(www.kompas.com, 12-01-2009)
MEDAN, SENIN - Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di wilayah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam hanya tinggal jejaknya saja. Peneliti hanya mampu memetakan enam kawasan di Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL. Ancaman punahnya mamalia langka ini ada di depan mata.
"Kami masih terus memetakan habitat badak di Sumatera Utara dan Aceh. Sementara ini kami belum menemukan satupun badak di wilayah ini," kata Ketua Pengurus Yayasan Badak Indonesia (Yabi) Widodo Ramono, Senin (12/1) di Medan dalam lokakarnya Pemetaan Peran Pemerintah Daerah dan LSM dalam Konservasi Badak di Wilayah Sumbagut.
Widodo mengatakan belum ada data mutakhir tentang jumlah badak sumatera di Sumut dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Padahal sebelumnya di wilayah Sumut dan NAD tepatnya di TNGL jumlah badak sebanyak 60-120 ekor. "Peneliti hanya menemukan jejak berupa kubangan dan tapak kaki badak," katanya.
Data keberadaan badak sumatera terakhir di dunia ada 200 sampai 275 ekor saja. Konsentrasi badak itu ada di Indonesia sebanyak 135-185 ekor. Selebihnya tersebar di Malaysia dan Thailand. Yabi mencatat ada penurunan jumlah b adak sumatera secara tajam di Taman Nasional Kerinci Seblat yang masuk wilayah Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan.
"Bahkan data terakhir di tempat ini tidak ada lagi badak," katanya. Sebelumnya di TNKS pada 1983 terdapat 130-250 ekor badak sumatera. Pada 2001, jumlahnya menurun tajam menjadi lima sampai tujuh ekor saja. Dia mengkhawatirkan hewan ini akan punah dalam waktu dekat.
Andy Riza Hidayat
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP