan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura harus bekerjasama dengan pihak adat dalam hal ini memberdayakan masyarakat adat itu sendiri, supaya menjaga kelestarian lingkungan alamnya. Artinya, tidak melalukan transaksi atas tanah yang dilarang itu," katanya.

Untuk penanganan masalah lingkungan secara umum di kota ini, tidak boleh dilakukan secara sepotong-sepotong, harus dilakukan secara sub sistem atau keseluruhan sistem dengan melibatkan semua pihak. Dan salah satu langkah yang tepat adalah setelah adanya kerjasama pemerintah kota dengan pihak adat, maka kebijakan selanjutnya harus ada penggandengan aturan adat dengan aturan resmi pemerintah yang dibakukan.Sehingga dalam penerapannya, hukum formal secara tertulis berlaku, tapi juga hukum adat baik secara tertulis maupun lisan juga tetap berlaku (dan di sini adat harus dijunjung tinggi). Ia percaya dengan penggambungan kedua produk hukum itu, ketaatan terhadap aturan makin tinggi oleh masyarakat, yang pada akhirnya lingkungan ini terselamatkan dari kerusakan."Masalah penurunan debit air bersih itu, umumnya aktivitas masyarakat yang tidak memperhatikan dampaknya. Salah satunya aktivitas kebun dan penebangan liar yang dilakukan masyarakat di wilayah DAS dan intik-intik air yang ada. Kami perkirakan dalam 5 tahun mendatang, Kota Jayapura kesulitan air bersih," imbuhnya.(*)

12 October 2007

Artikel : KAIMANA " The Lost Paradise …………"

"Memandang senja". Kan ku ingat selalu senja di kaimana,sepenggal bait yang menceritakan keindahan senja di kaimana yang melegenda. Keindahan senja di kaimana merupakan salah satu daya tarik bagi para pelancong untuk menyaksikannya. Foto : Adityo Setiawan / CI

We have a very simple life,
We are the nicest people you can ever meet.
We have the most spectacular views of nature that you will ever encounter….....


Oleh : Elisabeth L. Pasapan / CII Kaimana
Kutipan kata-kata tersebut di atas dapat ditemukan pada brosur yang diedarkan oleh Dinas Pendidikan,Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana (salah satu mitra CII Kaimana) dalam rangka mempromosikan Kaimana sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa dibalik kesederhanaan dan keramahan penduduknya, kabupaten baru dengan luas wilayah sebesar 18.500 km2 ini menyimpan potensi wisata laut dan darat yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia bahkan di dunia. Di halaman ke-dua dari brosur ini terdapat deretan obyek wisata yang ditawarkan oleh kota ‘senja’ ini, mulai dari obyek-obyek budaya seperti lukisan pada batu yang terdapat Teluk Triton dan sekitarnya, tempat-tempat bersejarah seperti benteng peninggalan Belanda di Lobo maupun pusat kerajaan Namatota di Namatota, kemudian Teluk Triton dengan site atau titik-titik selam dengan pemandangan bawah laut yang indah, tour ke danau Kamaka, juga ke pulau Venue yang terkenal dengan penyu-nya, sampai kepada festival perahu tradisional dan ritual tradisional Sasi Nggama yang dilaksanakan setiap tahun.


Dari beberapa diskusi yang dilakukan oleh CII Kaimana dengan Dinas Pendidikan,Kebudayaan dan Pariwisata dan juga dengan beberapa mitra terkait menyimpulkan bahwa ‘menjadikan Kaimana sebagai daerah tujuan wisata dunia’ adalah merupakan ‘impian bersama’ yang sedang diupayakan realisasinya dalam waktu-waktu mendatang. Dalam kesempatan lain, yaitu pada pertemuan dengan kepala kampung dari beberapa desa di wilayah Triton yang dilakukan oleh CII Kaimana pada awal juli 2007 lalu, pembicaraan mengenai ‘pariwisata’ ini juga menjadi salah satu topik yang menarik, apalagi dengan adanya rencana CII membantu pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan di wilayah Triton dan sekitarnya. Beberapa dari peserta pertemuan menunjukkan ketertarikannya dengan menanyakan sampai sejauh mana langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah maupun CII sendiri dalam mempersiapkan hal ini. “Kapan kampung-kampung di Kaimana ini bisa maju, mungkin nanti kalau pariwisata sudah masuk ya….”demikian harapan yang dilontarkan oleh salah seorang warga kampung Namatota dalam diskusi ringan dengan penulis awal Agustus lalu. Dari hal-hal tersebut diatas terlihat bahwa masyarakat pun menaruh harapan yang besar pada aspek pariwisata yang dikatakan dapat membantu meningkatkan taraf hidup mereka.

Namun, kalau kita mau jujur, menjadikan Kaimana sebagai daerah tujuan wisata bertaraf internasional tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang harus dipersiapkan, banyak yang perlu dibenahi dan bukan tidak mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Mengutip apa yang dikatakan oleh bapak Matias Mairuma—wakil bupati kabupaten Kaimana dalam pembukaan ‘pelatihan menyelam’ (dive training) di Kaimana Beach Hotel yang diadakan oleh Dinas Pendidikan,Kebudayaan dan Pariwisata Agustus lalu: “kalau kita mau mempersiapkan Kaimana untuk menjadi daerah tujuan wisata, kita mesti berpikir tentang infrastruktur. Banyak turis yang mungkin tidak suka tinggal di Kaimana beach hotel, tetapi di resort-resort yang dibangun di tepi pantai sekitar Triton. Kemudian juga mungkin transportasi, baik darat, laut maupun udara. Kita perlu menyiapkan speed boat sebagai sarana transportasi dari kota Kaimana ke Triton; Kemudian juga, harus ada sesuatu yang khas yang bisa ditawarkan oleh masyarakat di kampung, mungkin tari-tarian tradisional atau apapun bentuknya; kita juga mesti mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi dengan berdatangaannya turis-turis asing; dan, yang tidak kalah pentingnya adalah kita harus duduk sama-sama untuk memikirkan mau dikelola seperti apa, bagaimana regulasinya, sehingga bermanfaat dan masyarakat dapat terlibat secara aktif di dalamnya”.

Memang jika kita pikirkan dengan matang, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam membangun kepariwisataan. Bicara pariwisata berarti bicara tentang kesiapan infrastruktur, transportasi dan juga keindahan (alam dan budaya) yang akan ditawarkan. Melihat fenomena kepariwisataan di Indonesia secara umum, negara kita ini memang menawarkan pesona alam dan keunikan budaya dan masyarakatnya yang luar biasa. Hanya saja dalam pengelolaan kepariwisataan ini begitu sering kita terbentur pada sarana prasarana yang tidak memadai.

Kita coba melihat apa yang terjadi di tempat lain di dunia. Hawaii misalnya. Negara bagian Amerika Serikat yang ke-50 ini sangat terkenal di dunia sebagai tujuan wisata internasional. Bisa dikatakan bahwa income atau pendapatan negara bagian ini sebagian besar disumbangkan oleh pariwisata. Paling tidak kita pernah mendengar ‘pantai Waikiki’ atau tarian Hula. Wisata laut memang merupakan ‘primadona’ yang ditawarkan oleh negara bagian Amerika yang ke-50 ini, selain atraksi budaya tentunya. Setiap hari selalu ada turis yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk berselancar, melihat upacara-upacara tradisional, mengunjungi sacred places (tempat-tempat keramat), atau hanya sekedar berenang dan berjemur di pantai yang berpasir putih. Namun sesungguhnya, menurut pengamatan saya, Indonesia, bahkan Papua secara khusus, memiliki pantai yang tidak kalah menarik dengan yang ada di Hawaii. Demikian juga dengan potensi lautnya. Saya teringat pengalaman saya saat melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Honolulu. Seorang sahabat saya yang berkebangsaan Amerika sempat dengan begitu antusias bercerita tentang keindahan bawah laut Hawaii. Namun setelah sahabat saya ini menginjakkan kakinya di kepulauan Raja Ampat dan melihat sendiri keindahan bawah lautnya, ia berkata bahwa ia merasa malu. Keindahan bawah laut yang dimiliki oleh Hawaii sebenarnya kalah jauh dengan yang ia temukan di Raja Ampat. “Luar biasa…Hawaii benar-benar tidak ada apa-apanya…” ujarnya dengan penuh kekaguman.

Kita boleh berbangga dengan potensi-potensi wisata yang kita miliki, tetapi dalam pengelolaan, harus lebih serius, perlu perencanaan dan strategi yang matang. Kemudian juga harus ada dukungan penuh dari masyarakatnya. Mulai dari yang sederhana, pengaturan pembuangan sampah misalnya. Menurut pengamatan saya, satu hal yang menarik dari Hawaii adalah ‘kebersihan’nya. Saya hampir tidak pernah melihat ada orang yang membuang sampah ke pantai, apalagi ke laut. Memang biasanya ada petugas yang membersihkan taman-taman di dekat pantai, tapi masyarakatnya juga punya kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan. Mereka tahu dimana harus membuang sampah. Di tempat-tempat piknik biasanya sudah ada tempat-tempat sampah yang disediakan, tapi tidak jarang keluarga-keluarga atau kelompok-kelompok yang sedang berpiknik juga membawa kantong sampah sendiri untuk mengumpulkan sampah-sampah mereka, tidak dibiarkan bertebaran begitu saja. Pantai-pantainya terpelihara dengan baik sekali sehingga tidak heran para turis itu bersedia mengeluarkan biaya yang tidak sedikit datang ke tempat ini hanya untuk menikmati keindahan pantai-pantai tersebut. Mungkin tidak ada salahnya kita bercermin dari hal ini, bahwa pengelolaan ‘kepariwisataan’ tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan yang penuh dari masyarakat setempat.

Kita kembali ke Kaimana. Kabupaten ini, khususnya perairan Teluk Triton dan Selat Iris memiliki potensi wisata laut yang luar biasa, tapi bukan berarti hanya dengan bermodalkan potensi ini saja kita bisa membuat Kaimana menjadi daerah tujuan wisata dunia. Banyak yang perlu dibenahi, seperti yang diungkapkan oleh pak Wakil Bupati. Mungkin sarana transportasi udara perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk memudahkan mobilitas masuk dan keluar Kaimana yang selama ini agak terasa sulit. Kita juga perlu akomodasi, mungkin melalui pihak swasta yang mau menanamkan investasi dengan membangun resort atau pengadaan taxi laut (speedboat atau longboat). Selain keindahan alamnya, mungkin perlu juga ada atraksi-atraksi budaya yang menampilkan keunikan masyarakatnya, atau juga souvenir-souvenir atau tanda mata buatan masyarakat lokal yang khas daerah ini. Kemudian juga perlu ada media yang mempromosikan potensi wisata Laut Kaimana ini secara luas, bukan hanya di Kaimana atau di Papua saja, tapi ke tingkat nasional maupun internasional. Namun yang tidak kalah penting adalah ‘peraturan’ yang melandasi kegiatan kepariwisataan ini baik tingkat kabupaten maupun tingkat desa atau kampung. Di sinilah semua pihak yang terkait bisa duduk sama-sama dan membicarakan mengenai hal ini. Mau diatur atau dikelola seperti apakah kepariwisataan di Kaimana, siapa melakukan apa, siapa yang bertanggungjawab untuk mengatur, bagaimana perijinan untuk turis yang keluar masuk Kaimana, sistim retribusi seperti apa yang akan diterapkan, dan sebagainya. Kemudian, sosialisasi tentang peraturan daerah atau peraturan-peraturan lain yang terkait dengan kepariwisataan juga perlu dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas. Semua itu harus diatur dengan baik, sehingga manfaat ekonomi yang dihasilkan dari aspek pariwisata ini bisa dirasakan secara luas, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat lokal. Selain itu juga untuk menghindari dampak-dampak negatif yang potensial dihasilkan oleh pengembangan kepariwisataan ini.

Satu hal yang menjadi catatan bahwa kesadaran masyarakat untuk ‘menjaga’ dan ‘memelihara’ potensi-potensi wisata tersebut juga mempunyai arti yang sangat besar dalam pengembangan kepariwisataan ini. Kalau yang akan dikembangkan adalah pariwisata laut, maka sumber daya alam lautnya perlu dijaga dan dikelola dengan baik. Di Teluk Triton misalnya. Wilayah perairan ini menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa dengan jenis-jenis ikan dan karang yang beragam. Beberapa jenis ikan karang bahkan unik dan endemik Kaimana. Keunikan inilah yang akan menjadi daya tarik dari kepariwisataan. Namun apabila lautnya dirusak dengan penggunaan bom, potas dan sebagainya sehingga suatu saat ikan-ikan dan karang ini tidak ada lagi, apalagi yang bisa kita tawarkan ke turis-turis? Keindahan bawah laut Triton mungkin akan tinggal kenangan atau hanya akan menjadi legenda. Itulah sebabnya dikatakan bahwa sebenarnya upaya-upaya konservasi atau perlindungan itu erat hubungannya dengan kepariwisataan. Saat kita berkata pada dunia luar bahwa di Kaimana ada wilayah laut yang dilindungi karena memiliki jenis-jenis ikan yang unik bahkan ada yang hanya bisa ditemukan di Kaimana, maka orang luar tentunya akan tertarik untuk datang dan melihat seperti apakah jenis ikan tersebut. Hal-hal seperti inilah yang justru bisa menjadi daya jual bagi kepariwisataan kita.


Apakah Kaimana benar-benar akan menjadi ‘daerah tujuan wisata dunia?’ Jawabannya tergantung pada upaya dan kesadaran kita bersama. Inilah yang menjadi ‘PR’ bagi pemerintah, masyarakat dan tidak ketinggalan juga bagi CII. Walaupun kami (CII) bukanlah agen pariwisata, tetapi kami akan berusaha seoptimal mungkin dengan apa yang kami punya untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat lokal untuk mengembangkan kepariwisataan di Kaimana, khususnya di Teluk Triton. Mari bekerjasama untuk mewujudkan ‘impian’ kita ini. Sukses untuk Kaimana!!!!

11 October 2007

Sarmi : Bupati Sarmi Minta CII Program Mamberamo Tingkatkan Kegiatan Di Mamberamo Hulu

Bupati Sarmi, Drs. Eduard Fonataba, MM meminta CII Program Mamberamo tetap meningkatkan program konservasi dan pendampingan masyarakat dalam kerangka kesejahteraan di Mamberamo Hulu Atas, pernyataan ini ia sampaikan ketika menerima staf CII Program Mamberamo, yaitu Tommy Wakum, Joseph Watofa dan Abdul Muthalib, ketika bertetap muka bersama Bupati di ruang kerjanya, Kantor Bupati Sarmi, Kota Baru Petam, Sarmi, Kamis 4 Oktober 2007 lalu.

Kata Bupati Fonataba, ia telah menjelaskan komitmen Pemda Sarmi untuk tetap menjamin keberlanjutan program pemerintahan dari Pemda Sarmi di bagian Mamberamo Hulu, khususnya distrik Mamberamo Hulu, dan Distrik Mamberamo Roffaer, komintment ini ditegaskannya kepala pelaksana karateker Kabupaten Mamberamo Raya beberapa waktu ketika dilantik oleh Mendagri di Jakarta.

Sebagaimana biasanya dalam menjaga hubungan CII Program Mamberamo dan Pemda Sarmi, kunjungan kali ini dimaksudkan guna melapor kemajuan kerja CII Program Mamberamo di Mamberamo Hulu, dua kampung, yaitu Papasena I dan Papasena II serta kegiatan di kampung Kwerba, Mamberamo Tengah.

Peningkatan program kerjasama antara CI dan anggota masyarakat yang dilaporkan antara lain:
1. Pelatihan ketrampilan pembuatan dendeng dari daging buaya, abon ikan untuk industri rumah tangga, yang telah dilakukan bulan Mei 2007, dan telah ada kelompok kerja di Papasena I dan II, serta Kwerba.

2.Hasil survey perencanaan pilihan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan, yang salah satu pilihan kegiatannya, yaitu pelatihan pembuatan dendeng daging buaya dan abon ikan;

3.Kemajuan kerja CI progran di Papasena II, yaitu dibangunnya satu rumah sebagai Pos Konservasi;

4. Pelaksanaan pemetaan partisipatif dengan metode multidisplinary landscape Assessment (MLA), yang menghasilkan peta persebaran tempat mencari/mata pencaharian hidup masyarakat dan zonasi SDA; hasil terakhir dilakukan di bulan November-Desember 2007 di Kai Mamberamo Roffaer, serta

5. Uji coba pelaksanaan beasiswa bagi pelajar dan Mahasiswa Mamberamo, dimana uji coba ini telah membiayai 2 orang Mahasiswa, 9 pelajar SMA, dan 15 pelajar SMP.


Pada kesempatan audiensi bersama Bupati Sarmi ini, tim CII Program Mamberamo meminta dan mengusulkan kepada Pemda Sarmi mengenai alokasi anggaran ekonomi rakyat, agar dana yang direncanakan dapat mendorong kelompok usaha industri rumah tangga yang telah dilatih CI, guna didorong melalui dana kelompok, guna peningkatan pemasaran.

Juga kepada Bupati disampaikan rencana pelaksanaan MLA di Dabra, atas usulan anggota masyarakat adat melalui program perlindungan hutan dan pengamanan hasil hutan yang merupakan program dinas kehutanan kabupaten Sarmi. Bupati menyanggupi dukungan ini, melalui akan meminta Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sarmi guna merealisir apa yang menjadi peran pemerintah, serta komitmen Bupati atas rencana UNDP, guna menfasilitasi proses perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam rakyat melalui konsep yang sedang dikembangkan CI, yaitu kesepakatan konservasi oleh rakyat atau Community Conservation Agreement (CCA), yang kerangka dasarnya bertolak dari hasil MLA, serta sedang dalam proses dialog bersama masyarakat Papasena I, Papasena II serta Kwerba, guna terbangunnya konsep CCA itu. Bupati Eduard Fonataba, juga menyambut baik rencana perluasan program CI bersama masyarakat ke kampung Kai Mamberamo Roffaer.

Akhir percakapan bersama Bupati, ada salah satu pertanyaan dari Bupati bahwa darimana CI mendapatkan dana guna melaksanakan program konservasi bersama masyarakat ?. Maka jawaban kami CI harus juga mencari uang sendiri guna pembiayaan program, menjaga hubungan kerja dengan siapapun, termasuk pihak pemerintah, itulah nilai CI, oleh sebabnya laporan kemajuan kerja bersama masyarakat harus terus ditingkatkan penyebaran informasinya, ini nilai prinsip kerja CI secara global, termasuk CI Indonesia - Program Mamberamo. (taw)

Supiori : Kembangkan Ternak Sapi, Pemkab Bantu Bibit

(www.cenderawasihpos.com, Rabu 10 Oktober 2007)
SUPIORI- Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan, Ir.Dance Rumainum mengatakan melihat kondisi dan potensi daerah, pengembangan sektor peternakan di Supiori akan diarahkan untuk pengembangan ternak sapi dan babi. Disamping itu pengembangan ternak lainnya seperti unggas menurutnya tetap menjadi perhatian.Untuk pengembangan ternak sapi di wilayah Kabupaten Supiori menurut Dance pemerintah daerah telah menyiapkan bibit ternak sebanyak 30 ekor yang akan disebarkan kepada kelompok-kelompok peternak yang ada di Supiori. Bibit yang akan didatangkan tersebut menurutnya diharapkan merupakan bibit lokal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di Supiori."Untuk sapi sebanyak 30 ekor ini akan kami sebarkan di beberapa kampung yang ada di Distrik Supiori Timur diantaranya, Masram dan Duber yang memang kami siapkan untuk menjadi sentra pengembangan ternak sapi di Supiori. Sebab daerah tersebut dari hasil survey yang kami lakukan sangat cocok untuk pengembangan ternak sapi,"terangnya.

Selain memberikan bantuan ternak sapi, Pemkab Supiori juga menurut Dance Rumainum juga menyiapkan bantuan bibit babi sebanyak 60 ekor. Untuk bibit babi ini menurut Dance akan disebarkan ke seluruh kampung-kampung yang ada di kabupaten Supiori. Dalam pengembangan ternak sapi dan babi, bantuan bibit yang diberikan kepada para peternak merupakan bantuan bergulir dengan system kontrak. Sehingga dari haisl pengembangan yang dilakukan oleh para peternak dapat disalurkan lagi kepada peternak yang alin.Dalam melakukan pengembangan ternak, selain memberikan bantuan bibit, Dance mengatakan pendampingan serta penyuluhan kepada para peternak juga diberikan. Dengan adanya pendampingan dan penyuluhan dari petugas diharapkan kualitas ternak khususnya menyangkut kesehatannya dapat tetap terjaga.(nat)

Sentani : Budidaya Ikan Dukung Ekonomi Keluarga

(www.cenderawasihpos.com, Rabu 10 Oktober 2007)
SENTANI-Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Astiler Mangaraja mengatakan budidaya ikan air tawar di pinggiran Danau Sentani sangatlah memiliki potensi untuk mendukung perekenomian rakyat khususnya bagi mereka yang tinggal di pesisir. Untuk itu dirinya meminta kepada para nelayan ataupun petani ikan agar bisa memanfaatakan lahan (danau) yang telah ada untuk dijadikan tempat usaha.Hal ini diungkapkan Astiler Mangaraja disela-sela kegiatan penyerahan ribuan bibit ikan nila dan mujair serta pertemuan dengan para petani ikan di Kampung Ifale Distrik Sentani Tengah Selasa (9/10).

Menurutnya selama ini masyarakat seakan kurang memanfaatkan apa yang sudah disediakan sekalipun materi bentuk percontohan telah disampaikan namun karena managemen yang kurang bagus akhirnya banyak petani ikan yang hanya jalan ditempat dalam menjalankan usahanya.Dicontohkan jika setelah hasil panen dijual, petani kembali bingung dengan bagaimana mengisi kembali keramba ikannya.”Untuk itu perlu managemen yang berkesi nambungan agar usaha tetap bisa berputar disamping itu kami minta ada anggaran yang disisihkan setelah panen jangan langsung dihabiskan,” paparnya.

Sekedar diketahui dinas kelautan dan perikanan Provinsi dibantu dengan dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Jayapura telah mengakomodir beberapa daerah binaan seperti di Desa Kwadeware, Puay, Yokiwa, Assei Besar, Nolokla, Hobong, Ifael, Sosiri, Yakonde dan beberapa desa lainnya dimana diharapkan kedepan daerah pesisir bisa menyediakan pasokan ikan yang dibutuhkan bahkan menjadi lokasi suplai untuk daerah lain.(ade)

10 October 2007

Foto : Namatota, Keindahan Pasir Putih di Kaimana

Foto : Adityo Setiawan / CI


“Namatota”. Keindahan pasir putih di kampung Namatota, didaerah Kaimana merupakan salah satu objek wisata yang cukup menjanjikan. Kampung yang mayoritas penduduknya mencari penghidupan di laut di sebagai nelayan memiliki tradisi yang merupakan salah satu kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut.

07 October 2007

Puncak Jaya : PLTA Berkapasitas 225 KVA Segera Dibangun, Didanai Pemprov Papua Sebesar Rp 11 Miliar

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 6 Oktober 2007)
PUNCAK JAYA- Kesulitan penerangan listrik di Mulia, Ibu Kota kabupatan Puncak Jaya, bakal segera teratasi. Kota Mulia akan terang. Pasalnya, dalam waktu tidak terlalu lama lagi, akan segera dibangun PLTA berkapasitas 225 KVA. Kehadiran PLTA ini, diharapkan mampu menerangi kantor-kantor dan rumah-rumah di Kota Baru Mulia itu. Proyek PLTA ini akan membutuhkan dana sebesar Rp 11 miliar yang bersumber dari bantuan Pemerintah Provinsi Papua. Hal tersebut terungkap dalam presentasi pembangunan PLTA oleh PT. Bumi Cipta Alam Selaras sebagai pelaksana pekerjaan di depan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Puncak Jaya Drs. Nurhasan mewakili Bupati, baru-baru ini.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Puncak Jaya dalam pengarahannya mewakili Bupati Puncak Jaya mengatakan, bahwa presentasi itu dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana proyek pembangunan PLTA itu kelak dapat menerangi kota Mulia. Dikatakan, pembangunan PLTA ini masuk dalam program 100 hari kerja, sehingga diminta kepada pihak pelaksana pekerjaan untuk memacu pekerjaan itu sehingga dalam waktu tidak terlalu lama listrik bisa menyala dan Mulia jadi terang. Pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan kelengkapan kerja oleh PT. Bumi Cipta Alam Selaras kepada Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Puncak Jaya sebagai tanda kesiapan dimulainnya pelaksanaan pembangunan PLTA. Pimpinan Proyek pembangunana PLTA, Hamza Muin yang ditunjuk oleh PT. Bumi Cipta Alam Selaras pada kesempatan itu menjelaskan bahwa teknologi PLTA semacam itu sebenarnya sudah umum dan sudah banyak diterapkan di beberapa daerah. Antara lain diwilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan NTT.

Dikatakan, sebelumnya sudah dilakukan survey dan ternyata di Mulia cukup berpotensi. " Ada beberapa titik yang debit airnya cukup potensial untuk membangun teknologi kelistrikan tersebut", ujar Muin.Untuk tahun 2007 sesuai dana yang tersedia akan membangun PLTA Mulia dengan model turbin cross flow dengan kapasitas 225 KVA dan dalam waktu 3 tahun kedepan dapat dibangun hingga 500 KVA sesuai dukungan dana dari Pemerintah.(jk)

Jayapura : KM Cinta 12 Menangkan Praperadilan, Dirpolair: Kami Hargai Keputusan Hakim, Namun Pokok Perkaranya Tetap Jalan

(www.cenderawasihpos.com, 6 Oktober 2007)
JAYAPURA-Sidang pra peradilan terhadap Polair Polda Papua di Pengadilan Negeri (PN) Jayapura, Jumat (5/10), berakhir ricuh, di mana sejumlah anggota Polair yang mengikuti persidangan tidak terima atas putusan hakim yang memutuskan bahwa penangkapan terhadap KM Buena Seurte Jumanes (KM Cinta 12), tidak sah dan cacat demi hokum. Dari pantauan Cenderawasih Pos, tanda-tanda persidangan mulai memanas ketika hakim mengetuk palu pertanda sidang ditutup, pihak panasehat hokum termohon (Polair) langsung keluar dari persidangan, aksi tersebut membuat anggota yang lain semakin emosi dan serentak berteriak di dalam ruang sidang, bahkan salah seorang anggota Polair yang menendang pintu sidang dan sempat memecahkan helmnnya, namun aksi tersebut tidak berlansung lama, sebab mereka akhirnya ditenangkan oleh para penasehat hukumnya.

Hakim tunggal Pengadilan Negeri (PN) Jayapura, Majedi Hendi Siswara,SH memutuskan bahwa proses penangkapan terhadap KM Buena Seurte Jumanes (KM Cinta 12), dan Nakoda Sumitro M, adalah tidak sah dan cacat demi hukum,dia memerintahkan pihak termohon Polair Polda Papua untuk mengembalikan kapal dan semua peralatan dan isinya kepada pemilik kapal Wilian selaku pemohon II, dan Sumitro M selaku pemohon I yang juga sebagai Nakoda Kapal KM Cinta 12."Kami tidak terima dengan putusan hakim, sebab kami yang capek di laut, sementara hakim enak saja memutuskan perkara, jika proses ini terus berlansung saya yakin semua ikan di perairan Indonesia akan habis dibawa oleh negara lain,"kata AKP Piet Yan Karel Pariaribo dengan nada emosi.Terkait dengan putusan tersebut, pihak Pol air melalui salah satu Penasehat Hukumnnya AKBP, Cris R, mengatakan pihaknya berencana akan mendaftarkan perkara pokok yang baru mengenai KM Buena Seurte Jumanes (KM Cinta 12) ke Pengadilan negeri (PN) Jayapura, sayangnya ketika ditanyai oleh wartawan apa isi dari perkara tersebut, dirinya enggan berkomentar.Sementara itu, Direktur Polair Polda Papua Kombes Pol Thomas A. Ombeng saat dimintai komentarnya tentang kekalahan pihaknya dalam kasus praperadilan di Pengadilan Negeri Jayapura, Jumat (5/10) kemarin, menyatakan bahwa pihaknya menghormati apa yang diputuskan oleh hakim."Kami hormati putusan pengadilan dan akan kami jadikan bahan evaluasi ke depan," tuturnya.Meski kalah dalam praperadilan, namun pokok perkaranya tetap jalan. Pihaknya tetap memproses pokok perkaranya, karena dalam hal ini bukan hanya pelanggaran yang terjadi, tetapi juga ada kejahatannya. "Dalam berkas penyidikan, unsur-unsur pidananya sudah terpenuhi, mungkin masih kurang dalam hal administrasinya, sehingga harus dibenahi," ujarnya.

Dirpolair mencontohkan, terkait soal penangkapan, Polair mengenal atau biasa menggunakan surat perintah Ad Hok. "Tetapi dalam hal penangkapan ini, hakim tidak terima, sehingga kedepannya kami akan memakai Surat Perintah Membawa. Sebetulnya substansinya sama, tetapi istilahnya yang berbeda, karena itu ke depan kami akan merubah hal itu," katanya.Saat ditanya apakah dengan kalahnya Polair dalam praperadilan ini merupakan preseden buruk dalam hal penegakan hukum, pihaknya menyatakan, ini bukan merupakan preseden buruk, tetapi menjadi bahan evaluasi agar ke depan lebih baik. "Kejadian ini tidak akan menyurutkan semangat kami untuk menegakkan hukum berbagai kasus pelanggaran yang terjadi di laut," tegasnya.Dikatakan, adanya image bahwa kapal itu dilepas oleh polisi kemudian ditangkap lagi adalah hal yang tidak benar. "Kapal itu kami tangkap setelah adanya eksekusi, jadi tidak benar jika dikatakan kami yang melepas kemudian kami tangkap lagi. Menurut versi kami, kami sudah benar dalam bertindak, tetapi hasil sidang, kami tidak dibenarkan," tuturnya.Jika alasannya untuk coba mesin, lanjutnya, mengapa dilakukan pada malam hari. "Mengapa juga tidak didampingi petugas dari Adpel (Administrator Pelabuhan), padahal kalau coba mesin, mestinya didampingi petugas Adpel," sambungnya.Kemudian saat disinggung soal adanya ribut-ribut yang dilakukan oleh anggotanya, Dirpolair menyatakan, tidak ada ribut-ribut dalam persidangan. "Jika beri komentar tentang hasil sidang itu wajar, namun bukan buat keributan seperti pukul meja dan sebagainya,"tandasnya. (cak/fud)