(www.cenderawasihpos.com, 25-08-2008)
Harus Ada Tindakan Penyelamatan, Semua Pihak Harus Terlibat!
Terumbu Karang tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi kehidupan laut, namun juga memberikan kehidupan bagi ekosistem di bumi secara luas, termasuk manusia sendiri. Lalu bagaimana kondisi terumbu karang saat ini?
FIKTOR PALEMBANGAN, Biak
KEANEKARAGAMAN kekayaan sumber daya pesisir dan laut di Papua umumnya, termasuk di Kabupaten Biak Numfor masih cukup menjanjikan. Salah satu diantaranya adalah keindahan terumbu karang. Di Papua, terumbu karang yang dikenal cukup indah salah satunya terdapat di Kepulauan Padaido Kabupaten Biak Numfor dan Kepulauan Insum Babi Kabupaten Supiori.
Terumbu karang tak hanya memberikan konstribsi dan dukungan besar bagi kehidupan di laut, namun dapat memberikan dukungan yang besar bagi kehidupan bagi ekosistem di bumi secara luas. Tak terkecuali adalah kehidupan manusia secara langsung.
Bagaimana tidak, Terumbu karang juga berperan sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat, terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai habitat, kelangsungan hidup sebagai tempat mencari makan, tempat asuhan dan tumbuh besar, serta tempat pemijahan dari berbagai biota laut.
“Yang pasti Terumbu Karang memiliki nilai ekonomis cukup besar untuk berbagai kehidupan, sehingga perlu menjadi perhatian semua pihak,” ujar Koordinator Publik Awarnes (PA) Coremap II Biak, Turbey O Dangeubun, S.Pi, M.Si kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Kalau dilihat dari sisi ekonomi wilayah laut yang memiliki terumbu karang yang cukup banyak dan indah tentunya memiliki potensi wisata. Tak hanya itu juga dapat sebagai penaham ombak dan sejumlah fungsi lainnya termasuk sebagai tempat kehidupan bagi ekosistem yang ada disekitarnya. . Nilai keindahan itu mencakup nilai ekonomis dan ekologis yang cukup tinggi.
Hanya saja, potensi sumber daya alam (SDA) laut itu mulai terusik dengan berbagai kegiatan yang tidak memperhatikan kelestarian lingukungan. Untuk itu, diperlukan suatu upaya-upaya pelestarian yang terprogram dan dilakukan secara berkesinambungan, serta semua pihak harus terlibat. Termasuk upaya rehebilitasi dan pelestarian secara berkelanjutan perlu menjadi perhatian serius.
“ Upaya-upaya perlindungan, rehabilitasi dan pengelolaan Terumbu Karang secara berkelanjutan harus menjadi perhatian semua pihak. Ini sangat penting sebagai bentuk penyelamatan terumbu karang dan sumber daya alam laut lainnya yang sudah mulai rusak,” paparnya.
Dikatakan, jika tidak ada keseriusan dalam penanganan dan pencegahan lebih jauh tentang terhadap kerusakan yang sudah mulai terjadi akibat aktivitas manusia dan faktor lainnya kondisi Terumbu Karang akan makin rusak parah. Oleh karena itu, dia menilai tindakan-tindakan pelestarian dan rehabilitasi secara terprogram harus dilakukan. “ Hal ini telah menjadi perhatian Coremap II Biak dengan menggalang semua pihak, khususnya lagi masyarakat di wilayah pesisir. Nah, masalah pelestarian dan rehabilitasi ini perlu kesadaran dengan keterlibatan semua pihak,” tandasnya.
Tak hanya itu, seperrti yang diuraikan diatas keindahan yang dimiliki terumbu karang dapat dijadikan sebagai daerah pariwisata dan rekreasi menarik. Misalnya saja di wilayah Kepulauan Padaedo yang telah ditatapkan sebagai kawasan wisata oleh Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dan Provinsi Papua.
Mengacu pada nilai ekonomis dan ekologis tersebut, lanjutnya, maka ekosistem terumbu karang sebagai ekosistem produktif di wilayah pesisir dan laut sudah selayaknya dipertahankan keberadaannya. “ Yang idak kalah penting lagi, nilai ekonomis terumbu karang yang menonjol adalah sebagai tempat penangkapan biota laut komsumsi dan berbagai ikan hias, bahan konstruksi dan hiasan dan bahan baku farmasi. Nah, hal-hal ini yang harus diwariskan ke kegerasi berikut,” kata Dageubun.
“Sangat disayangkan berbagai nilai ekonomis dan ekologis terumbu karang yang potensial ini mulai terdegradasi dan rusak. Berbagai upaya telah kami lakukan di Coremap II, namun memang masih perlu didukung oleh semua pihak,” sambungnya.
Dikatakan, salah satu contoh kerusakan terumbu karang sudah terlihat parah dapat dilihat dari rusaknya sepanjang pesisir wilayah di Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya. Dimana, kata Onny panggilan akrabnya, saat Terumbu Karang belum terusik di Padaido, maka sepanjang Biak Timur dan sekitarnya belum ditalud. “ Bayangkan saja berapa anggaran yang dihabiskan akibat taluf dibuat di sepanjang Pantai Biak Timur, tentunya meliaran rupiah. Saat terumbu karang masih bagus ombak tidak terhempas sampai ke daratan, ini salah satu contoh. Belum lagi soal berara juta bahkan meliar ikan yang hilang,” pungkasnya. (bersambung)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP